• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. KELEMBUTAN HATI DALAM HATI SANTO VINCENTIUS

A. Kelembutan Hati

BUNDA PERTOLONGAN YANG BAIK (KYM)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik

Oleh:

Masna Rohana Dona Bakkara NIM: 071124026

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2012

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada

tarekatku yang tercinta, khususnya kepada semua yang telah mendukungku dan mendukung panggilanku, keluargaku,

semua para sahabatku dalam menyelesaikan studi dan mendukung panggilanku, semoga kita bertumbuh dalam kelembutan hati untuk memenangkan dunia.

v MOTTO

Tidak ada manusia satupun di dunia ini yang tidak bisa menerima kelembutan serta keramahan

vi

PERNYATAAN KEASLIAN

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 22 Oktober 2012 Penulis

vii

ABSTRAK

Judul skripsi ini adalah MAKNA KELEMBUTAN HATI SANTO VINCENTIUS A PAULO BAGI HIDUP PERSAUDARAAN PARA SUSTER KASIH YESUS DAN MARIA BUNDA PERTOLONGAN YANG BAIK (KYM). Yang melandasi penulisan Skripsi ini adalah kenyataan zaman ini yang semakin hari semakin penuh dengan berbagai kekerasan dalam berbagai bentuk. Para suster KYM yang mengikrarkan ketiga kaul Injili hidup dalam zaman ini dan turut tergilas oleh kekerasan Zaman ini.

Penulis menyadari pentingnya kelembutan hati di zaman ini. Tanpa kelembutan hati anak-anak dan dunia kita, akan semakin masuk dalam jurang kehancuran. Manusia akan saling merusak satu terhadap yang lain dengan kekerasan. Dalam konteks inilah kelembutan hati sangat diperlukan. Kelembutan hati ini perlu dimulai dan dibentuk dalam persaudaraan para suster KYM di komunitas kecil yang pada akhirnya menyebar luar ke dalam dunia. Kelembutan hati dalam hidup dan pelayanan para suster KYM akan menjadikan dunia di sekitarnya tempat yang layak untuk didiami.

Penulis mengawali skirpsi ini dengan memaparkan makna kelembutan hati dari berbagai aspek terutama pemahaman Injili dan pemahaman kepribadian yang berhati lembut. Selanjutnya penulis memaparkan kelembutan hati yang dihidupi oleh Santo Vincentius A. Paulo sebagai model. Penulis sadar bahwa tidak mudah bagi kita untuk sampai pada kelembutan hati seperti yang kita diharapkan. Kita masih perlu membentuk hati yang lembut, bergumul dan berjuang karena dunia di luar kita semakin penuh dengan berbagai tindak kekerasan yang kadang memacu untuk membalas yang sama.

Secara khusus kepada para suster KYM, Bapak pendiri, Antonius Van Erp mengatakan bahwa jika kita menyebut Santo Vincentius sebagai pendiri kita maka segala keutamaan dan pribadinya yang unggul hendaknya menjadi bagian dari seluruh kita anggota KYM. Dengan begitu kelembutan hati akan menjadi dasar bagi anggota tarekat untuk menjadikan dunia layak untuk dihuni sesuai dengan visi dan misi kongregasi. Pribadi yang lembut akan mampu mengalakan kekerasan dan akan menjadi pemenang atas kekerasan dunia. Karena itu para suster KYM diharapkan untuk semakin menumbuhkan pribadinya, pelan tapi pasti supaya dalam kelembutan hati para suster KYM, Allah yang berhati lembut menjadi nyata bagi dunia yang penuh kekerasan.

viii

ABSTRACT

The title of this writing is “THE MEANING OF THE GENTLE HEART OF SAINT VINCENT A PAULO IN THE SISTERHOOD OF THE SISTER OF LOVE OF JESUS AND MARY MOTHER OF GOOD HELP (KYM). The main reason behind this writing is the reality violence in this age that increase in any kind of forms day after day. KYM sisters who proffesed three evangelical vows live in this age and shaped negatively by the violence of this age.

The writer is aware of the importance of tender heart in this age. Without tender heart children of this age and the world will continue fall into brokenes. Human will continue violate one another. In this very context, the tender heart is needed. Tender heart must begin and be formed within sisterhood of KYM in the small community which in the end can affect her world around. The tender heart in life and service of the sisters of KYM will make this world a place that worth to live.

