• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

D. Kendala yang dihadapi Pasangan Suami Istri yang tidak

Dalam membangun kehidupan berumah tangga tidaklah mudah. Sikap keterbukaan satu sama lain harus dibangun sejak awal pernikahan agar dapat memunculkan sikap toleransi terhadap kelebihan dan kekurangan antar suami istri. Sering kita jumpai bahwa dalam satu keluarga yang sedarah daging saja memiliki sifat dan karakter yang berbeda-beda apalagi menyatukan dua insan yang tidak pernah memiliki hubungan darah. Latar belakang keluarga yang berbeda mulai dari kebiasaan, cara berpakain, hobi, status pekerjaan, pergaulan dan lingkungan tempat tinggal menjadi faktor pembentukan karakter yang berbeda.

Membangun keluarga sakinah, mawaddah, warahmah bagi pasangan keluarga yang sudah memiliki anak saja terkadang banyak kendala yang dihadapi. Banyak persoalan yang muncul begitu kompleks apalagi bagi pasangan keluarga yang belum atau tidak memiliki anak yang sudah bisa dipastikan memiliki tantangan yang lebih berat. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada tiga keluarga subjek penelitian, telah peneliti dapatkan

data atau informasi mengenai kendala-kendala yang dihadapi dalam mewujudkan keluarga sakinah, mawaddah, warahmah bagi pasangan suami istri yang tidak memiliki anak biasanya disebabkan oleh perbedaan sifat dan karakter dari masing-masing pasangan. Sifat dan karakter seseorang dapat terbentuk dari proses pendidikan baik formal maupun nonformal. Orang yang berpendidikan rendah biasanya tidak memiliki cara berpikir yang luas. Selain itu, masalah yang mendasar adalah masalah ekonomi. Berbicara mengenai masalah ekonomi merupakan hal yang sensitif. Banyaknya kebutuhan hidup membuat suasana dalam rumah tangga menjadi panas. Hal ini juga sesuai dengan apa yang disampaikan oleh subjek penelitian yaitu:

“Perbedaan prinsip, pandangan hidup, sama masalah ekonomi.

Makanya saya tadi bilang ekonomi itu jadi penyebab utama dalam rumah tangga. Kalau perbedaan prinsip sama pandangan hidup itu apa yang saya pengen pasti banyak bedanya sama suami. Itu juga termasuk kendala yang jadi penyebab adanya cekcok”.90

Kendala dalam mewujudkan keluarga yang sakinah bagi pasangan yang tidak memiliki anak juga disampaikan oleh Ibu SM yakni:

“Nek seng tak rasakne pribadi yo mba. Kendalane masalah ekonomi, karo masalah makanan. Selera wong sak omah kan bedo-bedo to mba.

Naah kadang bojoku nek masalah panganan diroso ora pas nggrundel”.91 (Kalau yang saya rasakan pibadi ya mba. Kendalanya masalah ekonomi sama masalah makanan. Selera orang dalam satu rumah kan beda-beda. Nah terkadang suami saya kalau masalah makanan tidak pas ya ngomel).

Masalah ekonomi adalah penyebab utama adanya pertengkaran dalam rumah tangga. Kalau perbedaan prinsip dan pandangan hidup merupakan perbedaan yang mendasar seperti apa yang diinginkan oleh istri belum tentu

90 Wawancara dengan Ibu SHT (Keluarga Infertil), 8 April 2021

91 Wawancara dengan Ibu SM (Keluarga Infertil), 12 April 2021

sama dengan keinginan suami. Seperti masalah selera dalam hal makanan yang berbeda dapat memicu pertengkaran kecil. Terkadang suaminya sering marah jika dirasa makanannya tidak sesuai dengan seleranya. Sehingga membuat Ibu SM memasak dua jenis masakan.

