• Tidak ada hasil yang ditemukan

Air di beberapa pemukiman-pemukiman itu bisa diperbanyak pak di daerah Madura. Tempat-tempat cuci tangan, tempat MCK dan lain-lain itu juga bisa diperbanyak di masyarakat, dari pada kita harus membebaskan lahan yang Bapak bisa geser ke tahun 2021. Karena tidak mendesak juga itu Pak, itu sesuatu hal yang bisa kita tunda nanti 2021 atau nanti kita bahas lagi di tahun-tahun berikutnya.

Sekian dari saya, dan kami persilakan tanggapan dari Kepala BMKG, BNPP dan BPWS, singkat saja. Mungkin Ibu Dwikorita dulu.

Bu BMKG silakan Bu.

KEPALA BMKG (PROF. DWIKORITA KARNAWATI, M.Sc.,Ph.D.):

Terima kasih Ibu Pimpinan dan juga Bapak Ibu Dewan Anggota Dewan atas seluruh masukan dan pertanyaannya.

Untuk menjawab tersebut, mohon izin kami sampaikan bahwa baru saja kami menerima surat dari Menteri Keuangan sekitar Kamis kalau tidak Jumat. Dan pemotongan BMKG itu berubah tidak seperti yang dilaporkan di dalam dokumen yang kami kumpulkan sebelumnya.

Jadi sebetulnya ini tadi secara lisan kami sampaikan, sehingga hari Jumat kami baru bisa berapat untuk menambah pemotongan total hampir 900 Miliar. Jadi bukan 500 Miliar seperti yang tertulis dalam dokumen, ada tambahan per Jumat itu adalah menjadi 898,5 Miliar. Dan kami baru merapatkan apa saja yang harus dipotong dan rapatnya belum final. Sehingga hari ini sebetulnya kami belum bisa melaporkan ke Komisi V. Namun sebagai pendahuluan kami melaporkan kira-kira yang harus kami sampaikan di dalam pemotongan yang terbesar adalah Ina-TEWS. Anggaran untuk Ina-TEWS, sebetulnya potongannya di Nomor 1 plus Nomor 2 eh maaf Nomor 1 plus Nomor 3 adalah. Jadi terpisah-pisah Nomor 1 Nomor 3 terus ada di bagian yang lain, total Ina-TEWS harus dipotong lebih dari 700 M, khusus Ina-TEWS .

Kemudian untuk penerbangan harus dipotong 195 M. Jadi ini sekitar 66,3% nah Ina-TEWS itu berarti lebih dari 52% bisa mencapai hampir 70% pemotongan. Kemudian Jarkom (Jaringan Komunikasi) ini 80,22 M harus dipotong, ini bagian dari Ina-TEWS. Jadi harusnya dimasukkan ke dalam 470. Kemudian Sekretariat Utama itu 23,7 M dan seterusnya. Sementara masih ada 89 M yang belum kontrak. Nah ini yang barangkali harus kami korbankan, tapi sekali lagi ini belum final. Karena rapatnya baru Jumat, sehingga kami harus menyiapkan 898,5 M sekitar 29,4% dari anggaran sebelumnya 3,05T. Jadi anggaran kami akhirnya menjadi 2,157 T dan kami mohon maaf dalam dokumen yang kami kumpulkan itu belum ada. Karena kejadiannya baru beberapa saat Jumat yang lalu.

Nah jadi itu yang dapat kami sampaikan, utamanya prioritas yang kami potong adalah belanja modal. Terutama yang belum kontrak dan kami harus melindungi pemeliharaan peralatan SLI yang untuk masyarakat, itu tidak

boleh dipotong karena SLI tadi kan kepedulian kita pada masyarakat. Nah kemudian anggaran pemeliharaan kalau dipotong alat-alat kita kan, ini akan mengkhawatirkan akurasi dan ketepatannya dalam memberikan prakiraan.

Nah kemudian dari pertanyaan yang 3,1 M itu untuk apa saja. Mohon izin kami menyusulkan rinciannya tetapi yang terbesar adalah untuk pertama menjaga, ini juga pertanyaannya tadi kalau terpasangnya Ina-TEWS itu harus otomatis. Kalau harus otomatis ini kami harus membeli beberapa sparepart dan juga harus melipatkan gensetnya seandainya kemungkinan terburuk sampai tidak boleh ada orang keluar, itu harus bagaimana. Namun kami juga menyediakan anggaran khusus bagi petugas yang kita isolasi di dalam ruang Ina-TEWS .

