• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II Kajian Teori 10

3. Kemampuan Kerja Sama

Kemampuan kerja sama dalam pembelajaran IPS merupakan keaktifan siswa dan kemampuan siswa dalam menjalin suatu proses interaksi dengan siswa lainnya serta siswa kepada guru dalam rangka mencapai tujuan di dalam pembelajaran IPS. Siswa saling berinteraksi dengan siswa lain, berusaha untuk saling memahami materi melalui pembelajaran yang diajarkan oleh guru. Kerja sama merupakan hal penting yang diperlukan setiap makhluk hidup khususnya manusia dalam kelangsungan hidupnya. Kerja sama pada hakikatnya mengindikasikan adanya dua pihak atau lebih yang berinteraksi atau menjalin hubungan-hubungan yang bersifat dinamis untuk mencapai suatu tujuan bersama (S. Pamudji, 1985: 12). Oleh karena itu, kerja sama dipandang sebagai sebuah proses sosial yang paling mendasar dalam kehidupan manusia.

Kerja sama itu sendiri tersusun atas berbagai proses sosial. Dalam era global semestinya pembelajaran tidak hanya sekedar mempelajari materi atau pelajaran saja akan tetapi siswa perlu dikembangkan untuk memiliki keterampilan kerja sama agar dapat menjalani hidup dengan baik. Isjoni (2009: 8) mengatakan kerja sama merupakan sesuatu yang dikerjakan secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai suatu tim. Johnson, dkk (2004: 5) mendefinisikan kerja sama sebagai:

“Cooperative is working together to occumplish shared goals. Within cooperative siatuations, individuals seek outcomes that are beneficial to themselves and beneficial to all other group members. Cooperative learning is the the intructional use of

small groups so that student work together to maximize their

own and each other’s learning

Uraian di atas mengandung arti bahwa kerja sama (cooperative) adalah bekerja bersama dalam menyelesaikan tujuan bersama. Dalam keadaan kerja sama, individu akan mengambil manfaat bagi mereka sendiri dan seluruh anggota kelompok lainnya. Belajar kerja sama adalah pelajaran menggunakan kelompok kecil jadi siswa bekerja bersama untuk memaksimalkan belajar mereka dan belajar anggota lainnya.

Peneliti mengacu pada pendapat S. Pamudji (1985: 12) untuk digunakan dalam penelitian ini yaitu kerja sama merupakan hal yang penting untuk setiap mahluk hidup khususnya manusia dalam kelangsungan hidupnya karena kerja sama pada hakikatnya mengindikasikan adanya dua pihak atau lebih yang berinteraksi atau sedang menjalin hubungan-hubungan yang bersifat dinamis dalam mencapai suatu tujuan bersama.

Dalam penelitian ini peningkatan kemampuan kerja sama siswa diukur melalui observasi siswa dan angket kerja sama siswa di dalam kelompok. Untuk mengetahui hasil peningkatan kemampuan kerja sama siswa dilakukan dengan cara siswa mengisi angket kemampuan kerja sama sebelum dan setelah diberikan metode pembelajaran.

Kerja sama bermanfaat dalam melancarkan hubungan kerja dan tugas. Kerja sama senantiasa menempatkan pihak-pihak yang ber-interaksi itu pada posisi yang seimbang, serasi, dan selaras (S. Pamudji, 1985: 12). Kerja sama dalam kelompok memicu berbagai upaya individu agar dapat bekerja secara efektif, produktif serta efisien waktu. Kerja sama menekankan peran sebagai anggota kelompok, bukan sebagai pemimpin yaitu sekelompok individu yang menyelesaikan suatu tugas atau proses. Nasution (2000: 149) menyatakan bahwa kerja sama dapat bermanfaat untuk:

1) Kerja sama mempertinggi hasil belajar baik secara kuantitatif maupun kualitatif.

2) Kerja sama membangun motivasi siswa lebih besar karena adanya rasa tanggung jawab bersama.

3) Keputusan kelompok lebih mudah diterima oleh setiap anggota kelompok apabila mereka turut memikirkan dan memutuskan bersama-sama.

4) Membangun persetujuan bersama.

5) Kerja sama menyebabkan anggota kelompok kecil dapat mengatasi rintangan.

