• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL MENURUT PENDIDIKAN TMT 1 MARET

1.3 Peran dan Posisi KESDM Sebagai Regulator

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL MENURUT PENDIDIKAN TMT 1 MARET

Gambar 1.14. Kekuatan PNS KESDM Menurut Pendidikan

BAB II

elaksanaan pembangunan dalam tahun 2010 merupakan tahun terakhir RPJMN 2004- 2009 dan tahun pertama RPJMN 2010-2014. Berbagai upaya dan kemajuan-kemajuan yang telah dicapai pada tahun-tahun sebelumnya merupakan landasan bagi pelaksanaan pembangunan RPJMN 2010-2014. Demikian juga, perkembangan

P

perekonomian nasional tidak terlepas dari perkembangan ekonomi dunia yang mengalami krisis ekonomi yang dipicu oleh kasus subprime mortgage di Amerika Serikat. Krisis ini telah menyebabkan perekonomian Amerika mengalami resesi yang dalam dan telah menjalar ke negara maju lainnya, serta berimbas pula ke berbagai negara di dunia termasuk Indonesia. Dampak krisis global mulai dirasakan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional sejak triwulan IV tahun 2008. Pertumbuhan ekonomi triwulan IV tahun 2008 adalah minus 3,6 persen jika dibandingkan dengan triwulan III tahun 2008 (q-t-q) dan meningkat 5,2 persen (y-o-y). Sementara itu, pada triwulan sebelumnya ekonomi tumbuh cukup tinggi, yaitu 6,2 persen pada triwulan I; 6,4 persen pada triwulan II; dan 6,4 persen pada triwulan III (y-o-y). Krisis global yang berdampak pada turunnya permintaan dunia, menurunnya harga minyak dan komoditas menyebabkan ekspor barang dan jasa tumbuh negatif 5,5 persen pada triwulan IV 2008 jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Dampak global juga mendorong pembalikan aliran modal dari Indonesia ke luar negeri sehingga investasi/Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) hanya tumbuh 0,8 persen pada triwulan IV jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

Penurunan pertumbuhan ekonomi berlanjut sampai dengan triwulan II tahun 2009. Pertumbuhan ekonomi triwulan I tahun 2009 adalah 4,5 persen dan pada triwulan II pertumbuhan menurun menjadi 4,1 persen. Sejak triwulan III tahun 2009 laju pertumbuhan ekonomi meningkat kembali menjadi 4,2 persen dan pada triwulan IV meningkat menjadi 5,4 persen yang menunjukkan tanda- tanda pemulihan ekonomi nasional sejalan dengan membaiknya ekonomi dunia. Pertumbuhan ekonomi selama tahun 2009 sebesar 4,5 persen (y-o-y). Dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi didorong oleh pengeluaran pemerintah dan pengeluaran masyarakat yang masing- masing tumbuh 15,7 persen dan 4,9 persen. Sementara itu ekspor masih tumbuh negatif, yaitu -9,7 persen. Dari sisi produksi, pertumbuhan ekonomi terutama didorong oleh sektor pertanian yang meningkat sebesar 4,1 persen; dan sektor tersier, yaitu sektor listrik, gas, dan air; serta pengangkutan dan telekomunikasi yang masing masing tumbuh 13,8 persen dan 15,5 persen. Sementara itu, industri pengolahan nonmigas hanya tumbuh 2,1 persen

Rendahnya inflasi pada tahun 2009 terutama disumbangkan oleh harga kelompok barang dan jasa yang dapat dikendalikan oleh Pemerintah (administered prices). Penurunan harga komoditas global terutama harga BBM telah mendorong Pemerintah untuk menu runkan harga BBM dalam negeri yang kemudian diikuti oleh penurunan tarif angkutan. Pada tahun 2009, Pemerintah menurunkan harga BBM dan tarif angkutan masing-masing sebesar 14,1 persen dan 12,1 persen. Selain oleh faktor-faktor tersebut, rendahnya inflasi tahun 2009 juga didukung oleh penurunan inflasi bahan pokok yang harganya mudah bergejolak, khususnya pangan (volatile food) yang cenderung menurun. Di samping itu, menguatnya nilai tukar rupiah, melambatnya permintaan domestik dan membaiknya ekspektasi inflasi juga berkontribusi pada rendahnya laju inflasi pada tahun 2009. Seiring dengan pemulihan kegiatan ekonomi dunia dan domestik, tekanan inflasi pada tahun-tahun mendatang diperkirakan cenderung meningkat. Inflasi tahun 2010 diperkirakan 5,3 persen sesuai asumsi APBN-P 2010.

