• Tidak ada hasil yang ditemukan

Capaian Indikator Kinerja Utama

PETA WILAYAH KERJA CBM DI INDONESIA

Gambar 5.4. Peta Wilayah Kerja CBM di Indonesia

Tidak tercapainya KKS Migas dan WK CBM sesuai target antara lain disebabkan hal-hal sebagai berikut : · Wilayah Kerja yang ditawarkan berada di marginal, laut dalam/frontier yang mempunyai prospek

bervariasi dari rendah s.d tinggi, resikonya juga tinggi dan memerlukan investasi yang besar, disamping itu juga pengaruh psikologi dari hasil pemboran laut dalam yang baru, tidak menunjukkan

hasil yang bagus (dry hole).

Dampak krisis ekonomi global di Eropa dan USA menyebabkan perusahaan melakukan konsolidasi sehingga menurunkan minat investasi.

Kontraktor Kontrak Kerja Sama lebih banyak fokus pada kegiatan eksplorasi di Wilayah Kerja Baru yang sudah dimiliki.

4. Jumlah produksi

· Minyak Bumi

Produksi minyak bumi dan kondensat tahun 2010 sebesar 945 Ribu BPH, mengalami penurunan sebesar 3,8 Ribu BPH dibandingkan produksi minyak bumi dan kondensat tahun 2009 sebesar 948,8 Ribu BPH atau sebesar 4%.

· Gas Bumi

Bila produksi minyak bumi masih dibawah target yang diharapkan, namun terjadi peningkatan produksi pada komoditi gas bum. Produksi gas bumi pada tahun 2010 adalah sebesar 1,590 MBOPD, mengalami kenaikan sebesar 170 MBOPD (10.7%) dibandingkan dengan tahun 2009 yang sebesar 1.420 MBOPD.

Di tahun 2010 ini juga produksi gas bumi dapat melampaui target yang telah ditetapkan yaitu dari target sebesar 1503 MBOPD, terealisasi sebesar 1.590 MBOPD, dengan demikian capaian kinerja dalam produksi gas bumi mencapai 106%.

Batubara

Pada tahun 2010 realisasi produksi batubara mencapai 275 juta ton yang melebihi dari target sebelumnya yaitu sebesar 254 juta ton. Hal tersebut disebabkan karena terdapat KP/IUP yang baru terinventarisir sehingga menambah data produksi dan juga adanya perubahaan RKAB terkait rencana produksi dari Perusahaan PKP2B.

Mineral

Secara umum produksi mineral pada tahun 2010 telah melebihi target dari rencana sebelumnya, hanya beberapa mineral saja yang tidak mencapai target sebelumnya seperti perak, timah dan bijih besi. Produksi perak tidak mencapai target karena merupakan mineral ikutan yang sulit dikontrol kadarnya. Produksi timah tidak mencapai target karena banyaknya unit penambangan kecil yang tidak beroperasi terkait adanya permen usaha jasa penunjang.

Pencapaian produksi tembaga pada tahun 2010 mencapai 989,953 ton atau sebesar 106% dari target produksi 930,000 ton. Untuk produksi emas mencapai 111 ton atau 104% dari target produksinya sebesar 107 ton, sedangkan produksi perak mencapai 323 ton atau 91% dari target produksi 355 ton. Pencapaian produksi bijih nikel pada tahun 2010 sebesar 6,561,404 ton atau 106% dari target 6,200,000 ton, karena adanya penambahan kp baru. Produksi feronikel sebesar 17,970 ton atau 120% dari target 15,000 ton. Produksi nikel matte mencapai 78,336 ton atau 103% dari target produksi yang sebesar 77,000 ton. Ketiga mineral ini mengalami pencapaian yang melebihi target karena pada tahun 2009 mengalami kenaikan harga.

Sedangkan produksi timah dan bauksit masih di bawah target yaitu produksi timah sebesar 78,965 ton atau 88% dari target sebesar 90,000 ton dan bauksit 7,148,124 atau 95% dari target sebesar 7,500,000 ton.

