• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS DAN HABITS

D. Memecahkan masalah tidak rutin

Berdasarkan hasil pengamatan pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan LKS yang digunakan guru selama kegiatan

pembelajaran berlangsung, maka dapat diidentifikasi bahwa pada umumnya soal-soal yang diberikan guru pada LKS, memungkinkan siswa untuk memunculkan indikator kemampuan koneksi matema-tis siswa dalam memecahkan masalah tidak rutin, namun dalam hal ini penulis lebih memfokuskan pada indikator pembelajaran ten-tang menentukan jarak sebenarnya jika diketahui skala dan jarak pada peta. Berikut adalah gambaran soal pada LKS tersebut:

Gambar 3.7.

LKS Tentang Menentukan Jarak Sebenarnya Jika Diketahui Skala dan Jarak Pada Peta.

Gambar di atas adalah hasil pekerjaan siswa secara berke-lompok pada saat mengerjakan LKS untuk menghitung jarak sebenarnya jika diketahui skala dan jarak pada peta. Dalam hasil pekerjaan tersebut nampak kekeliruan siswa saat menghitung ja-rak sebenarnya. Ini menunjukkan kekurang hati-hatian siswa da-lam membaca dengan pemahaman suatu soal dada-lam matematika.

Jika diamati soal yang terdapat pada gambar yang ada dalam LKS tadi, jelas membutuhkan kemampuan siswa dalam memaha-minya, sehingga ketika siswa kurang hati-hati bisa berdampak pa-da kesalahan seperti diperlihatkan papa-da gambar di atas, di sana

siswa terlihat kurang teliti dalam mengkali atau membagi angka-angka tersebut.

Dari hasil penilaian LKS pada indikator menentukan jarak sebenarnya jika diketahui skala dan jarak pada peta, empat kelom-pok menjawab dengan benar soal-soal tersebut dan tiga kelomkelom-pok lainnya salah dalam perhitungan matematis dan menyimpulkan-nya. Secara rinci rangkuman jawaban dan perolehan nilai siswa dapat dilihat pada lampiran C.

Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan bahwa kemampu-an memecahkkemampu-an masalah tidak rutin ini tidak semua siswa dapat menjawabnya, hal tersebut lebih dikarenakan kekurangtelitian siswa dalam membaca dengan pemahaman suatu soal matematika hingga mampu menjawabnya dengan baik dan benar.

Berdasarkan hasil observasi selama kegiatan pembelajaran berlangsung dapat terlihat bahwa pada umumnya siswa sudah memiliki kemampuan habits of mind yang cukup baik. Adapun in-dikator kemampuan habits of mind siswa yang muncul selama kegiatan pembelajaran tentang perbandingan dan skala, yaitu meliputi: self regulation, critical thinking, dan creative thinking.

Dari hasil pengamatan diperoleh data bahwa indikator habits of mind siswa muncul pada tahapan pendekatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Berikut di bawah ini adalah tabel kemunculan indikator kemampuan habits of mind siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung:

Tabel 3.3. Kemunculan Indikator Kemampuan Habits of Mind 3 Diskusi kelas Self regulation

Critical Thinking 4 Refleksi Self regulation

Critical Thinking

Dari tabel di atas, terlihat jelas bahwa hampir seluruh indikator kemampuan habits of mind siswa muncul pada tahapan pendekatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru.

Berdasarkan hasil pengamatan ternyata tidak semua siswa dapat memunculkan semua indikator habits of mind tersebut. Ada diantara indikator habits of mind tersebut yang tidak muncul pada diri semua siswa. Secara rinci uraian tentang kemunculan indikator habits of mind siswa dapat dilihat pada lampiran. Untuk lebih jelasnya di bawah ini akan diuraikan kemunculan masing-masing indikator habits of mind tersebut:

a. Kemampuan self regulation

Berdasarkan hasil observasi, indikator kemampuan ini muncul pada saat siswa menyimak dan mendengarkan arahan serta per-tanyaan dari guru, mengerjakan LKS secara berkelompok, dan mendengarkan penjelasan dari guru tentang materi yang telah di-pelajari, di mana dalam kegiatan apersepsi, pemecahan masalah,

dan konsep, serta refleksi terdapat kemampuan self regulation yang berisi tentang kemampuan siswa dalam menyadari pemikirannya sendiri, memikirkan apa yang harus dipikirkan (metakognitif), ser-ta menyadari dan menggunakan sumber informasi yang diper-lukan. Gambar berikut dapat menjelaskan tentang indikator terse-but:

