4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.2 Kelimpahan N isbi, Frekwensi dan Dominansi
Angka Kelimpahan nisbi, frekuensi dan dominansi dari spesies nyamuk Anopheles spp yang tertangkap dengan metode umpan orang dalam dan luar rumah, istirahat di dinding dalam rumah malam hari da n di kandang, da n yang istirahat pagi hari di dinding dalam rumah da n sekitar luar rumah di Kelurahan Caile dan Ela- Ela (Tabel 2).
Hasil penangkapan dengan umpan orang di dalam rumah menunjukkan nyamuk yang memiliki angka kelimpahan nisbi tertinggi diantara enam spesies yang tertangkap di Kelurahan Caile adalah An. barbirostris (78,95%), berikutnya An.
subpictus (9,21%), An. vagus (7,89%), An. indefinitus (2,19%), dan yang terendah adalah An. tesselatus da n An. nigerrimus (masing- masing 0,88%), Berdasarkan frekuensinya, frekuensi tertinggi ada pada populasi An. barbirostris, An. subpictus dan An. vagus (masing- masing 1 kali). Selanjutnya diikut i An. indefinitus dan An.
tesselatus yang juga memiliki nilai frekuensi yang sama (0,29%), dan nilai yang terenda h frekuensinya adalah An. nigerrimus (0,14%). Seda ng menurut nilai dominansinya, angka tertinggi diantara enam spesies adalah An. barbirostris (78,95%), berikutnya adalah An. subpictus (9,21%), An. vagus (7,89%), An.
indefinitus (0,63%), An.tesselatus (0,25%) dan An. nigerrimus (0,13%).
Pada penangkapan dengan metode umpan orang, hasil penangkapan dengan umpan orang di dalam rumah menunjukkan nyamuk yang memiliki angka kelimpahan nisbi tertinggi diantara lima spesies yang tertangkap di Kelurahan Ela-Ela adalah An.
barbirostris (78,37%), berikutnya, An. subpictus (13,48%), An. vagus (6,74%), An.
indefinitus (1,06%), dan yang terendah adalah An. nigerrimus (0,35%). Berdasarkan frekuensinya, angka tertinggi pada populasi An. barbirostris, An. subpictus (masing-masing 1 kali). Selanjutnya diikuti An. vagus (0,86 kali), An. indefinitus (0,29 kali).
Nilai yang terenda h frekuens inya adalah An. nigerrimus (0,14 kali). Menur ut nilai dominansinya, angka tertinggi diantara lima spesies adalah An. barbirostris (78,37%), berikutnya ada lah An. subpictus (13,48%), An. vagus (5,78%), kemudian diikuti oleh An. indefinitus (0,30%) dan yang terendah adalah An. nigerrimus (0,05%).
Pada penangkapan dengan metode umpan orang, hasil penangkapan dengan umpan orang di luar rumah menunjukkan nyamuk yang memiliki angka kelimpahan nisbi tertinggi diantara enam spesies yang tertangkap di Kelurahan Caile adalah An.
barbirostris (67,21%), berikutnya, An. vagus (18,73%), An. subpictus (10,99%), An.
indefinitus (1,64%), dan An. tesselatus (1,26 %) da n yang terendah adalah An.
nigerrimus (0,36%). Berdasarkan frekuensinya tertinggi pada populasi An.
barbirostris, An. subpictus dan An. vagus (masing- masing 1 kali). Selanjutnya diikuti An. indefinitus (0,71 kali). Nilai yang terenda h frekuens inya adalah An.
nigerrimus da n An. tesselatus yang memiliki nilai frekuensi yang sama (0,14 kali).
Menurut nilai dominansinya, angka tertinggi di antara enam spesies adalah An.
barbirostris (67,82%), berikutnya adalah An. vagus (18,73%), An. subpictus (10,99%), kemudian diikuti oleh An. indefinitus (1,17%), An. tesselatus (0,18%) dan yang terenda h adalah An. nigerrimus (0,05 %).
Hasil penangkapan dengan umpan orang di luar rumah menunjukkan nyamuk yang memiliki angka kelimpahan nisbi tertinggi diantara empat spesies yang tertangkap di Kelurahan Ela-Ela adalah An. barbirostris (80,14%), berikutnya, An.
subpictus (14,61%), An. vagus (4,22%), dan yang terendah adalah An. indefinitus (1,03%). Berdasarkan frekuensinya, nilai tertinggi ada pada populasi An. barbirostris, An. subpictus dan An. vagus (masing- masing 1 kali) dan yang terendah adalah An.
indefinitus (0,43 kali). Adapun menurut nilai dominansinya, angka tertinggi di antara empat spesies adalah An. barbirostris (80,14%), berikutnya, An. subpictus (14,61%), An. vagus (4,22%), dan yang terendah adalah An. indefinitus (0,44%).
