• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kelompok kecil adalah sasaran promosi kesehatan yang terdiri ku-rang dari 15 oku-rang. Kelompok sasaran yang jumlahnya kuku-rang dari 15

orang juga harus mendapatkan promosi kesehatan yang cocok agar pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik. Beberapa metode promosi kesehatan yang dapat dilakukan untuk kelompok kecil, yaitu:

1) Diskusi

Diskusi kelompok adalah salah satu metode promosi kesehatan yang memiliki tujuan untuk berbagi gagasan, pemikiran, informasi/penga-laman di antara peserta diskusi kelompok sampai terdapat kesepakatan pokok-pokok pikiran di antara peserta sehingga tercapai kesepakatan pokok pemikiran (gagasan dan kesimpulan). Kesepakatan akan tercapai dari para peserta dengan saling berbagi pendapat dan pemikiran masing-masing untuk meyakinkan peserta lainnya. Diskusi menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan dari penerapan berbagai metode seperti ceramah, curah pendapat, diskusi kelompok dan permainan. Diskusi kelompok akan mendorong penerima informasi berpikir kritis, mengekspresikan pendapatnya secara bebas, menyumbangkan pikirannya untuk memecah-kan masalah bersama, mengambil satu alternatif jawaban atau beberapa alternatif jawaban untuk memecahkan masalah berdasarkan pertimbang-an ypertimbang-ang seksama.

Diskusi kelompok memiliki kondisi di mana semua anggota kelompok dapat bebas berpartisipasi dalam diskusi, maka formasi duduk para pe-serta diatur sedemikian rupa, sehingga mereka dapat berhadap-hadapan atau saling memandang satu sama lain, misalnya dalam bentuk lingkaran atau segi empat. Pimpinan diskusi juga duduk di antara peserta sehing-ga jalannya diskusi dapat dikontrol sesuai densehing-gan tujuan diskusi. Tiap anggota kelompok diskusi harus memiliki kebebasan/keterbukaan untuk mengeluarkan pendapat mereka di hadapan peserta lainnya. Untuk me-mulai diskusi, pemimpin diskusi harus memberikan bahan pembicaraan yang dapat memancing responsif dari para peserta diskusi yang berka-itan dengan topik yang dibahas. Diskusi akan menjadi lebih hidup saat pemimpin dapat mengarahkan dan mengatur jalannya diskusi sehingga semua orang dapat kesempatan berbicara, sehingga tidak menimbulkan dominasi dari salah seorang peserta.

Promosi kesehatan dengan metode diskusi memiliki kelebihan diban-dingkan metode lainnya, yaitu: Metode promosi kesehatan dengan diskusi dapat merangsang kreativitas peserta diskusi dalam bentuk ide, gagasan, prakarsa, dan terobosan baru dalam pemecahan suatu masalah yang dibe-rikan berkaitan dengan kesehatan. Metode diskusi dapat melatih peserta

diskusi terbiasa untuk bertukar pikiran dalam mengatasi setiap masalah kesehatan yang ada disekitar mereka. Diskusi juga dapat melatih peserta diskusi untuk terbiasa menghargai pendapat orang lain yang sama atau berbeda dengan pendapat peserta diskusi lainnya. Promosi kesehatan de-ngan metode diskusi memiliki kelemahan dibandingkan metode lainnya, yaitu: diskusi tidak bisa digunakan untuk kelompok dalam jumlah yang banyak, peserta diskusi cenderung mendapatkan informasi kesehatan yang lebih terbatas, informasi yang didapatkan peserta diskusi hanya se-batas informasi yang diberikan oleh peserta diskusi lainnya, diskusi akan cenderung dilakukan dengan ke adaan lebih formal, pembahasan dalam diskusi sangat bergantung kepada pemimpin diskusi dalam mengatur ja-lannya diskusi agar tidak meluas.

