• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMITRAAN PEMERINTAH DAERAH DAN MASYARAKAT DALAM TATA KELOLA PARIWISATA LABUAN BAJO DI KABUPATEN TATA KELOLA PARIWISATA LABUAN BAJO DI KABUPATEN

TINJAUAN PUSTAKA

Data 10 Besar Kunjungan Wisatawan ke Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2016

B. KEMITRAAN PEMERINTAH DAERAH DAN MASYARAKAT DALAM TATA KELOLA PARIWISATA LABUAN BAJO DI KABUPATEN TATA KELOLA PARIWISATA LABUAN BAJO DI KABUPATEN

MANGGARAI BARAT

Perencanaan dan pengelolaan pariwisata di suatu destinisasi tidak terlepas dari keterlibatan beberapa kelompok masyarakat baik mereka yang terlibat langsung maupun tidak langsung. Peran pemerintah daerah sangatlah penting bagi kesejahteraan masyarakat karena roda pemerintahan dijalankan oleh pemerintah dan kelangsungan hidup masyarakatnya tergantung kepada pemerintahnya, dalam hal ini pemerintah sangatlah berperan penting terhadap suatu objek wisata dalam proses tata kelola agar pendapatan asli daerah dapat meningkat dan mensejahterakan masyarakat, seperti halnya dengan objek wisata Labuan Bajo. Saat ini upaya untuk membangun objek wisata dan mengembangkan pola kehidupan masyarakat desa semakin penting dirasakan. Hal ini terjadi karena hampir sebagian besar penduduk tinggal dipedesaan, kini partisipasi juga diharapkan sebagaimana tercantum dalam Undang Tentang Pemerintahan Daerah yaitu Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah bahwa Desa mampu berinisiatif atau berkreasi untuk menjalankan pemerintahannya sendiri serta menumbuhkan demokratisiasi masyarakat dalam pembangunan sehingga desa mempunyai ruang gerak yang lebih luas dalam melakukan pembangunan.

Kawasan Manggarai Barat mempunyai potensi wisata alam yang besar dan beranekaragam. Oleh karena itu dibutukan kemitraan atau kerjasama antara pemerintah daerah dan masyarakat dalam tata kelola pariwisata Labuan Bajo. Dengan adanya kemitraan yang melibatkan antara pemerintah daerah dan masyarakat maka akan tercapai suatu tujuan bersama. Dengan demikian, kemitraan harus memenuhi beberapa persyaratan yaitu mempunyai perhatian yang sama, adanya rasa saling percaya, saling menghormati, saling menyadari pentingnya kemitraan, harus ada kesepakatan visi dan misi dan kesediaan untuk berkorban.

Pariwisata bisa didefenisikan sebagai sebuah rasa tertarik pada sesuatu kebudayaan dan tata cara hidup suatu kelompok masyarakat, kekhasan suatu daerah atau panorama alam yang jarang dijumpai di daerah (Negara) lain. Dengan adanya kerjasama dalam tata kelola maka keadaan tersebut dapat membantu mendorong terjadinya motivasi serta inspirasi bagi orang tertentu untuk datang berkunjung. Adanya pengunjung ini akan menciptakan suatu kondisi yang mengakibatkan terjadiya pertukaran barang atau informasi yang akan memberikan keuntungan secara ekonomi bagi masyarakat setempat.

Potensi pariwisata berada pada langka identifikasi dan memperlihatkan destinasi pariwisatayang memiliki sejumlah potensi untuk dikembangkan menjadi daya tarik atau destinasi wisata karena didukung oleh keunikan dan keindahan alam yang masih alami. Daya tarik wisata alamiah yang masih sangat terjaga keasliannya, pada sisi lainnya telah ada kunjungan wisatawan dalam jumlah kecil dan mereka masih dapat dengan bebas bertemu dan berkomunikasi serta berinteraksi dengan penduduk lokal. Karakteristik ini cukup untuk menjadi alasan pengembangan sebuah kawasan untuk menjadi sebuah destinasi atau daya tarik wisata.

