• Tidak ada hasil yang ditemukan

1) Level Penentu Kebijakan (Colective Choice Level)

6.3 Biaya Transaksi Pengelolaan Sumberdaya Perikanan di Kecamatan Labuan

6.3.1 Kelompok Pemerintah

Secara sistematis biaya transaksi yang dikeluarkan oleh pemerintah dalam pengelolaan sumberdaya perikanan di Kecamatan Labuan dapat dilihat pada Gambar 11.

Gambar 11. Biaya Transaksi Pemerintah dalam Pengelolaan Sumberdaya Perikanan di Kecamatan Labuan

Biaya Transaksi Biaya pengambilan keputusan Biaya Pembangun an sarana dan prasarana perikanan Biaya pelatihan pengadaan sarana dan prasarana budidaya ikan Biaya Pembinaan dan pelatihan iklim usaha, sarana usaha, tekhnik produksi, pemasaran dan mutu hasil perikanan Biaya pengawasan dan perizinan Biaya informasi Biaya Konsultasi Masterplan Minapolitan Biaya operasional bersama Biaya Pertemuan Biaya Sosialisasi

84 Berdasarkan Gambar 11 di atas, total biaya transaksi yang dikeluarkan oleh pemerintah dalam pengelolaan sumberdaya perikanan meliputi : (1) biaya informasi yaitu biaya konsultasi masterplan minapolitan, (2) biaya pengambilan keputusan yaitu biaya pertemuan dan biaya sosialisasi dan (3) biaya operasional bersama yaitu biaya pembangunan sarana dan prasarana perikanan, biaya pembinaan dan pelatihan iklim usaha, sarana usaha, tekhnik produksi, pemasaran dan mutu hasil perikanan, biaya pengawasan dan perizinan, serta biaya pelatihan pengadaan sarana dan prasarana budidaya ikan.

Besarnya biaya transaksi yang dikeluarkan oleh pemerintah dalam pengelolaan sumberdaya perikanan dapat dilihat pada Tabel 19.

Tabel 19. Biaya Transaksi Pemerintah dalam Pengelolaan Sumberdaya Perikanan di Kecamatan Labuan

No Jenis Biaya Biaya Per tahun (Rp)

1 Biaya Informasi

- Biaya konsultasi masterplan minapolitan

4.993.600 2 Biaya Pengambilan Keputusan

- Biaya Pertemuan - Biaya Sosialisasi

15.000.000 17.500.000 32.500.000 3 Biaya Operasional Bersama

- Biaya Pembangunan sarana dan prasarana perikanan

- Biaya Pembinaan dan pelatihan iklim usaha, sarana usaha, tekhnik produksi, pemasaran dan mutu hasil perikanan - Biaya pengawasan dan perizinan - Biaya pelatihan pengadaan sarana dan

prasarana budidaya ikan

40.221.800 121.700.000

13.695.000 21.700.000 197.316.800

Total Biaya Transaksi 234.810.400

Sumber : Diolah dari Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA SKPD) Belanja Aparatur dan Publik Tahun Anggaran 2010 Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pandeglang

85 Berdasarkan Tabel 19 di atas, total biaya transaksi yang dikelurkan oleh pemerintah setiap tahunnya sekitar Rp 234.810.400. Biaya terbesar yang dikeluarkan adalah biaya operasional bersama sebesar Rp 197.316.800. Hal ini disebabkan banyaknya jenis-jenis biaya transaksi yang harus dikeluarkan dalam kegiatan operasional pengelolaan sumberdaya perikanan di Kecamatan Labuan. 6.3.2 Kelompok Nelayan

Secara sistematis biaya transaksi yang dikeluarkan oleh kelompok nelayan dalam pengelolaan sumberdaya perikanan di Kecamatan Labuan dapat dilihat pada Gambar 12

Gambar 12. Biaya Transaksi Nelayan dalam Pengelolaan Sumberdaya Perikanan di Kecamatan Labuan

Berdasarkan Gambar 12 di atas, total biaya transaksi yang dikeluarkan oleh nelayan dalam pengelolaan sumberdaya perikanan meliputi : (1) biaya pengambilan keputusan yaitu biaya pertemuan, biaya koordinasi dan biaya sosialisasi dan (2) biaya operasional bersama yaitu biaya pelatihan dan biaya pengawasan.

Besarnya biaya transaksi yang dikeluarkan oleh pemerintah dalam pengelolaan sumberdaya perikanan dapat dilihat pada Tabel 20.