Langkah-langkah dalam melaksanakan promosi kesehatan dengan menggunakan metode ceramah sebagai berikut:

a) Persiapan sebelum melakukan promosi kesehatan dengan metode dis-kusi:

• Menentukan topik yang akan didiskusikan. • Merumuskan tujuan pembelajaran khusus (TPK). • Merumuskan masalah yang akan didiskusikan.

b) Pelaksanaan melakukan promosi kesehatan dengan metode diskusi, yaitu: • Membuat struktur kelompok (pimpinan, sekretaris, dan anggo-ta). • Menjelaskan tujuan promosi kesehatan dengan diskusi. • Membagi-bagi tugas dan memberikan pengarahan diskusi. • Memberikan rangsangan dan membantu siswa untuk berpartisi-pasi. • Mencatat ide dan saran-saran yang penting. Kelompok-kelompok membuat hasil diskusinya dan disampaikan dalam diskusi antar-kelompok.

• Hasil diskusi antarkelompok dilaporkan kepada fasilitator dalam bentuk lisan/tertulis.

2) Demonstrasi

Demonstrasi adalah salah satu metode promosi kesehatan dengan cara mempertunjukkan secara langsung menggunakan alat bantu peraga. Metode demonstrasi merupakan metode pengajaran dengan cara mem-peragakan sesuatu prosedur dengan menggunakan alat. Pada praktiknya

metode demontrasi bisa dilakukan secara langsung dan secara tidak lang-sung. Metode demonstrasi secara tidak langsung bisa dilakukan tenaga ke-sehatan yang disaksikan oleh masyarakat dalam tugas sehari-hari. Metode demonstrasi secara langsung akan dipersiapkan secara teliti oleh fasilita-tor dengan keahliannya dibantu pemateri tentang bagaimana melakukan suatu tindakan berwawasan kesehatan agar masyarakat atau peserta didik memiliki keterampilan untuk melakukan tindakan berwawasan kesehatan dan masyarakat atau peserta didik memiliki keyakinan untuk dapat mela-kukan tindakan yang berwawasan kesehatan.

Promosi kesehatan dengan metode demonstrasi memiliki tujuan, ya-itu mendapatkan gambaran yang jelas tentang hal-hal yang berhubungan dengan proses mengatur sesuatu, proses membuat sesuatu, proses bekerja-nya sesuatu, proses mengerjakan atau menggunakanbekerja-nya, membandingkan sesuatu dengan yang lain, dan untuk mengetahui serta melihat kebenaran dari sesuatu. Demonstrasi harus terlihat dengan jelas oleh setiap masyara-kat karena hanya melalui ini peserta didik dapat mengamati secara detail langkah prosedur yang akan di demonstrasikan. Jumlah kelompok atau kelas tidak terlalu besar, yakni tidak lebih dari 10 orang sehingga masya-rakat akan mendapatkan gambaran yang cukup dari apa yang di demon-strasikan dan demonstrasi harus benar dan sistematis.

Sebelum dilakukannya promosi kesehatan dengan metode demon-strasi, maka pemateri harus menjelaskan dan mengorientasikan peserta didik atau masyarakat pada alat perga yang diperlihatkan. Masyarakat harus diberi kesempatan untuk menangani peralatan atau bahan yang akan digunakan demonstrasi dengan tujuan untuk mendapatkan hasil yang efektif. Pemateri harus memiliki konsistensi tentang apa yang yang akan diucapkan terhadap apa yang di demonstrasikan. Alat penunjang seperti gambar, slide atau film sangat diperlukan saat demonstrasi dan demonstrasi juga harus dilakukan sesuai dengan tahapan dan sistematis.

Untuk melaksanakan promosi kesehatan dengan metode demonstrasi maka terdapat beberapa langkah yang akan dilaksanakan sesuai dengan urutan atau tahapannya, yaitu lakukan persiapan untuk demonstrasi di antaranya persiapan tempat yang cukup, persiapan peserta didik atau ma-syarakat, persiapan peralatan dan tempat demonstrasi, menjelaskan tu-juan dari demonstrasi dan hasil yang diharapkan, melaksanakan metode demonstrasi secara jelas dan tepat, memberikan waktu diskusi setelah de-monstrasi dan mengulangi bagian yang memerlukan penjelasan, memberi-kan kesempatan demonstrasi ulang kepada peserta didik atau masyarakat

Gambar 2. 1. Demonstrasi Sadari (Periksa Payudara Sendiri)

dengan tepat dan diawasi sesuai dengan kebutuhan individu, serta evalua-si kemajuan peserta didik atau masyarakat sesuai dengan tingkat kemam-puan yang diharapkan.

