• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uraian kelayakan pembuatan nata de pina meliputi kelayakan secara ekonomi dan kelayakan sisa pembuatan nata de pina terhadap Baku Mutu Limbah Industri Makanan.

A. Kelayakan Secara Ekonomi Pembuatan Nata de Pina

Budidaya nata de pina dengan skala berapapun dapat memberikan keuntungan pada pengushanya. Untuk memastikan besarnya keuntungan yang dapat diperoleh dari usaha pembuatan nata de pina dilakukan analisis ekonomi. Dengan analisis ekonomi gambaran keuntungan dapat diketahui sebelum usaha nata de pina dilakukan. Analisis ekonomi dihitung berdasarkan kapasitas unit produksi setiap masa panen untuk skala rumah tangga dengan kapasitas 100 liter bahan baku Limbah Cair Nanas. Aspek yang dihitung adalah investasi, biaya variabel tiap bulan dengan asumsi setiap bulan panen 2 kali, biaya tetap tiap bulan, hasil produksi, perhitungan hasil usaha tiap bulan, perhitungan Titik Impas (Break Even Point/BEP), dan perbandingan Biaya dan Manfaat (Benefit Cost Rasio).

1. Investasi

Tabel 6.1. Investasi Pembuatan Nata de Pina dengan Limbah Cair Nanas (LCN)

NO. KOMPONEN JUMLAH HARGA SATUAN Rp) TOTAL BIAYA (Rp) Nampan plastik 100 bh 2.000 200.000 Kompor dan tabung gas 1 bh 200.000 200.000 Jerigen besar 4 bh 15.000 60.000

Gayung 1 bh 5.000 5.000

Kertas Koran 1 kg 4.000 4.000 Tali karet 0.25 kg 2.000 2.000 Starter 16 botol 15.000 240.000 Panci besar (20 liter) 5 buah 25.000 125.000 Botol starter 20 buah 5.000 100.000

Total investasi 936.000

2. Biaya variabel tiap bulan dengan asumsi setiap bulan panen 2 kali

Tabel 6.2 Biaya Variabel Pembuatan Nata de Pina dengan Limbah Cair Nanas (LCN)

NO. KOMPONEN JUMLAH HARGA SATUAN (Rp) TOTAL BIAYA (Rp) Gas 3 kg 2 13.000 26.000 Plastik bungkus (30x48 cm) 1 kg 12.500 12.500 Gula pasir 20 kg 10.500 210.000 Sirup 20 botol 9.000 180.000 Nanas 20 buah 2.000 40.000 Pengepakan 100 bungkus 500 50.000 Pengangkutan LCN 4 jerigen 5.000 20.000 Total biaya tetap tiap bulan 538.500

3. Biaya Tetap tiap bulan

Tabel 6.3. Biaya Tetap tiap Bulan Pembuatan Nata de Pina dengan Limbah Cair Nanas (LCN)

NO. KOMPONEN JUMLAH HARGA SATUAN (Rp) TOTAL BIAYA (Rp) Penyusuatan (Regenerasi biakan) 5 15.000 75.000 Biaya adminsitrasi 5% x biaya variabel - - 26.925 Gula pasir 20 kg 10.500 101.925 4. Hasil Produksi Asumsi:

a. Panen nata rata-rata 150 bungkus kemasan b. Harga jual per bungkus Rp. 10.000,00

Penerimaan tiap bulan: 150 x Rp. 10.000,00 x 2 = Rp.3.000.000,00

5. Perhitungan Hasil Usaha tiap bulan:

1) hasil penjualan = Rp.3.000.000,00 2) biaya: a) biaya variabel = Rp. 538.500,00 b) Biaya tetap = Rp. 101.925,00 --- + Total biaya =Rp. 640.425,00

3. Keuntungan setiap bulan (Sebelum pajak) =Rp. 2.359.575,00

6. Perhitungan Titik Impas (Break Even Point/BEP)

BEP=Biaya Tetap/{1-(Biaya variabel/Hasil penjaulan)} =Rp. 101.925,00/{1-( Rp. 538.500,00/ Rp.3.000.000,00)} =Rp. 101.925,00/(1-0.1795)

