• Tidak ada hasil yang ditemukan

“PERCEPATAN PERTUMBUHAN EKONOMI YANG BERKEADILAN DIDUKUNG OLEH PEMANTAPAN TATAKELOLA DAN SINERGI PUSAT DAERAH”

2.5. Strategi Dan Arah Kebijakan

3. Pengurangan subsidi secara bertahap dan diarahkan langsung kepada penerima kaum dhuafa serta dimanfaatkan untuk pengembangan EBT. Strategi yang dilakukan adalah dengan : (i) fasilitasi kebijakan subsidi; (ii) pemberian subsidi listrik kepada pelanggan golongan rumah tangga; (iii) penurunan jumlah subsidi BBM.

4. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi sarana dan prasarana energi, terutama upaya peningkatan diversifikasi energi, peningkatan efisiensi dan konservasi energi, pengurangan losses, peremajaan sarana dan prasarana yang kurang efisien, serta penerapan good governance pengelolaan korporat. Strategi yang dilakukan adalah:

a. meningkatkan program efisiensi dan konservasi energi baik pada sisi hilir maupun hulu, melalui : (i) fasilitasi pembentukan manajer energi; (ii) fasilitasi audit energi; (iii) sosialisasi program efisiensi dan konservasi energi; (iv) repowering dan rehabilitasi serta re-konfigurasi sarana dan prasarana ketenagalistrikan; (v) pengembangan pendanaan dan mendorong peran perbankan bagi pelaksanaan efisiensi dan konservasi energi untuk industri dan bangunan; (vi) penyusunan standarisasi peralatan dan pemberian label hemat energi.

b. restrukturisasi dan penerapan good governance pengelolaan BUMN bidang energi dan ketenagalistrikan;

c. penggunaan teknologi yang lebih mutakhir dan efisien sekaligus ramah lingkungan untuk sarana dan prasarana energi dan ketenagalistrikan;

d. penelitian dan pengembangan teknologi energi dan ketenagalistrikan yang efisien dan ramah lingkungan; serta

e. menyusun dan menyempurnakan regulasi dan kebijakan guna meningkatkan jaminan dan kepastian hukum pengembangan konservasi dan efisiensi energi serta pemanfaatan energi baru terbarukan.

konservasi energi; (iv) repowering dan rehabilitasi serta re-konfigurasi sarana dan prasarana ketenagalistrikan; (v) pengembangan pendanaan dan mendorong peran perbankan bagi pelaksanaan efisiensi dan konservasi energi untuk industri dan bangunan; (vi) penyusunan standarisasi peralatan dan pemberian label hemat energi.

b. restrukturisasi dan penerapan good governance pengelolaan BUMN bidang energi dan ketenagalistrikan;

c. penggunaan teknologi yang lebih mutakhir dan efisien sekaligus ramah lingkungan untuk sarana dan prasarana energi dan ketenagalistrikan;

d. penelitian dan pengembangan teknologi energi dan ketenagalistrikan yang efisien dan ramah lingkungan; serta

e. menyusun dan menyempurnakan regulasi dan kebijakan guna meningkatkan jaminan dan kepastian hukum pengembangan konservasi dan efisiensi energi serta pemanfaatan energi baru terbarukan.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi KESDM Tahun 2010

5. Menjaga dampak lingkungan dalam pembangunan energi dan ketenagalistrikan. Strategi yang dilakukan adalah:

a. Penggunaan energi baru terbarukan dan membuat inovasi dalam pemanfaatan energi yang ramah lingkungan;

b. mendorong pembangunan pembangkit listrik selain pembangkit berbahan bakar minyak seperti pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) dan upaya penggunaan teknologi ramah lingkungan untuk pembangkit listrik (seperti clean coal technologi, pemakaian FGD, dan carbon capture storage/CCS); serta

c. penetapan regulasi dan fasilitasi kebijakan yang memperkecil dampak terhadap lingkungan serta mengakomodasi program terkait mitigasi dalam konteks perubahan iklim.