Promosi kesehatan dengan metode demonstrasi memiliki kelebihan jika dibandingkan dengan metode promosi kesehatan lainnya, yaitu meto-de promosi kesehatan memberikan pembelajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkret serta dapat mengurangi kekurangan bahasa verbal. Meto-de Meto-demonstrasi akan memudahkan pemahaman masyarakat atau peserta didik. Metode demonstrasi membuat proses pembelajaran menjadi lebih menarik. Peserta didik dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dan kenyataan, dan mencoba melakukanya sendiri. Promosi kesehatan dengan metode demonstrasi memiliki kelemahan yaitu metode ini memerlukan keterampilan mengajar secara khusus karena jika pema-teri tidak memiliki keterampilan yang baik maka demonstrasi yang di-lakukan tidak akan efektif. Metode demonstrasi harus memiliki fasilitas yang baik seperti peralatan, tempat, dan biaya cukup besar. Metode de-monstrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang dan me-tode demonstrasi membutuhkan waktu yang banyak.

3) Role Play (Memainkan Peranan)

Bermain peran (role-play), merupakan teknik untuk “menghadirkan” peran-peran yang ada dalam dunia nyata ke dalam suatu “pertunjukan peran” di dalam kelas/pertemuan, yang kemudian dijadikan sebagai ba-han refleksi agar peserta memberikan penilaian terhadap peran tersebut.

dari simulasi yang diarahkan untuk mengkreasi peristiwa pada masa lalu atau kejadian yang akan datang dengan kondisi atau situasi sebenarnya. Promosi kesehatan dengan metode bermain peran (role-play) akan dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan peserta didik atau masyarakat untuk dapat mengetahui kondisi sebenarnya. Bermain peran (role-play) akan membuat pembelajaran yang dilakukan kepada pe-serta didik atau masyarakat terserap dengan baik, selain itu anak belajar dapat bekerja sama, bertoleransi, dan memahami perasaan peserta didik lainnya.

Gambar 2. 2 Metode Bermain Peran (Role Play)

Metode bermain peran (role-play) sangat cocok untuk kelompok kecil dengan sasaran kurang dari 15 orang. Metode bermain peran (role-play) akan membagi setiap peserta menjadi beberapa peran dalam cerita yang ingin diperankan misalnya bermain peran permasalahan konseling HIV pada ibu hamil, maka peserta didik akan dibagi menjadi tenaga kesehatan (perawat, dokter, dan analisis kesehatan untuk laboratorium), ibu hamil, suami ibu hamil, keluarga ibu hamil dan masyarakat biasa yang akan me-merankan cerita tentang masalah ibu hamil dalam mengikuti tes HIV un-tuk ibu hamil. Setiap orang akan memperagakan aktivitasnya sesuai cerita yang sudah dibuat dan disepakati untuk mengetahui permasalahan yang terjadi dan bagaimana penyelesaian yang akan dilakukan. Setelah selesai bermain peran, maka setiap peserta dapat berdiskusi terkait permasalah-an ypermasalah-ang terjadi selama bermain perpermasalah-an dpermasalah-an berdiskusi masalah dari cerita yang sedang dimainkan.

Promosi kesehatan dengan metode bermain peran (role-play) memi-liki keunggulan, yaitu:

1. Metode bermain peran (role-play) akan memberi kesan yang baik da-lam penyajian dan pemecahan masalah.

2. Metode bermain peran (role-play) akan mendorong peserta untuk ber-pikir dan merenung untuk menyelesaikan permasalahan kesehatan. 3. Metode bermain peran (role-play) akan memberikan kesempatan

ke-pada peserta untuk berperan sebagai tokoh, disamping melihat diri sendiri diperankan oleh orang lain.

Selain itu promosi kesehatan dengan metode bermain peran

(role-play) memiliki kelemahan, yaitu (Supariasa, 2013): 1) sukar mencari

orang yang dapat berperan secara meyakinkan. 2) peserta dalam jumlah besar dapat memengaruhi sikap-sikap pemain.

