• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat

Y. Sikap kritis menonton sinetron adalah

15 Kemampuan melakukan penilaian

1. Mutu isi cerita sinetron

Kecenderungan mutu isi cerita sinetron Kecenderungan jumlah isi cerita sinetron yang masuk akal Interval 2. Mutu tokoh sinetron Kecenderungan mutu pemain sinetron dalam televisi Interval 3. Kecocokan kostum pemain sinetron Apakah pakaian pemain sinetron kecenderungannya melanggar etika berpakaian bangsa Indonesia Interval 4. Pemakaian bahasa Indonesia Bahasa yang digunakan pemain sinetron apakah menyimpang atau sesuai dengan bahasa Indonesia Interval

5. Bentuk efek yang terjadi Efek-efek tayangan televisi bagi penontonnya Interval 6. Tipe Industri televisi Kecenderungan industri televisi mementingkan keuntungan, mendidik, atau ada keseimbangan antara keduanya Interval 16 Kemampuan Memutuskan Sifat keputusan yang diambil Bersifat positif

Bersifat negatif Interval

Pengumpulan Data

Data primer diperoleh dengan wawancara menggunakan kuesioner terstruktur pada responden dan juga melakukan wawancara mendalam dengan beberapa guru responden terkait dengan perilaku siswa SMA yang pernah menyimpang seperti tawuran, pergaulan bebas, dan mistik. Demikian juga melakukan wawancara mendalam dengan beberapa orangtua responden sehubungan dengan pola komunikasi yang dilakukan orangtua. Sedangkan data sekunder diperoleh dengan pengumpulan informasi dari lembaga pendidikan dan sekolah yang menjadi sampel penelitian..

Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara mengumpulkan responden dalam satu tempat dan diberikan penjelasan bahwa penelitian ini tidak ada kaitannya dengan penilaian prestasi pendidikan siswa dan juga tidak mempunyai korelasi hubungan guru dengan murid. Penelitian ini semata-mata untuk mengetahui bagaimana sikap kritis siswa SMA menonton sinetron dan faktor-faktor yang berhubungan dengan sikap kritis.

Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Daftar pertanyaan yang sudah disusun perlu di uji validitas dan reliabilitasnya untuk menentukan apakah masing-masing item pernyataan sudah valid dan reliabel. Pengujian validitas dan reliabilitas dilakukan sebelum penelitian sebenarnya sehingga dapat diantisipasi dengan memperbaiki atau menghilangkan item pernyataan yang tidak valid dan reliabel. Uji validitas dan reliabilitas instrument dilakukan pada siswa SMA Negeri 1 dan SMA Negeri 3 Depok yang ditemui di rumah siswa dan di sekolah siswa.

Validitas

Validitas menunjukkan sejauhmana suatu alat pengukur mengukur apa yang ingin diukur. Instrumen perlu diperkuat validitasnya agar mampu mewakili indikator variabel penelitian dimana validitas instrument menggambarkan isi dan kegunaan suatu alat ukur. Untuk memperkuat validitas instrumen dalam penelitian ini dilakukan penyusunan kuesioner dengan berpedoman kerangka konsep dengan cara:

1. Mencari definisi-definisi konsep yang dikemukakan para ahli yang tertulis dalam literatur.

2. Mendiskusikan konsep tersebut dengan ahli-ahli yang kompeten dibidang konsep yang akan diukur. Kemudian pendapat para ahli dan peneliti dicari kesamaannya. Misalnya mendiskusikan konsep tersebut dengan para ahli dan dosen pembimbing

3. Menanyakan definisi konsep yang akan diukur kepada calon responden atau orang-orang yang memiliki karakteristik yang sama dengan responden (Singarimbun dan Efendy, 2006)

Cara menguji validitas alat pengukuran, Singarimbun dan Efendy (2006) : 1. Mendefinisikan secara operasional konsep yang akan diukur

2. Melakukan uji coba skala pengukur tersebut pada sejumlah responden 3. Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban. Menghitung korelasi antara

masing-masing pernyataan dengan skor total dengan menggunakan rumus teknik korelasi “product moment”

Hasil pengujian validitas instrument mediasi aktif menunjukkan setiap item pernyataan > 0,800, restriktif > 0,9 mediasi coviewing > 0,9. Artinya item pernyataan ketiga mediasi orangtua tersebut valid karena > 0,5.