Oleh karna itu, salah satu bentuk kemitraan yang berkaitan dengan pariwisata adalah kerjasama antara satu organisasi atau instansi dengan instansi lainya yang bertujuan untuk memfasilitasi tata kelola destinasi objek wisata di Indonesia yang dilakukan dengan berbagai aktivitas. Dari hasil wawancara salah satu pegawai dinas pariwisata dan kebudayaan dari bidang destinasi dan pemasaran pariwisata, beliau mengatakan:

“Pemerintah itu sebagai fasilitator didalam pariwisata sektor manggarai barat ini. Jadi dalam hal pengembangan pariwisata itu pemerintah tidak dapat berjalan sendiri ia harus dibantu stakeholder para wisatawan, para investor dan masyarakat. Dan antara investor, masyarakat dan pemerintah harus saling mendukung. Inti pariwisata adalah keindahan, keramahan. Ramah dalam hal ini adalah senyum dan yang paling terpenting keindahan itu adalah asri dan sedap dipandang mata dan yang pasti yang melakukan semua ini adalah keterlibatan masyarakat. Maksud dari sedap dipandang mata disini adalah kebersihan. Jika masyarakat bersikap masa bodoh seperti membuang sampah sembarangan, sampah dibuang kelaut maka itu akan menyebabkan kerusakan pada keindahan tempat pariwisata. Oleh karena itu

masyarakat mempunyai pengaruh yang besar terhadap perkembangan pariwisata.”(Hasil wawancara dengan FB tanggal 7 Maret 2018)

Berdasarkan hasil wawancara diatas penulis menyimpulkan bahwa kemitraan yang terjalin antara pemerintah daerah dan masyarakat sangat efektif. Karena pemerintah berperan penting untuk memberikan fasilitator terhadap para wisatawan untuk memenuhi sarana dan prasarana yang dibutuhkan, kemudian pemerintah juga memotivasi berupa arahan kepada masyarakat untuk menjaga kebersihan parwisata Labuan Bajo sehingga masyarakat juga mempunyai peranan penting dalam tata kelola pariwisata Labuan Bajo.

Untuk mengetahui bagaimana bentuk Kemitraan Pemerintah Daerah dengan Masyarakat dalam tata kelola pariwisata Labuan Bajo di Kabupaten Manggarai Barat, beberapa indikator kemitraan yang di kemukakan oleh Beryl Levinger dan Jean Mulroyet, (2004) Untuk mengetahui tahap yang dapat dijalankan suatu kemitraan yaitu:

4. Kemitraan Potensial yaitu pada jenis kemitraan ini kedua pelaku kemitraan sudah saling peduli satu sama lain akan tetapi mereka belum bekerja bersama secara lebih dekat.

5. Kemitraan yang baru lahir yaitu pada jenis kemitraan ini para pelaku yang menjalin kemitraan adalah partner tetapi efisiensi kemitraan mereka tidak maksimal.

6. Kemitraan yang sinergis, yaitu pada kemitraan jenis ini memberikan kedua pihak mitra memperoleh keuntungan dan pengaruh dengan masalah pengembangan sistematik melalui penambahan ruang lingkup aktivitas baru seperti penelitian dan advokasi.

Berikut ini deskripsi dari hasil wawancara antara penulis dengan informan yang berkaitan Kemitraan Pemerintah Daerah dan Masyarakat dalam Tata Kelola Pariwisata Labuan Bajo di Kabupaten Manggarai Barat.

1. Kemitraan Potensial yaitu pada jenis kemitraan ini kedua pelaku kemitraan sudah saling peduli satu sama lain akan tetapi mereka belum bekerja bersama secara lebih dekat. Berdasarkan wawancara mendalam yang dilakukan peneliti terhadap informan mengenai potential partnership. Berkaitan dengan hal tersebut peneliti mewawancarai salah satu staf pegawai dinas pariwisata dan kebudayaan dari bidang usaha kerja sama dan kelembagaan pariwisata, beliau mengatakan :

“Dalam hal ini kemitraan antara pemerintah daerah dan masyarakat sudah saling peduli satu sama lain terutama dalam masalah tentang sampah. Dimana pemerintah meminta masyarakat untuk ikut membantu mempromosikan pariwisata sertah mengarahkan masyarakat untuk menjaga kebersihan dan keamanan wilayah pariwisata dan melakukan pendekatan kepada masyrakat melalui sosialisasi agar dapat bekerja sama secara lebih dekat”. ( Hasil wawancara dengan FB tanggal 7 Maret 2018).

