• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMAS

MENONTON SINETRON

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMAS

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Sikap Kritis Siswa SMA Depok Menonton Sinetron adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Bogor, Juli 2008

Sadakita Br Karo NIM I353060151

ABSTRACT

SADAKITA BR KARO. Factors Assosiated with Critical Attitude in Waching Sinetron among Hight School Student in Depok. Underdirection of Syahrun Hamdani and Hadiyanto

Many television programs do not give good education to people. One of the programs that get much attention from the audience is an electronic cinema (sinetron). It has already harned the people, especially the students whose condition hasn’t been mature yet in receiving various negative stimuli. Besides that, the equipping of the students’ knowledge hasn’t been done much by the parents, schools, and their surroundings. Television industries in Indonesia compete by adopting the strategy how to get the people’s attention to watch their programs. This condition harms the audience without their knowing.

The research aims: (1) to understand how the critical attitude of the senior high school students in Depok in watching the Sinetron is, (2) to understand factors relating with the critical attitude of the senior high school student in Depok in watching the Sinetron.

The research uses the methode of corelational descriptive by observing the critical attitude and the relation between the factors with the critical attitude in watching the Sinetron. The method of drawing the sample is done by using the random stratification which population is senior high scools in Depok. The first step: grouping off senior high scools in Depok base on the accreditation rank of the National Education Ministry. The second: drawing the sample in random to be the respondent. Each scools are taken 35 %. The namber of respondents is 135 students. Data analysis of the relation of examined variable by using the Pearson Corelation Product Moment and Chi-Square.

The result of the research shows the very significant relation between the respondent’ characteristics, consisted of the number of organizations, mass media in the students’ surroundings. The relation between the pocket money with the critical attitude of watching the Sinetron is merely the significant one. The relation between the media exposure, the frequency of using the mass media, and the students’ critical attitude is very significant. It also happens in the relation between the parents’ mediation and the students’ knowledge of the content of mass media television, television industries, and the effect of television show with the students’ critical attitude.

Key words: critical attitude, individual characteristics, media exposure, parents mediation, and knowledge of television.

RINGKASAN

SADAKITA BR KARO. Faktor-faktor yang berhubungan dengan sikap kritis siswa SMA Depok menonton sinetron. Dibimbing oleh SYAHRUN HAMDANI NASUTION dan HADIYANTO.

Tayangan televisi banyak yang tidak mendidik, berisi kekerasan, dan mistis. Salah satu yang menjadi sorotan masyarakat adalah sinetron. Tayangan sinetron merugikan masyarakat terutama anak sekolah dimana kondisi mereka belum matang dalam menerima berbagai stimulus yang bersifat negatif. Disamping itu pembekalan pengetahuan siswa mengenai televisi belum maksimum diupayakan orangtua, pendidikan formal di sekolah, maupun lingkungan social. Industri televisi berkompetisi untuk merebut perhatian masyarakat. Tayangan yang disajikan lebih mementingkan nilai ekonomi. Dengan kondisi demikian maka pihak sasaranlah yang dirugikan tanpa mereka sadari.

Tujuan penelitian ini adalah; (1) untuk mengetahui bagaimana sikap kritis siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) Depok menonton sinetron, (2) untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan sikap kritis siswa SMA Depok menonton sinetron.

Metode yang digunakan untuk menjawab masalah penelitian adalah diskriptif korelasional, yaitu bagaimana sikap kritis dan hubungan antara faktor- faktor yang muncul dengan sikap kritis menonton sinetron. Metode penarikan sampel dengan stratifikasi random sampling dimana populasi penelitian adalah SMA Depok. Tahap pertama dikelompokkan seluruh SMA Depok berdasarkan nilai akreditasi Departemen Pendidikan Nasional. Tahap kedua pengambilan sampel yang dijadikan responden secara acak. Masing-masing sekolah yang terwakili diambil 35 %. Jumlah responden penelitian 135 orang. Analisa data hubungan antara variabel diuji dengan teknik korelasi Pearson Produk Moment dan Chi-Square.