Listrik

Jumlah produksi tenaga listrik di tahun 2010 sebesar 163.127,31 GWh lebih rendah sebesar 0,83% dari target yang telah ditetapkan sebesar 164.489,94 GWh. Dan bila dibandingkan dengan produksi tenaga listrik di tahun 2009 yang sebesar 147.358,68 GWh, di tahun 2010 ini meningkat sebesar

10,7%. Produksi tenaga listrik ini berasal dari PT PLN yaitu sebesar 124.897.45 GWh dan Independent

Power Producer (IPP) sebesar 38.229,86 GWh.

5. Prosentase Pengurangan volume Subsidi BBM

Pada tahun 2010 realisasi subsidi energi adalah sebesar Rp. 143,9 triliun atau hampir mendekati kuota sebesar Rp. 144 triliun. Selanjutnya jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2009, di tahun 2010 ini, jumlah subsidi energi mengalami kenaikan yang cukup signifikan yaitu sebesar 40%. Kenaikan angka subsidi ini menunjukkan bahwa konsumsi energy bersubsidi mengalami kenaikan yang juga berarti membebani anggaran belanja negara.

Beberapa upaya yang dilakukan Pemerintah untuk mengurangi subsisi BBM antara lain adalah:

Pengalihan Subsidi Harga ke Subsidi Langsung melalui revitalisasi Program Perlindungan Dan Kesejahteraan Masyarakat

Pengurangan Volume (Q )BBM tertentu, dengan cara : Menghemat pemakaian BBM; Mengembangkan energi pengganti (alternatif) BBM (BBG dan Bahan Bakar Lain); Subsidi BBM hanya untuk target konsumen dilaksanakan dengan Penerapan Sistem Distribusi Tertutup

Pemilihan Harga Patokan BBM yang tepat dengan cara : Menekan biaya distribusi BBM; dan Menghitung harga keekonomian penyediaan BBM

6. Prosentase pemanfaatan produk sektor ESDM :

Prosentase hasil lifting minyak bumi yang diolah menjadi produk minyak.

Pada tahun 2010, produksi minyak mentah mencapai 55.37 juta kiloliter, sebanyak 41,33 juta kiloliter (terdiri dari produksi kilang Pertamina, kilang Pusdiklat Migas, kilang TPPI dan kilang TWU) atau sebesar 74.6% diolah menjadi BBM. Di satu sisi, capaian kinerja pada tahun 2010 ini melebihi target yang ditetapkan yaitu sebesar 101.08%. Di sisi yang lain, konsumsi BBM mencapai 63.16 juta kiloliter yang artinya sebesar 35% atau 21,83 juta kiloliter bersumber dari impor BBM. Berikut merupakan grafik produksi BBM per jenis selama 5 tahun terakhir:

Grafik 5.1.Produksi, Konsumsi dan Subsidi BBM

Pada listrik perdesaan, realisasi pemasangan gardu induk mengalami penurunan yang cukup drastis yaitu dari 76,17 MVA di tahun 2009, mejadi 45,17 MVA di tahun 2010 atau menurun sebesar 40,70%. Dan realisasi pada jaringan distribusi juga mengalami penurunan sebesar 42,96 dari 4.723 Kms pada tahun 2009 menjadi 2.694 di tahun 2010.

Pada tahun 2010, p e m a n f a a t a n g a s u n t u k d o m e s t i k mencapai 50,3%, dari total produksi sebesar 8.386 MMSCFD atau m e l e b i h i t a r g e t sebesar 0,6%. Dengan d e m i k i a n s i s a produksi sebanyak 4 9 , 7 % d i g u n a k a n untuk tujuan ekspor. Ilustrasi pemanfaatan dan produksi gas bumi tahun 2010 dapat `dilihat pada gambar di samping ini.

Gambar 5.5.Pemanfataan dan produksi gas Bumi

Prosentase hasil pemanfaatan mineral dan batubara untuk kebutuhan domestik.

Pemanfataan batubara untuk domestik pada tahun 2010 ini mencapai 24,4% dari total produksi atau sebanyak 67 Juta Ton dari total produksi 275 Juta ton, dan sisanya sebesar 208 Juta Ton untuk diekspor. Bila dibandingkan dengan target pemanfaatan batubara untuk domestik yang sebesar 64,96 Juta Ton atau 17,9%, makan capaian kinerjanya mencapai 136,3%.

Grafik 5.2. Produksi dan Pemanfaatan Batubara

Prosentase pemanfaatan produksi gas untuk kebutuhan domestik

Tabel 5.3.