4) Belajar sambil bermain

Permainan (games), populer dengan berbagai sebutan antara lain pe-manasan (ice-breaker) atau penyegaran (energizer). Arti harfiah ice-breaker adalah “pemecah es”. Jadi, arti pemanasan dalam proses belajar adalah pemecah situasi kebekuan pikiran atau fisik peserta. Permainan juga di-maksudkan untuk membangun suasana belajar yang dinamis, penuh se-mangat, dan antusiasme. Karakteristik permainan adalah menciptakan suasana belajar yang menyenangkan (fun) serta serius tapi santai (sersan).

Permainan digunakan untuk penciptaan suasana belajar dari pasif ke aktif, dari kaku menjadi gerak (akrab), dan dari jenuh menjadi riang (se-gar). Teknik ini diarahkan agar tujuan belajar dapat dicapai secara efisien dan efektif dalam suasana gembira meskipun membahas hal-hal yang sulit atau berat. Sebaiknya permainan digunakan sebagai bagian dari proses belajar, bukan hanya untuk mengisi waktu kosong atau sekadar perma-inan. Permainan sebaiknya dirancang menjadi suatu “aksi” atau kejadian yang dialami sendiri oleh peserta, kemudian ditarik dalam proses refleksi untuk menjadi hikmah yang mendalam (prinsip, nilai, atau pelajaran-pel-ajaran). Wilayah perubahan yang dipengaruhi adalah ranah sikap-nilai.

Tujuan permainan yang dilakukan dalam promosi kesehatan adalah: 1. Meningkatkan akselarasi pemikiran dan perasaan dengan sikap dan

psikomotorik pembelajar, kemampuan pembelajar ditingkatkan da-lam keterampilan berkomunikasi sederhana dan kepekaan terhadap aksi orang lain agar terbentuk sikap peduli terhadap lingkungan seki-tarnya;

yang dimainkan;

3. Menggunakan pengalaman perannya dalam simulasi untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi;

4. Memperoleh persepsi, pandangan ataupun mengalami perasaan keji-waan dan batin tertentu;

5. Menanamkan disiplin dan sikap berhati-hati.

6. Memberi kesempatan berlatih menguasai keterampilan tertentu me-lalui situasi buatan, sehingga pembelajar terbebas dari risiko pekerja-an berbahaya.

Permainan (games) adalah kontes antara para pemain yang berinter-aksi satu sama lain dengan mengikuti aturan-aturan tertentu untuk men-capai tujuan-tujuan tertentu pula. Setiap permainan harus memiliki bebe-rapa komponen utama untuk dilakukan, yaitu:

1. Adanya pemain (pemain-pemain);

2. Adanya lingkungan di mana para pemain berinteraksi; 3. Adanya aturan-aturan main;

4. Adanya tujuan-tujuan tertentu yang ingin dicapai; dan 5. Media permainan yang akan digunakan.

Model pembelajaran yang relevan dalam kesehatan terutama pada anak-anak memiliki kelebihan, yaitu:

1. Dapat menciptakan suasana pembelajaran yang fun atau menyenang-kan.

2. Lebih merangsang peserta didik dalam melakukan aktivitas belajar individual maupun kelompok.

3. Dapat mengembangkan kreativitas peserta didik.

4. Kemandirian peserta didik dalam menciptakan komunikasi timbal ba-lik.

5. Dapat membina tanggung jawab dan disiplin peserta didik.

6. Struktur kognisi yang diperoleh peserta didik sebagai hasil dari pro-ses belajar akan lebih bermakna dan stabil.

7. Tersusun secara relevan sehingga terjaga dalam ingatan.

Model pembelajaran yang relevan dalam kesehatan terutama pada anak-anak memiliki kekurangan, yaitu:

1. Permainan akan membuat kegaduhan dikalangan peserta, jika peser-ta tidak menyukai apeser-tau merasa bosan dengan permainan.

3. Permainan akan membutuhkan peralatan, memerlukan fasilitas khu-sus yang mungkin sulit untuk disediakan di tempat latihan, karena diperlukan alat bantu.