Sikap kritis merupakan efek komunikasi yang memerlukan usaha aktivitas kognitif yang penuh dengan jalan menggambar pengalaman dan pengetahuan sebelumnya dengan memeriksa secara teliti semua informasi yang relevan, menilai baik buruk, tepat tidak tepat suatu gagasan yang hasilnya berupa respons yang menyenangkan atau tidak menyenangkan melalui jalan rasionalitas dan emosionalitas. Sikap kritis menonton sinetron adalah kemampuan mengakses, menganalisa atau menilai, dan mengambil kesimpulan baik bersifat positif maupun negatif.

Analisa sikap siswa SMA Depok mengenai tayangan televisi, khususnya sinetron termasuk cukup kritis. Artinya ada sebagian dari indikator yang siswa belum mampu bersikap kritis, yaitu mengakses, menilai maupun mengambil keputusan dalam memilih tayangan sinetron, menila tujuan penayangan sinetron, kebiasaan yang dilakukan sebelum menonton sinetron, penilaian dalam dialog tayangan sinetron, kostum pemain sinetron, dan isi cerita sinetron. Menonton sinetron pada umumnya dengan cara mencari-cari dengan mengganti-ganti saluran yang ada di televisi, tidak berdasarkan informasi yang sudah diketahui sebelumnya mengenai kualitas isi tayangan yang disajikan. Disamping itu tokoh peran utama yang memainkan sinetron secara fisik cantik ataupun ganteng.merupakan unsur pemilihan.siswa. Sikap kritis dalam perkembangannya sangat ditentukan oleh stimulus-stimulus yang menerpa setiap hari dan karakteristik siswa.

Stimulus yang menerpa siswa berbagai macam, antara lain suratkabar, radio, televisi, jaringan internet, majalah dan tabloid. Media massa tersebut tersedia di tempat tinggal siswa walaupun jenis dan jumlahnya bervariasi. Televisi dan radio merupakan media yang paling banyak tersedia di tempat tinggal siswa. Faktor frekuensi menggunakan media massa berhubungan sangat signifikan dengan sikap kritis terutama tujuan penggunaannya untuk memperoleh informasi. Lamanya siswa mnggunakan media massa khususnya suratkabar merupakan bekal dalam mengakses, minilai, maupun mengambil keputusan mengenai stimulus yang diamati.

Disamping media massa, siswa juga melakukan kontak dengan masyarakat termasuk keluarga dalam hal ini mediasi orangtua, kelompok- kelompok organisasi, dan lingkungan dimana siswa berada. Pembicaraan yang dilakukan dalam kelompok khususnya kelompok kerohanian merupakan pembekalan kemampuan untuk bersikap kritis. Kelompok kerohanian pada umumnya membicarakan tentang sikap hidup, etika, moral yang diyakini baik serta diterima secara umum.

Mediasi orangtua merupakan aktivitas orangtua membicarakan tayangan televisi dalam hal ini sinetron dengan anak mereka baik yang bersifat positif maupun negatif. Tipe mediasi terdiri dari aktif, restriktif, dan coviewing. Sebagian besar siswa pernah membicarakan tayangan televisi tetapi isi pembicaraan orangtua kadang-kadang mengenai sisi negative dan positif, kadang-kadang memberikan kesempatan pada siswa berpendapat mengenai tayangan sinetron di televisi dan memberi informasi tambahan baik negatif maupun positif, serta kadang-kadang orangtua memberi pengarahan pada siswa mengenai tayangan sinetron di televisi. Hubungan mediasi orangtua dengan sikap kritis menonton sinetron sangat signifikan dan kekuatann hubungan yang dominan adalah mediasi aktif. Siswa SMA Depok membutuhkan tempat berdiskusi terutama dalam membekali kemampuan menilai baik-buruknya tayangan sinetron sesuai dengan etika dan norma yang berlaku umum.

Pengetahuan siswa mengenai isi tayangan televisi, industri televisi, dan efek tayangan televisi menunjukkan cukup tahu. Pengetahuan mengenai isi media yaitu karakteristik, manfaat, keterkaitan rating dengan penyajian iklan, isi sinetron yang mendidik dan tidak mendidik, masuk akal dan tidak masuk akal, peran pemeran utama, dan karakter peran utama, kelemahan dan kekuatan media televisi, dan manfaat media televisi. Pengetahuan mengenai industri televisi berkaitan dengan pengembangan industri media televisi, dimensi ekonomi, beratnya kompetisi antar saluran televisi, dan pemasaran pesan. Industri televisi dalam menayangkan tayangannya terkait dengan faktor ekonomi tersebut sehingga isi tayangan yang disajikan cenderung berorientasi pada selera penonton. Apa yang digemari masyarakat disajikan yang belum tentu baik bagi masyarakat karena pengetahuan mereka masih kurang. Pengetahuan mengenai efek tayangan televisi berkaitan dengan efek kognitif, afektif, dan behavioral.