=Rp. 101.925,00/0,8205 =Rp.1.342.991,80

Jadi titik impas setiap bulan jika diperoleh hasil =Rp.1.342.991,80

7. Perbandingan Biaya dan Manfaat (Benefit Cost Rasio)

a. Untuk tahap awal

=Rp. Rp.3.000.000,00/Rp.1.576.425,00 BCR =1,9 (Layak, karena diatas 1)

b. Untuk tahap berikutnya (tanpa biaya investasi Rp. Rp.3.000.000,00/Rp. 640.425,00 BCR =4,7 (Layak, karena diatas 1)

Secara ekoniomi untuk skala industri rumah tangga dengan kapasitas 100 liter Limbah Cair Nanas hasil analisis menunjukkan Break Even Point sebesar Rp.1.342.991,80 dan Cost Benefit Rasio sebesar 1,9 tahap awal karena masuknya biaya investasi dan berikutnya sebesar 4,7 dengan keuntungan setiap bulan sebesar Rp. 2.359.575,00. Usaha ini sangat prospestif apalagi jika produksinya mampu memenuhi tuntutan skala industri besar, maka akan menekan biaya produksi sekitar 65%.

Aspek tenaga kerja, budidaya nata e pina merupakan teknologi yang sederhana dan bersifat padat karya sehingga usaha ini dapat menyerap tenaga kerja

cukup banyak, baik tebaga pembuatn media starter, media fermentasi, bagian perwatan , pengolahan pascafermentasi dan lain-lain. Di samping itu teknologi budidaya nata de pina dapat menyerap tenaga kerja tidak langsung seperti penyalur hasil nata dan pedagang.

B. Kelayakan Sisa Pembuatan Nata de Pina terhadap Baku Mutu Limbah Industri Makanan

Pengolahan Limbah Cair Nanas sebagai bahan baku pembuatan nata de pina dimaksudkan untuk memanfaatkan kembali limbah menjadi produk yang bermanfaat sehingga bebab pencemar industri pengalengan nanas menjadi berkurang. Kegiatan ini dengan memanfaatkan aktivitas mikroorganisme yang dikenal dengan bioremediasi. Keberhasilan bioremidiasi sangat ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu, penggunaan mikroba yang berpotensi pendegradasi bahan organik yang akan direduksi, inokulan yang tepat (baik kombinasi maupun konsentrasinya) untuk proses biologis yang optimal. Parameter yang digunakan untuk optimasi berkaitan dengan pengelolaan Limbah Cair Nanas sesuai dengan baku mutu adalah pH, BOD, COD dan TSS. Lingkungan yang berpengaruh terhadap proses bioremidiasi (nutrient/substrat, oksigen, pH, suhu, interaksi substrat dengan bakteri), keamanan perairan dari effluent yang akan dibuang setelah perlakuan bioremediasi; dan kelayakan perlakuan bioremidasi yang akan diaplikasikan di IPAL (Suarsini, 2007).

Baku mutu air limbah adalah ukuran batas atau kadar unsur pencemar dan atau jumlah unsur pencemar yang ditenggang keberadaanya dalam air limbah yang akan dibuang atau dilepas ke dalam sumber air dari

suatu usaha dan atau kegiatan. Baku Mutu air limbah nanas sesuai Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor: 05 Tahun 2007 Tanggal 08 Mei 2007 sebagai berikut.

Tabel 6.4 Baku Mutu Air Limbah bagi Usaha dan/atau Kegiatan Pengolahan Buah-buahan dan/atau Sayuran yang Melakukan Kegiatan Pengolahan Gabungan.

Parameter Satuan Kadar

pH - 6-9

TSS mg/L 100

BOD mg/L 75

COD mg/L 150

Sumber: MNLH, 2007.

Hasil penelitian sisa Limbah Cair Nanas setelah dibuat nata de pina disajikan Tabel 6.5 berikut.

Tabel 6.5 Kuantitas dan Kualitas Limbah Cair Nanas (LCN) Sisa Pembuatan Nata de Pina

Parameter LCN sebelum dibuat nata de pina LCN setelah dibuat nata de pina Baku Mutu pH 3-4 2,9 6-9 BOD 217 196 75 COD 184 64 150 TSS 165 1,4 100

Reduksi volume Limbah Cair Nanas (LCN) setalah dibuat nata de pina dari tiga perlakuan yaitu LCN tanpa perlakuan, LCN ditambah nutrisi dan LCN penyimpanan 6 bulan ditambah nutrisi disdajikan Tabel 6.6 berikut.

