• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kendala yang dihadapi siswa dalam berkarya seni lukis ekspresionisme dengan teknik cat air

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

H. Instrumen Penilaian

2. Kendala yang dihadapi siswa dalam berkarya seni lukis ekspresionisme dengan teknik cat air

Untuk mengetahui kendala apa saja yang dialami siswa dalam berkarya seni lukis ekspresionisme perlu dilakukan teknik pengumpulan data melalui wawancara. Wawancara dilakukan pada guru dan seluruh siswa XI MA Bontomarannu. Wawancara dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui data tentang kendala-kendala yang dialami oleh siswa pada saat mengikuti pembelajaran seni lukis.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan pada siswa dapat diketahui bahwa masih banyak siswa yang mengalami kesulitan, khusunya dalam membuat sket awal, ide, kreativitas, motivasi, pengolahan cat dan teknik yang digunakan serta merasa kurang berbakat dalam belajar melukis bukan hanya dengan teknik cat air, namun dengan media yang lain juga misalnya: cat poster, pastel dan pensil warna sehingga latihan-latihan menggambar dan melukis sangat jarang mereka lakukan. Siswa juga menyatakan bahwa tingkat kemampuannya menggunakan alat dan bahan masih sangat kurang, dikarenakan kurangnya praktek yang diajarkn oleh guru, mereka sangat mengutamakan pelajaran teori dibandingkan praktek. Hal ini dapat dimaklumi dikarenakan latar belakang pendidikan guru mata pelajaran yang mengajar bukanlah dari pendidikan seni rupa tetapi dari pendidikan seni tari sehingga guru mengalami kesulitan dalam memberikan penjelasan dan contoh-contoh karya seni rupa.

59

Begitupun yang dujelaskan oleh guru mata pelajaran seni budaya Rosminah, S.Pd hasil wawancara yang dilakukan secara lisan, pada 07 November 2019, dijelaskan bahwa kendala yang dihadapi siswa dalam berkarya seni lukis ekspresionisme dengan teknik cat air dan media lain yaitu kurangnya motivasi dan inspirasi siswa dalam melukis serta siswa sendiri yang harus menyiapkan alat dan bahan untuk melukis karena tidak adanya fasilitas alat dan bahan yang disediakan dari pihak sekolah untuk mendukung pelajaran melukis siswa khususnya dalam berkarya seni lukis ekspresionisme dengan teknik cat air, serta tidak adanya bimbingan atau latihan untuk sisiwa yang berbakat maupun tidak berbakat.

Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa kesulitan yang dihadapi siswa dalam melukis ekspresionisme dengan teknik cat air karena kurangnya pemahaman siswa menggunakan alat dan bahan serta cara guru memberi teori-teori yang ada dalam buku.

B. Pembahasan

Dalam pembahasan ini peneliti akan menguraikan hasil kegiatan penelitian tentang kemampuan siswa kelas XI MA Bontomarannu dalam berkarya seni lukis ekspresionisme dengan teknik cat air yang berdasarkan penyajian hasil analsis data yang telah dikemukakan sebelumnya.

1. Kemampuan siswa kelas XI MA Bontomarannu dalam berkarya seni lukis ekspresionisme dengan teknik cat air

Kemampuan siswa kelas XI MA Bontomarannu dalam berkarya seni lukis ekspresionisme dengan teknik cat air dinilai dalam beberapa aspek penilaian. Penilaian yang dilakukan adalah penilaian keterampilan dengan teknik penilaian produk seperti yang telah dijelaskan di bab 2 menurut tim direktorat pembinaan SMA (2017: 81) bahwa “penilaian produk adalah penilaian terhadap keterampilan peserta didik dalam mengaplikasikan pengetahuan yang dimiliki ke dalam wujud produk”.

Penilaian produk merupakan penilaian keterampilan peserta didik yaitu dengan melihat hasil karya siswa melihat kualitas karya yang dihasilkan siswa, ada beberapa aspek yang diperhatikan dalam penilaian ini yaitu bentuk, nilai dan kreativitas karya yang dihasilkan siswa, dengan berpatokan pada teori-teori yang terdapat dibab 2.

