• Tidak ada hasil yang ditemukan

Upaya yang dilakukan guru dalam mengembangkan

BAB IV PENGEMBANGAN KEMAMPUAN KONEKSI

H. Kesulitan yang dihadapi guru dalam mengembangkan

I. Upaya yang dilakukan guru dalam mengembangkan

Dari hasil pengamatan penulis memberikan gambaran bahwa kegiatan pembelajaran berlangsung dengan model pembelajaran ino-vatif yaitu menggunakan model pembelajaran PMR. Model pembela-jaran ini menuntut keterlibatan siswa secara aktif sehingga kemam-puan koneksi matematis siswa dapat berkembang dengan baik.

Tahapan kegiatan pembelajaran yang meliputi: apersepsi, taha-pan pemecahan masalah dan penemuan konsep, tahap diskusi kelas, dan refleksi sangat memungkinkan untuk memunculkan kemampuan koneksi matematis siswa. Selain itu strategi yang digunakan guru yang didukung dengan penggunaan metode diskusi dan tanya jawab lebih menekankan pada keterlibatan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran. Guru banyak memberikan kesempatan dan keleluasaan pada siswa untuk menyampaikan idenya terhadap per-masalahan yang muncul. Hal ini dilakukan guru sebagai upaya dalam mengembangkan kemampuan koneksi matematis siswa baik secara lisan maupun tulisan.

Pada awal pertemuan guru menggunakan alat peraga berupa gambar semut dan spidol yang disusun pada tabel di papan tulis yang melibatkan keterangan perbandingan yang diinginkan. Pertemuan kedua guru masih menggunakan alat media tersebut, pertemuan keti-ga guru menggunakan alat peraketi-ga berupa atlas, dan pada pertemuan keempat guru menggunakan pintu kelas sebagai alat peraga untuk konsep berisi materi yang akan dibahas tentang masalah kontekstual yang berkaitan dengan ukuran pada bangun datar. Alat peraga ini digunakan guru dalam upaya memberikan motivasi pada siswa agar berkonsentrasi dan terinspirasi dalam mengembangkan ide-idenya, sehingga pembelajaran benar-benar dapat bermakna dan memicu perkembangan pada pencapaian indikator kemampuan koneksi ma-tematis siswa.

Pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung, guru lebih ber-peran sebagai fasilitator dan mediator bagi siswa, sehingga pembela-jaran diprioritaskan pada aktivitas siswa sebagai subyek dalam pem-belajaran. Sebagai upaya dalam mengembangkan kemampuan ko-neksi matematis siswa, guru memfasilitasi siswa dengan kegiatan tanya jawab, diskusi, dan presentasi baik secara diskusi berkelompok maupun diskusi kelas. Melalui kegiatan ini guru berupaya memancing ide-ide siswa yang dikemukakan baik secara lisan maupun secara tu-lisan.

Untuk memunculkan indikator kemampuan koneksi matematis siswa selain kegiatan tersebut di atas, guru juga memberikan latihan-latihan soal, baik yang dikerjakan secara berkelompok melalui LKS maupun secara individual. Pada pertemuan pertama dan kedua guru memberikan soal tentang perbandingan, sedangkan pada pertemuan ketiga dan keempat guru memberikan soal tentang skala, dan pada pertemuan kelima guru memberikan soal ulangan harian berisi masa-lah kontekstual yang berkaitan tentang perbandingan dan skala.

Guru melakukan berbagai upaya dalam mengembangkan ke-mampuan koneksi matematis siswa. Dalam hal ini guru berupaya

mengaitkan pembelajaran di dalam kelas dengan dunia nyata seperti dalam menggunakan buku atlas dalam pembelajaran tentang skala dan juga berupaya memberikan contoh soal tentang kehidupan sehari-hari agar siswa dapat memahami materi pembelajaran sehing-ga mampu mengembangkan indikator kemampuan koneksi matema-tis siswa.

J. Upaya yang dilakukan guru dalam mengembangkan ke-mampuan habits of mind siswa

Dari hasil pengamatan penulis memberikan gambaran bahwa kegiatan pembelajaran berlangsung dengan model pembelajaran ino-vatif yaitu menggunakan model pembelajaran PMR. Model pembela-jaran ini menuntut keterlibatan siswa secara aktif sehingga kemam-puan habits of mind siswa dapat berkembang dengan baik.