Gambar 3.8. Aktivitas Siswa Saat Mendengarkan Penjelasan Guru

Gambar di atas merupakan aktivitas siswa dalam mendengar-kan atau menyimak penjelasan dari guru. Gambar ini diambil saat guru menyamakan persepsi untuk menarik kesimpulan pada kegiatan akhir tahapan pembelajaran dari beberapa kegiatan yang dilakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Di sana ter-lihat jelas bahwa siswa begitu antusias dalam menyimak apa yang disampaikan guru, sehingga hampir semua siswa fokus dan tidak melakukan aktivitas lain, hal ini sebagai bukti bahwa indikator ke-mampuan habits of mind ini dikuasai oleh seluruh siswa.

Dari hasil analisis tentang menyimak/mendengarkan arahan guru, pekerjaan siswa, dan memperhatikan penjelasan dari guru

hampir semua siswa tidak mengalami kesulitan dalam menyadari pemikirannya sendiri, memikirkan apa yang harus dipikirkan (me-takognitif) serta menyadari dan menggunakan sumber informasi yang diperlukan. Pada gambar berikut disajikan tentang kemam-puan self regulation siswa yang menjelaskan bagaimana kemampu-an siswa dalam menyadari pemikirkemampu-annya sendiri, kemampukemampu-an memikirkan apa yang harus dipikirkan (metakognitif) serta ke-mampuan menyadari dan menggunakan sumber informasi yang diperlukan saat mengerjakan LKS, yaitu sebagai berikut:

Gambar 3.9. Hasil Pekerjaan Siswa Pada LKS

Selain tergambar dari kemampuan siswa dalam menyadari pemikirannya sendiri, memikirkan apa yang harus dipikirkan (me-takognitif), serta menyadari dan menggunakan sumber informasi yang diperlukan. Penulis juga merujuk pada hasil pengamatan di-peroleh gambaran bahwa kemampuan ini muncul pula pada saat siswa bertanya jawab dalam kegiatan apersepsi, pemecahan masalah dan konsep, diskusi kelas, serta refleksi pada saat me-nyimpulkan materi yang telah dibahas pada kegiatan penutup se-tiap kegiatan pembelajaran berlangsung. Dari catatan lapangan diperoleh data, beberapa orang siswa terlihat cukup aktif dalam

mengikuti kegiatan tanya jawab baik dengan guru maupun teman-nya selama pembelajaran berlangsung.

Berdasarkan pengamatan indikator kemampuan habits of mind siswa dalam self regulation ini tergambar dalam suatu percakapan tanya jawab saat pembelajaran berlangsung. Berikut adalah cup-likan percakapan tersebut:

Guru menunjukkan sebuah peta berskala dan menginforma-sikan arti dari skala yang tertulis di peta kepada siswa.

Sambil memperlihatkan dan membuka atlas kepada anak la-lu guru memperlihatkan peta provinsi jawa barat kepada siswa di dalam atlas yang skalanya yaitu 1 : 1.750.000 ter-letak disebelah pojok kanan atas.

Guru Siapa yang bisa menjelaskan arti dari skala ini? :

Siswa (Seorang siswa mengacungkan tangan dan mencoba : menjawabnya) 1 di kali 1.750.000 dari jarak sebenar-nya.

Siswa Haaaa .Gak mungkin bu (siswa lain merasa heran : dengan jawaban temannya).

Guru Artinya apa sih kalau tertulis 1 : 1.750.000 pada peta? : bisa dibantu?

Siswa (Seorang siswa mengacungkan tangan dan menjawab). : Jadi klo 1 sentimeter dalam peta sama dengan 1.750.000 dalam jarak asli/sebenarnya.

Dari percakapan tersebut di atas dapat terlihat bagaimana ke-mampuan siswa dalam menyadari pemikirannya sendiri, memikir-kan apa yang harus dipikirmemikir-kan (metakognitif) pada saat ditanya oleh gurunya. Menurut analisis peneliti walaupun struktur ka-limatnya kurang teratur, namun itu sudah menunjukkan kemam-puan yang cukup baik bagi siswa.

Di samping percakapan di atas, data audio-video juga merekam aktivitas percakapan siswa saat menyadari dan menggunakan sumber informasi yang diperlukan dalam pembelajaran. Berikut ini adalah cuplikan percakapannya:

Guru Berapakah jumlah perbandingan spidol ini anak-: anak?