Tidak ada rumah tangga yang tidak memiliki masalah, tetapi bagaimana sikap masing-masing keluarga dalam menghadapi permasalahan tersebut, belum hadirnya seorang anak dalam keluarga sementara pernikahan telah berlangsung selama bertahun-tahun pun merupakan suatu permasalahan yang banyak ditemukan dalam suatu keluarga. Syarat utama terjalinnya keharmonisan dalam keluarga adanya keseimbangan antara jasmani dan rohani, dimana kebutuhan jasmani terpenuhi seperti sandang, pangan, papan, pendidikan, kesehatan dan menambah penghasilan keluarga. Adapun kebutuhan rohani yaitu kita sebagai makhluk ciptaan Allah harus bersyukur kepada-Nya dengan mendirikan shalat, membayar zakat, puasa, bersedekah dan berbuat baik dengan sesama.

Kalau hanya masalah perbedaan prinsip itu merupakan hal yang wajar.

Adanya keharmonisan dalam keluarga dikarenakan adanya perbedaan.

Perbedaan-perbedaan itulah yang membuat keluarga menjadi berwarna dan indah. Prinsip bisa dibangun bersama dengan landasan agama dan saling memahami sifat satu sama lain. Kendala lain yang di hadapi oleh keluarga infertil adalah adanya pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh sanak saudara dan tetangga membuat subjek semakin tertekan. Pada dasarnya sikap yang muncul dari sanak saudaranya merupakan sikap peduli dan kasih sayang

karena perhatian terhadap keluarga infertil tersebut. Akan tetapi karena sikap yang muncul terlalu berlebih dan pertanyaan-pertanyaan yang muncul cenderung terus menerus di lontarkan justru menjadi momok dan menjadi sebuah hal negatif karena memicu tekanan pada sisi psikis bagi keluarga infertil tersebut. Hal tersebut disampaikan oleh Ibu KTM yakni:

“Kalau kendala malah dari orang lain. Omongan orang. Ya sodara ya tetangga kadang sering ikut campur. Sering menanyakan masalah kehamilan. Ya kayak gitu yang bikin cekcok. Jenenge wedok yo mba.

Ora iso nek diomong uwong, terus meneng wae. Nah itu malah bikin saya cekcok sama suami. Kadang juga masalah kerjaan rumah si.

Masalah sepele masih sama-sama capek jadi sama-sama pengen di ngerteni.Cuma itu si mba. Kendala lain ya gak ada kayaknya”.92

Kendala yang di hadapi oleh keluarga Ibu KTM diketahui bahwa lebih banyak berasal dari luar. Dari pernyataan yang disampaikan dapat dipahami bahwa meskipun tidak memiliki anak, keluarga infertil tersebut tidak pernah mempermasalahkan hal tersebut dan hubungan dalam keluarga baik-baik saja.

Kendala yang dirasakan adalah berasal dari luar keluarga seperti ucapan-ucapan maupun pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh saudara dan

tetangga yang sering ikut campur dalam urusan rumah tangga keluarga subjek. Tak hanya itu, keluarga Ibu KTM mengatakan bahwa biasanya masalah sepele yang mengakibatkan munculnya pertengkaran kecil adalah masalah pekerjaan rumah. Kalau bicara masaah ekonomi, keluarga Ibu KTM tergolong berkecukupan. Berdasarkan informasi yang didapatkan, mereka memiliki sawah yang lumayan luas dan banyak.

92 Wawancara dengan Ibu KTM (Keluarga Infertil), 5 April 2021

Berdasarkan pernyataan yang disampaikan, dapat peneliti pahami bahwa upaya yang dilakukan dan kendala yang dihadapi memiliki sedikit keterkaitan karena upaya yang dilakukan yakni saling memaklumi, berusaha mencari rizki yang halal, menabung untuk masa tua, dan bersikap terbuka satu sama lain dalam hal apapun. Akan tetapi kendala yang dirasakan dalam mewujudkan keluarga sakinah, mawaddah, warahmah menurut keluarga subjek penelitian adalah mengenai perbedaan selera makanan, prinsip, sifat maupun karakter. Makanan menjadi problem yang sering muncul dan memicu percek-cokan kecil dalam rumah tangga. Salah satu upaya yang berkaitan yaitu tetap bersyukur atas apa yang telah dimiliki dan dinikmati dalam kesehariannya.