2

RPJM 2010-2014

Terkait dengan infrastruktur, kemajuan dalam pembangunan ketenagalistrikan hingga tahun 2009 ditunjukkan dengan: (1) meningkatnya rasio elektrifikasi sebesar 66,30 persen dan rasio desa berlistrik sebesar 94 %. Pencapaian ini diantaranya merupakan hasil pembangunan listrik perdesaan yang memanfaatkan energi baru terbarukan; (2) penambahan kapasitas panas bumi sebesar 127 MW yang berasal dari PLTP Lahendong III (10MW) dan PLTP Wayang Windu II (117 MW); (3) pembangunan jaringan transmisi dan juga pembangunan pembangkit listrik baik oleh PT. PLN, independent power producers (IPP), maupun pembangkit terintegrasi, sehingga kapasitas pembangkit meningkat menjadi 33.430 MW dimana sebesar 84 persen atau sebesar 28.234 MW berasal dari pembangkit PT. PLN; (4) pembangunan jaringan gas kota untuk rumah tangga di kota Palembang dan Surabaya. Hingga saat ini ketergantungan pada energi konvensional/BBM masih besar. Komposisi bauran energi masih terdiri dari BBM 48 persen, batubara sebesar 30 persen, gas bumi sebesar 19 persen, panas bumi sebesar 1 persen, dan tenaga air sebesar 2 persen. Selain itu, telah diterbitkan beberapa regulasi yaitu: (1) Undang-Undang No. 30 tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan yang menyatakan bahwa penyediaan tenaga listrik tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah pusat melalui PT. PLN tetapi juga oleh pemerintah daerah; (2) Permen KESDM No. 31 tahun 2009 tentang Harga Pembelian Tenaga Lsitrik oleh PT. PLN dari Pembangkit yang Menggunakan Energi Terbarukan Skala Kecil dan Menengah atau Kelebihan Tenaga Listrik; (3) Permen KESDM No. 32 tahun 2009 tentang Harga Patokan Pembelian Tenaga Lsitrik oleh PT. PLN dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi. Penyempurnaan regulasi ini dimaksudkan untuk meningkatkan peranserta Pemerintah Daerah, koperasi, badan usaha milik negara (BUMN), badan usaha milik daerah (BUMD), swasta, swadaya masyarakat, dan perorangan dalam penyediaan tenaga listrik, serta untuk mendorong upaya diversifikasi energi melalui pemanfaatan energi alternatif selain minyak. Hal tersebut dilakukan mengingat peran koperasi, swasta, dan pemda masih terbatas, bahkan tingkat keberhasilan independent power producers (IPP) sampai saat ini hanya sekitar 13 persen dari seluruh IPP yang saat ini telah mendapat ijin.

Adapun perkiraan pencapaian pembangunan energi dan ketenagalistrikan pada tahun 2010 adalah: (1) melanjutkan upaya pembangunan transmisi ruas Kalimantan-Jawa Tengah dan trans-Jawa, serta beberapa wilayah distribusi yang dekat dengan ruas transmisi I. eksisting (diantaranya Jakarta, Banten, Cepu, Palembang, dan Surabaya); (2) pengembangan jaringan gas kota termasuk pengelolaan dan aspek hukum pascakontruksi jaringan gas; (3) pemanfaatan potensi energi lokal yaitu EBT terutama di daerah perdesaan termasuk kegiatan diseminasi dan capacity building guna mendukung pelaksanaan Desa Mandiri Energi (DME); (4) tersusunnya rumusan peraturan pemerintah sebagai pelaksanaan UU nomor 30 Tahun 2009 Tentang Ketenagalistrikan; (5) meningkatnya rasio desa berlistrik menjadi sekitar 95,59 persen yang merupakan hasil dari penambahan pembangunan pembangkit skala kecil dan menengah yang menggunakan energi baru terbarukan (PLTS, PLTMH, dan PLT Bayu) dan berikut pembangunan jaringan transmisi dan distribusi; (6) meningkatnya rasio elektrifikasi menjadi sebesar 70,4 persen melalui pembangunan jaringan transmisi 500kV, 275 kV, 175kV, dan 150kV beserta Gardu Induk serta jaringan distribusi; (7) meningkatnya kapasitas pembangkit seiring dengan selesainya pembangunan pembangkit listrik dari program pembangunan pembangkit listrik 10.000 MW tahap I; dan (8) tersusunnya turunan dari peraturan perundang-undangan di bidang energi dan ketenagalistrikan serta fasilitasi terhadap pembangunan ketenagalistrikan yang dilakukan oleh swasta.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi KESDM Tahun 2010

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 telah menggariskan bahwa Visi Pembangunan 2010-2014 adalah :

dengan penjelasan sebagai berikut:

Kesejahteraan Rakyat. Terwujudnya peningkatan kesejahteraan rakyat, melalui pembangunan ekonomi yang berlandaskan pada keunggulan daya saing, kekayaan sumber daya alam, sumber daya manusia dan budaya bangsa. Tujuan penting ini dikelola melalui kemajuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Demokrasi. Terwujudnya masyarakat, bangsa dan negara yang demokratis, berbudaya, bermartabat dan menjunjung tinggi kebebasan yang bertanggung jawab serta hak asasi manusia.

Keadilan. Terwujudnya pembangunan yang adil dan merata, yang dilakukan oleh seluruh masyarakat secara aktif, yang hasilnya dapat dinikmati olehseluruh bangsa Indonesia.

Untuk mewujudkan visi ini juga telah ditetapkan 3 (tiga) misi yang harus diemban yakni:

1.Melanjutkan Pembangunan Menuju Indonesia yang Sejahtera 2.Memperkuat Pilar-Pilar Demokrasi

3.Memperkuat Dimensi Keadilan di Semua Bidang

Dalam mewujudkan visi dan misi pembangunan nasional 2010-2014, ditetapkan lima agenda utama pembangunan nasional tahun 2010-2014, yaitu:

Agenda I: Pembangunan Ekonomi dan Peningkatan Kesejahteraan Rakyat Agenda II: Perbaikan Tata Kelola Pemerintahan

Agenda III: Penegakan Pilar Demokrasi

Agenda IV: Penegakkan Hukum Dan Pemberantasan Korupsi Agenda V: Pembangunan Yang Inklusif Dan Berkeadilan

Sebagai penjabaran dari RPJMN 2010-2014, dan dengan memperhatikan realisasi pembangunan tahun 2009 dan perkiraan capaian tahun 2010, serta permasalahan dan tantangan yang dihadapi tahun 2010 maka pembangunan tahun 2010 akan dilaksanakan dengan tema:

2.2.Visi dan Misi Pembangunan Nasional

“TERWUJUDNYA INDONESIA YANG SEJAHTERA,

DEMOKRATIS, DAN BERKEADILAN”

“PERCEPATAN PERTUMBUHAN EKONOMI YANG BERKEADILAN DIDUKUNG