• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

I.5 Keragka Teori

I.5.2 Pajak Kendaraan Bermotor

Pendapatan asli daerah adalah penerimaan yang diperoleh daerah dari sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri, yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pedapatan Asli Daerah terdiri atas :

- pajak daerah - retribusi daerah

- hasil-hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan - lain-lain pendapatan asli daerah yang asli

Lain-lain pendapatan asli daerah yang dimaksud meliputi ; hasil penjualan kekayan daerah yang tidak dipisahkan, jasa giro, pendapatan bunga, keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing dan komisi, potongan, ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan dan atau pengadaan barang/jasa oleh daerah. Dalam upaya meningkatkan pendapatan asli daerah, pemerintah daerah dilarang menetapkan peraturan derah tentang pendapatan yang menyebabkan ekonomi biaya tinggi (high cost economy) dan menetapkan peraturan daerah tentang pendapatan

yang menghambat mobilitas penduduk, lalu lintas barang dan jasa antar daerah dan kegiatan ekspor dan import.

I.5.2.2 Pajak Daerah

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000, yang dimaksud dengan pajak daerah dan retribusi daerah, yang dimaksud dengan pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh pribadi orang pribadi dan badan ke Pendapatan Asli Daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan daerah dan pembangunan daerah.

Dalam kaitannya dengan pelaksanaan otonomi daerah, maka pemberian kewenangan untuk mengadakan pemungutan pajak harus mempertimbangkan ketepatan suatu pajak sebagai pajak daerah. Pajak daerah yang baik merupakan pajak yang akan mendukung pemberian kewenangan ke Pendapatan Asli Daerah dalam rangka pembiayaan desentralisasi.

Untuk itu, pemerintah daerah dalam melakukan pungutan pajak harus tetap menempatkan sesuai dengan fungsinya. Adapun fungsi pajak dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu fungsi budgeter dan fungsi regulator. Fungsi budgeter yaitu bila pajak sebagai alat untuk mengisi kas Negara yang akan digunakan untuk membiayai kegiatan pemerintahan dan pembangunan. Sementara fungsi regulator yaitu bila pajak dipergunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan, misalnya pajak minuman keras, pajak eksport dimaksudkan untuk mengekang pertumbuhan ekspor komoditi tertentu dalam rangka menghindari kelangkaan produk tersebut di dalam negeri.

Selanjutnya dalam Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 ini, dituliskan bahwa terdapat beberapa istilah yang digunakan untuk menyebutkan pihak yang dikenai pajak. Sebutan tersebut antara lain adalah badan, subjek pajak, dan wajib pajak. Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya. Badan Usaha Milik Negara atau Daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiunm persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi social politik, atau organisasi yang sejenis, lembaga, bentuki usaha tetap, dan bentuk badan lainnya. Subjek Pajak adalah orang pribadi atau badan yang dapat dikenakan Pajak Daerah. Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan Daerah diwajibkan untuk melakukan pembayaran pajak yang terutang, termasuk pemugut atau pemotong pajak tertentu.

Seperti yang kita ketahui, Pajak Daerah merupakan iuran wajib yang dibebankan kepada badan dan/atau perorangan, tetapi tidak menutup kemungkinan untuk para wajib pajak mengajukan keberatan terhadap besarnya jumlah paja yang dibebankan kepada wajib pajak. Hal ini tertuang pada pasal 23, dimana dikatakan bahwa adanya Surat Keputusan Keberatan yaitu surat keputusan atas kebertan terhadap Surat Ketetapan Pajak Daerah, Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan, Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar, Surat Ketetapan Pajak Daerah Daerah Nihil atau terhadap pemotongan atau pemungutan oleh pihak ketiga yang diajukan Wajib Pajak. Tampak sudah bahwa pada pemungutan pajak, wajib pajak memperoleh hak untuk mengajukan protes atas

jumlah pajak yang akan/wajib dibayar. Dengan kata lain,transparansi dan akuntabilitas seharusnya sudah berjalan sesuai dengan ketetapan peraturan pemerintah yang telah ada.