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti mengenai upaya yang dilakukan pasangan suami istri yang tidak memiliki anak dalam membentuk keluarga sakinah, mawaddah, warahmah di Kecamatan Pekalongan Lampung Timur. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa upaya yang dilakukan untuk mewujudkan keluarga yang sakinah juga berbeda-beda, namun secara garis besar yakni dengan cara memaklumi satu sama lain, selalu bersyukur, membekali dengan ilmu keagamaan, mencari solusi kehamilan dengan cara pemijatan, mengadopsi anak, saling melaksanakan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan hak dan kewajiban masing-masing, bersikap terbuka dan giat dalam bekerja demi pemenuhan kebutuhaan hidup sehari-hari maupun tabungan di hari tua. Adapun Kendala yang dihadapi dalam mewujudkan keluarga sakinah adalah mengenai sifat, karakter, perbedaan prinsip, masalah ekonomi, dan adanya pertanyaan mengenai kehamilan yang kerapkali muncul dari tetangga maupun sanak saudara. Sedangkan resolusi keluarga yang tidak memiliki anak dalam mewujudkan visi keluarga sakinah adalah saling memenuhi hak dan kewajiban, meluangkan banyak waktu untuk bersama, saling menutupi kekurangan masing-masing, saling menasehati dan menegur dengan cara yang baik jika salah satunya melakukan kesalahan, dan membekali dengan ilmu keagamaan.

B. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan di atas, terkait dengan hasil penelitian mengenai upaya yang dilakukan pasangan suami istri yang tidak memiliki anak dalam membentuk keluarga sakinah, mawaddah, warahmah di Kecamatan Pekalongan Lampung Timur. Maka melalui skripsi ini perkenankan peneliti memberi saran atau rekomendasi yaitu untuk pasangan suami isteri yang tidak memiliki anak harus memiliki kesiapan mental untuk menghadapi kondisi tersebut, memberanikan diri untuk konsultasi baik secara tradisional maupun medis, harus lebih mendekatkan diri kepada Allah, dengan perbanyak dzikir, sholat agar dipermudah untuk mendapatkan anak serta mengikuti kajian-kajian keagamaan untuk menguatkan hati dan menenangkan pikiran. Selian itu, dukungan suami/isteri dan keluarga sangat berperan dalam menghadapi masa-masa belum adanya anak, maka dengan demikian pihak suami/istri diharapkan terbuka dalam mengkomunikasikan perasaan, kebutuhan dan harapan-harapan kepada suami/isteri, dengan demikian suami/isteri akan paham problem psikologis apa saja yang sedang dialami.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Lathif Al-Brigawi, Fiqih Keluarga Muslim Rahasia Mengawetkan Bahtera Rumah Tangga, Jakarta: Amzah, 2012.

Ade Benih Nirwana, Psikologi Kesehatan Wanita, Yogyakarta: Nuha Medika, 2011.

Akif Khilmiyah, Menata Ulang Keluarga Sakinah, Keadilan Sosial dan Humanisasi Mulai dari Rumah, Bantul: Pondok Edukasi, 2003.

Alam, S. & Hadibroto, Infertil, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2007.

Ali Qaimi, Menggapai Langit Masa Depan Anak, Bogor: Cahaya, 2002.

Anggia Murni, “PembinaanKeluarga Sakinah pada PasanganPernikahan Dini di desa Bukit Ranah Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar” Skripsi, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru, 2020.

Badan Pengembang dan Pembinan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2016.

Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum, Yogyakarta: Andi Yogyakarta, 2010.

Boedi Abdullah, Beni Ahmad Saebani, Perkawinan dan Perceraian Keluarga Muslim, Bandung: Pustaka Setia, 2013.

Cholid Narbuko, Abu Achmadi. Metodologi Penelitian, Jakarta: Bumi Aksara, 2012.

Departemen Agama RI, Pedoman Konselor Keluarga Sakinah, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji, 2002.

Direktorat Bina KUA dan Keluarga Sakinah, Fondasi Keluarga Sakinah, Jakarta:

Subdit Bina Keluarga Sakinah Direktorat Bina KUA dan Keluarga Sakinah Ditjen Bimas Islam Kemenag RI, 2017.

Djam’an Satori, Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, Cet. 6, Bandung: Alfabeta, 2014.