1. Bentuk

Menurut Sumardjo (2000: 115) “Sebuah benda seni harus memiliki wujud agar dapat diterima secara indrawi (dilihat, didengar, atau didengar dan dilihat) oleh orang lain”. Bentuk adalah unsur yang membuat suatu karya seni menjadi lebih bermakna dan hidup dengan segala detail dan sentuhan yang diberikan. Nilai bentuk berkaitan dengan hal yang sifatnya indrawi, artinya penyerapan visual dengan mata menjadi acuan dalam apresiasi, dapat diraba dan dilihat, seperti bahannya, bentuk bangunnya, dan lain-lain. Jadi dalam menilai bentuk karya siswa hal diperhatikan adalah adanya kesesuaian bentuk flora, fauna, geometri dan figuratif yang

61

dapat ditangkap oleh mata, dibuat tersusun secara baik atau sesuai dalam hal bentuknya.

2. Nilai

Nilai yang dimaksud disini adalah nilai yang dimiliki setiap karya

“Suatu benda dikatakan memiliki nilai jika benda itu berguna dan berkualitas (baik, benar, adil, indah, dsb). Nilai atau kualitas itu harus tertentu, yang dapat menyebabkan orang mengakuinya.” (Sumardjo, 2000:

139). Ada 4 hal yang diperhatikan untuk menentukan bernilai atau tidaknya karya yang dihasilkan siswa yaitu nilai keindahan karya, proporsi, komposisi dan pemberian warna. “Menurut kamus, indah adalah suatu kualitas yang membuat senang penginderaan dan kegembiraan batin.

Sesuatu yang indah dapat memberikan perasaan senang inderawi dan kegembiraan jiwa.” (Sumardjo 2000: 155). Indah dapat menggugah perasaan dan memberikan kepuasan batin seperti halnya pemandangan alam maupun karya seni. Menurut Ajim (2016) bahwa :

Komposisi adalah tata susunan yang menyangkut keseimbangan,kesatuan, irama, dan keselarasan dalam suatu karya seni rupa. Proporsi adalah kesan kesebandingan yang ideal (pantas, sesuai, dan benar) antara unsur yang satu dengan unsur lainnya dalam satu kesatuan unsur rupa.

Komposisi merupakan kesesuaian, keseimbangan susunan atau tata letak objek. Sedangkan proporsi adalah kesebandingan yang ideal pada objek antara unsur yang satu dengan unsur lainnya sehingga tercipta satu kesatuan karya sedangkan warna seperti yang dinyatakan Faisal (2015: 24)

bahwa Picasso seorang seniman besar kelahiran spanyol pernah berkata:

‘Dalam kenyataannya seseorang hanya memakai sedikit warna, yang memberi ilusi seakan-akan banyak adalah bahwa ia ditempatkan pada tempatnya yang tepat dan dalam jumlah yang tepat pula

Dalam penciptaan karya seni rupa warna adalah unsur yang sangat penting untuk memberikan kesan yang menarik pada suatu karya, pemakaian warna yang cocok antara warna yang satu dengan warna yang lain, gradasi warna yang akan membuat tampak lebih realis dan tiap-tiap warna akan menjadi indah jika digunakan sesuai dengan takaran yang tepat dan digunakan pada tempatnya.

3. Kreativitas

Menurut Sumarjo (2000: 83) Sebuah karya seni kreatif adalah karya yang tidak dibatasi oleh aturan-aturan atau konvensi yang telah ada sebelumnya. Keaslian atau orisinalitas menjadi nilai utama dalam seni.

Sebuah karya kreatif adalah karya yang memiliki kaualitas individual dan berbeda dari sebuah temuan yang orisinal.

Kreativitas yaitu dapat dilihat dari ide siswa dalam menciptakan karya tersebut, bagaimana siswa menciptakan karya yang orisinalitas murni dari idenya siswa, unik, dan berbeda dari karya yang lain.

Berdasarkan kriteria penilaian tersebut dapat diuraikan kemampuan siswa kelas XI MA Bontomarannu dalam berkarya seni lukis ekspresionisme dengan teknik cat air.

63

a. Karya Asrullah Syawal

Gambar 4.3: Hasil karya siswa Asrullah Syawal lilin (Sumber: Foto dokumentasi Hariyanti)

1. Bentuk, terlihat pada karya lukisan Asrullah Syawal menggunakan bentuk lilin sebagai objek lukisan ekspresionisme. Bentuk lilin yang diciptakan siswa cukup sesuai.

2. Kreativitas, karya yang diciptakan oleh Asrullah Syawal cukup bagus namun kurang kreatif karena sangat berhati-hati dalam berkarya sehingga terlihat ada tekanan dalam berkarya.