Researcher begin this work by describing the meaning of the tender heart from many perspective especially Gospel and person who poses tender heart. And then reseacher present the tender heart of Saint Vincent A. Paulo as a model. The writer is aware that it is not easy for us to reach an ideal tender heart. We need to form that tender heart, proces and give our best effort becuase the world around us is full of any kinds of violence that sometimes tempt us to revence.

To the members of KYM sisters, the founder, Antony Van Erp said that if we said that Saint Vincent is our founder then as sister of KYM we should possess his virtues and tender heart. In this way tender heart will become the foundation of the members of the congregation to make this world worthy place for living according to the vision and mission of the congregation. Person with tender heart will be able to figth against violence and become winner over world’s violence. Therefore, we KYM sisters are invited to develop our personality, slowly but surely so that in the spirit of tender heart of KYM sisters, God, the tender heart will become a reality for the world that full of violences.

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah karena kasih karunia dan bimbinganNya, penulis sungguh mengalami kekuatan setiap hari untuk menyelesaikan dan mengerjakan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Program Ilmu Pendidikan Kekhususan Agama Katolik.

Judul skripsi ini adalah “MAKNA KELEMBUTAN HATI SANTO VINCENTIUS A PAULO DALAM HIDUP PERSAUDARAAN PARA SUSTER KASIH YESUS DAN MARIA BUNDA PERTOLONGAN YANG BAIK (KYM)”. Banyak kisah telah terukir selama menyelesaikan penulisan skripsi ini. Semuanya itu menjadi warna-warni yang mengisi perjalanan studi khususnya dimasa-masa terakhir perkuliahan. Banyak sukacita, walaupum ada juga kecemasan dan kesulitan yang datang mewarnai penulisan ini. Dukungan berbagai pihak menjadi satu sukacita yang membuat skripsi ini selesai pada akhirnya, khususnya perhatian dosen utama yang sedemikian besar memberi hati dan cinta untuk penulisan skripsi ini, dan dukungan dari seluruh anggota komunitas pun tarekat yang mendukung lewat cara mereka masing-masing. Dalam hal ini juga persaudaraan dari segenap anggota dari Lembaga Program studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma, akhirnya penulis dapat menyelesaikannya.

Atas kerjasama yang baik dan bantuan dari berbagai pihak, dengan hati yang tulus penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. J. Darminta, SJ., selaku dosen pembimbing utama yang selalu setia, sabar, gembira dan penuh inspirasi memberikan perhatian dan membimbing serta mengarahkan penulis dalam menyusun skripsi ini.

2. P. Banyu Dewa HS, S. Ag., M.Si., sebagai pembaca II sekaligus sebagai dosen wali yang mendampingi penulis, memberikan semangat sampai skripsi ini selesai.

3. Drs. L. Bambang Hendarto Y. M. Hum., selaku dosen penguji yang memberikan dukungan dalam penulisan skripsi ini.

4. Segenap staf dosen Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma.

x

5. Pimpinan umum tarekat KYM beserta dewannya yang memberikan kesempatan untuk studi.

6. Segenap anggota komunitas KYM Louisa de Marillac Jogyakarta yang memberikan dukungan selama penulisan skripsi ini.

7. Sahabat-sahabat dekat saya yang sungguh tulus memberikan dukungan dan perhatian dan pengorbanan selama penulisan skripsi ini.

8. Teman-teman angkatan 2007 dan 2008, atas kerjasama, dukungan dan kebersamaannya yang menyenangkan.

9. Teman-teman angkatanku dalam kongregasi atas dukungan dan doa-doanya, love u full.

10.Orangtua dan seluruh anggota keluarga yang setia mendoakan saya dimanapun kalian semua berada.

11.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas segala bantuan, dukungan, perhatian terutama dalam penulisan skripsi ini.

Akhirnya penulis menyadari keterbatasan pengetahuan dan pengalaman, sehingga skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis memerlukan kritik serta saran yang membangun. Penulis berharap, semoga skripsi ini bermanfaat bagi persaudaraan para suster KYM dalam menjadikan dunia yang lebih layak untuk dihuni dengan segala kelembutan hati.