Tahapan kegiatan pembelajaran yang meliputi: apersepsi, tahap-an pemecahtahap-an masalah dtahap-an penemutahap-an konsep, tahap diskusi kelas, dan refleksi sangat memungkinkan untuk memunculkan kemampuan habits of mind siswa. Selain itu strategi yang digunakan guru yang didukung dengan penggunaan metode diskusi dan tanya jawab lebih menekankan pada keterlibatan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran. Guru banyak memberikan kesempatan dan kelelua-saan pada siswa untuk menyampaikan idenya terhadap permasala-han yang muncul. Hal ini dilakukan guru sebagai upaya dalam mengembangkan kemampuan habits of mind siswa baik secara lisan maupun tulisan.

Pada awal pertemuan guru selalu menyampaikan tujuan pem-belajaran dan memberikan motivasi pada siswa agar berkonsentrasi dan terinspirasi dalam mengembangkan ide-idenya, sehingga pem-belajaran benar-benar dapat bermakna dan memicu perkembangan pada pencapaian indikator kemampuan habits of mind siswa.

Saat kegiatan pembelajaran berlangsung, guru lebih berperan se-bagai fasilitator dan mediator bagi siswa, sehingga pembelajaran

di-prioritaskan pada aktivitas siswa sebagai subyek dalam pembelaja-ran. Sebagai upaya dalam mengembangkan kemampuan habits of mind siswa, guru memfasilitasi siswa dengan kegiatan tanya jawab, diskusi, dan presentasi baik secara diskusi berkelompok maupun diskusi kelas. Melalui kegiatan ini guru berupaya memancing ide-ide siswa yang dikemukakan baik secara lisan maupun secara tulisan.

Untuk memunculkan indikator kemampuan habits of mind siswa selain kegiatan tersebut di atas, guru juga memberikan latihan-latihan soal, baik yang dikerjakan secara berkelompok melalui LKS maupun secara individual disertai dengan memberikan bintang keaktifan kepada kelompok atau siswa yang aktif dalam menjawab soal yang diberikan oleh guru.

Selain dari data di atas, untuk lebih memberikan penjelasan ten-tang upaya yang dilakukan guru dalam meningkatkan kemampuan habits of mind siswa, peneliti melakukan wawancara langsung dengan guru yang bersangkutan.

Guru melakukan berbagai upaya dalam mengembangkan ke-mampuan habits of mind siswa. Dalam hal ini guru berupaya menge-mas pembelajaran dengan menggunakan pendekatan, metode serta media yang bervariasi. Variasi metode diskusi dan tanya jawab, memilih kata-kata yang cocok untuk disampaikan kepada siswa serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama dalam kelompok diskusinya merupakan sarana dalam mengembangkan in-dikator kemampuan habits of mind siswa, selain itu guru juga berupa-ya memotivasi siswa dengan memberikan bintang keaktifan.

Berdasarkan hasil pembahasan yang diuraikan di atas, maka di-peroleh beberapa kesimpulan bahwa indikator kemampuan koneksi matematis dan habits of mind siswa muncul melalui pembelajaran dengan menggunakan tahap kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Metode diskusi, tanya jawab dan presentasi dipandang efektif dalam membantu mengembangkan indikator kemampuan koneksi matematis dan habits of mind siswa, karena melalui metode

tersebut siswa dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya secara optimal.

Siswa berkemampuan tinggi memiliki peluang lebih besar dalam memunculkan indikator-indikator kemampuan koneksi matematis dan habits of mind dibandingkan dengan siswa yang berkemampuan rendah. Hal ini dapat dilihat dari hasil lembar observasi, catatan lapangan, serta transkrip rekaman audio-video pembelajaran dan pengamatan yang dilakukan peneliti selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

Penyebab tidak munculnya kemampuan koneksi matematis dan habits of mind siswa dipengaruhi oleh faktor rasa percaya diri, moti-vasi, dan kemampuan yang dimiliki siswa dalam mengerjakan soal, serta kemampuan guru dalam mengemas kegiatan pembelajaran didalam kelas untuk bisa mengembangkan kemampuan siswa secara optimal.