Pajak daerah yang merupakan salah satu unsur Pandapatan Asli Daerah diharapkan memiliki sumbangan yang cukup besar terhadap peningkatan Pendapatan Asli Daerah yang kemudian dapat digunakan untuk memenuhi kesejahteraan masyarakat melalui otonomi yang memusatkan kekuasaan pada pemerintah daerah. Berkaitan dengan itu, ada pun kriteria pajak daerah berdasarkan Undang-Undang adalah sebagai berikut :

− Bersifat sebagai pajak dan bukan retribusi

− Objek dan dasar pengenaan pajak tidak bertentangan dengan kepentingan umum − Potensinya memadai

− Tidak memberikan dampak ekonomi yang negatif

− Memperhatikan aspek keadilan social dan kemampuan masyarakat − Menjaga kelestarian lingkungan

Dijelaskan juga bahwa pajak daerah ditetapkan oleh Peraturan Daerah yang tidak dapat berlaku surut. Adapun beberapa hal yang diatur oleh peraturan daerah mengenai pajak daerah,adalah sebagai berikut:

a. nama, objek dan subjek pajak

b. dasar pengenaan, tarif dan cara penghitungan pajak c. wilayah pemungutan

e. penetapan

f. tata cara pembayaran dan penagihan g. kadaluarsa

h. sanksi administrasi i. tanggal mulai berlakunya

Peraturan daerah tentang pajak juga mengatur ketentuan mengenai :

a. pemberian pengurangan, keringanan, dan pembebasana dalam hal-hal tertentu atas pokok pajak atau sanksinya

b. tata cara penghapusan piutang pajak yang kadaluarsa c. asas timbal balik

Berkaitan dengan itu, adapun tarif pajak paling tinggi yang ditetapkan adalah sebesar: a. Pajak Kendaraan Bermotor 5% (lima persen)

b. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor 10% (sepuluh persen) c. Pajak BAhan Bakar Kendaraan Bermotor 5% (lima persen) d. Pajak Hotel dan Restoran 10% (sepuluh persen)

e. Pajak Hiburan 35% (tiga puluh lima persen) f. Pajak Reklame 25% (dua puluh lima persen) g. Pajak Penerangan Jalan 10% (sepuluh persen)

h. Pajak Pengambilan dan Pengelolaan Bahan Galian Golongan C 20% (dua puluh persen)

i. Pajak Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan 20% (dua puluh persen) I.5.2.3 Pajak Kendaraan Bermotor

Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang sehingga dapat dipaksakan dengan tiada mendapat balas jasa secara langsung. Pajak dipungut pernguasa berdasarkan norma-norma hokum untuk menutup biaya produksi barang-barang dan jasa koleftif untuk mencapai kesejahteraan umum. Pajak adalah satu komponen pendapatan yang sangat penting bagi perkembangan dan pembangunan bangsa. Di sini pajak digunakan untuk pembiayaan pembangunan dan untuk diberikan lagi kepada masyarakat dalam bentuk subsidi.

Kendaraaan bermotor adalah semua kendaraan beroda dua atau lebih beserta gandengannya yang digunakan di jalan umum dan digerakkan oleh peralatan teknik berupa motor atau peralatan lainnya yang berfungsi untuk mengubah sumber daya atau energi tertentu menjadi tenaga gerak kendaraan yang bersangkutan, tidak termasukalat-alat berat dan alat-alat besar. Pajak kendaraan bermotor adalah pajak atas kepemilikan atau penguasaan kendaraan bermotor.

Objek pajak kendaraan bermotor adalah kepemilikan dan atau penguasaan kendaraan bermotor, tidak termasuk kepemilikan dan atau penguasaan kendaraan bermotor alat besar tidak digunakan sebagai alat angkut orang atau barang di jalan umum.

Selain itu, yang tidak termasuk sebagai objek pajak kendaraan bermotor adalah kepemilikan dan atau penguasaan kendaraan bermotor oleh:

a. Pemerintah pusat dan pemerintah daerah

b. Kedutaan, konsulat, perwakilan negara asing dan perwakilan lembaga internasional dengan asas timbale balik sebagaimana berlaku untuk pajak negara.

c. Subjek pajak lainnya ynag diatur dengan peraturan daerah.

Subjek pajak kendaraan bermotor adalah orang pribadi atau badan yang memiliki dan atau menguasai kendaraan bermotor. Sedangkan wajib pajak kendaraan bermotor adalah orang pribadi atau badan yang memiliki kendaraan bermotor.

Sementara itu, dasar pengenaan pajak kendaraan bermotor dihitung sebagai perklaina dari dua unsur pokok, yaitu nilai jual kendaraan bermotor (diperoleh berdasarkan harga pasaran umum atas suatu kendaraan bermotor) dengan bobot yang mencerminkan secara relative kadar kerusakan jalan pencemaran dan lingkungan akibat penggunaan kendaraan bermotor tersebut. Berkaitan dengan peningkatan pajak

Dokumen terkait