• Tidak ada hasil yang ditemukan

JENIS DAN APLIKASI DALAM KEMASAN

D. Kemasan Logam Sejarah

Kemasan logam sudah dikenal sejak zaman kuno yang digunakan sebagai lambing prestise, untuk para bangsawan pada saat itu. Kemasan logam berkembang dari logam murni sampai logam campuran dan tahun 1809 ditemukan metode dalam proses teknik pengalengan makanan pertama

sekali oleh Nicholas Appert. Setelah berkembangnya produk bahan pangan yang dikemas di dalam kaleng kemudian dibuat sebuah aspek legalisasi makanan pada tahun 1810 dengan nama “ L’art conserver” di Perancis yang bertajuk seni penyimpanan. Tahun berikutnya pada tahun 1817 dibentuknya industri pengalengan pertama di Amerika Serikat oleh William Underwood. Pada tahun 1819 sampai 1826 Edwar Perry melakukan ekspedisi ke kutub dan membungkus semua makanan yang dibutuhkan didalam kaelng sebagai bahan logistik selama diperjalanan.

Produksi alumunium foil pertama sekali dikomersialkan pada tahun 1910.

Dan kemudian dibuat minuman kaleng Bir pertama sekali pada tahun 1965. Pada akhir tahun 1900 ditemukan teknik pengalengan aseptik dan terus berkembang teknik pengalengan sampai tahun 1889 ditemukan teknik pengalengan aerosol.

Karakteristik logam dan non logam terhadap kemasan, berikut perbedaannya

Tabel 4.Perbedaan logan dan non logam pada kemasan

Logam Non Logam

Konduktor panas & listrik yang

baik Konduktor yang buruk, isolator

yang baik Dapat ditempa atau

dibengkokkan dalam keadaan

padat Rapuh dan tidak dapat ditempa

Mempunyai kilap logam Kilap non logam

Tidak tembus pandang Beberapa jenis bersifat tembus pandang

Densitas Tinggi Densitas rendah

Berbentuk padat (Kecuali

merkuri) Berbentuk padat, cair atau gas

Beberapa keuntungan wadah kaleng untuk makanan dan minuman 1. Memiliki keuatan mekanik yang tinggi

2. Memiliki barrier yang baik terhadap gas, uap air, jasad renik, debu dan kotoran

3. Toksisitasnya rendah

4. Tahan terhadap perubahan suhu yang ekstrim 5. Mempunyau permukaan yang ideal untuk dekorasi

Beberap bentuk kemasan logam untuk bahan pangan :

• Bentuk kaleng tin plate

• Kaleng alumunium

• Alumunium Foil

Kaleng Plat Timah (TIN PLATE)

Kemasan kaleng tipe tin plate merupakan bahan kemasan yang terdiri dari lembaran baja berlapis timah, dengan ketebalan 0,15- 0,5 mm, kandungan timah putih 1,0- 1,25 %. Kemasan tin plate ini digunakan untuk produk yang dapat disterilisasi dan dibuat dengan cara pencelupan dalam timah cair panas (hot dipping) serta elektrolisa.

Jenis kaleng plat timah ada yang berlapis 2 (dua) dan ada yang berlapis 3 (tiga) tergantung dari kondisi bahan pangan atau minuman yang di isi kedalam kemasan kaleng tersebut.

Kaleng Bebas Timah (Tin Free-Steel/TFS)

Kaleng tin free steel merupakan lembaran baja yang tidak dilapisi timah putih atau yang dikenal jenis TFS, keungulannya adalah lebih murah, daya adhesinya terhadap bahan organik lebih baik, kelemahannya TFS-CT memiliki peluang berkarat lebih tinggi.

Sumber : www.toyokohan.co.jp Gambar 12. Kemasan Kaleng Plat Timah

Sumber : Bei Lai Jin (Tianjin) Building Material Co., Ltd Gambar 13. Tin Free Steel

Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan kemasan kaleng adalah :

§ Sifat korosif kaleng

§ Sifat keasaman makanan

§ Kekuatan kaelng (daya tahan terhadap tekanan dalam retort atau keadaan vacuum)

§ Ukuran kaleng

Jenis dan tipe kaleng untuk kemasan makanan dan minuman sangat variasi, tergantung dari produk yang akan di kemas, pada umumnya tergantung dari tingkat keasaman dari produk bahan pangan yang akan di kemas. Berikut tipe kaleng berdasarkan bahan pangan yang akan dikemas.