Sedangkan Arah kebijakan pembangunan prasarana ketenagalistrikan nasional dalam rangka meningkatkan KPS, adalah meningkatkan diversifikasi dalam pemanfaatan energi non-minyak khususnya untuk pembangkit tenaga listrik, yang dikaitkan dengan penurunan tarif dan perubahan iklim (climate change).

Dalam pelaksanaan arah kebijakan tersebut, strategi yang akan diterapkan adalah sebagai berikut: (1) memberi kepastian hukum yang adil kepada badan usaha dalam penyediaan tenaga listrik sesuai UU Ketenagalistrikan yang baru; (2) meningkatkan kualitas standar dan prosedur penyiapan proyek yang dapat diterima semua pihak; (3) memberi kepastian yang adil dalam kesepakatan kedua belah pihak dalam perjanjian kerjasama proyek dan perjanjian jual beli energi atau tenaga listrik dengan memperhatikan pengelolaan resiko yang adil dan tepat serta mengikutsertakan pemerintah daerah; (4) mendorong usaha penyediaan ketenagalistrikan pada pembangkitan, transmisi, distribusi dan penjualan tenaga listrik yang dilakukan baik secara terintegrasi maupun secara terpisah.

konservasi energi; (iv) repowering dan rehabilitasi serta re-konfigurasi sarana dan prasarana ketenagalistrikan; (v) pengembangan pendanaan dan mendorong peran perbankan bagi pelaksanaan efisiensi dan konservasi energi untuk industri dan bangunan; (vi) penyusunan standarisasi peralatan dan pemberian label hemat energi.

b. restrukturisasi dan penerapan good governance pengelolaan BUMN bidang energi dan ketenagalistrikan;

c. penggunaan teknologi yang lebih mutakhir dan efisien sekaligus ramah lingkungan untuk sarana dan prasarana energi dan ketenagalistrikan;

d. penelitian dan pengembangan teknologi energi dan ketenagalistrikan yang efisien dan ramah lingkungan; serta

e. menyusun dan menyempurnakan regulasi dan kebijakan guna meningkatkan jaminan dan kepastian hukum pengembangan konservasi dan efisiensi energi serta pemanfaatan energi baru terbarukan.

5. Menjaga dampak lingkungan dalam pembangunan energi dan ketenagalistrikan. Strategi yang dilakukan adalah:

a. penggunaan energi baru terbarukan dan membuat inovasi dalam pemanfaatan energi yang ramah lingkungan;

b. mendorong pembangunan pembangkit listrik selain pembangkit berbahan bakar minyak seperti pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) dan upaya penggunaan teknologi ramah lingkungan untuk pembangkit listrik (seperti clean coal technologi, pemakaian FGD, dan carbon capture storage/CCS); serta

c. penetapan regulasi dan fasilitasi kebijakan yang memperkecil dampak terhadap lingkungan serta mengakomodasi program terkait mitigasi dalam konteks perubahan iklim.

Sedangkan Arah kebijakan pembangunan prasarana ketenagalistrikan nasional dalam rangka meningkatkan KPS, adalah meningkatkan diversifikasi dalam pemanfaatan energi non-minyak khususnya untuk pembangkit tenaga listrik, yang dikaitkan dengan penurunan tarif dan perubahan iklim (climate change).

Dalam pelaksanaan arah kebijakan tersebut, strategi yang akan diterapkan adalah sebagai berikut: (1) memberi kepastian hukum yang adil kepada badan usaha dalam penyediaan tenaga listrik sesuai UU Ketenagalistrikan yang baru; (2) meningkatkan kualitas standar dan prosedur penyiapan proyek yang dapat diterima semua pihak; (3) memberi kepastian yang adil dalam kesepakatan kedua belah pihak dalam perjanjian kerjasama proyek dan perjanjian jual beli energi atau tenaga listrik dengan memperhatikan pengelolaan resiko yang adil dan tepat serta mengikutsertakan pemerintah daerah; (4) mendorong usaha penyediaan ketenagalistrikan pada pembangkitan, transmisi, distribusi dan penjualan tenaga listrik yang dilakukan baik secara terintegrasi maupun secara terpisah.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi KESDM Tahun 2010

2.6. Program Pembangunan dan Target