Siswa Tujuuuh (Siswa menjawab secara serentak). :

Guru Klo diketahui banyaknya spidol merah itu 4. : Berapakah banyak spidol yang lain?

Siswa (Seorang anak mencoba menjawab kedepan). :

Uraian diatas dapat membuktikan bahwa kemampuan siswa dalam menyadari pemikirannya sendiri, memikirkan apa yang ha-rus dipikirkan (metakognitif), serta menyadari dan menggunakan

sumber informasi yang diperlukan dapat dikatakan cukup baik wa-laupun tidak muncul pada semua siswa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa indikator kemampuan habits of mind siswa da-lam self regulation sudah dikatakan cukup baik terhadap siswa.

b. Kemampuan critical thinking

Berdasarkan hasil pengamatan, kemampuan ini muncul pada tahapan pembelajaran pemecahan masalah dan penemuan konsep, diskusi kelas, serta refleksi pada saat akhir pembelajaran.

Aktivitas kemampuan critical thinking dari indikator habits of mind ini adalah aktivitas diskusi yang ditunjukkan siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Hampir setiap pertemuan da-lam kegiatan pembelajaran guru selalu menerapkan metode disku-si, seperti yang nampak pada gambar berikut:

Gambar 3.10. Aktivitas Siswa dalam Kegiatan Diskusi

Dalam setiap pertemuan guru selalu menerapkan metode diskusi saat pembelajaran berlangsung. Didukung lagi dengan penggunaan Pendekatan Matematika Realistik (PMR) dimana kegiatan diskusi termasuk tahapan dalam pendekatan

pembelajar-an ini. Hal tersebut dilakukpembelajar-an sebagai upaya memfasilitasi siswa untuk terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran terutama keberanian dalam menyampaikan ide/pendapat yang dimilikinya.

Melalui kegiatan diskusi diharapkan pula terjalin sikap kerjasama yang harmonis di antara siswa, sehingga siswa terbiasa untuk belajar bekerjasama, menghargai pendapat orang lain, dan terbiasa mengeluarkan ide/pendapatnya. Gambar di atas memperlihatkan bahwa seluruh siswa dalam pengawasan dan bimbingan guru yang terlibat aktif dalam kegiatan diskusi kelompok. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa indikator kemampuan habits of mind ini muncul pada seluruh siswa.

Gambar 3.11. Aktivitas Siswa Bekerjasama Menyelesaikan Soal

Gambar di atas merupakan aktivitas siswa dalam kegiatan bekerjasama dalam menyelesaikan soal matematika saat kegiatan diskusi kelompok dilaksanakan. Dari catatan lapangan diperoleh gambaran bahwa kerjasama dan aktivitas berdiskusi dalam ke-lompoknya sudah cukup baik.

Hal ini membuktikan bahwa kemampuan critical thinking siswa yang mencakup kemampuan siswa dalam mempertanyakan dan menemukan permasalahan, bersifat terbuka, menanggapi

dengan kekaguman dan keheranan suatu permasalahan, serta dapat bekerja dan belajar dengan orang lain dalam sebuah ke-lompok sudah cukup baik pada saat kegiatan pembelajaran ber-langsung.

c. Kemampuan creative thinking

Dari hasil pengamatan pembelajaran indikator kemampuan ini muncul pada saat pemecahan masalah dan penemuan konsep, diskusi kelas, serta pada saat berlangsungnya kegiatan refleksi di akhir kegiatan pembelajaran.

Berdasarkan hasil pengamatan, kemampuan ini tidak muncul pada sebagian besar siswa dan hanya beberapa orang siswa saja yang dapat memunculkan kemampuan habits of mind dengan indi-kator creative thinking ini. Hal tersebut dibuktikan dengan banyak-nya siswa menjawab soal yang diberikan guru dengan cara umum yang biasa dilakukan. Gambar hasil dokumentasi berikut ini akan lebih memperjelas tentang hasil pekerjaan siswa pada umumnya dalam mengerjakan soal ulangan harian.

Gambar3.12. Cara Siswa Menjawab Soal Pada Umumnya.

Berbeda dengan kebanyakan siswa dalam menjawab soal pada umumnya, indikator yang memuat keterampilan siswa dalam

berfikir fleksibel, menghasilkan cara baru dan melihat situasi yang berbeda dari cara yang biasa berlaku pada umumnya terlihat pada gambar berikut ini.