Tabel 5. Tipe kaleng berdasarkan bahan pangan yang dikemas Klasifikasi

Makanan Sifat Keasaman Jenis Tipe

Kaleng Sangat Korosif Keasaman tinggi aau sedang

(jus apel, ceri, acar) Tipe L

Korosif

Sedang Keasaman sedang (sayur asin,

aprikot, anggur, pir) Tipe MS, Tipe MR

Sedikit korosif Keasaman rendah (kapri,

jagung, daging, ikan) Tipe MR, Tipe MC

Tidak Korosif Makanan yang tidak asam (produk kering, makanan yang tidak diproses, makanan beku)

Tipe MR, Tipe MC

Tipe jenis kaleng berdasarkan komposisi jenis tipe L, MS, MR, dan MC, dimana L = Low Metalloids yaitu memiliki daya korosif yang rendah, sehingga dapat digunakan pada makanan yang mengandung asam yang tinggi. Kaleng tipe MS = Medium Metalloids Cold Reduces yaitu kaleng yang memiliki daya korosif rendah sehingga pada umumnya digunakan pada makanan yang memiliki asam yang rendah. Kaleng tipe MR = Medium Residual yaitu kaleng yang memiliki daya korosif rendah. Kaleng tipe MC =Medium Metalloids Cold Reduces) yaitu kaleng yang memiliki daya korosif rendah sehingga digunakan untuk makanan yang memiliki asam yang rendah.

Coating (Lapisan Enamel)

Lapisan enamel atau dikenal dengan coating adalah mencegah kontak langsung antara kaleng pengemas dengan bahan pangan. Interaksi antara kemasan kaleng dengan bahan pangan dapat menimbulkan korosi sehingga dihasilkan warna dan flavor yang tidak di inginkan : Misalnya terbentuk warna hitam karena reaksi besi atau timah dengan sulfide, pemucatan pigmen akibat lapisan enamel. Ada banyak jenis enamel yang

dapat digunakan seperti : 1. Epoksi -fenolik 2. Phenolic lacquers 3. Acrilic lacquers 4. Alkyd lacquers 5. Komponen vinil 6. Butadiene lacquers 7. Epoxy amine lacquers 8. Oleoresinous lacquers

Proses pembuatan kemasan Tin Plate

• Printing/coating

• Slitting/shearing

• Assembly

Proses penyambungan dapat dilakukan dengan cara :

• Lipat tunggal

• Lipat ganda

• Sambungan lipat pin

• Sambungan lipat sisi strip

Sumber : arsipteknik.blogspot.com Gambar 15. Sambungan lipat ganda Sumber : arsipteknik.blogspot.com

Gambar 14. Sambungan lipat tunggal

Proses Pengalengan bahan pangan :

1. Pembersihan dan persiapan bahan baku 2. Blansing

3. Pengisian dan exhausting 4. Penutupan

5. Sterilisasi

Kerusakan yang terjadi pada makanan kaleng : 1. Hydrogenswell

2. Interaksi antara bahan dasar kaleng dengan makanan 3. Kerusakan biologis

4. Perkaratan/korosi Alumunium Foil

Alumunium foil adalah lembaran alumunium yang padat dan tipis dengan ketebalan <0,15 mm. Beberapa sifat dari alumunium foil adalah hermentis, fleksibel, tidak tembus terhadap cahaya.

Kombinasi alumunium foil dengan jenis kemasan lain adalah retorct pouch. Beberapa contoh kemasannya Polipropilen-adhesif-alumunium-foil-adhesif-polipropilen,dengan susunan sebagai berikut :

• Film polyester dengan tebal 0,5 mm di bagian luar

• Kertas alumunium dengan ketebalan 889 mm di bagian tengah

• Bagian dalam dilapisi dengan polipropilen

Penggunaan alumunium untuk kemasan bahan pangan adalah untuk produk buah-buahan dan sayur-sayuran, produk daging produk laut serta produk susu.

Sumber : arsipteknik.blogspot.com Gambar 17. Sambungan lipat sisip strip (cap strip seam)

Sumber : arsipteknik.blogspot.com Gambar 16. Sambungan lipat pin

Kemasan Aerosol

Kemasan aerosol merupakan kemasan yang digunakan bukan untuk produk bahan pangan namun untuk kosmetika pembersih kaca, pengharum, cat semprot dan juga pestisida.

Kemasan aerosol untuk bahan pangan biasa digunakan pada whipped cream, umumnya digunakan untuk sebagai pendorong atau gas dari dalam supaya memudahkan ketika keluar dari kemasan tersebut. Kemasan aerosol ini dibedakan menjadi 3 (tiga) yaitu kemasan aerosol logam, aerosol gelas, dan aerosol plastik.

Drum dan wadah lainnya

Drum merupakan baja atau alumunium yang digunakan untuk menyimpan bahan yang berbentuk cairan, serta produk lainnnya. Produk drum atau wadah lainnya bersifat kaku yang berguna untuk melindungi bahan yang dikemas didalammnya.

E. Kemasan Plastik

Dokumen terkait