Eric B. Shiraev, dkk, Psikologi Lintas Kultural, Jakarta: Prenada Media Group, 2012.

Husaini Usman, Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, Jakarta:

Bumi Aksara, 2003.

Huzaemah Tahido Yanggo, Fikih Perempuan Kontemporer, Bogor: Ghalia Indonesia, 2010.

Izzah Qanita Nailiya, Sakinah dan Full Berkah, Yogyakarta: DIVA Press, 2017.

Kaplan. Upaya Mengatasi Kecemasan, Bandung : Pustaka Rina, 2014.

Kementerian Agama RI, Al Qur’an dan Terjemahannya, Bandung: Diponegoro, 2010.

Khoiruddin Nasution, Smart dan Sukses, Yogyakarta: ACAdeMia, 2008.

Khusnul Khotimah, “Tinjauan Hukum Islam terhadap Pembentukan Keluarga Sakinah Pada Keluarga TKI Studi Kasus di Wilayah Purwokerto Kulon”, Skripsi, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2013.

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014.

Muhammad Fahmi, “Pembentukan Keluarga Sakinah pada Keluarga Pasangan Karir di Dusun Karang, Desa Ngalang, Kecamatan, Kabupaten Gunung Kidul” Skripsi Universitas Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2015.

Mohammad Ali, Muhammad Asrori, Metodologi dan Aplikasi Riset Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2014.

Muslich Taman, Aniq Farida, 30 Pilar Keluarga Samara, Jakarta: Pustaka Alkautsar, 2007.

M.Quraish Shihab, Peran Agama dalam Membentuk Keluarga Sakinah, Perkawinan dan Keluarga Menuju Keluarga Sakinah, Jakarta: Badan Penasihat, Pembinaan, dan Pelestarian Perkawinan, Pusat, 2005.

Puspa Ariyanti, “Prespektif Hukum Islam tentang Konsep Keluarga Sakinah dalam Keluarga Karir (Studi Kasus di Desa Bumijawa, Kecamatan Batanghari Nuban, Kabupaten Lampung Timur)” Skripsi Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro, 2018.

Rahayu S. Purnami, Sikap Positif Kunci Sukses dalam Berkarier, Bandung:

Simbiosa Rekatama Media: 2014.

Ramaiah. S, Kecemasan Bagaimana Mengatasi Penyebabnya. Jakarta: Pustaka Populer Obor, 2003.

Ray Ridolfi, Shiatsu untuk Wanita, Jakarta: Arcan, 2001.

Rizki Setiawan, “Upaya Mewujudkan Keluarga Sakinah di Kalangan TNI ditinjau dari Hukum Islam (Studi Analisis TNI Korem 043/Garuda Hitam Bandar Lampung)” Skripsi, Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, 2019.

Robert S Feldman, Pengantar Psikologi: Understanding Psychology (Jakarta:

Salemba Humanika, 2012.

Sayyid Ahmad Al-musayyar, Fiqih Cinta Kasih, Jakarta: Gelora Aksara Pratama, 2008.

Siti Mahmudah, “Peran Wanita Karir Dalam Menciptakan Keluarga Sakinah”, dalam PSIKOISLAMIA Jurnal Psikologi Islam, (Malang: Fak. Psikologi UIN Maliki Malang), Vol.5, No. 2/juni 2011.

Sugiyono, Metode penelitian Kuantitatif dan Kualitatif R&D, Bandung: Alfabeta, 2013.

Suteki dan Galang Taufani, Metodologi Penelitian Hukum (Filsafat Teori dan Praktik), Ed. 1 Depok: Rajawali Pers, 2018.

S. Nasution, Metode Research, Jakarta: Bumi Aksara, 2011.

Thobibatussaadah, Tafsir Ayat Hukum Keluarga 1, Yogyakarta: Ide Press, 2003.

William J. Goode, Sosiologi Keluarga, Terj. Lailahanoum Hasyim, Jakarta: Bumi Aksara, 2004.

Zakiah Drajat, Ketenangan dan Kebahagiaan Keluarga, cet. Ke-6, Jakarta: Bulan Bintang, 2002.

