• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kepala Bagian Hukum Sekretaris Daerah Kabupaten Toba Samosir 15. Ketua LSM SANTOSA Kabupaten Toba Samosir

Metode Pengumpulan Data

Standar khusus dalam pengumpulan data yang perlu dipahami sesuai dengan karakteristik penelitian kualitatif (Moleong 2011) yakni melakukan setidak-tidaknya triangulasi metode dan triangulasi sumber data. Triangulasi metode dilakukan dengancara wawancara mendalam dan terstruktur dan telaah dokumen sehingga kebenaran data yang dieproleh melalui metode dapat dicek dengan data yang diperoleh metode lain. Selain itu, peneliti juga bisa menggunakan informan yang berbeda untuk mengecek kebenaran informasi tersebut. sedangkan triangulasi sumber data dilakukan dengan cara wawanvara beberapa informan sehingga didapat data yang relevan.

Dalam memperoleh informasi untuk penelitian ini peneliti menggunakan : Data primer. Data yang diperoleh langsung dari informan penelitian dengan menggunakan alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber informasi, data ini juga disebut data tangan pertama. Data primer tersebut dapat diperoleh menggunakan pedoman wawancara (in-depth interview) kepada informan dengan berpedoman pada pedoman wawancara yang telah dipersiapkan. Pada pelaksanaannya daftar pertanyaan bisa berkembang

sesuai dengan keadaan yang terjadi.

Data sekunder. Data yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh atau dicatat oleh pihak lain) yang berkaitan dengan permasalahan penelitian. Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) . Data ini berupa data yang diperoleh dari sektor sektor terkait/terlibat dalam penanggulangan HIV-AIDS.

Definisi Konsep

Koordinasi penanggulangan HIV-AIDS. Sebagai suatu kesatuan yang untuk dan terdiri dari berbagai aspek yang berhubungan satu sama lain saling mempengaruhi, mengarahkan kegiatan seluruh unit-unit organisasi agar tertuju untuk memberikan sumbangan/upaya semaksimal mungkin, untuk mencapai tujuan organisasi secara keseluruhan yang dilakukan dengan sadar dan dipersiapkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan yaitu untuk menanggulangi masalah peningkatan kasus HIV dan AIDS.

1. Pemerintah Daerah adalah setiap instansi pemerintah yang tergabung dalam pengurus Komisi Penanggulangan AIDS Daerah Kabupaten Toba Samosir.

2. Komunikasi adalah penyampaian pesan dua arah oleh pihak-pihak yang terkait dalam penanggulangan HIV-AIDS.

3. Kesadaran pentingnya koordinasi adalah setiap pihak-pihak yang terkait memahami pentingnya dari sebuah koordinasi dalam penanggulanagn HIV-AIDS agar dapat bertanggungjawab dalam menjalankan tugasnya.

4. Kompetensi partisipan adalah adanya pihak-pihak berwenang yang terkait serta terlibat dalam koordinasi dalam penanggulangan HIV-AIDS.

5. Kesepakatan, komitmen dan insentif adalah setiap pihak memiliki kesepakatan dan komitmen koordinasi dalam penanggulangan HIV-AIDS agar tidak melalaikan tugasnya dan adanya berupa dana transportasi yang diberikan untuk pihak-pihak yang diundang.

6. Kontinuitas perencanaan adalah ada atau tidaknya umpan balik dari pihak-pihak yang terkait dalam koordinasi tersebut dalam menanggulangi HIV-AIDS.

Instrumen Pengumpulan Data.

Instrumen yang dilakukan dalam penelitian ini adalah berupa alat tulis, buku catatan, dan alat perekam.

Triangulasi

Untuk memeriksa keabsahan data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik tringulasi. Menurut Sugiyono (2013) triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan data dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua macam triangalasi yaitu : (a). Triangulasi Teknik berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber data yang sama. Peneliti menggunakan observasi partisipatif, wawancara mendalam, serta dokumentasi untuk sumber data yang sama secara serempak, dan (b). Triangulasi sumber berarti untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama.