Hubungan pengetahuan mengenai televisi sangat signifikan dengan sikap kritis menonton sinetron Pengetahuan merupakan salah satu dasar menganalisa sesuatu sehingga hasil analisanyapun dapat baik dan tepat, mampu menilai dan memutuskan apa yang baik ditonton, mampu menyaring agar tidak terkena dampak negatif dari tayangan sinetron demi kebaikan penonton

Faktor karakteristik berhubungan sangat signifikan dengan sikap kritis menonton sinetron, yaitu keikutsertaan dalam organisasi ekstrakurikuler di sekolah maupun di luar sekolah, peran dalam organisasi, waktu mengikuti organisasi, serta jumlah uang saku yang diterima siswa setiap hari. Hubungan jumlah uang jajan dengan sikap kritis siswa menonton sinetron hubungan signifikan, sedangkan jenis kelamin tidak signifikan.

Faktor karakteristik siswa, terpaan media massa, mediasi orangtua, dan pengetahuan mengenai media televisi berhubungan dengan sikap kritis siswa menonton sinetron. Dari keempat faktor tersebut pengetahuan mengenai media massa televisi mempunyai assosiasi yang paling kuat. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan merupakan pondasi dalam melakukan penyeleksian, penilaian, dan pengambilan keputusan yang tepat sesuai dengan etika dan norma yang berlaku umum. Untuk itu perlu peningkatan pengetahuan siswa mengenai isi media televisi, industri media televisi, maupun efek yang akan timbul dari tayangan televisi. Pengetahuan yang luas membekali kemampuan untuk menganalisa lebih jauh baik-buruknya suatu tayangan televisi dan mengambil keputusan yang tepat serta tidak mudah kena pengaruh efek negatif tayangan televisi.

Kata kunci, Sikap kritis, karakteristik individu, terpaan media massa, mediasi orangtua, pengetahuan media televisi.

©

Hak Cipta milik IPB, tahun 2008 Hak Cipta Undang-undang

1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumber

a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, publikasi, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah

b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar Institut Pertanian Bogor

2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apapun tanpa izin Institut Pertanian Bogor.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN

DENGAN SIKAP KRITIS SISWA SMA DEPOK

MENONTON SINETRON

SADAKITA BR KARO

Tesis

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada

Program Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2008

Judul Tesis : FAKTOR FFAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN SIKAP KRITIS SISWA SMA DEPOK MENONTON SINETRON

Nama : Sadakita Br Karo

NIM : I353060151

Disetujui

1. Komisi Pembimbing

Dr,Drh. Syahrun Hamdani Nasution Ir.Hadiyanto, MS

Ketua Anggota

Mengetahui

2. Ketua Program Studi 3. Dekan Sekolah Pascasarjana Komunikasi Pembangunan

Pertanian dan Pedesaan

Prof. Dr. Ir. Sumardjo, MS Prof. Dr. Ir. Khairil Anwar Notodiputro, MS

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia – Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan April 2007 ialah sikap kritis menonton televisi dengan judul Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Sikap Kritis Siswa SMA Depok Menonton Sinetron

Terimakasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr.Drh. Syahrun Hamdani Nasution, Ir. Hadiyanto MS selakiu pembimbing dan Bapak Ir Sutisna Ryanto, MS sebagai Penguji di luar komisi pembimbing serta Bapak Dr. Asrul M. Mustaqim dan B. Guntarto yang telah banyak memberi saran. Ungkapan terimakasih juga disampaikan kepada Ibu Dr.Ir. Maslina W. Hutasuhut, MM, Rektor IISIP Jakarta dan Bapak Ir. Ilham Parsaulian Hutasuhut, MM, Ketua Yayasan Kampus Tercinta yang telah mengizinkan penulis mengikuti studi lanjut. Di samping itu penghargaan penulis sampaikan kepada Ibu Haiva Limiyya, S.Pd Si sebagai wakil kepala sekolah bagian kurikulum SMA Lazuardi, Ibu Dra. Lies Sundari, kepala sekolah SMA Muhamaddyah Beji, Bapak Ansori Sutisna, wakil kepala sekolah SMA Arrahman, dan Ibu Elida HR, SE, wakil kepala sekolah SMA Tride. beserta guru-guru yang membantu dan siswa yang sudah bersedia menjadi responden penelitian ini. Ungkapan terimakasih juga disampaikan kepada suami dan anak-anak penulis Ir. Antoni Depari, Andresa Rendy Biactha Depari, Anisa Sifi Begedina Depari, Dewi Aloina Depari, Priskanta Tarigan atas segala bantuan, doa dan kasih sayangnya. Selain itu, ungkapan terimakasih juga disampaikan kepada seluruh keluarga beserta teman-teman penulis, Nutriana Rizka, Irianus, Wiwien Wirasati, dan Netik Indarwati yang sudah banyak membantu penulis.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Depok, Juli 2008

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Singgamanik, Kabupaten Karo Sumatra Utara pada tanggal 01 Mei 1963 dari ayah Tole Sinuraya dan ibu Masta Br Tarigan. Penulis merupakan putri ketujuh dari 11 bersaudara.

Tahun 1982 penulis lulus dari SMA Negeri Kabanjahe dan pada tahun yang sama masuk kuliah di Sekolah Tinggi Publisistik Jakarta yang sekarang berubah nama menjadi Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik ( IISIP) Jakarta. Penulis memilih program studi Ilmu Penerangan, Fakultas Ilmu Komunikasi. Tahun 1988 penulis memperoleh gelar sarjana komunikasi.

Pada tahun yang sama penulis diterima sebagai asisten dosen di IISIP Jakarta membantu matakuliah Komunikasi Pembangunan dan Manajemen Penerangan. Setelah dua tahun menjadi asisten dosen, tepatnya tahun 1990 penulis diangkat menjadi dosen matakuliah tersebut sampai penulis cuti diluar tanggungan. Tahun 2006 penulis melanjutkan sekolah ke jenjang lebih tinggi, yaitu S2 dengan memilih Program Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL………...iv DAFTAR GAMBAR………..vi DAFTAR LAMPIRAN………..vii PENDAHULUAN Latar Belakang………1 Perumusan Masalah………..6 Tujuan Penelitian………7 Manfaat Penelitian………...7 . TINJAUAN PUSTAKA

Pengetahuan Media Massa ……….9 Pengetahuan Mengenai Isi Media………..10 Pengetahuan Industri Media……….11 Pengetahuan Efek Media………..12 Televisi Sebagai Media Massa………...13 Tayangan Sinetron………14 Mediasi Orangtua………..15 Terpaan Media Massa………..16 Karakteristik Siswa SMA ……...………...17 Khalayak Penonton Televisi………....20 Sikap Kritis Menonton Sinetron………..21 KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

Kerangka Berpikir ……….26 Hipotesis……….28 METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat………29 Populasi dan Sampel………29 Populasi………...29 Sampel………..30 Desain Penelitian………..31 Data dan Instrumentasi………....32 Data………...32 Instrumen………..32

Definisi Operasional………..32 Pengumpulan Data………...38 Validitas dan Reliabilitas Instrumen………...38

Validitas……….39 Reliabilitas Instrumen……….39 Analisa Data………...40 HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Sekolah Menengah Atas SMA) Depok………42 SMA Lazuardi………..42 SMA Muhammadiyah 2 Beji………..44 SMA Arrahman………44 SMA Tride……….46 Gambaran Umum RCTI dan SCTV………...47 Gambaran Umum Masing-masing Sinetron………...47

Sinetron “ Namaku Mentari”………..47 Sinetron “ Cahaya”………...49 Sinetron “Kasih”………...51 Sinetron “Azizah”……….52 Sinetron “Cinta Indah”………...53 Sinetron Cinta Bunga”………53 Gambaran Karakteristik Siswa SMA Depok………55 Lokasi Tempat Tinggal Siswa SMA Depok………....55 Jenis Kelamin Siswa SMA Depok………....56 Jumlah Organisasi yang Diikuti Siswa SMA Depok………...56