Motivasi, pembiasaan dan pujian atau penghargaan berupa bin-tang keaktifan dapat menjadi stimulasi dalam mengembangkan ke-mampuan koneksi matematis dan habits of mind siswa.

Menggunakan model pembelajaran yang inovatif, strategi, metode, dan media pembelajaran yang bervariatif merupakan salah satu cara guru dalam mengembangkan kemampuan koneksi matema-tis dan habits of mind siswa selama kegiatan pembelajaran berlang-sung.

Sikap sebagian siswa yang kurang berkonsentrasi, kurang bisa bekerjasama, dan kurang percaya diri menjadi kendala bagi guru da-lam mengembangkan kemampuan koneksi matematis dan habits of mind siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

Indikator kemampuan koneksi matematis dan habits of mind siswa perlu dipupuk dan dikembangkan dalam setiap kegiatan pem-belajaran matematika yang berguna untuk melatih keterampilan siswa dalam berpikir dan melakukan usaha semaksimal mungkin agar bisa mengaitkan pembelajaran serta dapat memecahkan masalah

ma-tematika yang mungkin akan ditemuinya dalam kehidupan sehari-hari.

BAB V

PENUTUP

Kemampuan koneksi matematis siswa dapat dilihat dari kemam-puan siswa dalam memunculkan indikator koneksi matematis terse-but. Indikator kemampuan koneksi matematis tersebut muncul secara efektif melalui pembelajaran yang diberikan oleh guru yang didukung dengan metode diskusi, tanya jawab, dan presentasi. Ada-pun indikator kemampuan koneksi matematis yang muncul pada siswa, meliputi: kemampuan mengintegrasikan informasi, kemampu-an membuat koneksi dalam dkemampu-an atau luar materi matematika, ke-mampuan menetapkan rumus (tools) yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah dan kemampuan memecahkan masalah tidak rutin. Semua indikator ini muncul pada siswa selama proses pembela-jaran berlangsung, namun intensitas kemunculan indikatornya ber-beda untuk setiap siswa dan pada tahapan kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru.

Kemampuan habits of mind siswa dapat dilihat dari kemampuan siswa dalam memunculkan indikator habits of mind tersebut. Indi-kator kemampuan habits of mind tersebut muncul melalui pembelaja-ran yang diberikan oleh guru yang didukung dengan metode diskusi, tanya jawab, dan presentasi. Adapun indikator kemampuan habits of mind yang muncul pada siswa, meliputi: kemampuan self regulation, kemampuan critical thinking, dan kemampuan creative thinking.

Semua indikator ini muncul pada siswa selama proses pembelajaran berlangsung, namun intensitas kemunculan indikatornya berbeda un-tuk setiap siswa dan pada tahapan kegiatan pembelajaran yang dila-kukan guru.

Beberapa faktor yang membuat siswa kesulitan dalam memun-culkan kemampuan koneksi matematis siswa yang terdiri dari faktor internal yaitu faktor yang muncul dari dalam diri siswa, meliputi:

pembawaan siswa yang memiliki rasa tidak percaya diri dan malu jika pendapatnya didengar siswa lain, dan perbedaan kemampuan yang dimiliki siswa baik dalam memahami pembelajaran matematika maupun kemampuan siswanya, serta faktor eksternal yang muncul dari luar diri siswa yang meliputi: kemampuan guru dalam mengemas pembelajaran termasuk di dalamnya penggunaan pendekatan/

strategi pembelajaran, media dan sumber belajar yang membangkit-kan minat siswa, pembiasaan, pemberian motivasi, serta pemberian penghargaan turut menjadi faktor terhadap kemunculan indikator kemampuan koneksi matematis siswa.