Analisis Data

Analisa data kualitatif memiliki tiga jalur, yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari data yang didapat dilapangan.

Reduksi data merupakan analisis yang menajamkan, menggolongkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dapat diambil data. Menurut Cresswell (2012) reduksi data adalah mengumpulkan data yang didapat dan menyederhanakan informasi tersebut, memilih hal-hal pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting.mencari tema atau pola dari laporan atau daa yang didapat dari lapangan sehingga data tersebut akan memberikan gambaran yang lebih tajam tentang hasil pengamatan, disamping mempermudah peneliti untuk mncari data yang diperlukan. Cara reduksi data: (1) Seleksi Ketat Data, (2) Ringkasan atau uraian singkat, dan (3) Menggolongkan dalam pola yang lebih luas.

Penyajian data adalah kegiatan menyajikan informasi dari data yang disusun, kemudian dianalisa sehingga memberikan gambaran seluruhnya atau bagian-bagian dari penelitian yang dilakukan. Jalur terakhir adalah pengambilan keputusan, dalam tahap ini, peneliti membuat rumusan yang terkait dengan prinsip logika, mengangkatnya sebagai temuan penelitian, kemudian dilanjutkan dengan mengkaji secara berulang-ulang terhadap data yang ada, pengelompokkan data yang telah terbentuk dan kemudian disimpulkan.

Hasil dan Pembahasan

Gambaran umum tentang wilayah penelitian diperlukan untuk memberikan gambaran pemahaman mengenai lokasi dan permasalahan yang akan diteliti. Berikut ini diberikan gambaran mengenai wilayah Kabupaten Toba Samosir.

Gambaran Umum Kabupaten Toba Samosir

Kabupaten Toba Samosir memiliki luas wilayah 2.021.80 km² atau 3,19%

dari total luas Provinsi Sumatera Utara. Kabupaten Toba Samosir berada pada 2°03' - 2°40' Lintang Utara dan 98°56′ - 99°40′ Bujur Timur. Kabupaten Toba Samosir terletak pada wilayah dataran tinggi dengan ketinggian antara 900 - 2.200 meter diatas permukaan laut, dengan topografi dan kontur tanah yang beraneka ragam, yaitu datar, landai, miring dan terjal. Struktur tanahnya labil dan terletak pada wilayah gempa tektonik dan vulkanik. Karena terletak dekat Garis Khatulistiwa, Kabupaten Toba Samosir tergolong ke dalam daerah beriklim tropis.

Sebagaimana kabupaten lainnya di Indonesia, Kabupaten Toba Samosir mempunyai musim kemarau dan musim penghujan. Musim kemarau biasanya terjadi pada bulan Januari sampai dengan Juli dan musim penghujan biasanya terjadi pada bulan Agustus sampai dengan bulan Desember, diantara kedua musim itu terdapat musim pancaroba.

Secara geografis wilayah Kabupaten Toba Samosir berbatasan dengan : sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Simalungun, sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Utara, sebelah Timur berbatasan dengan

Kabupaten Asahan dan Kabupaten Labuhan Batu Utara, dan sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Samosir dan Danau Toba.

Pembagian wilayah dan kepadatan penduduk. Wilayah administrasi Kabupaten Toba Samosir pada tahun 2018 terdiri dari 16 kecamatan dengan 244 desa/kelurahan, yaitu 231 desa dan 13 kelurahan, dengan luas masing-masing kecamatan sebagai berikut:

1. Kecamatan Ajibata : 72,80 km² 2. Kecamatan Balige : 91.05 km²

3. Kecamatan Bona Tua Lunasi : 57,74 km² 4. Kecamatan Borbor : 176,65 km².

5. Kecamatan Habinsaran : 408,70 km² 6. Kecamatan Laguboti : 73,90 km² 7. Kecamatan Lumban Julu : 90,90 km² 8. Kecamatan Nassau : 335,50 km² 9. Kecamatan Parmaksian : 45,98 km²