Lama Mengikuti Organisasi………...58

Peran Siswa SMA Depok dalam Organisasi………...59 Ketersediaan Media Massa di tempat Tinggal Siswa SMA Depok ...61 Jumlah Uang Saku………...63 Terpaan Media ………...64 Frekuensi Menggunakan Media Massa………..65 Perilaku Menonton Sinetron………..66 Mediasi Orangtua………..67 Mediasi Aktif………...67 Mediasi Restriktif………...69 Mediasi Coviewing………...71

Halaman Tingkat Pengetahuan Media Massa ……... ……….,……...72

Pengetahuan Siswa SMA Depok Mengenai Isi

Media Televisi………...72 Pengetahuan Siswa SMA Depok Mengenai Industri

Televisi………...73 Pengetahuan Siswa SMA Depok Mengenai Efek

Tayangan Televisi………...74 Sikap Kritis Siswa SMA Depok Menonton Sinetron………76 Hubungan Karakteristik dengan Sikap Kritis Menonton Sinetron………….81 Hubungan Terpaan Media Massa dengan Sikap Kritis Menonton

Sinetron………..84 Hubungan Mediasi Orangtua dengan Sikap Kritis Menonton

Sinetron………..85 Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Sikap Kritis Menonton

Sinetron………...88 KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan………...91 Saran………...92 DAFTAR PUSTAKA………93 LAMPIRAN………...97

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman 1. Gambaran populasi penelitian……….29 2. SMA dan jumlah siswa yang terpilih menjadi sampel………...30 3. Jadwal tayang sinetron di RCTI dan SCTV waktu prime-time…………...31 4. Peubah, indikator, item pernyataan dan skala………...34 5. Siswa SMA Depok berdasarkan asal tempat tinggal………..55 6. Siswa SMA Depok berdasarkan jenis kelamin……….56 7. Jumlah organisasi yang diikuti siswa SMA Depok………...56 8. Siswa SMA Depok berdasarkan kegiatan organisasi yang diikuti

Siswa………...57 9. Siswa SMA Depok berdasarkan waktu minimum dan maksimum

mengikuti organisasi ……….58 10. Lama mengikuti organisasi dalam waktu jam………59 11. Siswa SMA Depok berdasarkan kedudukan dalam organisasi…...60 12. Peran siswa yang mengikuti organisasi……….61 13. Siswa SMA Depok berdasarkan jumlah media massa yang

tersedia………62 14. Jenis media massa dan jumlah media massa yang tersedia……….63 15. Siswa SMA Depok berdasarkan jumlah uang saku……….64 16. Siswa SMA Depok berdasarkan penggunaan media massa

dan waktu minimum dan maksimum………..65 17. Siswa SMA Depok berdasarkan aktivitas menonton sinetron…………...66 18. Siswa SMA Depok berdasarkan frekuensi membicarakan tayangan

televisi dengan orangtua………..68 19. Siswa SMA Depok berdasarkan aktifitas yang terjadi antara orangtua

dengan siswa mengenai tayangan televisi ………...69 20. Kekuatan aturan menonton tayangan televisi………...70 21. Pelaksanaan aturan menonton tayangan televisi……….70 22. Frekuensi menonton televisi bersama orangtua………..71

Nomor halaman 23. Aktivitas komunikasi pada saat menonton bersama………72 24. Rata-rata, nilai minimum dan maksimum mediasi orangtua………...72 25. Tingkat pengetahuan siswa mengenai isi tayangan televisi………...73 26. Tingkat pengetahuan siswa mengenai industri media televisi…………..74 27. Tingkat Pengetahuan mengenai efek tayangan televisi………..75 28. Pengetahan siswa SMA Depok mengenai isi media berdasarkan

nilai rata, median, nilai maksimum dan minimum……….75 29. Sikap kritis siswa menonton tayangan sinetron………76 30. Kemampuan siswa mengakses tayangan sinetron………..77 31. Kemampuan menilai dialog dalam sinetron………..78 32. Kemampuan menilai cerminan kostum pemain sinetron……….78 33. Kemampuan menilai isi cerita sinetron………..79 34. Hubungan karakteristik siswa SMA Depok dengan sikap kritis

menonton sinetron……….81 35. Hubungan terpaan media massa dengan sikap kritis menonton

sinetron………84 36. Hubungan mediasi orangtua dengan sikap kritis menonton sinetron……86 37. Hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap kritis menonton