Beberapa kesulitan yang dihadapi guru dalam kegiatan pembela-jaran matematika terutama dalam mengembangkan kemampuan koneksi matematis siswa diantaranya adalah beberapa orang siswa kurang berkonsentrasi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dan juga kurang bisa mengaitkan maupun menghubungkan pembelajaran yang telah dipelajarinya di dalam kelas pada lingkungannya, sehingga diperlukan upaya guru dalam mengemas pembelajaran agar dapat membangkitkan minat dan motivasi siswa yang bermuara pada

pen-capaian kemunculan indikator kemampuan koneksi matematis siswa secara optimal.

Beberapa faktor yang membuat siswa kesulitan dalam memun-culkan kemampuan habits of mind siswa yang terdiri dari faktor in-ternal yaitu faktor yang muncul dari dalam diri siswa, meliputi: moti-vasi dan pembawaan dari diri siswa yang kurang dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Serta perbedaan kemampuan yang dimiliki siswa baik dalam memahami pembelajaran matematika maupun ke-mampuan siswanya, serta faktor eksternal yang muncul dari luar diri siswa yang meliputi: kemampuan guru dalam mengemas pembelaja-ran termasuk di dalamnya penggunaan pendekatan/strategi pem-belajaran, media dan sumber belajar yang membangkitkan minat siswa, pembiasaan, pemberian motivasi, serta pemberian penghar-gaan turut menjadi faktor terhadap kemunculan indikator kemampu-an habits of mind siswa.

Beberapa kesulitan yang dihadapi guru dalam kegiatan pembela-jaran matematika terutama dalam mengembangkan kemampuan hab-its of mind siswa diantaranya adalah beberapa orang siswa yang ku-rang berkonsentrasi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, kuku-rang bisa bekerja sama dengan temannya dan terkadang siswa tidak se-maksimal mungkin dalam usaha menyelesaikan tugasnya, sehingga diperlukan upaya guru dalam mengemas pembelajaran agar dapat membangkitkan minat, dan motivasi siswa yang bermuara pada pen-capaian kemunculan indikator kemampuan habits of mind siswa secara optimal.

Upaya yang dilakukan guru dalam mengembangkan kemampuan koneksi matematis siswa, antara lain: menggunakan model pembela-jaran inovatif yang didukung dengan penggunaan metode diskusi, tanya jawab, memberikan kesempatan dan keleluasaan pada siswa untuk menyampaikan ide/tanggapannya terhadap permasalahan yang muncul, menggunakan alat peraga dan media pembelajaran yang dapat membangkitkan motivasi siswa, serta pemberian

penghargaan dengan menggunakan bintang keaktifan juga menjadi stimulan bagi siswa dalam mengembangkan kemampuan koneksi ma-tematis siswa.

Sedangkan upaya yang dilakukan guru dalam mengembangkan kemampuan habits of mind siswa, antara lain: menggunakan model pembelajaran inovatif yang didukung dengan penggunaan metode diskusi, tanya jawab, memberikan kesempatan dan keleluasaan pada siswa dalam mengeluarkan pemikiran dan usahanya terhadap per-masalahan yang muncul, menggunakan alat peraga dan media belajaran yang dapat membangkitkan motivasi siswa, serta pem-berian penghargaan dengan menggunakan bintang keaktifan juga menjadi stimulan bagi siswa dalam mengembangkan kemampuan habits of mind siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. (2011). Memahami Riset Prilaku dan Sosial. Bandung: Pusta-ka Cendekia Utama.

Arifin, Z. (2011) Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik, dan Prose-dur. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Bahri, S & Zain, A. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rine-ka Cipta.

Bahri, S. D. (2011). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Costa, A.L. & Kallick, B. (2012). Belajar dan Memimpin dengan “Ke-biasaan Pikiran”. Jakarta: Indeks.

Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP.

Desmita, (2011). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Helmaheri. (2004). Mengembangkan Kemampuan Komunikasi dan Habits of Mind Siswa SLTP Melalui Belajar dalam Kelompok Kecil dengan Strategi Think-Talk-Write. (Tesis Program

Ma-gister Sekolah Pascasarjana). Universitas Pendidikan Indo-nesia, Bandung.

Herman, T. (2006). Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Mening-katkan Kemmapuan Berfikir Matematis Tingkat Tinggi Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP). (Disertasi Program Dok-tor Sekolah Pascasarjana). Universitas Pendidikan Indone-sia, Bandung.