Tabel 6.6 Sisa Limbah Media Nata de Pina dari 1 Liter Limbah Caira Nanas (LCN) dengan Tiga Perlakuan

Ulangan Sisa Limbah Media Nata de Pina (ml) Perlakuan LCN tanpa Perlakuan LCN + Gula + ZA LCN (6 bulan) + Gula + ZA Ulangan 1 170 25 370 Ulangan 2 340 110 740 Ulangan 3 320 90 700 Ulangan 4 330 120 300 Ulangan 5 340 200 580 Rata-rata 300 109 538 % redukasi volume limbah 70% 89,1% 46,2%

Gambar 6.1 Grafik Persen Sisa Limbah Media Nata de Pina dari 1 Liter dengan Tiga Perlakuan

Tabel 6.4, 6.5, dan 6.6 menunjukkan Perbandingan pH, BOD, COD dan TSS Limbah Cair Nanas (LCN sebelum dan stelah dibuat nata de pina dibandingkan Baku Mutu Air Limbah Pengolahan Buah-Buahan sesuai

70

89.1

46.2

REDUKSI VOLUME LCN (%)

Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor: 05 Tahun 2007 Tanggal 08 Mei 2007.

Parameter limbah khususnya bahan organik BOD dan COD serta TSS terjadi penurunan setelah proses pembuatan nata de pina sedangkan pH cenderung menurun. Penurunan pH ini berkaitan dengan aktivitas bakteri A. xylinum dimana jika bakteri ini ditumbuhkan di media cair yang mengandung gula, bakteri ini akan menghasilkan asam cuka atau asam asetat dan padatan putih yang terapung di permukaan media cair tersebut yang dikenal sebagai nata (Saragih, 2004).

Produk asam ini yang memacu pH menurun. Dibandingkan dengan Baku Mutu Limbah Industri komponen bahan organik sudah dibawah ambang batas Baku Mutu, sedangkan pH belum memenuhi kriteria tersebut. Berdasarkan hal ini maka kualitas limbah sisa nata perlu diberikan perlakuan agar sesuai dengan baku mutunya. Berdasarkan Gambar 5.7 pengurangan berkisar 46,2%-89,1% yang cukup berarti untuk mengurangi volume limbah dalam jumlah yang besar. Sisa limbah ini juga masih bisa dimanfaatkan untuk membuat nata de pina selanjutnya baik sebagai starter maupun langsung dibuat nata de pina. Sisa nata de pina yang dibuat nata kembali menghasilkan berat nata pina dengan rerata 560 gr setiap 700 mL Limbah Cair Nanas. Secara keseluruhan aktivitas pembuatan nata de pina dari LCN terjadi pengurangan limbah yang signifikan, sedangkan untuk baku mutu BOD, COD dan TSS dibawah ambang batas yang dipersyaratkan kecuali pH.

Pemanfaatan lain dari sisa Limbah Cair Nanas hasil pembuatan nata de pina skala industri adalah dibuat biogas atau pupuk organik seperti penelitian Zaitun (2004).

Kegiatan ini memungkinkan: 1) mengurangi pemcemaran lingkungan, 2) penerapan produksi bersih dan mekanisme pembangunan bersih, 3) mengurangi gas metan penyebab pemanasan global dan 4) dihasilkan pupuk organik cair yang dapat meningkatkan produksi tanaman.

Secara keseluruhan pembuatan nata de pina dari Limbah Cair Nanas memiliki peluang yang bagus. Peluang ini secara ekonomi memberikan nilai tambah bagi Limbah Cair Nanas (LCN) juga memberikan peluang terhadap lapangan tenaga kerja, khususnya bagi industri sendiri atau masyarakat sekitar pabrik. Penerapan prinsip re use dalam pengelolaan limbah memberikan dampak positif khususnya dalam penguruangan volume limbah. Hal ini juga dapat dicermati dari analisis penurunan volume limbah dikaitkan dengan kualitas limbah dikaitkan khususnya baku mutu yang dipersyaratkan.

BAB VII

PEMASARAN DAN PENGEMBANGAN

Dokumen terkait