4. Dibutuhkan waktu yang lama.

5) Curah Pendapat (Brain Storming)

Curah Pendapat (brain storming) adalah suatu bentuk diskusi dalam rangka menghimpun gagasan, pendapat, informasi, pengetahuan, peng-alaman, dari semua peserta. Metode ini merupakan modifikasi metode diskusi kelompok, yang diawali dengan pemberian kasus atau pemicu un-tuk menstimulasi tanggapan dari peserta. Prinsipnya sama dengan metode diskusi kelompok, bedanya pada permulaan, pemimpin kelompok meman-cing dengan satu masalah dan kemudian tiap peserta memberikan jawab-an atau tjawab-anggapjawab-an (curah pendapat). Tjawab-anggapjawab-an atau jawabjawab-an-jawabjawab-an tersebut ditampung dan ditulis dalam flipchart atau papan tulis. Sebelum semua peserta mencurahkan pendapatnya, tidak boleh dikomentari oleh siapa pun. Baru setelah semua anggota mengeluarkan pendapatnya, tiap anggota dapat mengomentari, dan akhirnya terjadi diskusi.

Berbeda dengan diskusi, di mana gagasan dari seseorang dapat di-tanggapi (didukung, dilengkapi, dikurangi, atau tidak disepakati) oleh pe-serta lain, pada penggunaan teknik curah pendapat, pendapat orang lain tidak untuk ditanggapi. Tujuan curah pendapat adalah untuk membuat kompilasi (kumpulan) pendapat, informasi, pengalaman semua peserta yang sama atau berbeda. Hasilnya kemudian dijadikan peta informasi, peta pengalaman, atau peta gagasan (mindmap) untuk menjadi pembela-jaran bersama.

6) Permainan Simulasi (Simulation Game)

Metode simulasi adalah pembelajaran yang memberikan kesempat-an kepada pembelajar untuk meniru suatu kegiatkesempat-an ykesempat-ang dituntut dalam pekerjaan sehari-hari atau berkaitan dengan pekerjaan sehari-hari atau berkaitan dengan tanggung jawabnya. Metode ini merupakan gabungan antara role play dengan diskusi kelompok. Pesan-pesan kesehatan disaji-kan dalam beberapa bentuk permainan seperti permainan monopol, cara memainkannya persis seperti bermain monopoli, yakni dengan menggu-nakan dadu, gaco (petunjuk arah), selain papan main. Beberapa orang menjadi pemain, dan sebagian lagi berperan sebagai narasumber. Tujuan metode simulasi sebagai berikut:

a) Meningkatkan akselerasi pemikiran dan perasaan dengan sikap dan psikomotorik pembelajar. Kemampuan pembelajar ditingkatkan da-lam keterampilan berkomunikasi sederhana dan kepekaan terhadap aksi orang lain agar terbentuk sikap peduli terhadap lingkungan seki-tarnya.

b) Menghayati berbagai masalah yang mungkin dihadapi oleh peran yang dimainkan.

c) Menggunakan pengalaman perannya dalam simulasi untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi.

d) Memperoleh persepsi, pandangan ataupun mengalami perasaan keji-waan dan batin tertentu.

e) Menanamkan disiplin dan sikap berhati-hati.

f) Memberi kesempatan berlatih menguasai keterampilan tertentu me-lalui situasi buatan, sehingga pembelajar terbebas dari risiko pekerja-an berbahaya.

Metode simulasi memiliki kelebihan dan kekurangan, untuk kelebih-an metode simulasi yaitu pengguna metode simulasi akkelebih-an menguasai ke-terampilan tanpa membahayakan dirinya atau orang lain dan tanpa me-nanggung kerugian; Melibatkan pembelajar secara aktif dan memberikan kesempatan kepada pembelajar terlibat secara langsung dalam kegiatan belajar dan melakukan eksperimen tanpa takut-takut terhadap akibat yang mungkin timbul di dalam lingkungan yang sesungguhnya; Meningkatkan berpikir secara kritis, karena pembelajar dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran; Belajar memahami suatu kegiatan tertentu; Metode simulasi dapat meningkatkan motivasi pembelajar; Bermanfaat untuk tu-gas-tugas yang memerlukan praktik tetapi lahan praktik tidak memadai; Memberi kesempatan berlatih mengambil keputusan yang mungkin tidak dapat dilakukan dalam situasi nyata; Metode simulasi dapat membentuk kemampuan menilai situasi dan membuat pertimbangan berdasarkan ke-mungkinan yang muncul; Metode simulasi dapat meningkatkan disiplin dan meningkatkan sikap kehati-hatian.