Hal tersebut senada dengan apa yang disampaikan oleh salah satu pegawai dinas pariwisata dan kebudayaan dari bidang destinasi dan pemasaran pariwisata, beliau mengatakan bahwa :

“sudah ada kepedulian satu sama lain dalam kemitraan antara pemerintah dan masyarakat dalam masalah tentang sampah. Dimana pemerintah meminta masyarakat untuk ikut membantu mempromosikan pariwisata serta mengarahkan masyarakat untuk menjaga kebersihan dan keamanan wilayah pariwisata dan melakukan pendekatan kepada masyarakat melalui sosialisasi agar dapat bekerja sama secara lebih dekat karna masih ada masyarakat setempat yang masih ragu-ragu untuk mau bekerja sama dengan pemerintah daerah karena merasa canggung dengan usaha yang akan dibangunnya sehingga kadang masyarakat tersebut membuka bisnis usahanya secara diam-diam tanpa merekomendasikan terlebih dahulu kepada pihak pemerintah dan terkadang terlambat serta tidak mau

membayar pajak dari bisnis usahanya tersebut” (Hasil wawancara dengan YN tanggal 7 Maret 2018).

Hal yang sama pun di sampaikan oleh pihak pengelola Pantai Pede yang merupakan salah satu tempat pariwisata Labuan Bajo di Kabupaten Manggarai Barat yang mengatakan bahwa :

“saya mengharapkan agar kemitraan yang terjalin ini dapat bekerja sama lebih dekat dan saling peduli satu sama lain antara pihak pemerintah daerah dan masyarakat maka dapat meningkatkan jumlah pengunjung di tempat wisata tersebut. Contohnya berkat arahan dan sosialisasi dari pemerintah untuk menjaga kebersihan, masyarakat sekitar Pantai Pede pun mulai tergerak untuk tidak membuang sampah secara sembarangan dilaut. Akibatnya beberapa bulan terakhir tempat wisata tersebut mulai banyak di kunjungi baik oleh wisatawan dalam negri maupun wisatawan luar negri yang ingin merasakan dan menikmati keindahan laut di Pantai Pede. Dengan meningkatnya jumlah pengunjung juga membawa keberuntungan tersendiri untuk saya,dimana upah yang saya dapat dari hasil menjadi pengelola Pantai Pede ini pun sedikit mengalami peningkatan dari upah sebelumnya”. (Hasil wawancara dengan S tanggal 14 maret 2018).

Berdasarkan hasil wawancara diatas penulis menyimpulkan bahwa antara pemerintah dan masyarakat belum terjalin kemitraan yang dekat satu sama lain yaitu dimana masih ada masyarakat yang masih merasa canggung dengan pemerintah sehingga masyarakat tersebut membuka bisnis usaha secara diam-diam (ilegal) dan terkadang tidak membayar pajak. Disamping itu sudah ada kepedulian satu sama lain antara pemerintah dan masyarakat, dimana pihak pemerintah membantu masyarakat untuk mempermudah rekomendasi usahanya dalam rangka menunjang pendapatan ekonominyanya. Dengan demikian maka akan tercipta kesejahteraan masyarakat yang tinggal disekitar pariwisata. Dengan adanya pendekatan berupa sosialisasi maka akan tercipta hubungan kemitraan yang dekat antara pemerintah dan masyarakat.

2. Kemitraan yang baru lahir yaitu pada jenis kemitraan ini para pelaku yang menjalin kemitraan adalah partner tetapi efisiensi kemitraan mereka tidak maksimal.

Berkaitan dengan hal tersebut peneliti mewawancarai salah satu staf dari bidang destinasi dari bidang destinasi dan pemasaran pariwisata,beliau mengatakan :

“dalam hal ini kemitraan yang terjadi antara pemerintah daerah Labuan Bajo dan masyarakat belum berjalan secara maksimal, oleh karena itu agar dapat berjalan secara maksimal dalam hal ini pemerintah membuka sekolah khusus atau politekhnik pariwisata agar masyarakat di latih untuk melakukan pelayanan-pelayanan yg baik dan sopan terhadap para pengunjung yang datang ke pariwisata Labuan Bajo”.

( Hasil wawancara dengan YN tanggal 7 Maret 2018).