Yogyakarta, 22 Oktober 2012 Penulis

xi DAFTAR ISI JUDUL ... i PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii PENGESAHAN ... iii PERSEMBAHAN ... iv MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR SINGKATAN ... xvi

PERNYATAAN PERSETUJUAN ... xviii

BAB I. PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah ... 4 C. Tujuan Penulisan ... 4 D. Manfaat Penulisan ... 5 E. Metode Penulisan ... 5 F. Sistematika Penulisan ... 5

BAB II. KELEMBUTAN HATI DALAM HATI SANTO VINCENTIUS 8

A. Kelembutan Hati ... 8

1. Konsep Tentang Kelembutan Hati ... 8

2. Kelembutan Hati dalam Injil ... 12

a. Menurut Perjanjian Lama ... 12

b. Menurut Injil Matius ... 13

c. Menurut Injil Markus ... 16

d. Menurut Injil Lukas ... 17

xii

B. Kelembutan Hati Menurut Santo Vincentius A. Paulo ... 21

1. Sekilas Tentang Santo Vincentius A. Paulo ... 21

2. Kelembutan Hati Menurut Santo Vincentius A. Paulo ... 23

a. Khas Vincentius ... 23

b. Berguru Pada Pihak Lain ... 26

c. Harapan Kedepan Bagi Para Pengikutnya ... 28

C. Kelembutan hati Santo Vincentius A. Paulo Dalam Mencintai Orang Miskin Sebagai Majikan ... 32

D. Makna Kelembutan Hati Santo Vincentius A. Paulo Dalam Hidup Para Suster KYM ... 33

BAB III. HIDUP PERSAUDARAN PARA SUSTER KYM DALAM TELADAN KELEMBUTAN HATI ST. VINCENTIUS A. PAULO ... 35

A. Pilihan Pastor Antonius Van Erp untuk KYM ... 38

B. Hidup Persaudaran Para Suster KYM ... 41

1. Persaudaraan Religius KYM ... 41

2. Makna Hidup Persaudaraan ... 43

3. Spiritualitas Kelembutan Hati Dalam KYM ... 47

C. Teladan Kelembutan Hati St. Vincentius A. Paulo Dalam Hidup Persaudaraan KYM ... 49

1. Teladan Kelembutan Hati St. Vincentius A Paulo Dalam Relasi Dengan Sesama ... 49

2. Teladan Kelembutan Hati Santo Vincentius A. Paulo Dalam Hidup Persaudaraan KYM ... 52

3. Teladan Kelembutan Hati St. Vincentius A. Paulo Bagi Pembentukan Pribadi Seorang KYM Yang Berhati Lembut . 55 4. Teladan Kelembutan Hati Santo Vincentius A. Paulo Dalam Mewujudkan Kuam Miskin Sebagai Majikan Dalam Karya Pelayanan ... 56

xiii

D. Relevansi Kelembutan Hati Dalam Hidup Persaudaran KYM

Ditengah Budaya Kekerasan ... 57

1. Budaya Kekerasan ... 57

a. Kekerasan Dan Perilaku Yang Menyimpang ... 58

b. Teori Yang Berkaitan Dengan Perilaku Menyimpang ... 59

1) Teori Anomie ... 59

2) Teori Belajar (Teori Sosialisasi) ... 60

3) Teori Libeling (Teori Pemberian Cap Atau Teori reaksi Masyarakat ... 60

4) Teori Kontrol ... 60

5) Teori Konflik ... 60

c. Kekerasan Itu Budaya? ... 61

d. Apakah Budaya Kekerasan Itu? ... 61

2. Keutamaan St. Vincentius A. Paulo Dalam Pelayanan Kepada orang Miskin Sebagai Majikan ... 67

3. Cara Hidup Suster KYM Dalam Semangat Kelembutan ... 69

E. Perlunya Pengolahan Hidup Terus menerus bagi para suster Kasih Yesus dan Maria Bunda Pertolongan Yang Baik... ... 70

1. Dalam Konstitusi KYM ... 70

2. Penegasan Gereja . ... 73

3. Berbagai Cara Pengolahan Hidup Terus Menerus bagi para suster Kasih Yesus dan Maria Bunda Pertolongan Yang Baik ... 76 a. Rekoleksi ... 77 b. Bacaan Rohani ... 77 c. Katekese ... 77 d. Refleksi ... 78 e. Retret ... 78 f. Tahun Sabat ... 81