Gambar 3.13. Cara Sebagian Kecil Siswa dalam Menjawab Soal

Gambar di atas merupakan hasil sebagian kecil siswa dalam menjawab soal yang sama diberikan oleh guru mereka kepada te-mannya yang lain. Dari gambar tersebut terlihat bahwa indikator kemampuan creative thinking muncul pada sebagian kecil siswa karena siswa tersebut mempunyai caranya sendiri dalam menja-wab soal ulangan harian yang diberikan oleh gurunya. Hal tersebut terjadi karena perbedaan kemampuan dan rasa percaya diri siswa dalam menjawab soal yang diberikan guru sehingga tidak semua siswa dapat mengembangkan kemampuan creative thinking ini.

Selain cara menjawab soal, indikator ini juga memuat kete-rampilan siswa dalam melakukan usaha semaksimal mungkin sesuai kemampuan dan pengetahuannya untuk menjawab perta-nyaan dari guru. Hal ini digambarkan dengan aktivitas siswa pada saat mereka menjawab pertanyaan dari guru dan temannya serta aktivitas siswa saat menjelaskan hasil diskusi kelompok pada pelaksanaan presentasi. Berikut adalah gambar aktivitas siswa ter-sebut:

Gambar 3.14. Aktivitas Siswa Saat Presentasi di Depan Kelas

Gambar di atas merupakan kegiatan siswa saat melakukan presentasi di depan kelas sekaligus memberikan penjelasan ten-tang hasil diskusi kelompok yang telah didiskusikannya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kedua gambar atau foto di atas memperlihatkan tentang suasana kemunculan indikator kemam-puan habits of mind siswa dalam mengembangkan kemamkemam-puan creative thinking.

Dari beberapa uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa indi-kator kemampuan habits of mind muncul pada siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung yang meliputi: kemampuan self regulation, kemampuan critical thinking, dan kemampuan creative thinking.

Semua indikator tersebut muncul selama pembelajaran dengan PMR berlangsung, namun intensitas kemunculannya tidak sama dan tidak semua siswa dapat memunculkan semua indikator terse-but. Walaupun demikian secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa pada umumnya kemampuan habits of mind siswa sudah cukup baik, terbukti dari kemunculan tiga indikator habits of mind pada sebagian besar siswa selama pembelajaran yang didukung

dengan rata-rata nilai ulangan harian siswa yang memuat indikator kemampuan habits of mind.

Dari temuan dan paparan diawal sudah jelas bahwa indikator muncul pada semua siswa, namun tidak setiap siswa dapat me-munculkan ke empat indikator kemampuan koneksi matematis tersebut, terutama pada indikator menetapkan rumus (tools) yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah dan memecahkan masalah tidak rutin hanya muncul pada sebagian besar siswa. Hal ini terjadi karena perbedaan kemampuan dan kesempatan giliran yang dimilikinya, siswa yang memiliki kemampuan tinggi dan kemampuan sedang berbeda dalam kemunculan indikator puan koneksi matematisnya dengan siswa yang memiliki kemam-puan rendah. Namun demikian, secara keseluruhan kemamkemam-puan koneksi matematis siswa sudah cukup baik.

Berdasarkan data studi dokumentasi diperoleh gambaran bahwa keberagaman kemunculan indikator koneksi matematis siswa selama kegiatan pembelajaran ditunjukkan pula oleh ke-mampuan siswa dalam menyelesaikan ulangan harian tentang per-bandingan dan skala, dimana hasil ulangan harian siswa tentang perbandingan dan skala menunjukkan bahwa nilai yang diperoleh setiap siswa sangat bervariatif.

Berikut disajikan diagram batang tentang perolehan rata-rata nilai hasil ulangan harian siswa tentang perbandingan dan skala yang menggambarkan ketercapaian kemampuan koneksi matema-tis siswa selama empat kali pertemuan:

Tabel 3.4. Diagram Hasil Ulangan Harian Siswa

Tabel di atas, merupakan diagram batang yang menunjukkan rata-rata nilai ulangan harian siswa sebanyak empat kali per-temuan selama kegiatan pembelajaran tentang materi perbanding-an dperbanding-an skala. Data tersebut memberikperbanding-an gambarperbanding-an bahwa kemam-puan koneksi matematis tidak sama untuk setiap siswa. Dimana tiga orang siswa meraih rata-rata nilai 10.00, empat orang meraih rata-rata nilai antara 9,00-9,75, enam orang mendapatkan nilai ra-ta-rata antara 8,00-8,50, dan tiga orang mendapatkan nilai rata-rata diantara 7,00-7,50, serta sisanya mendapatkan nilai rata-rata-rata-rata dibawah 7,00. Sehingga diperoleh jumlah 200,16 dengan nilai rata 7,15 dengan nilai tertinggi sebesar 10,00 sedangkan nilai rata-rata terendahnya sebesar 4,38.