10. Kecamatan Pintupohan Meranti : 277,27 km² 11. Kecamatan Porsea : 37,88 km²

12. Kecamatan Siantar Narumonda : 22,19 km² 13. Kecamatan Sigumpar : 25,20 km²

14. Kecamatan Silaen : 172,58 km² 15. Kecamatan Tampahan : 24,45 km² 16. Kecamatan Uluan : 109,00 km²

Jumlah penduduk Toba Samosir berdasarkan data statistik Tahun 2017 adalah 181.790 jiwa dengan kepadatan penduduk 89,91 jiwa per km². Berdasarkan jenis kelamin, penduduk Toba Samosir lebih banyak perempuan dari pada laki-laki, yaitu 91.493 jiwa perempuan dan laki-laki sebanyak 90.943 jiwa, dengan sex ratio sebesar 98,69%.

Sarana kesehatan. Sarana dan prasarana kesehatan yang ditunjang oleh kemudahan dan terjangkaunya pelayanan kesehatan terhadap masyarakat luas merupakan salah satu pilar pembangunan dibidang kesehatan Pemerintah Kabupaten Toba Samosir. Dengan tersedianya sarana dan prasarana kesehatan berupa Rumah sakit, Puskesmas, Polindes, Posyandu, apotek, dan lain-lain merupakan sarana dalam meningkatkan dan menunjang kualitas hidup masyarakat. Kabupaten Toba Samosir memiliki 50 unit sarana kesehatan yang terdiri dari: 3 unit Rumah Sakit, terletak di Kecamatan Balige, Laguboti, dan Porsea, 1 unit Rumah Sakit Kusta, terletak di Kecamatan Laguboti, 19 unit Puskesmas tersebar secara merata di masing-masing kecamatan, 32 unit Puskesmas Pembantu (pustu), tersebar secara merata di masing-masing kecamatan, 82 unit Polindes tersebar secara merata di masing-masing kecamatan 275 unit Posyandu tersebar secara merata di masing-masing kecamatan. Setiap sarana pelayanan kesehatan dilengkapi dengan fasilitas yang digunakan dalam melaksanakan pelayanan kesehatan masyarakat, sesuai dengan tingkatan atau status sarana pelayanan kesehatan tersebut.

Karakteristik informan. Adapun informan yang dijumpai adalah orang-orang yang terlibat dlam penanggulangan HIV-AIDS di wilayah Kabupaten Toba Samosir, hasil penelitian menunjukkan sebagai berikut:

16. Direktur RSUD Porsea: TH dengan umur 54 tahun, laki-laki, pendidikan S2 bidang Manajemen Rumah Sakit, memiliki jabatan sebagai Direktur RSUD Porsea dalam penelitian ini sebagai informan kunci, dibantu oleh 17. Koordinator VCT RSUD Porsea: JS dengan umur 54 tahun, laki-laki

pendidikan S1 Kesehatan Masyarakat dengan jabatan Kepala Bidang Pelayanan Medik dalam penelitian ini sebagai informan kunci.

18. Komite HIV-AIDS HKBP Balige: EH dengan umur 37 tahun, laki-laki pendidikan terakhir S1 Ekonomi Akutansi dengan jabatan Wakil Sekretaris eksekutif Komite AIDS HKBP, juga merupakan konselor pada Komite AIDS HKBP dalam penelitian ini sebagai informan kunci.

19. Ketua II Komisi Penanggulangan HIV-AIDS Daerah Kabupaten Toba Samosir, JH dengan umur 47 tahun, laki-laki pendidikan terakhir S1 Kedokteran jabatan Ketua II KPAD Kab Toba Samosir juga merupakan Kepala Dinas Kesehatan Toba Samosir dalam penelitian ini sebagai informan kunci.

Dokumen terkait