xiv

BAB IV. PROGRAM PEMBINAAN SUSTER KYM DALAM ON GOING FORMATION DENGAN KATEKESE MODEL

SHARED CHRISTIAN PRAKSIS “SCP” ... 83

A. Gambaran Umum Katekese ... 83

1. Pengertian Katekese ... 83

2. Prinsip-prinsip Katekese ... 86

3. Tujuan Katekese ... 89

4. Tugas Konkret Katekese ... 90

5. Unsur-unsur Katekese ... 93

a. Pengalaman Hidup/Praktek Hidup ... 93

b. Komunikasi Pengalaman Hidup ... 93

c. Komunikasi Dengan Pengalaman Hidup Kristiani ... 93

d. Arah Keterlibatan Baru ... 93

B. Proses Katekese dalam On Going Formation ... 94

1. Kemampuan Intelektualitas ... 94

2. Kemampuan Sosialitas ... 94

3. Kemampuan Rasa Merasa Rohani ... 94

4. Kemampuan Kesehatan Jasmani ... 95

5. Kesehatan Mental-Psikologis ... 95

6. Kenyataan Kebutuhan Masyarakat ... 95

a. Kebutuhan Nasional (Bangsa Indonesia) ... 95

b. Kebutuhan Internasional ... 95

c. Kenyataan Kebutuhan Gereja Katolik ... 96

1) Kebutuhan Gereja Katolik Indonesia ... 96

2) Kebutuhan Gereja Katolik Internasional ... 96

C. Peranan Katekese Dalam On Going Formation Bagi Pembentukan Pribadi Yang Berhati Lembut ... 96

D. Pemilihan Model Katekese ... 98

1. Model : Shared Christian Praksis ... 98

a. Praksis ... 98

xv

c. Shared ... 99

2. Langkah- Langkah Pelaksanaan Katekese Model “SCP” ... 99

a. Pengungkapan Praksis Faktual ... 99

b. Refleksi Kritis Pengalaman Faktual ... 100

c. Mengusahakan Supaya Tradisi Dan Visi Kristiani Lebih Terjangkau ... 100

d. Interpretasi Dialektis Antara Praksis Dan Visi Peserta Dengan Tradisi Dan Visi Kristiani ... 101

e. Keterlibatan Baru Demi Makin Terwujudnya Kerajaan Allah Di Dunia ... 101

E. Usulan Program Pembinaan Suster KYM ... 102

1. Pengertian Program Pembinaan ... 102

2. Latar belakang Program Pembinaan ... 103

3. Tujuan Program Pembinaan ... 106

4. Tema-tema Dalam program Pembinaan ... 106

BAB V : PENUTUP ... 133

A. Kesimpulan ... 133

B. Saran ... 134

DAFTAR PUSTAKA ... 136

xvi

DAFTAR SINGKATAN

A. Singkatan Kitab suci

Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Kitab Suci perjanjain lama/Perjanjian Baru: dengan pengantar dan catatan singkat. (Dipersembahkan kepada umat Katolik Indonesia oleh Ditjen Bimas Katolik Departemen Agama Republik Indonesia dalam rangka PELITA IV). Ende: Arnoldus, 1984/1985.8

B. Singkatan Dokumen Resmi Gereja

CT : Catechesi Tradendae, Anjuran Apostolik Paus Yohannes Paulus II kepada para Uskup, klerus dan segenap umat beriman tentang katekese Masa Kini, 16 Oktober 1979

EN : Evangelii Nuntiandi, Anjuran Apostolik Paus Paulus VI tentang Pewartaan Injil

VC : Vita Consecrata,

KHK : Kitab Hukum Kanonik (Codex Iuris Canonici), diundangkan oleh Paus Yohanes Paulus II tanggal 25 Januari 1983

C. Singkatan Lain

Art : Artikel

Balita : Bawah lima tahun

BBEV : Butir-butir EmasVincentius

Bdk : Bandingkan

CM : Congregatio Missionum

DBSV : Dalam Bimbingan Santo Vincentius

DKU : Direktorium Kateketik Umum

EPMM : Etika Pembinaan Misionaris Maria

Kan : Kanon

xvii

Kt : Kata

MAWI : Majelis Agung Wali Gereja Indonesia

Maz : Mazmur

No : Nomor

PSK : Panitia Spiritualitas Koptari

Psl : Pasal

SCP : Shared Christian Praksis

Sr : Suster

PPDLR : Pedoman-pedoman dalam Lembaga-lembaga Religius

PPK KYM : Pedoman Pembinaan Kongregasi Kasih Yesus dan Maria Bunda Pertolongan Yang Baik

PPKI : Pertemuan Kateketik antar Keuskupan se-Indonesia

PPDLR : Pedoman Pembinaan Doa dan Latihan Rohani

SCMM : Sister Of charity Our lady Mother of Mercy

Stat : Statuta

St : Santo/Santa

SV : SuratVinsentius

xviii

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa universitas Sanata Dharma Yogyakarta:

Nama: Masna Rohana Dona Bakkara NIM : 071124026

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

MAKNA

KELEMBUTAN HATI SANTO VINCENTIUS A PAULO BAGI

HIDUP PERSAUDARAAN PARA SUSTER KASIH YESUS DAN

MARIA BUNDA PERTOLONGAN YANG BAIK (KYM).

