• Tidak ada hasil yang ditemukan

kehutanan, dan peternakan

5.3. Mengembangkan sistem teknologi tepat guna bagi masyarakat untuk mendukung sistem pertanian terpadu khususnya dalam pengelolaan air dan

5.3.4. Kendala Kendala Yang Dihadapi dalam pelaksanaan Kegiatan

Selama kegiatan berlangsung terdapat kendala kendala yang cukup mengganggu jalan pelaksanaan kegiatan. Kendala kendala tersebut antara lain:

1) Hujan yang turun selama pertengahan kegiatan menyebabkan terjadinya penambahan perlakuan untuk menghindari hujan jatuh langsung pada bedengan tanaman dan meminimasikan aliran permukaan yang masuk kedalam bedengan. Perlakukan yang diberikan antara lain memberikan penutup pada areal bedengan dengan plastic transparan, kemudian mebuat aliran drainase mengelililingi satuan praktek dan satuan bedengan. Semua ini dilakukan agar dapat meminimumkan tambahan air diluar perlakukan irigasi tetes dan meminimumkan berkurangnya konsentrasi pupuk cai yang diberikan dengan konsentrasi yang sudah ditetapkan.

2) Angin yang bertiup kencang menjadi kendala tersendiri bagi bedengan yang sudah ditutupi dengan plastic untuk mencegah hujan langsung ke bedengan, tetapi angin yang kencang sring mengakibatkan plastic sering harus ditata ulang.

3) Kondisi iklim yang kurang bersahabat ini berpengaruh pada jadual kunjungan lapangan yang dilakukan oleh Tim Pandu Lestari dan Pembimbing Penelitian dari Undana menjadi mundur, bahkan komunikasi antara mahasiswa, pembimbing, tim Pandu lestari menjadi sangat terbatas.

78

VI.

PENUTUP

6.1.Kesimpulan

Pada akhir laporan ini dapat disimpulkan bahwa perencanaan kegiatan yang telah disusun bersama antara Tim Pandu Lestari, Tim Field, dan Tim Kehati alhamdulilah dapat dilaksanakan dengan baik, walaupun ada sejumlah kendala kendala yang mengakibatkan beberapa kegiatan terutama kegiatan Sekolah lapangan tidak dapat dilakukan suai dengan jadual yang telah ditetapkan. Namun dengan rasa kebersamaan yang tinggi dari semua pihak yang terlibat dalam kegiatan ini, maka kendala kendala tersebut dapat diminimalkan.

Dari kegiatan yang sudah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sesuai dengan tujuan setiap kegiatan adalah sebagai berikut:

1) Kebersamaan anggota kelompok di kelompok Karya Nyata, Gemilang, dan Dael Kollo dalam mengelola usahatani ditingkat kelompok dan secara mandiri dapat terbentuk sehingga pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan didesa mereka dapat dilakukan secara bersamsama sejak pengidentifikasian masalah sampai penyusunan rencana kegiatan pengelolaannya, monitioring kegiatan, evaluasi kegiatan, dan penyusunan kaji tindak kegiatan berikutnya

2) Kemampuan belajar dalam mengidentifikasikan dan mengelola perubahan agroekosistem mulai terbangun dengan baik walaupun masih harus ditingkatkan dalam kondisi lingkungan yang berbeda 3) Kelompok tani dan angota kelompok tani mengerti dengan benar manfaat Sekolah Lapangan

dalam memperbaiki usahatani dan pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan yang ada didesanya.

4) Anggota kelompok tani mulai mempraktekan paket tehnologi yang ereka dapatkan selama Sekolah Lapangan seperti pemanfaatan pupuk organic dari kotoran sapi, pupuk organic dari tanaman, penggunaan pestisida alami, pengaturan jarak tanam, penutupan tanah dengan sisa tanamna. 5) Anggota kelompok tani dapat memahami dengan benar pola dasar pemilihan pola tanam yang

benar benar menguntungkan dari kondisi ekologi (tanah, dan air) dan nilai jual tanaman. Mereka dapat mengananilsa secara praktikal kondisi lahan yang menguntungkan (analisa fisik dan kimia tanah) dan mampu menganalisa ekonomi usahataninya mengacu pada modal yang dikeluarkan dan hasil yang diperoleh.

6) Keterlibatan secara aktif Tim Pandu Lestari dan Tim Undana memberikan nilai tambah bagi petani, mahasiswa, dan petugas lapangan baik dari Inansti pemerintah (PPL) maupun dari LSM pemerhati pengelolaan lingkungan di Semau.

7) Pengembangan tehnologi tepat guna berupa pembuatan briket, kompor berbahan bakar sisa tanaman, kompor berbahan bakar biji bijian mengandung minyak (jarak, nitas, kacang tanah, kemiri, biji mtete dll) mampu memberikan alternative pilihan bagi petani dalam pemenuhan energy rumah tangga.