OUTLINE

UPAYA MEWUJUDKAN KELUARGA SAKINAH PADA PASANGAN SUAMI ISTRI YANG TIDAK MEMILIKI ANAK

(Studi di Kec. Pekalongan Lampung Timur)

HALAMAN SAMPUL HALAMAN JUDUL

HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN PENGESAHAN NOTA DINAS

ABSTRAK

HALAMAN ORISINILITAS PENELITIAN PEDOMAN TRANSLITERASI

HALAMAN MOTTO

HALAMAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN

E. Latar Belakang Masalah F. Pertanyaan Penelitian

G. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

2. Manfaat Penelitian H. Penelitian Relevan

BAB II LANDASAN TEORI

A. Keluarga Sakinah, Mawaddah, Warahmah

1. Pengertian Keluarga Sakinah, Mawaddah, Warahmah

2. Faktor-faktor Pembentukan Keluarga Sakinah B. Infertilitas dan Kebahagiaan dalam Keluarga

1. Pengertian Infertil

2. Gangguan Psikologis pada Pasangan Infertil

C. Upaya Suami Isteri Menghadapi Problema Rumah Tangga 1. Upaya pada Sisi Spiritual

2. Upaya pada Sisi Psikis BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian B. Sifat Penelitian C. Sumber Data

1. Sumber Data Primer

2. Sumber Data Sekunder

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara 2. Dokumentasi E. Teknik Analisis Data

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pekalongan sebagai Wilayah Penelitian dan Deskripsi Subjek Penelitian

1. Deskripsi Wilayah

2. Deskripsi Subjek Penelitian

B. Persepsi Keluarga yang tidak Memiliki Anak tentang Keluarga Sakinah, Mawaddah, Waramah

C. Resolusi/Langkah-langkah Keluarga yang tidak Memiliki Anak dalam Mewujudkan Visi Keluarga Sakinah, Mawaddah, Warahmah

D. Kendala yang dihadapi Pasangan Suami Istri yang tidak Memiliki Anak dalam Mewujudkan Visi Keluarga Sakinah

ALAT PENGUMPUL DATA (APD)

UPAYA MEWUJUDKAN KELUARGA SAKINAH PADA PASANGAN SUAMI ISTRI YANG TIDAK MEMILIKI ANAK

(Studi di Kec. Pekalongan Lampung Timur)

PEDOMAN WAWANCARA Pengantar:

1. Wawancara ditujukan kepada keluarga yang tidak memiliki anak, sanak saudara, dan tetangga dengan maksud untuk mendapatkan informasi tentang

“Upaya mewujudkan keluarga sakinah pada pasangan suami istri yang tidak memiliki anak di Kecamatan Pekalongan Lampung Timur”

2. Informasi yang diperoleh dari keluarga yang tidak memiliki anak, sanak saudara, dan tetangga sangat berguna bagi peneliti untuk mengetahui tentang Upaya mewujudkan keluarga sakinah pada pasangan suami istri yang tidak memiliki anak di Kecamatan Pekalongan Lampung Timur.

3. Data yang kami dapatkan semata-mata hanya untuk kepentingan penelitian, untuk itu keluarga yang tidak memiliki anak, sanak saudara, dan tetangga tidak perlu ragu menjawab pertanyaan ini.

Rumusan Masalah

Fenomena yang muncul dari beberapa pasangan suami istri yang tidak memiliki anak tersebut memiliki dampak yang berbeda. Hal ini menjadi sebuah hipotesis bahwa akan ada gejala-gejala sosial ataupun psikis yang nampak dari pasangan suami istri lainnya yang tidak memiliki anak memiliki perbedaan satu sama lain. Gejala sosial yang akan muncul bisa saja seperti keluarga yang cenderung mengurung diri di rumah, sulit untuk bergaul akibat tekanan dengan pertanyaan-pertanyaan seputar kehamilan, sifat yang berubah menjadi sedikit pemarah, ataupun rasa minder terhadap orang lain.

Belum memiliki anak/keturunan merupakan sesuatu yang sering dianggap menjadi suatu rintangan dan masalah dalam keluarga karena stigma yang berkembang di masyarakat menyatakan bahwa sebuah keluarga yang ideal yaitu adanya suami, istri dan anak. Tidak bisa dipungkiri bahwa salah satu fungsi Perkawinan adalah untuk menjaga keberlangsungan garis keturunan.