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal, 22 Oktober 2012 Yang menyatakan

BAB I 

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penulisan Skripsi

Paus Paulus VI dalam Evangelii Nuntiandi no 76 menulis demikian:

“Dunia mengundang dan mengharapkan dari kita kesederhanaan hidup, semangat doa, cintakasih kepada semua, khususnya kepada yang lemah dan miskin, ketaatan dan kerendahan hati, lepas bebas dan pengorbanan diri. Tanpa tanda kesucian ini, dunia kita akan sulit menyentuh hati orang-orang modern. Ini beresiko menjadi sia-sia dan hampa.”

Kerendahan hati menjadi salah satu perhatian Paus untuk kita yang hidup

dalam dunia modern. Sebab dengan dan dalam kerendahan hatilah kita bisa mencapai

dan dicapai orang lain, kita berani membuka diri dan membiarkan orang lain masuk.

Dalam buku DBSV (dalam Bimbingan Santo Vincentius) disebutkan: Dalam

Injil Matius (11:29) Yesus Sang Guru bahkan pernah mengatakan, “Belajarlah

daripadaKu, sebab Aku ini lembut dan rendah hati”. Kata-kata Yesus tentang

kelembutan dan kerendahan hati inilah yang melatarbelakangi penulisan skripsi ini.

Yesus memperkenalkan diriNya sebagai pribadi yang lembut dan rendah hati yang

seharusnya dimiliki seorang religius termasuk seorang suster KYM, seperti yang

diteladankan atau dihidupi oleh Santo Vincentius A. Paulo pelindung para suster

KYM. Dengan kelembutan hati “kaum religius akan belajar dengan ketekunan yang

besar pelajaran yang diberikan oleh Kristus kepada mereka, ‘belajarlah dari padaKu

karena Aku lembut hati dan rendah hati.’” Sebab seperti Kristus sendiri, dengan

Dengan menghayati keutamaan ini kita akan memenangkan hati orang agar

berpaling kepada Tuhan. Sesuatu yang tidak mungkin dijalankan oleh mereka yang

keras hatinya kepada sesama. Dengan kerendahan hati kita akan mendapatkan surga.

Karena kecintaan kita akan kerendahan hati, kita akan perlahan-lahan, setapak demi

setapak melangkah dengan keutamaan ini ke sana, ke surga. Dalam khotbah di bukit

bahkan Yesus mengatakan, “Berbahagialah orang yang lembut hatinya, karena ia

akan memiliki bumi” (Mat 5:5). Kiranya pantas kalau tema kelembutan ini

dihidupkan terus dalam situasi zaman yang semakin penuh kekerasan hampir di

segala bidang kehidupan dalam masyarakat (Armada, 2003:190).

Adalah panggilan dan perjuangan kaum religius, khususnya para Suster KYM

untuk menghidupi dan menghayati kelembutan hati dalam situasi dunia yang

demikian keras. Dewasa ini kekerasan begitu menguasai segala lini kehidupan

manusia. Kita alami bersama di jalan raya, orang tidak lagi sabar, semua berusaha

menjadi yang pertama, tidak lagi ada sikap mempersilahkan dengan lembut, bahkan

sering dalam hidup persaudaraan kaum religius terdengar kata makian karena dirasa

kepentingan pribadi terganggu. Pengalaman serupa bisa juga terjadi pada kaum

berjubah, tentu saja hal ini ikut masuk dalam hidup persaudaraan KYM.