Herman, T. (2007). Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Mening-katkan Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi Sis-wa Sekolah Menengah Pertama. Journal Educationist. 48, (1), hlm. 47-55.

Heruman. (2007). Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Da-sar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Idris. T (2013). Penerapan Asesmen Portofolio untuk Meningkatkan Habits of Mind dan Penguasaan Konsep Siswa kelas XI. (Tesis Program Magister Sekolah Pascasarjana). Universitas Pen-didikan Indonesia, Bandung.

Kusumah, Y.S. (2008). Konsep, pengembangan, dan Implementasi Computer Based Learning dalam Peningkatan Kemampuan High-Order Mathematical Thinking. Disampaikan dalam pi-dato pengukuhan sebagai guru besar pada FMIPA UPI Ban-dung.

Lincoln, Y. S., & Guba, E. G. (1985). Naturalistic Inquiry. California:

Sage Publications.

Marno & Idris, M. (2012). Strategi dan Metode Pengajaran (Mencip-takan Keterampilan Mengajar yang Efektif dan Edukatif). Yo-gyakarta: Ar-Ruzz Media.

Marzano R. J., Pickering and Mc Righe. (1993). Assessing Student Outcomes. Performance Assessment Using the Dimension of

Learning Model. Virginia: Association for Supervision and Curriculum Development.

Mulyana, T. (2008). Pembelajaran Analitik Sintetik untuk Mening-katkan kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Matematik Siswa Sekolah Menengah Atas. (Disertasi Program Doktor Sekolah Pascasarjana). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Mulyasa. (2013). Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013.

Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nasir, S. (2008). Meningkatkan Kemampuan Koneksi dan Habits of mind Matematik Siswa SMA yang Berkemampuan Rendah Melalui Pendekatan Kontekstual. (Tesis Program Magister Sekolah Pascasarjana). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

National Council of Teacher of Mathematics. (1989). Curriculum and Evaluation Standards for School Mathematics. Virginia:

Reston.

National Council of Teachers of Mathematics. (2000). Principles and Standards for School Mathematics. USA: NCTM.

Nirmala. (2009). Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Habits of Mind untuk Meningkatkan Kemampuan Pemaha-man dan Komunikasi Matematik Siswa Sekolah Dasar. (Tesis Program Magister Sekolah Pascasarjana). Universitas Pen-didikan Indonesia, Bandung.

Nurdin, E. (2012). Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Koneksi Matematis Siswa melalui Pendekatan Pembelaja-ran Visual Thinking. (Tesis Program Magister Sekolah Pasca-sarjana). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Nurihsan, J & Agustin, M. (2011). Dinamika Perkembangan Anak dan Remaja: Tinjauan Psikologi, Pendidikan, dan Bimbingan.

Bandung: Refika Aditama.

Nurmaulita. (2012). Penerapan Pendidikan Karakter Pada Mata pe-lajaran Fisika melalui Pembepe-lajaran Salingtemas untuk Membentuk Habits Of Mind Siswa Kelas XI IPA di SMA Negeri

1 Tanah jawa. [Online]. Tersedia:

www.scrid.com/doc/88542339/Penerapan-Karakter-Pada-mata-Pelajaran-Fisika. [Diakses 10 November 2013].

Risnanosanti. (2011). Peranan Habits of Mind dalam Mengembang-kan Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi. (Tesis Program Magister Sekolah Pascasarjana). Universitas Pen-didikan Indonesia, Bandung.

Rusman. (2011). Model-Model Pembelajaran (Mengembangkan Pro-fesionalisme Guru). Bandung: Raja Grafindo Persada.

Rustaman, et al. (2003). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Common Textbook FPMIPA UPI. Tidak diterbitkan.

Sagala, S. (2012). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfa-beta.

Sanjaya, W. (2010). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Bandung: Prenada Media Group.

Sriyati, S. (2011). Penerapan Asesmen Formatif Untuk Membentuk Habits of Mind Mahasiswa Biologi. (Disertasi Program Dok-tor Sekolah Pascasarjana). Universitas Pendidikan Indone-sia, Bandung.

Suherman, E, dkk. (2003). Strategi Pembelajaran Matematika Komtemporer. Bandung: JICA UPI Bandung.