Hal yang hampir sama pun diungkapkan ketika penulis mewawancarai Bapak Camat Labuan Bajo, beliau mengatakan :

“kemitraan yang terjadi di pariwisata Labuan Bajo tidak terlepas dari kemitraan antara pemerintah daerah Labuan Bajo dan masyarakat yg bisa di katakan berjalan belum terlalu maksimal, dimana antara dua pihak kemitraan sama-sama melakukan kerja sama agar pariwisata Labuan Bajo terus berkembang dan makin banyak dikenal orang. Agar semua itu tercapai tentunya harus ada pelayanan yang baik dari pemerintah maupun masyarakat agar pengunjung merasa puas dan nyaman ketika datang berkunjung. Oleh karena itu pemerintah berinisiatif untuk mendidik masyarakatnya. Disamping itu pemerintah juga memberikan kesempatan kepada masyarakatnya untuk membuka lembaga-lembaga yang dapat membantu pemerintah daerah dalam menjaga kebersihan kota Labuan Bajo yang di dirikan oleh masyarakat Labuan Bajo contohnya Laskar peduli kebersihan Labuan Bajo, perempuan peduli lingkungan dan forum daur ulang sampah. Sedangkan untuk pengembangan pariwisatanya ada lembaga yg didirikan oleh contohnya persatuan hotel untuk membahas standar-standar penginapan yang dilakukan oleh pihak investor, masyarakat dan pemerintah daerah”. (Hasil wawancara dengan ANM tanggal 7 maret 2018).

Untuk lebih menguatkan lagi penulis juga mewawancarai salah satu masyarakat Labuan Bajo, beliau mengatakan :

“melalui kemitraan ini kami sebagai masyarakat diberikan kesempatan untuk mengikuti kegiatan di sekolah yang dibangun oleh pemerintah daerah agar kami dapat belajar bagaimana melakukan pelayanan yg baik kepada para pengunjung sehingga kami tidak kesulitan melakukan komunikasi dengan para wisatawan. Contohnya kami dilatih mempelajari bahasa inggris agar kami dapat berbicara dengan fasih ketika berbicara dengan wisatawan asing. Agak sulit bagi kami untuk mengerti keinginan para wisatawan asing jika dalam berkomunikasi kami tidak saling mengerti”. (Hasil Wawancara dengan M tanggal 14 Maret 2018).

Seperti wanwancara sebelumnya, penulis juga mengajukan pertanyaan yang sama kepada salah satu informan yaitu Pengunjung yang datang ke salah satu tempat pariwisata Labuan Bajo, beliau mengatakan:

“saya sangat merasa puas dan nyaman ketika berkunjung ke salah satu tempat pariwisata Labuan Bajo, karena keindahan alamnya yg masih asli belum ada campur tangan manusia sama sekali. Di samping itu, kebersihan pariwisatanya yang membuat saya merasa semakin nyaman untuk datang berkunjung ke sini”. (Hasil wawancara dengan H tanggal 14 maret 2018).

Berdasarkan hasil wawancara informan di lokasi penelitian tentang kemitraan yang baru lahir ini adalah yaitu pada kemitraan ini pelaku kemitraan ini adalah partner tapi efisiensi kemitraan belum berjalan secara maksimal, penulis dapat menyimpulkan bahwa kemitraan yang terjadi antara pemerintah daerah dan masyarakat dalam tata kelola pariwisata Labuan Bajo belum berjalan secara maksimal, sehingga pemerintah mengambil tindakan untuk mendirikan sekolah yang dapat melatih masyarakatnya agar dapat memberikan pelayan yang baik dimana pemerintah daerah dan masyarakat sama-sama membangun dan menjaga kebersihan pariwisata Labuan Bajo sehingga membuat para wisatawan merasa nyaman ketika berkunjung. Disamping itu sudah ada kerja sama juga dalam bidang pengembangan pariwisata dalam bidang penginapan sehingga bagi para wisatawan

yang berkunjung dari luar daerah tidak merasa kesulitan untuk mencari tempat untuk menginap.

3. Kemitraan yang sinergis, yaitu pada kemitraan jenis ini memberikan kedua pihak mitra memperoleh keuntungan dan pengaruh dengan masalah pengembangan sistematik melalui penambahan ruang lingkup aktivitas baru seperti penelitian dan advokasi.