Dengan melihat perbedaan rata-rata nilai tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penguasaan kemunculan indikator

koneksi matematis masing-masing siswa tidak sama, dengan kata lain kemampuan indikator koneksi matematis tersebut tidak mun-cul pada semua siswa.

Dari hasil pengamatan diketahui bahwa ada beberapa orang siswa yang tidak memiliki kesempatan untuk menyampaikan ide/

pendapatnya, saat merespon pertanyaan yang diberikan guru dan saat mengajukan pertanyaan pada waktu presentasi berlangsung.

Berdasarkan data catatan lapangan terungkap bahwa hal ini terjadi dikarenakan keterbatasan waktu sehingga guru hanya menunjuk beberapa orang siswa yang mengangkat tangan untuk menyam-paikan ide/pendapatnya maupun untuk menyammenyam-paikan perta-nyaan.

Berdasarkan hasil dari pengamatan, terlihat seorang siswa nampak malu-malu dan ragu pada saat ditanya oleh guru untuk menyampaikan ide serta tanggapannya terhadap permasalahan yang diajukan guru. Gambar berikut akan memberikan penjelasan tentang bagaimana sikap siswa saat di tanya oleh guru.

Gambar 3.15. Sikap Siswa Terlihat Malu-Malu Saat Ditanya Guru

Dari gambar di atas, terlihat bagaimana sikap siswa yang ter-lihat malu-malu saat ditanya oleh guru untuk mengungkapkan ide/pendapatnya. Namun demikian, hal ini tidak terjadi pada se-luruh siswa. Berdasarkan catatan lapangan sebagian besar siswa terbiasa dalam mengemukakan ide-idenya selama kegiatan pem-belajaran berlangsung.

Berdasarkan beberapa data di atas tentang kemunculan indi-kator kemampuan koneksi matematis, terlihat jelas bahwa keem-pat indikator kemampuan koneksi matematis ini tidak semuanya muncul pada setiap siswa, namun demikian semua indikator terse-but muncul selama kegiatan pembelajaran tentang perbandingan dan skala hanya kegiatan kemunculannya saja yang berbeda untuk setiap siswa.

Berdasarkan temuan dan paparan pertama sudah jelas bahwa indikator kemampuan habits of mind muncul pada semua siswa, namun tidak setiap siswa memunculkan ke tiga indikator tersebut, terutama pada indikator critical thinking dan creative thinking. Hal ini terjadi karena perbedaan kemampuan dan karakter siswa.

Siswa yang berkemampuan tinggi dan sedang berbeda dalam kemunculan indikator kemampuan habits of mind dengan siswa yang berkemampuan rendah, namun demikian secara keseluruhan kemampuan habits of mind siswa sudah cukup baik.

Hasil observasi diketahui bahwa ada beberapa orang siswa yang tidak memiliki kesempatan untuk menyampaikan ide/pen-dapatnya saat merespon pertanyaan yang diberikan guru dan saat mengajukan pertanyaan pada waktu presentasi berlangsung. Ber-dasarkan data catatan lapangan terungkap bahwa hal ini terjadi dikarenakan keterbatasan waktu sehingga guru hanya menunjuk beberapa orang siswa yang mengangkat tangan untuk menyam-paikan idenya ataupun menyammenyam-paikan pertanyaan.

Dari hasil sebuah pengamatan penulis, terlihat seorang siswa nampak malu-malu dan ragu-ragu pada saat ditanya oleh guru

untuk menyampaikan ide atau tanggapannya terhadap permasa-lahan yang diajukan. Gambar berikut akan memberikan penjelasan tentang bagaimana sikap siswa saat di tanya oleh guru pada saat pembelajaran berlangsung.