Tabel 2. Kelimpahan N isbi dan Dominansi Nyamuk Anopheles spp dengan metode human landing collection pada Malam Hari di Kelurahan Caile dan Ela-Ela (Februari-Agustus 2011)
KEL URAHAN CAILE (Persawahan)
KEL URAHAN ELA-ELA (Pantai)
SPES IES UOD UOL UOD UOL
KN D KN D KN D KN D
An. barbirostris 78.95 78.95 67.21 67.21 78.37 78.37 80.14 80.14 An. subpictus 9.21 9.21 10.99 10.99 13.48 13.48 14.61 14.61 An. vagus 7.89 7.89 18.73 18.73 6.74 5.78 4.22 4.22 An. indefinitus 2.19 0.63 1.64 1.17 1.06 0.3 1.03 0.44 An.nigerrimus 0.88 0.13 0.36 0.05 0.35 0.05 0 0
An. tesselatus 0.88 0.25 1.26 0.18 0 0 0 0
Ket : UOD = Umpan Orang Dala m UOL = Umpan Orang Luar KN = Ke limpahan Nusbi
D =Do minansi
Pada metode penangkapan di kandang dan sekitarnya dengan delapan spesies di Kelurahan Caile, angka kelimpahan nisbi tertinggi pada spesies An. vagus (50,31%), kemudian An. subpictus (24,80%), An. barbirostris (19,49%), An.
tesselatus (3,47%), An. indefinitus (1,33%), An. nigerrimus (0,41%). Kelimpahan nisbi yang terendah yaitu An. flavirostris da n An. kochi (0,10%). Frekuensi tertangkap tertinggi dari penangkapan di kandang dan sekitarnya yaitu An. vagus, An.
barbirostris da n An. subpictus (masing- masing 1 ka li). Kemudian An. tesselatus (0,71 ka li), An. indefinitus (0,57 kali). Sedangkan frekuensi tertangkap terendah dengan nilai yang sama pada An. nigerrimus, An. flavirostris, dan An. kochi (masing- masing 0,14 kali). Angka dominansi tertinggi pada spesies An. vagus (50,31%), selanjutnya An. subpictus (24,80 %), An. barbirostris (19,49%), An. tesselatus (2,48%), An.
indefinitus (0,76 %), An. nigerrimus (0,06%). Dominansi terendah dengan nilai yang sama pada An. flavirostris da n An. kochi (0,01%).
Spesies An. barbirostris adalah spesies terbanyak pertama (dominan). Spesies ini memang dikenal memiliki kemampuan berkembang biak pada habitat yang sangat beragam, di air jernih atau keruh, menggenang atau mengalir, ditempat teduh atau kena sinar matahari. Larvanya dapat ditemukan di persawahan, kolam dan rawa. Hasil pengamatan ini juga sesuai dengan penelitian di Desa Kasimbar dengan topografi persawahan dan di Desa Siboang dengan topografi pantai di Sulawesi Tengah, di areal ini spesies An. barbirostris paling dominan tertangkap mengisap darah orang baik di dalam rumah, d i luar rumah serta yang istirahat di dinding da lam rumah. Spesies lain ditemukan menggigit orang dalam jumlah kecil (5%) diluar rumah. Spesies An. vagus banyak ditemuka n sekitar tambatan ternak (66,91%) bila diba ndingka n dengan spesies lain (Jastal et al. 2001).
Hal yang sama juga dilapor ka n oleh Cooper et al. (2010) dalam penelitiannya yang dilakukan dari kawasan pantai Dili dan Bobonaro (pantai, dataran rendah pedalaman dan dataran tinggi) di Timor Leste, bahwa spesies An. barbirostris selalu ditemukan dan tersebar luas di seluruh pesisir pantai dan dataran rendah daerah pedalaman. Spesies ini adalah salah satu Anopheles dominan yang dikumpulkan melalui metode human landing collection baik di pantai dan pedalaman meskipun hanya dari tiga lokasi larva yang ada. Sementara itu, An. vagus juga adalah spesies yang paling umum di wilayah yang disurvei melalui koleksi larva, human landing collection, perangkap berumpan CO2, dan perangkap cahaya.
Hasil yang sama dilapo rkan pula oleh Ndoen et al. (2010) dalam penelitiannya mengenai hubungan antara nyamuk Anopheles dan topografi di Pulau Jawa dan NTT, bahwa spesies An. barbirostris di Jawa ini sangat berhubungan dengan daerah dataran tinggi, sedangkan di NTT itu berhubungan dengan wilayah pesisir. Spesies An.
subpictus yang ditemuka n di Jawa hanya di persawahan dan perbukitan, tetapi dominan ditemuka n di wilayah pesisir NTT. Spesies An. vagus terutama ditemukan di daerah perbukitan dan persawahan Pulau Jawa dan dengan jumlah yang lebih sedikit di wilayah pesisir. Hal ini tidak umum di NTT meskipun penyebarannya luas.