Hasil pengujian validitas pengetahuan mengenai isi media menunjukkan semua item pernyataan > 0,9, pengetahuan mengenai industri media > 0,9 pengetahuan mengenai efek media > 0,9. Artinya, instrumen dinyatakan valid karena > 0,5. Demikian juga dengan sikap kritis, hasil pengujian validitas menunjukkan semua item pernyataan > 0,9. Artinya, kuesioner tersebut valid.

Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauhmana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Reliabilitas instrumen adalah suatu istilah yang dipakai menunjukkan sejauhmana hasil pengukuran relatif

konsisten apabila pengukuran diulang untuk yang keduakalinya atau lebih. Reliabilitas Instrumen diuji dengan menggunakan teknik belah dua. Cara teknik belah dua, Singarimbun dan Efendy (2006) mengatakan sebagai berikut:

1. Menyajikan alat pengukur kepada sejumlah responden, kemudian dihitung validitas itemnya. Item-item yang valid dikumpulkan jadi satu dan yang tidak valid dibuang

2. Membagi item-item yang valid tersebut menjadi dua belahan. Untuk membelah alat pengkur menjadi dua dilakukan dengan cara: a) Membagi item dengan cara acak. b) Membagi item berdasarkan nomor genap ganjil 3. Skor untuk masing-masing item pada setiap belahan dijumlahkan

4. Mengkorelasikan skor total belahan pertama dengan skor total belahan kedua dengan menggunakan teknik korelasi product moment.

Hasil pengujian reliabilitas instrument mediasi aktif menghasilkan reliabilitas Guttment Split Half Coefficient 0,978, mediasi restriktif 0,851, mediasi coviewing 0,825. Artinya, item pernyataan ketiga tipe mediasi orangtua reliabel karena > 0,5.

Hasil pengujian reliabilitas pengetahuan mengenai isi media mempunyai Guttment Split Half Coefficient 0,811, pengetahuan industri media 0,86, pengetahuan mengenai efek media 0, 841. Artinya, instrument dinyatakan reliabel karena nilai masing-masing > 0,5. Demikian juga dengan sikap kritis mempunyai Guttment Split Half Coefficient 0,816, 0, 837, dan 0,815.

Analisa Data

Pengolahan dan analisa data dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Pengolahan dan analisa data digunakan untuk melihat hubungan antara variabel yang telah ditetapkan sebelumnya secara simetris. Data kuantitatif diolah dengan cara uji statistik Chi-Square untuk variabel karakteristik jenis kelamin dan korelasi Pearson Product Moment untuk variabel karakteristik selain jenis kelamin, terpaan media massa, mediasi orangtua dan pengetahuan mengenai media massa..

Sigit (1999), mengatakan “Kekuatan perhubungan dinyatakan dengan koefisien korelasi yang dapat berkisar -1 sampai +1. Interpretasinya ialah:

1. Jika koefisien korelasi itu di atas 0,6 hingga 1.00 atau di atas -0,6 sampai -1.00 maka dikatakan bahwa hubungan kuat.

2. Jika koefisien korelasi di atas 0,4 hingga kurang dari 0,6 atau di atas -0.4 hingga di bawah -.0,6 adalah tengah-tengah atau sedang atau moderat,

3. Jika koefisien korelasi dibawah + 0,4 hingga sebelum 0,00 atau -0,40 hingga sebelum 0,00 adalah lemah dan apabila menghasilkan angka 0,00 berarti tidak ada korelasi atau hubungan.

Jadi kekuatan perhubungan antara dua variabel dapat dinyatakan kuat, sedang, lemah, dan tidak berhubungan. Kekuatan tersebut dibuktikan dengan hasil uji korelasi tertentu yang dalam penelitiannya digunakan uji korelasi Pearson Produk Moment.

Dokumen terkait