Gambar 3.16. Sikap Siswa Ketika Malu Mengungkapkan Idenya

Dari gambar di atas, terlihat bagaimana sikap siswa yang ter-lihat malu-malu saat ditanya oleh guru untuk mengungkapkan idenya. Namun demikian, hal ini tidak terjadi pada seluruh siswa.

Berdasarkan catatan lapangan sebagian besar siswa terbiasa dalam mengemukakan ide-idenya selama kegiatan pembelajaran berlang-sung.

Berdasarkan beberapa data di atas tentang kemunculan kator kemampuan habits of mind, terlihat jelas bahwa ketiga indi-kator kemampuan habits of mind ini tidak semuanya muncul pada setiap siswa, namun semua indikator tersebut muncul pada saat kegiatan pembelajaran tentang perbandingan dan skala berlang-sung, hanya kegiatan kemunculannya saja yang berbeda untuk se-tiap siswa.

BAB IV

PENGEMBANGAN

KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS DAN

HABITS OF MIND PADA SISWA

A. Faktor yang mendorong munculnya kemampuan koneksi matematis siswa.

Dilihat dari hasil pengamatan penulis, terlihat jelas bahwa kegiatan pembelajaran, pendekatan dan strategi yang digunakan guru menjadi faktor pendukung munculnya kemampuan koneksi matema-tis siswa. Adapun pendekatan yang digunakan guru dalam pembela-jaran tentang materi perbandingan dan skala ialah PMR yang meliputi beberapa tahapan, yaitu: apersepsi, tahapan pemecahan masalah dan

penemuan konsep, diskusi kelas, serta refleksi pada akhir pem-belajaran. Dari tahapan tersebut terlihat peluang guru untuk memunculkan kemampuan koneksi matematis siswa sangat dominan didukung lagi dengan penggunaan metode tanya jawab dan diskusi serta alat dan sumber belajar yang digunakan oleh siswa. Secara rinci RPP yang digunakan oleh guru dapat dilihat pada bagian lampiran.

Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh gambaran bahwa mampuan koneksi matematis siswa yang didukung oleh faktor ke-mampuan siswa dan pembiasaan yang biasa dilakukan guru pada setiap kegiatan pembelajaran berlangsung.

Guru sebagai ujung tombak di lapangan memiliki peran sentral dalam mengembangkan kemampuan koneksi matematis siswa.

Dengan demikian, di samping faktor kemampuan siswa (faktor dari dalam diri siswa), pembiasaan atau keterampilan guru dalam menge-mas pembelajaran termenge-masuk di dalamnya pemberian motivasi, meng-kaitkan pembelajaran di kelas dengan dunia nyata, menyajikan contoh masalah, pemilihan pendekatan dan strategi yang digunakan guru dalam mengajar harus diperhatikan. Demikian pula dengan penggunaan sumber belajar turut berpengaruh serta menjadi faktor pendorong munculnya kemampuan koneksi matematis siswa. Gam-bar berikut merupakan data dokumentasi yang dapat memperjelas tentang pernyataan di atas:

Gambar 4.17. Aktivitas Siswa dalam Menggunakan Sumber Belajar

Gambar di atas, merupakan aktivitas siswa dalam melakukan kegiatan mengaitkan pembelajaran di dalam kelas dengan dunia nyata dengan mengukur jarak pada peta antara kota Bandung dengan kota Garut menjadi sesuatu yang bermakna melalui penggunaan penggaris untuk mengukur kedua kota tersebut pada peta.

Dengan melihat paparan tersebut, dapat disimpulkan bahwa ke-mampuan guru membangun minat siswa dalam mengembangkan kemampuan koneksi matematis dan mengemas pembelajaran yang memicu terhadap munculnya kemampuan koneksi matematis siswa seperti yang terlihat pada gambar 4.17 yang memperlihatkan bagai-mana siswa menggunakan penggaris yang ditempelkan di atas peta untuk memperjelas dan memahami konsep tentang skala dalam mengembangkan kemampuan koneksi matematis siswa khususnya dalam mengintegrasikan informasi dan memecahkan masalah tidak rutin.

B. Faktor yang mendorong munculnya kemampuan habits of mind siswa

Dilihat dari data hasil pengamatan penulis, terlihat jelas bahwa kegiatan pembelajaran, pendekatan dan strategi yang digunakan guru

Dilihat dari data hasil pengamatan penulis, terlihat jelas bahwa kegiatan pembelajaran, pendekatan dan strategi yang digunakan guru

Dokumen terkait