Dalam penelitian ini juga ditemukan dalam jumlah yang relatif kecil seperti An. flavirostris, An. indefinitus, An. kochi, An. sundaicus dan An. tesselatus
Untuk mengetahui perilaku nyamuk sebelum dan sesudah mengisap darah dilakukan penangkapan nyamuk yang istirahat di dinding dalam rumah pada malam hari. Dari penangkapan dengan metode yang istirahat di dinding ini didapatkan lima spesies di Kelurahan Caile. Kelimpahan nisbi tertinggi pada An. barbirostris (40,12%), berikutnya An. vagus (37,79%), An. subpictus (18,02%), An. tesselatus (2,91%) dan yang terenda h An. indefinitus (1,16%). Frekuensi tertangkap tertinggi An. barbirostris (1 kali), berikutnya, An. vagus (0,86 kali), An. subpictus (0,71 kali), An. tesselatus (0,43 kali) dan yang terendah adalah An. indefinitus (0,29 kali). N ilai dominansi tertinggi pada penangkapan ini adalah An. barbirostris (40,12%), berikutnya, An. vagus (32,39%), An. subpictus (12,87%), An. tesselatus (1,25%) dan yang terenda h ada lah An. indefinitus (0,33%).
.
Dari penangkapan dengan metode istirahat di dinding dalam rumah malam hari didapatkan tiga spesies di Kelurahan Ela-Ela. Kelimpahan nisbi tertinggi pada An. barbirostris (69,49%), berikutnya, An. subpictus (28,81%), dan yang terendah An.
nigerrimus (1,69%). Frekuensi tertangkap tertinggi An. barbirostris da n An. subpictus (0,71 kali) dan yang terendah adalah An. nigerrimus (0,14 kali). N ilai dominansi tertinggi pada penangkapan ini adalah An. barbirostris (49,64%), berikutnya, An.
subpictus (20,58%), dan yang terendah adalah An. nigerrimus (0,24%).
Hasil pengamatan nyamuk istirahat pagi hari untuk mengetahui tempat istirahat sebe narnya dari nyamuk Anopheles spp dalam menyelesaikan siklus gonot rop iknya. Penangkapan nyamuk pagi hari di Kelurahan Caile hanya ditemukan di luar rumah, terdiri atas 3 spesies yaitu An. barbirostris, An. subpictus, An. vagus, sedangkan di Kelurahan Ela-Ela ditemuka n di dinding dalam rumah yakni spesies
An. vagus dan di semak-semak luar rumah ditemukan spesies An. barbirostris, An.
vagus dan An. subpictus (Tabel 3).
Lokasi habitat pot ensial nyamuk Anopheles spp di Kelurahan Caile berada di daerah persawahan berjarak sekitar 0,5-20 meter dari pemukiman penduduk yang disekitarnya terdapat lahan kosong yang ditumbuhi semak-semak dan terdapat genangan air serta menjadi lahan penempatan ternak besar seperti sapi di malam hari, kangkung dan rumput yang tumbuh di pinggir pematang sawah, bahkan juga terdapat tumpuka n sampa h. Sementara itu di Kelurahan Ela-Ela terdapat rawa, kolam, genangan air payau yang ditumbuhi rumput dan semak ditepinya. Kondisi lingkungan tersebut dapat menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk vektor sehingga menjadi faktor penyebab meningkatnya angka kesakitan malaria.
Hasil ya ng sama dengan penelitian ini ditemukan di Kecamatan Kokap Kabupaten K ulonprogo yang menunjukkan hasil penangkapan di pagi hari, habitat vektor malaria yaitu luba ng tanah yang ternaungi semak-semak dan yang digunakan sebagai tempat membuang sampah rumah tangga menjadi tempat istirahat alami bagi vektor malaria. Di luba ng tanah tempat membuang sampa h ini menumpuk cukup banyak dedaunan yang telah lapuk. Spesies An. vagus keba nyaka n ditemukan di semak-semak dan dikandang. Spesies An. barbirostris juga banyak ditemukan beristirahat di semak-semak (Handayani dan Darwin 2006).
Tabel 3. Keragaman, Kelimpahan Nisbi dan Dominansi Nyamuk Anopheles spp dengan metode resting collection pada Malam dan Pagi Hari di Kelurahan Caile dan Ela-Ela (Februari-Agustus 2011)
SPESIES
Menurut Service (1976), lokasi yang menjadi tempat nyamuk di alam adalah cekungan pohon, lubang di bagian bawah sarang rayap, retakan dan celah-celah di tanah, batang pohon, bawah jembatan, dinding pagar dan batu bata, serta berbagai jenis vegetasi lainnya. Umumnya, nyamuk dewasa beristirahat di antara vegetasi yang akan memberikan perlindungan yaitu bebas dari angin, cahaya langsung matahari dan kekeringan.