Biaya Transaksi Biaya Sosialisasi Biaya Koordinasi Biaya Pertemuan Biaya Pengambilan Keputusan Biaya Pelatihan Biaya Pengawasan Biaya Operasional Bersama

86 Tabel 20. Biaya Transaksi Nelayan dalam Pengelolaan Sumberdaya Perikanan di Kecamatan Labuan

No Jenis Biaya Biaya per Tahun (Rp)

1 Biaya pengambilan Keputusan - Biaya Pertemuan - Biaya Koordinasi - Biaya Sosialisasi 4.025.000 1.250.000 500.000 5.775.000 2 Biaya Operasional Bersama

- Biaya pelatihan - Biaya pengawasan 625.000 1.000.000 1.625.000 Total Biaya 7.400.000

Sumber : Data primer diolah, 2010

Berdasarkan tabel di atas, total biaya transaksi yang dikeluarkan oleh nelayan dalam pengelolaan sumberdaya perikanan setiap tahunnya sekitar Rp 7.400.000. Biaya terbesar yang dikeluarkan adalah biaya pengambilan keputusan sebesar 5.775.000.

Biaya transaksi yang dikeluarkan nelayan jauh lebih kecil dibandingkan dengan biaya transaksi yang dikeluarkan oleh pemerintah. Hal ini disebabkan nelayan tidak terlalu banyak mengeluarkan uang untuk beberapa kegiatan, seperti pembangunan sarana dan pasarana, pengawasan sumberdaya perikanan dan biaya pembinaan.

87 VII. KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

1. Stakeholders yang berkaitan dengan pengelolaan sumberdaya perikanan di Kecamatan Labuan sebagai berikut :

a. Subjects yaitu Bakul/Pedagang Pengumpul, Langgan/Juragan dan Industri Pengolah Ikan.

b. Players yaitu Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten, Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pandeglang, Unit Pelaksana Teknis PPI dan TPI Kecamatan Labuan, Tempat Pelelangan Ikan, Rukun Nelayan, HNSI, Koperasi Perikanan dan POKMASWAS Sumberdaya Perikanan Labuan.

c. Bystanders yaitu Aparat Desa, Pemerintah Kecamatan dan Perbankan d. Actors yaitu Satpolair.

Jadi, aktor yang terlibat secara langsung dalam pengelolaan sumberdaya perikanan di Kecamatan Labuan ada 12 stakeholder yaitu Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten, Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pandeglang, Unit Pelaksana Teknis PPI dan TPI Kecamatan Labuan, Tempat Pelelangan Ikan, Rukun Nelayan, HNSI, Koperasi Perikanan, POKMASWAS Sumberdaya Perikanan Labuan, Bakul/Pedagang Pengumpul, Langgan/Juragan, Industri Pengolah Ikan dan Satpolair.

2. Aturan-aturan formal yang berlaku telah mengatur sumberdaya perikanan, baik untuk tujuan ekonomi dan konservasi (perlindungan terhadap sumberdaya perikanan). Akan tetapi, kepatuhan terhadap aturan-aturan tersebut serta pengetahuan terhadap aturan-aturan yang ada sangat rendah,

88 disebabkan kurangnya sosialisasi pada masyarakat serta kurangnya pengawasan dan sistem hukum yang optimal. Aturan-aturan informal secara implisit memiliki tujuan sosial, ekonomi dan konservasi dalam mendukung pengelolaan sumberdaya perikanan di Kecamatan Labuan. Hal ini menunjukkan bahwa betapa pentingnya suatu mekanisme kontrol sosial yang ada di masyarakat berupa kearifan lokal. Akan tetapi, aturan-aturan informal ini sudah mulai memudar karena sifatnya yang tidak tertulis.

3. Total biaya transaksi yang dikeluarkan oleh pemerintah dalam pengelolaan sumberdaya perikanan adalah Rp 234.810.400 dalam setahun. Sementara itu, total biaya transaksi yang dikeluarkan nelayan dalam pengelolaan sumberdaya perikanan adalah Rp 7.400.000 dalam setahun. Biaya transaksi yang dikeluarkan nelayan jauh lebih kecil dibandingkan dengan biaya transaksi yang dikeluarkan oleh pemerintah. Hal ini disebabkan nelayan tidak terlalu banyak mengeluarkan uang untuk beberapa kegiatan, seperti pembangunan sarana dan pasarana, pengawasan sumberdaya perikanan dan biaya pembinaan.

7.2 Saran

1. Bagi stakeholders agar dapat terus berperan aktif dalam pengelolaan sumberdaya perikanan sehingga dapat bermanfaat bagi keberlanjutan generasi mendatang.

2. Pengelolaan sumberdaya perikanan di Kecamatan Labuan perlu dilakukan dengan sistem kelembagaan yang kuat. Aturan main formal yang sudah ditetapkan harus dijalankan. Selain meningkatkan pemahaman dan sosialisasi aturan, perlu tindakan tegas dalam penegakan peraturan yang

89 berlaku. Perlu adanya dukungan dari pemerintah dalam pengukuhan aturan- aturan informal sehingga lebih diakui keberadaannya. Hal ini dimaksudkan agar pengelolaan sumberdaya perikanan dapat berjalan secara berkelanjutan dan bertanggung jawab.

3. Perlu adanya penelitian lanjutan tentang design kelembagaan yang paling tepat untuk diterapkan dalam pengelolaan sumberdaya perikanan di Kecamatan Labuan.

ANALISIS KELEMBAGAAN DAN BIAYA TRANSAKSI

Dokumen terkait