6) Belajar menghargai orang lain dan bertindak mandiri. c. Karakteristik Kerja sama

Eliane (2011: 169) merumuskan karakteristik dalam kerja sama adalah fokus terhadap tugas kelompok, bekerja secara kooperatif

dengan anggota kelompok lainnya, mencapai keputusan-keputusan kelompok untuk setiap masalah, meyakinkan untuk setiap orang memahami solusi yang ada sebelum melangkah lebih jauh, mendengarkan orang lain dengan seksama dan mencoba memanfaatkan ide-ide mereka, berbagi kepemimpinan dalam kelompok, memastikan setiap orang ikut berpartisipasi dan tidak boleh ada salah seorang yang terlalu dominan, bergiliran mencatat hasil yang telah dicapai kelompok.

Johnson, dkk (2004: 6) mengemukakan bahwa terdapat karakteristik kerja sama meliputi:

1) Tujuan

Anggota kelas ditugaskan untuk membentuk kelompok-kelompok kecil (biasanya heterogen), diperintahkan untuk mempelajari materi yang ditugaskan dan memastikan semua anggota untuk melakukan tugasnya.

2) Tingkatan dari kerja sama

Kerja sama memungkinkan diperluas dalam kelas (memastikan semua orang di kelas mempelajari materi yang ditugaskan) dan tingkatan sekolah (memastikan semua siswa sekolah memiliki kemajuan akademik).

3) Pola interaksi

Siswa mepromosikan kesuksesan satu sama lain. Siswa berdiskusi materi dengan orang lain, menjelaskan bagaimana menyelesaikan

tugas, mendengarkan pendapat orang lain, mendorong orang lain untuk bekerja keras, dan memberikan bantuan akademis. Pola interaksi ada ketika kelompok dalam keadaan baik.

4) Penilaian dari hasil

Suatu referensi kriteria tugas dan sistem penilaian yang digunakan. Terpusat pada kebiasaan pembelajaran dan kemajuan akademik dari siswa secara individu tetapi kemungkinan juga termasuk kelompok sebagai keseluruhan, kelas, dan sekolah. d. Langkah-langkah dalam Kemampuan Kerja Sama

Aspek kemampuan kerja sama merupakan ukuran, karakteristik, ciri-ciri, pembuatan atau proses yang menunjukkan ketercapaian suatu kompetensi dasar. Isjoni (2009: 16) merumuskan dalam kerja sama terdapat langkah-langkah di dalam kelompok antara lain:

1. Para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka “tenggelam atau berenang bersama”.

2. Para siswa harus memiliki tanggung jawab terhadap siswa atau peserta didik lain dalam kelompoknya, selain tanggung jawab terhadap dirinya sendiri dalam mempelajari materi yang dihadapi. 3. Para siswa harus berpandangan bahwa mereka semua memiliki

tujuan yang sama.

4. Para siswa membagi tugas dan berbagi tanggung jawab diantara para anggota kelompok.

5. Para siswa diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut berpengaruh terhadap evaluasi kelompok.

6. Para siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh keterampilan bekerja sama selama belajar.

7. Setiap siswa akan diminta mempertanggung jawabkan secara individual materi yang ditangani.

Anita Lie (2007: 31) mengemukakan agar kerja sama mencapai hasil yang maksimal antara lain siswa saling ketergantungan yang positif, tanggung jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi antar anggota serta evaluasi proses kelompok. Pendapat serupa dikemukakan oleh Nasution (2000: 151) menjelaskan dalam kerja sama terdapat langkah-langkah sebagai berikut :

1. Setiap anggota kelompok memberikan pendapat masing-masing saat melakukan kerja sama.

2. Setiap anggota kelompok menghargai kontribusi anggota. 3. Setiap anggota kelompok bertanggung jawab kepada kelompok. 4. Setiap anggota kelompok turut berpartisipasi dan bekerja sama

dengan individu lain secara efektif.

5. Setiap anggota kelompok mendorong partisipasi anggota kelompok lain.

6. Setiap anggota kelompok menggunakan dan terlibat prosedur demokratis dalam perencanaan, penyelesaian, dan membuat keputusan.

Dokumen terkait