3. Nilai, cara pengerajaan karya koposisi dan proporsi cukup baik, adanya penggunaan warna primer yaitu menggunakan warna biru dan kuning. Dimana cahaya dari lilin tersebut menggunakan warna kuning cerah dan warna batang lilin berwarna biru membuat karya menjadi terlihat cukup indah.

b. Ratnawati

Gambar 4.4: hasil karya siswa Ratnawati wortel (Sumber: foto dokumentasi Hariyanti 2019)

1. Bentuk, karya Ratnawati dengan bentuk wortel sebagai objek lukisan ekspresionisme kurang berekspresi.

2. Kreativitas, karya yang dihasilkan kurang kreatif karena sangat berhati-hati dalam teknik penggunaan cat air sehingga terlihat kaku 3. Nilai, komposisi dan proporsinya cukup bagus, warna yang

dugunakan kurang bagus karena hanya menggunakan dua warna dan masih banyak ruang yang kosong sehingga terlihat hampa.

65

c. Eka Rahmatika

Gambar 4.5: Hasil karya Eka Rahmatika menara mercusuar (Sumber: Foto dokumentasi Hariyanti 2019)

1. Bentuk, karya lukisan Eka Rahmatika yaitu menara mercusuar yang berdiri kokoh di tengah lautan yang dihempas dengan gelombang laut yang tinggi sehingga terlihat menarik.

2. Kreativitas, karya yang dihasilakan dari Eka Rahmatika sangat kreatif, siswa dapat membebaskan fikiran dan imainasinya kedalam karyanya sehingga menggasilkan karya yang merik.

3. Nilai, nilai koposisi dan proporsinya bagus, warna yang dugunakan juga bagus namun masih ada ruang yang kosong tidak diwarnai.

d. Risnawati

Gambar 4.6: Karya Risnawati, bunga (Sumber: Foto dokumentasi Hariyanti 2019

1. Bentuk, karya Risnawati yaitu dengan objek setangkai bunga berwarna merah, bentuk yang dihasilkan cukup sesuai.

2. Kreativitas, karya yang dihasilakan oleh Risnawati kurang kreatif dalam berkarya karena hanya melukis setangkai bunga dan pewarnaan yang sangat kurang.

3. Niai, komposisi pada karya ini kurang bagus antara kelopak bunga dengan batang, proporsinya juga masih kurang serta pemberian warna yang sangat kurang sehingga terlihat kosong dan hampa pada background.

67

e. Julianti

Gambar 4.7: Karya Julianti, buah semangka (Sumber: Foto dokumentasi Hariyanti 2019)

1. Bentuk, pada karya Julianti dengan objek lukisan buah semangka cukup rapih, namun belum bisa dikategorikan lukisan ekspresionisme.

2. Kreativitas, karya yang dibuat oleh Julianti kurang kreatif dalam pemilihan objek dan sangat berhati-hati dalam berkarya.

3. Nilai, nilai koposisi dan pewarnaannya cukup bagus, dalam perwarnaannya sangat berhati-hati dalam memberikan warna dengan teknik cat air dan masih banyak ruang yang kosong sehingga mengurangi keindahan karya.

f. Riskawati Handayani

Gambar 4.8: Karya Riskawati Handayani, mata (Sumber: foto dokumentasi Hariyanti 2019)

1. Bentuk, karya Riskawati Handayani dengan bentuk objek lukisan mata yang berwarna biru dengan pinggiran mata yang penuh warna namun terlihat belum selesai.

2. Kreativitas, karya yang dihasilakan unik karena siswa dapat berikir dan menuangkan kreatiitas dan imainasinya kedalam sebuah karya.

3. Nilai, koposisi dan proporsinya cukup bagus warna yang digunakan juga cukup bagus.

69

g. Hasrawati

Gambar 4.9 : Karya Hasrawati, membaca buku (Sumber : Foto dokumentasi Hariyanti 2019)

1. Bentuk, pada karya Hasrawati dengan bentuk objek seorang anak sedang berdiri membaca buku ditaman dan dibelakangnya ada pohon dan hasilnya cukup bagus dan sesuai bentuknya.

2. Kreativitas, karya yang dihasilkan cukup kreatif dan unik, karena siswa dapat berikir dan berimajinasi untuk menciptakan sebuah karya.

3. Nilai, komposisi dalam karya ini bagus namun proporsinya kurang tepat, teknik menggunakan cat airnya cukup bagus namun kurang dalam pewarnaan backgroundnya.

h. Sumarni

Gambar 4.10 : Hasil Karya Sumarni, bunga matahari (Sumber: Foto dokumentasi Hariyanti 2019)

1. Bentuk, karya Sumarni yaitu bunga matahari yang digayakan dengan selera dan imajinasi pembuatnya.

2. Kreativitas, karya yang dibuat oleh Sumarni kurang kreatif dan berimajinasi kedalam karyanya.

3. Nilai, komposisi pada karya ini cukup bagus namun proporsinya kurang dan pewarnaan pada backgroundnya kurang bagus karena hanya menggunakan satu warna yaitu warna biru.