Dalam pengalaman hidup para suster khususnya dalam hidup persaudaraan

belakangan sering mengabaikan prinsip kelembutan. Sering sesama suster lebih

senang menggunakan kata-kata yang menyakiti hati. Seakan kelembutan tidak lagi

mengambil peran dalam pembentukan kepribadian yang matang dalam membangun

Sering dalam persaudaraan tercipta suasana yang menegangkan karena lebih

mengutamakan adu argumen, penggunaan bahasa yang kasar, sehingga kelembutan

menjadi mengecil dan semakin hari tidak bernyawa dalam pribadi para suster. Hal ini

sering terungkap dalam perbincangan pribadi pun bersama, dalam kapitel rumah pun

dalam sharing-sharing ketika mengadakan pertemuan rutin atau rekoleksi bulanan komunitas. Sikap kasar hanya akan merusak segalanya, sedangkan kelembutan akan

merebut hati siapa saja (Armada, 2004: 89).

Sesungguhnya kelembutan ini menjadi satu keutamaan yang harus dimiliki

oleh seorang suster KYM. Zaman yang serba maju ikut menggilas peradaban hidup

persaudaraan para suster KYM. Kelembutan yang sering dikonotasikan dengan

keramahtamahan, sekarang menjadi sesuatu yang tampak sangat sulit dipraktekkan.

Manusia, khususnya dalam hal ini para suster KYM, lebih gampang untuk

mengungkapkan sebuah kata yang tidak membangun dibandingkan kata lembut yang

begitu mendamaikan hati dan menyejukkan jiwa ketika mendengarnya.

Menyadari situasi dan kondisi zaman ini, yang begitu penuh dengan egoisme

dan kekerasan, maka kelembutan hati, yang diteladankan oleh St. Vincentius, sangat

perlu untuk digali dan diingatkan kembali bagi para suster KYM. Jika hal itu

diabaikan, maka satu keutamaan yang paling berarti dalam membangun pribadi

seorang suster KYM menjadi pribadi yang lembut akan terkikis dan terabaikan,

tinggal kata-kata tanpa tindakan nyata. Itu sangat penting dalam menjawab panggilan

Allah untuk hadir menjadi orang pilihan yang berhati lembut, pribadi yang

menghadirkan Allah yang begitu teramat lembut. Bertolak dari situasi di atas dan terdorong oleh niat untuk semakin mendalami salah satu ajaran St Vincentius dalam

hidup panggilan sebagai seorang KYM, maka penulis memberi judul skripsi ini

“MAKNA KELEMBUTAN HATI ST. VINCENTIUS A. PAULO BAGI HIDUP

PERSAUDARAAN SUSTER KASIH YESUS DAN MARIA BUNDA

PERTOLONGAN YANG BAIK (KYM).”

B. Rumusan Masalah

Secara garis besar penulis mencoba merumuskan beberapa permasalahan yang

kiranya akan dibahas dalam karya tulis ini:

1. Apa makna kelembutan hati St. Vincentius A Paulo bagi para suster KYM?

2. Bagaimana para suster KYM menjalani dan mengusahakan kelembutan hati

dalam hidup persaudaraan mereka?

3. Usaha apa yang harus dilakukan untuk menciptakan dan menumbuhkan

kelembutan hati bagi para suster KYM?

C. Tujuan Penulisan

1. Membantu dan menyadarkan para suster KYM untuk dapat mengerti dan

memaknai kelembutan hati bagi hidup persaudaraan

2. Memberikan bahan refleksi bagi para suster KYM tentang pentingnya kelembutan

hati dalam hidup persaudaraan

3. Mambantu para suster KYM supaya dapat bersikap lembut hati dalam hidup

D. Manfaat Penulisan

Adapun manfaat penulisan karya ilmiah ini adalah sebagai berikut:

1. Memberikan masukan (sebuah wacana) kepada tarekat KYM, agar semakin

mengenal dan mengetahui bagaimana seharusnya sikap dan pribadi seorang suster

KYM seturut semangat St. Vincentius A. Paulo.

2. Menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis betapa pentingnya bertumbuh

menjadi pribadi yang lembut sehingga semakin mampu menujukkan wajah Allah

yang begitu Agung dan penuh kelembutan.

3. Bagi para pembaca dapat mengetahui betapa pentingnya karakter kelembutan hati

dalam hidup persaudaraan.

E. Metode Penulisan

Dalam menyusun karya tulis ini, penulis menggunakan metode penulisan

studi kepustakaan yakni dengan menyerap dan membaca buku-buku dari berbagai

sumber. Selain itu, penulis juga memperkaya karya tulis ini dengan ilustrasi dari para

suster KYM, serta pengalaman dan penghayatan pribadi yang dialami oleh penulis

Dokumen terkait