Berkaitan dengan hal tersebut peneliti mewawancarai salah satu staff dinas pariwisata dan kebudayaan dari bidang usaha kerja sama dan kelembagaan pariwisata, beliau mengatakan :

“kemitraan yang terjalin antara pemerintah daerah dan masyarakat dalam tata kelola pariwisata Labuan bajo sama-sama saling memberikan keuntungan tersendiri untuk kedua mitra. Dimana dari hasil kemitraan ini dapat meningkatkan pendapatan asli daerah untuk pemerintah daerah sehingga dengan semakin meningkatnya Pendapatan asli daerah tersebut pemerintah daerah pun mempunyai inisiatif untuk membuka tempat pariwisata yg baru di Labuan Bajo, contohnya telah di bangun jembatan putih dan bukit bukit seperti bukit cinta dan bukit silvia, sehingga makin menarik minat pengunjung untuk datang ke Labuan Bajo”.(Hasil wawancara dengan FB pada tanggal 7 Maret 2018).

Hal yang sama pun di sampaikan oleh pihak pengelola salah satu tempat pariwisata yang terdapat di Labuan Bajo, beliau mengatakan :

“saya adalah masyarakat yang dipercayakan oleh pemerintah daerah untuk menjadi pihak pengelola sekaligus yg mengontrol, mendata dan mengawasi keamanan pengunjung yang datang ke tempat wisata ini. Dari kemitraan yang terjalin ini saya merasa keuntungan yang cukup luar biasa baik itu bagi saya maupun bagi masyarakat lain yang juga pendapatan ekonominya berasal dari pariwisata yang terdapat di Labuan Bajo ini. Dimana dengan dipercayakan saya sebagai pihak pengelola maka saya mempunyai pekerjaan yang tetap sekarang ini sehingga saya mampu memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga saya dan mungkin keuntungan bagi masyrakat lainnya adalah misalnya bagi mereka yang mempunyai transportasi laut, mereka dapat menyewakan kapal atau perahu motor mereka kepada para pengunjung yang ingin mengunjungi pulau-pulau yang letaknya agak jauh dari daratan Labuan Bajo, kemudian untuk masyarakat yg suka membuat

kerajinan tangan, mereka dapat menjual hasil kerajinan tangan mereka kepada para pengunjung sebagai buah tangan untuk keluarga mereka”. (Hasil wawancara dengan P pada tanggal 14 Maret 2018).

Seperti wanwancara sebelumnya, penulis juga mengajukan pertanyaan yang sama kepada salah satu informan yaitu Pengunjung yang datang ke salah satu tempat pariwisata Labuan Bajo. Informan tersebut mengatakan:

“saya merasa sangat senang saat datang berkunjung ke pariwisata Labuan Bajo, dimana kami sangat mudah mendapatkan transportasi yang bisa kami sewa saat kami ingi mengunjungi pulau pulau sekitar Labuan Bajo misalnya Pulau Komodo, Pulau Padar, Pantai Pink, Pulau Kalong dan pulau-pulau lainnya. Sehingga kami pun bisa dengan puas menikmati panorama keindahan alam laut. Bukan hanya transportasi laut saja yg di sediakan tetapi ada juga transportasi darat seperti mobil dan motor yang dapat kami sewa ketika kami ingin berkeliling Labuan Bajo dan itu sangat menyenangkan. Kami pun juga dapat membeli hasil karya berupa kerajinan tangan khas Manggarai barat yang bisa kami pake ataus pun bisa sebagai hadiah buat keluarga kami yang tidak sempat ikut kesini”.(Hasil wawancara dengan S tanggal 14 maret 2018 ).

Berdasarkan hasil wawancara informan di lokasi penelitian, penulis menyimpulkan bahwa kemitraan yang terjadi antara pemerintah daerah dan masyarakat sangat memberikan keuntungan dan pengaruh yg cukup besar bagi masing- masing pihak. Dimana dengan adanya kemitraan tersebut memberikan Pendapatan Asli Daerah yang cukup meningkat bagi Kabupaten Manggarai Barat. Nah, dengan meningkatnya Pendapatan Asli Daerah ini membawa pengaruh bagi pemerintah untuk membuka dan mengembangkan tempat pariwisata yang lain sehingga membuat para wisatawan semakin tertarik untuk datang berkunjung ke Labuan Bajo. Dan keuntungan lain pun juga bisa dirasakan oleh masyarakat setempat, dimana dengan semakin banyaknya jumlah wisatawan yang berkunjung maka akan semakin banyak jumlah rejeki yang bisa mereka dapatkan. Sehingga kemitraan ini bisa dikatakan sedikit membantu mensejahterakan kehidupan mereka.

C. Faktor-Faktor Apa Saja Yang Mempengaruhi Kemitraan Pemerintah

Dokumen terkait