Sukirman. (2008). Kegiatan Pembelajaran Eksploratif untuk Me-ningkatkan Kemampuan Penalaran dan Koneksi Matematis

Siswa Kelas V SD. (Tesis Program Magister Sekolah Pascasar-jana). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Sumarmo, U. (2010). Berpikir dan Disposisi Matematik: Apa, Men-gapa, dan Bagaimana Dikembangkan pada Peserta Didik.

Bandung: FPMIPA UPI.

Sumaryati, E. (2012). Pengaruh Pembelajaran dengan Pendekatan CTL dan BL Terhadap Peningkatan Kemampuan Koneksi Ma-tematis Kelas V SD. (Tesis Program Magister Sekolah Pasca-sarjana). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Sunarto & Hartono. (1999). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta:

Rineka Cipta.

Supriatin, A. (2009). Penerapan Model Pembelajaran Tematik dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematis dan Sikap Siswa SD. (Tesis Program Magister Sekolah Pascasar-jana). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Sutardi & Sudirjo. (2007). Pembaharuan dalam PBM di SD. Ban-dung: UPI Press.

Tirta, P. S. (2013). Pembelajaran Quick on the Draw untuk Mening-katkan Kemmapuan Penalaran Matematis dan Habits of Mind Siswa Sekolah Menengah Pertama. (Tesis Program Magister Sekolah Pascasarjana). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Usman, M. U. (2009). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Wahyudin. (2008). Pembelajaran dan Model-model Pembelajaran:

Pelengkap untuk Meningkatkan Kompetensi Pedagogis Para Guru dan Calon Guru Profesional. Bandung: Diklat Perkulia-han UPI.

Wahyudin. (2012). Filsafat dan Model-model Pembelajaran Mate-matika. Bandung: Mandiri.

Wlodkowski. R. J., & Jaynes J. H. (2004). Hasrat Untuk Belajar (Membantu Anak-Anak Termotivasi dan Mencintai Belajar).

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Yaniawati, P. (2001). Pembelajaran dengan Pendekatan Open-Ended dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Koneksi Matemati-ka Siswa. (Tesis Program Magister Sekolah Pascasarjana).

Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Yulaelawati, E. (2007). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Pakar Raya.

TENTANG PENULIS

Muhammad Fendrik, lahir di Peranap, Kabu-paten Indragiri Hulu Provinsi Riau pada tang-gal 13 Juni 1988 dari pasangan Junaidi (alm) dan Fatmawati. Penulis menyelesaikan pen-didikan di SD Negeri 003 Peranap pada tahun 2000. Kemudian menyelesaikan pendidikan Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah di Pesantren Persatuan Islam (Persis 76) Taro-gong Garut, Jawa Barat tahun 2004 dan 2007. Pada tahun 2011, penulis menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau, Program Magister (S2) Pendidikan Dasar (Dik-das) tahun 2014 di Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung. Saat ini penulis sedang menempuh Program Doktor (S3) Pendidikan Dasar (Dikdas) di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).

Penulis aktif sebagai dosen PNS di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Riau pada program studi Pendidikan Guru

Sekolah Dasar (PGSD). Di samping sebagai ketua umum IKA PGSD FKIP Universitas Riau sejak tahun 2016 hingga sekarang, penulis juga aktif dalam berbagai organisasi, diantaranya adalah Himpunan Dosen PGSD Indonesia, Ethnomath Association, Perkumpulan Karir Dosen Indonesia (Perkadosi), Perkumpulan Penulis Buku Perguru-an Tinggi (P2B-PT), dPerguru-an Asosiasi Dosen Indonesia (ADI) Provinsi Riau.

Penulis aktif menulis karya tulis ilmiah berupa artikel pada jurnal nasional maupun internasional yang berhubungan dengan Pendidikan ke-SD-an pada umumnya dan khususnya pada bidang Pendidikan Matematika SD. Di samping itu, penulis juga saat ini sedang giat menulis buku-buku yang berkaitan dengan PGSD sebagai bidang ilmu penulis, baik cakupannya berupa tema kajian mikro maupun makro di SD.

Dokumen terkait