Metode simulasi juga memiliki kekurangan, yaitu kurang efektif un-tuk menyampaikan informasi umum; kurang efektif unun-tuk kelas yang be-sar, karena umumnya akan efektif bila dilakukan untuk perorangan atau grup yang kecil; memerlukan fasilitas khusus yang mungkin sulit untuk disediakan di tempat latihan, karena diperlukan alat bantu; dibutuhkan waktu yang lama, bila semua pembelajaran harus melakukannya; media

Gambar 2. 3. Simulasi Penanganan Kebakaran di Kantor

berlatih yang merupakan situasi buatan tidak selalu sama dengan situasi sebelumnya, baik dalam kecanggihan alat, lingkungan, dan sebagainya; memerlukan biaya yang lebih besar.

D. METODE DAN TUJUAN PENGGUNAAN PROMOSI KESEHATAN

Penggunaan metode promosi kesehatan digunakan memiliki tujuan pengunaan, yaitu:

Berikut ini merupakan contoh menentukan metode promosi an yang digunakan sesuai dengan tujuan pelaksanaan promosi kesehat-annya:

1. Untuk meningkatkan kesadaran akan kesehatan: ceramah, kerja ke-lompok, media massa, seminar, dan kampanye.

2. Menambah pengetahuan, yaitu menyediakan informasi: One-to-one

te-aching (mengajar perseorangan/private), seminar, media massa,

kam-panye, dan group teaching.

3. Self-empowering. Meningkatkan kemampuan diri, yakni dengan meng-ambil keputusan, kerja kelompok, latihan (training), simulasi, meto-de pemecahan masalah, peer teaching method.

4. Mengubah kebiasaan: Mengubah gaya hidup individu, seperti kerja kelompok, latihan keterampilan, training, metode debat.

5. Mengubah lingkungan, yakni dengan bekerja sama dengan pemerin-tah untuk membuat kebijakan yang berkaitan dengan kesehatan.

E. PAMERAN

Pameran merupakan salah satu bentuk media promosi kesehatan yang mempunyai pengaruh besar terhadap proses adopsi, apabila pamer-an tersebut dirpamer-ancpamer-ang dengpamer-an baik dpamer-an saksama. Penyelenggarapamer-an pa-meran sampai sampai saat ini sangat digemari oleh khalayak masyarakat dari berbagai lapisan. Terlebih apabila dalam penyelenggaraan pameran disertai dengan berbagai games berhadiah, pemutaran film, pemberian so-uvenir, dan buku-buku.

Pameran merupakan salah satu bentuk promosi yang akan menampil-kan gambar, poster, benda hidup, dan sebagainya secara sistematis pada suatu tempat tertentu, dalam rangka promosi. Pameran ini akan memiliki makna yang lebih dalam untuk memberikan sebuah informasi tentang suatu produk atau mengingatkan kembali keberadaan produk yang telah dipromosikan termasuk produk kesehatan.

Gambar 2. 4. Pameran Nyamuk oleh Kementerian Kesehatan

Pameran memiliki manfaat untuk memperkenalkan suatu pro duk, mengajak, menghimbau, memperkenalkan, membangun kepercayaan, menghibur serta membidik khalayak sasaran untuk mengadopsi produk yang ditawarkan tersebut. Pameran memiliki fungsi yaitu menjadi salah satu bentuk promosi yang pada prinsipnya menjembatani dua pihak an-tara yang mempunyai ide dan penerima ide atau sasaran, anan-tara produ-sen dan konsumen, antara komunikator dan komunikan, antara pemberi pesan dan penerima pesan. Melalui penyelenggaraan pameran, akan

di-peragakan ide, jasa, barang produksi dan lain-lain serta berbagai macam kegiatan pendukung lainnya.

Ada beberapa macam tujuan pameran yaitu untuk penyebarluasan Informasi, pendidikan, promosi, dan hiburan. Pameran yang dilakukan terdiri dari pameran di ruang terbuka (outdoor), pameran di ruang tertu-tup (indoor).