79

8) Aplikasi irigasi tetes diinteraksikan pemulsaan ternyata mampu meningkatan efisiensi penggunaan air baik dalam jumalh air yang digiunakan maupun intensitas penyiraman

9) Aplikasi pupuk organic cari dari bahan bebonik, johar, nitas, dan bebonik dapat digunakan sebagai sumber pupuk organic yang sangat ramah lingkungan dan mampu memperbaiki kondisi lahan (kimia) dan hasil tanaman secara berkelanjutan.

10) Pengelolaan irigasi tetes dan pupuk organic cair akan berbeda tergantung pada jenis tanah, kondisi eklim mikro, dan jenis tanamna yang ditanam

11) Perbaikan pengelolaan rumput laut merupakan nilai tambah bagi kelompok tani yang mempunyai matapencarian tambahan sebagai petani rumput laut seperti kelompok tani Mekarsari di desa Akle

6.2.Saran

Untuk keberhasilan secara berkelanjurtan dari kegiatan yang sudah dilakukan, maka beberapa saran dapat dipertimbangkan antara lain:

1) Pengelolaan model dan pola tanam harus dilanjutan pada kegiatan berikutnya secara berurutan dan berkesinambungan sehingga dapat diperoleh model dan pola tanam yang tepat dengan kondisi lingkungan yang berbeda dan kondisi pasar yang berbeda

2) Perlu dilanjutkan lagi dengan kegiatan lanjutan sekolah lapangan terutama yang berhubungan dengan pemanfaatan sumberdaya lokal sebagai sumber plasma nutfah, sumber ketahanan pangan, dan penganeka ragaman hayati dan penganekaragaman pengelolaan

3) Perlu dilakukan pengembangan kegiatan yang mengacu pada keseimbangan usahatani, keberlanjutan nilai ekonomi keluarga, terjaganya keragaman usahatani, dan keragaman hayati. Pengembangan ini dapat dilakukan dengan mengusahakan pola strata berjenjang antara tanaman pangan, sayuran, peternakan, perkebunan, dan kehutanan

4) Perlu dilakukan perbaikan dan pengemabangan budidaya rumput laut

5) Perlu dikembangkan tehnologi penyediaan air, pengangkatan air, dan pengelolaan air di daerah yang rawan ketersediaan air seperti di desa Uiboa.

80

VII.

PUSTAKA

Arzita dan Irianto. 1997. Pengaruh Ekstrak Daun Teh Terhadap Perkecambahan Benih Cabai Merah. J. Agr.5(2) : 15-17.

Cahyono, B. 2003. Cabai Rawit. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

Hadisuwito, S. 2007. Membuat Pupuk Kompos Cair. Penerbit Agromedia Pustaka, Jakarta.

Hardjowigeno, S. 2003. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Penerbit Akademika Presindos, Jakarta. Islami, T dan W. H. Utomo. 1995. Hubungan tanah, air dan tanaman. IKIP Semarang Press, Semarang.

Sotedjo IN. P. 2007. Pengaruh Konsentrasi Bahan Organik Kirinyu dan Gamal Sebagai Pupuk Organik Cair Terhadap Perbaikan Sifat Kimia Tanah dan Pada Tanah Alfisol. Leguminosa

Marsono dan Sigit, P. 2004. Pupuk Akar. Penebar Swadaya, Jakarta. Prihmantoro, H. 2000. Memupuk Tanaman Buah. Penebar Swadaya, Jakarta.

Purwendro, S dan Nurhidayat. 2007. Mengolah Sampah Untuk Pupuk dan Pestisida Organik. Penebar Swadaya, Jakarta.

Setiadi. 2007. Jenis dan Budi Daya Cabai Rawit. Penebar Swadaya, Jakarta.

Sotedjo, IN P. 2005. Kajian tentang tingkat dan frekuensi pemberian air terhadap komponen pertumbuhan dan hasil cabai rawit (Capsicum frutescens L.) jenis lokal Kupang. Faperta Universitas Nusa Cendana. Soetedjo,IN P.,U.Aspatria.,M.T.Surayasa.,I.Rachmawati.,F.L.Kotten.,J.Sogen.,Y.Suni.,O.Palle dan Jianto. 2006.

Studi Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan di Pulau Semau. Kupang : Kerjasama Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI) dengan Fakultas Pertanian, Universitas Nusa Cendana. Soetedjo, IN.P. 2005. Study The Use of Straw Paddy as Mulch to Improve Water Use Efficiency and Soil

Nutrients Content. Journal of Dry land Farming System, 16. 31-38

Soetedjo, IN. P, Laiskodat, H.S, Gaol, M. L. 2006. Study of Dry Land Farming System Model to Improve Geophysical Components. Post Graduate Journal University of Nusa Cendana, 1. 35-38

Soetedjo, IN. P, E. Y. Barhiman, S. 2006. Study on The Effect of Slash and Burn Farming System to Geophysical and Socio-economic Components at Water Catchment Area, Post Graduate Journal University of Nusa Cendana, 1. 45-50

Sugito, Y. 1995. Peningkatan Produktivitas Lahan Marginal di Kabupaten Tulungagung Melalui Perlakuan Macam Pupuk. J.Hort.7(3) : 45-51.