71

i. Jumriani

Gambar 4.11 : Hasil karya Jumriani, perempuan (Sumber: Foto dokumentasi Hariyanti 2019)

1. Bentuk, pada karya Jumriani yaitu dengan objek perempuan yang digambarkan dengan penggayaan bentuk. Jumriani membuat karya dengan objek perempuan yang sedang bersedih dengan menutup wajahnya seperti memakai cadar yang dihasilkan sangat sesuai.

2. Kreativitas, karya yang dihasilkan kreatif dan membrikan warna dengan bebas dan siswa terlihat sangat menikmati proses berkarya.

3. Nilai, komposisi karya cukup bagus, proporsi wajah perempuan juga sesuai, pencampuran warna dan teknik pemberian warna pada karya ini sangat kreatif.

j. Nurfadilah

Gambar 4.12: Hasil karya Nurfadillah, kucing (Sumber: Foto dokumentasi Hariyanti 2019)

1. Bentuk, karya Nurfadillah yaitu dengan objek kucing yang sedang duduk menatap matahari yang tergelam yang digayakan dengan selera dan imajinasi pembuatnya.

2. Kreativitas, pada karya Nurfadillah masih kurang dalam menuangkan kreativitasnya serta teknik penggunaan warna cat air terlihat sangat berhati-hati sehingga masih ada tekanan dalam berkarya.

3. Nilai, komposisi dan proporsinya cukup bagu, adanya penggunaan warna dengan beberapa warna yaitu menggunakan warna biru, kuning, hitam dan abu-abu.

73

k. Ilham Syaputra

Gambar 4.13: Hasil karya Ilham Syaputra, pohon (Sumber: Foto dokumentasi Hariyanti 2019)

1. Bentuk, pada karya Ilham Syaputra dengan objek pohon dengan daun yang berewarna dan dikelilingi dengan warna-warna sesuai dengan selera dan imajinasi pelukisnya sehingga karyanya sangat terlihat menarik perhatian.

2. Kreativitas, karya yang dihasilkan oleh Ilham Syaputra sangat kreatif, siswa membebaskan fikiran dan imajinasinya kedalam karyanya sehingga menghasilkan karya yang unik.

3. Nilai, komposisi pada karya ini bagus namun proporsinya kurang tepat, namun pada pemberian warnanya sangat menarik karena menggunakan pewarnaan yang tdk biasa.

l. Abdul Haris Yusuf

Gambar 4.14: Hasil karya Abdul Haris Yusuf, bunga (Sumber: Foto dokumentasi Hariyanti 2019)

1. Bentuk, telihat pada karya Abdul Haris Yusuf menggunakan objek bunga, bentuk bunga yang diciptakan siswa tersusun secara baik dengan warna yang sangat sesuai dan unik

2. Kreativitas, karya yang oleh siswa ini bagus dan indah, warna pada bunganya sangat kreatif dengan susunan warna yang ditotol-totol sehingga terlihat unik.

3. Nilai, cara pengerjaan yang rapi komposisi dan proporsi baik namun kurang dari warna background yang kosong.

75

m. Nur Ikhsan

Gambar 4.15: Hasil karya Nur Ikhsan kupu-kupu (Sumber: Foto dokumentasi Hariyanti 2019)

1. Bentuk, karya Nur Ikhsan dengan bentuk kupu-kupu sebagai objek utama dan bunga sebagi objek tambahan. Karya yang dibuat cukup manarik dengan kupupunya yang dipenuhi dengan warna.

2. Kreativitas, karya yang dihasilkan unik, karena siswa dapat berfikir untuk membuat kupu-pukunya. Siswa yang kurang mampu membuat kupu-kupu realis maka mereka membebaskan ekspresinya untuk menciptakan bentuk kupu-kupu sesuai dengan kreativitas dan imajinasinya sehingga menghasilkan kupu-kupu yang unik.

3. Nilai, komosisi dan proposinya cukup bagus, warna yang digunakan juga bagus namun pada gambar bunganya belum selesai dan backgroundnya juga tidak.

2. Kendala yang Dihadapi Siswa dalam Berkarya Seni Lukis