1. Bagaimna upaya keluarga yang tidak memiliki anak dalam mewujudkan keluarga sakinah, mawaddah, warahmah?

2. Apa saja kendala yang dihadapi dalam mewujudkan keluarga sakinah, mawaddah, warahmah?

3. Bagaimana resolusi Keluarga yang tidak memiliki anak dalam mewujudkan visi keluarga sakinah, mawaddah, warahmah?

Pertanyaan Penelitian

Bagaimana upaya yang dilakukan pasangan suami istri yang tidak memiliki anak dalam membentuk keluarga sakinah, mawaddah, warahmah di Kecamatan Pekalongan Lampung Timur?

Teknik Pengumpulan Data

 Wawancara

Teknik wawancara ini ditujukan kepada keluarga yang bersangkutan dan sanak keluarga (Orangtua/Kakak, Adik/Paman) atau tetangga (jika dibutuhkan) guna mendapatkan data tentang bagaimana proses membangun keluarga sakinah selama belum memiliki keturunan.

Peneliti memfokuskan memilih 4 keluarga dengan alasan mempertimbangkan keluarga yang sudah menjalankan pernikahan cukup lama. Usia pernikahan dengan rentang waktu 25-33 tahun namun belum dikaruniai keturunan.

Observasi

Teknik ini digunakan untuk pengamatan situasi dan kondisi kaitannya dengan keluarga sakinah yang belum memiliki anak pada lokasi tempat penelitian. Tujuannya adalah untuk mendapatkan data lebih lengkap sampai mengetahui hikmah yang dapat dipetik dari perilaku yang nampak dalam keseharian keluarga tersebut. Teknik ini juga peneliti gunakan mengecek kebenaran dari hasil wawancara yang telah peneliti dapatkan.

 Dokumentasi

Teknik peneliti gunakan untuk membantu mencari kebenaran melalui berkas. Contoh objek yang diteliti pernikahannya harus berusia sekitar 25 tahun, maka penetiliti mencari tahu melalui bukti fisik dokumen. Teknik ini juga peneliti gunakan sebagai acuan dalam melakukan pengamatan terkait kondisi di lapangan. Apakah kondisi/iklim atau karakteristik desa mempengaruhi keluarga sakinah tersebut.

A. Pedoman wawancara Bapak/Ibu (keluarga yang tidak memiliki anak) dan pekerjaan biasanya berpengaruh terhadap

keluarga sakinah itu anda terapkan dalam ekonomi, pendidikan, dan lingkungan keluarga

keturunan?

Pengertian Infertilitas dan gangguan psikologis (senang mengurung diri, mencari kesibukan di luar

bersama-sama

B. Pedoman wawancara Sanak Saudara Nama Responden : dan pekerjaan biasanya berpengaruh terhadap

bagaimana sebuah ekonomi, pendidikan, dan lingkungan keluarga

Pengertian Infertilitas dan gangguan psikologis (senang mengurung diri, mencari kesibukan di luar

yang taat beribadah?

4) Apakah saudara anda tidak pernah bercerita mengenai keluhan dalam menjalani

kehidupan

berumah tangga, khususnya tentang kehamilan ataupun keturunan?

5) Apakah saudara anda tidak pernah punya keinginan untuk mengadopsi anak?

6) Apakah saudara anda pernah ke dokter, jika pernah sudah berapa kali mereka periksa ke dokter?

7) Dari sisi ekonomi, apakah saudara anda termsuk

orang yang

berkecukupan?

C. Pedoman wawancara tetangga dan pekerjaan biasanya berpengaruh terhadap ekonomi, pendidikan, dan lingkungan keluarga

Pengertian Infertilitas dan gangguan psikologis (senang mengurung diri, mencari kesibukan di luar

3) Apakah Bapak/Ibu

berkecukupan?

6) Sepengetahuan anda, apakah Bapak/Ibu ....

sering mengikuti kajian keagamaan?