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Struktur pengetahuan literacy media………9 2. Kerangka berpikir penelitian faktor-faktor yang berhubungan dengan

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Kuesioner penelitian………...97 2. Hasil pengujian validitas dan reliabilitas instrument……….109 3. Hasil pengujian Chi-Square dan korelasi Pearson Produk Moment……113 4. Daftar nama Sekolah Menengah Atas (SMA) Depok………...115 5. Tabel induk penelitian………117

PENDAHULUAN Latar Belakang

Televisi sebagai salah satu media massa yang menayangkan gambar bergerak dan suara sudah menyatu dengan kehidupan masyarakat sehari-hari. Masing-masing keluarga minimal mempunyai satu pesawat televisi yang dimanfaatkan setiap hari, khususnya masyarakat yang tinggal di daerah perkotaan. Masyarakat paling banyak menonton televisi saat prime-time. Hidup tanpa pesawat televisi seolah-olah ada yang kurang karena sudah menjadi kebutuhan masyarakat, bahkan dianggap sebagai orangtua kedua bagi anak- anak dan guru bagi penontonnya.

Televisi sebagai kebutuhan masyarakat, penggunaannyapun mengalami peningkatan baik dari kuantitas maupun kualitas menonton. Isi tayangan televisipun semakin bervariasi mulai dari berita, hiburan, dan iklan. Masyarakat menggunakan televisi sesuai dengan waktu yang mereka miliki baik secara bersama-sama maupun sendirian. Pada umumnya semakin banyak waktu luang maka semakin banyak peluang menonton televisi.

Mencernati perkembangan televisi dalam beberapa tahun ini makin terasa bahwa siaran televisi tidak cukup mampu menghasilkan isi siaran yang sopan, bermartabat, dan menghibur secara sehat serta aman bagi anak dan remaja. Seperti yang dikemukakan Peea (2008) dalam sidang disertasi Fakultas Ilmu Budaya UI pada tanggal 6 Maret 2008 mengenai tayangan iklan “Demi kepentingan mencari pangsa pasar tak jarang iklan berubah menjadi media disinformasi, manipulasi, dan dominasi yang mengandung bias serta cenderung memberikan pemahaman yang keliru mengenai produk yang sebenarnya”.

Demikian juga tayangan sinetron, sebagian besar menayangkan tema yang berbentuk kekerasan, kehidupan yang glamor, mistis, pergaulan remaja yang kurang baik, seperti hamil di luar nikah, sekolah yang dijadikan lokasi perkelahian, penjualan narkoba, pergaulan bebas, melawan orangtua dan sebagainya. Astututi dan Nina MA (2007) menyampaikan hasil penelitian YPMA dan 18 Perguruan Tinggi dalam seminar di Universitas Paramadina tanggal 20 Juli 2007, bahwa bentuk kekerasan yang ditayangkan dalam sinetron 41,05 % adalah kekerasan psikologis, 25,14 % kekerasan fisik dan 10,97 %, kekerasan relasional. Mengenai pelaku kekerasan cenderung diperankan oleh laki-laki dan

korban kekerasan oleh kaum perempuan dan korban kekerasan psikologis yang terbanyak adalah perempuan, yaitu 39 %. Usia pelaku kekerasan dan korban kekerasan diperankan remaja, masing-masing 51 % dan 65 %.

Selain hasil penelitian mengenai muatan isi sinetron, beberapa pendapat juga mengatakan bahwa sinetron kurang mendidik, membodohi dan tidak masuk akal khususnya bagi kaum perempuan. Seperti yang diungkapkan Meutia, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Myra Diarsi, aktivis perempuan, di Kompas tanggal 27 Agustus 2007, bahwa sinetron mengajarkan kepada anak bangsa kejahatan, kejudesan, dan perilaku licik. Banyak tayangan sinetron yang justru membodohi penonton dan tidak memberdayakan perempuan. Tayangan- tayangan sinetron telah melebihi titik penerimaan dan toleransi nalar. Isi tayangan sinetron sama sekali tidak masuk akal dan penuh pembodohan.

Dokumen terkait