PETIKAN WAWANCARA

UPAYA MEWUJUDKAN KELUARGA SAKINAH PADA PASANGAN SUAMI ISTRI YANG TIDAK MEMILIKI ANAK

(Studi di Kec. Pekalongan Lampung Timur)

Rumusan Masalah

Fenomena yang muncul dari beberapa pasangan suami istri yang tidak memiliki anak tersebut memiliki dampak yang berbeda. Hal ini menjadi sebuah hipotesis bahwa akan ada gejala-gejala sosial ataupun psikis yang nampak dari pasangan suami istri lainnya yang tidak memiliki anak memiliki perbedaan satu sama lain. Gejala sosial yang akan muncul bisa saja seperti keluarga yang cenderung mengurung diri di rumah, sulit untuk bergaul akibat tekanan dengan pertanyaan-pertanyaan seputar kehamilan, sifat yang berubah menjadi sedikit pemarah, ataupun rasa minder terhadap orang lain.

Belum memiliki anak/keturunan merupakan sesuatu yang sering dianggap menjadi suatu rintangan dan masalah dalam keluarga karena stigma yang berkembang di masyarakat menyatakan bahwa sebuah keluarga yang ideal yaitu adanya suami, istri dan anak. Tidak bisa dipungkiri bahwa salah satu fungsi Perkawinan adalah untuk menjaga keberlangsungan garis keturunan.

4. Bagaimna upaya keluarga yang tidak memiliki anak dalam mewujudkan keluarga sakinah, mawaddah, warahmah?

5. Apa saja kendala yang dihadapi dalam mewujudkan keluarga sakinah, mawaddah, warahmah?

6. Bagaimana resolusi Keluarga yang tidak memiliki anak dalam mewujudkan visi keluarga sakinah, mawaddah, warahmah?

Pertanyaan Penelitian

Bagaimana upaya yang dilakukan pasangan suami istri yang tidak memiliki anak dalam membentuk keluarga sakinah, mawaddah, warahmah di Kecamatan Pekalongan Lampung Timur?

A. Pedoman wawancara Bapak/Ibu (keluarga yang tidak memiliki anak) Nama Responden : Ibu KTM

Waktu Wawancara : Tempat Wawancara :

Item Pertanyaan Jawaban

1) Bagaimana latar belakang pendidikan anda? hanya tamat SMP terus gak lanjut lagi.

(W/K.I/F1.1/5-04-2021)

2) Saya ibu rumah tangga mba. Tapi sering juga bantuin suami di sawah dan di ladang.

(W/K.I/F1.2/5-04-2021)

3) Saya nikah tahun 1988 akhir. Mungkin sudah sekitar 32 sampai 33 tahun.

(W/K.I/F1.3/5-04-2021) 1) Tujuan berumah tangga

menurut anda?

2) Menurut anda, bagaimana sebuah keluarga bisa dikatakan sakinah, mawaddah, warahmah?

3) Bagaimana pemahaman keluarga sakinah itu anda terapkan dalam kehidupan keluarga?

1) Menurut saya tujuan berumah tangga ya ibadah.

Terus supaya mempunyai keturunan biar ada generasi penerus. Nanti kalau udah tua ya ada yang ngurusin kami. Kalau kami sudah gak ada yaa ada anak yang mendoakan.

(W/K.I/F2.1/5-04-2021)

2) Menurut saya. Keluarga sakinah, mawaddah, warahmah itu kalau ada keluarga yang kehidupannya tenang, tentrem, bahagia. Jarang cekcok. Kalau pun cekcok tetangga gak ada yang tahu.

(W/K.I/F2.2/5-04-2021)

3) Kalau saya sering ngrobrol sama suami, bercanda, bersyukur apa adanya, gak pernah nuntut lebih.

Dikasihduit belanja berapapun yo takterimo. Ada kejadian opo waeyo di certakne dengan terbuka gak ada yang ditutupi.

(W/K.I/F2.3/5-04-2021) 1) Bagaimana pembagian peran,

hak dan kewajiban dalam keluarga anda?

2) Apakah dari pihak sanak saudara ada yang memiliki sikap menyudutkan karena

2) Apakah dari pihak sanak saudara ada yang memiliki sikap menyudutkan karena