Jadi seandainya tidak boleh orang keluar masuk, petugas itu diisolasi di situ selama kondisi darurat. Nah dan itulah yang kami beri insentif khusus karena agar Ina-TEWS itu tetap bertahan dan itu kenapa harus di Bali. Karena memang saat ini duplikasi kekuatan yang sama itu di Bali, namun tidak akan lama. Kami yakin itu akhirnya harus kembali lagi ke Kemayoran namun petugas itu diisolasi. Nah saat ini dipindah ke Bali lebih dahulu karena di Kemayoran dikuatkan dulu ibu untuk menjadi fully automatic Kemayoran masih perlu ada penyempurnaan-penyempurnaan, sementara menunggu penyempurnaan dialihkan ke Bali dulu.

Jadi sekilas demikian Ibu mohon arahan, terutama bagaimana kami harus menyiapkan kurang lebih 900 Miliar atau hampir 30% pemotongan tadi dengan tanpa mengurangi akurasi, kecepatan, ketepatan dan akurasi layanan cuaca, iklim dan gempa serta tsunami. Maturnuwun.

Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh. KETUA RAPAT (Hj. NURHAYATI MONOARFA): Terima kasih Bu Dwikorita.

KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS. Sos. / F-PDIP): Bu Nurhayati.

KETUA RAPAT (Hj. NURHAYATI MONOARFA): Iya, Pak Ketua?

KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS. Sos. / F-PDIP): Bu Nurhayati?

KETUA RAPAT (Hj. NURHAYATI MONOARFA): Siap. Ya Pak Ketua.

KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS. Sos. / F-PDIP):

Sebentar ini karena dari Kepala BMKG tadi menyampaikan, ya saya bicara sekarang bu sebentar. Tadi Bu Kepala BMKG menyampaikan sepertinya data yang dipaparkan ke kita dengan yang pertama tadi dengan yang terakhir ini beda ya. Karena pemotongan katanya belum final, baru beberapa hari ke depan akan rapat.

Nah kalau demikian, tidak bisa ambil kesimpulan kita rapat kali ini, berarti nanti Bu Ketua, Bu Ketua Rapat, ini saya rasa jadi catatan kita. Karena yang harus kita setujui atau yang harus kita sepakati adalah yang final. Nah sementara final baru beberapa hari ke depan. Ini saya rasa ini tidak mungkin untuk kita sepakati apa yang disampaikan oleh Bu Dwikorita tadi.

Usul dari saya, saya rasa untuk BMKG ini atau kalau memang juga Basarnas demikian, saya rasa ini hari rapat kita tidak usah ambil kesimpulan. Karena kalau kita simpulkan pun apa yang terjadi di kedua lembaga ini adalah sesuatu yang belum final yang kita bahas. Ini kita harus finalnya berapa, berapa angka pemotongan dan apa saja program-program realokasi yang dilakukan oleh di lembaga mitra Komisi V. Baru kita bisa simpulkan perubahan yang terjadi di kementerian, setelah ada Perpres Nomor berapa tadi Nomor 54.

Saya rasa demikian Bu Nurhayati.

KETUA RAPAT (Hj. NURHAYATI MONOARFA):

Ya saya setuju Pak Lasarus memang ini belum final dan kami pun tapi setidaknya rapat kali ini kita bisa memberikan masukan-masukan, program-program yang kerakyatan yang bisa diberikan kepada masyarakat untuk tidak dikurangi bahkan ditambah bu. Terutama dari Silpa-nya Ibu tadi, kita bisa melaksanakan kegiatan-kegiatan bantuan sosial yang berupa padat karya tunai. Itulah yang diinginkan Bapak Presiden juga pada saat ini bahwa lebih banyak padat karya tunai ke masyarakat itu jauh lebih baik bu. Itu masukan dari kami pada rapat sekarang ini.

Dan ada Pak Hamka, silakan Pak Hamka. F-PG (Drs. HAMKA BACO KADY, MS.): Ya, terima kasih Pimpinan.

Pak Ketua dan seluruh Anggota yang saya hormati.

Saya sangat sependapat dengan Pak Lasarus Ketua Komisi V. Hari ini tidak perlu kita mengambil kesimpulan. Alasan saya adalah memang seluruh kementerian lembaga sampai saat sekarang ini, berdasarkan informasi yang saya terima itu belum ada yang final terhadap berapa besar pemotongan-pemotongan anggaran yang dibebankan kepada masing-masing K/L tadi.

Nah oleh karena itu di samping beberapa faktor lainnya, saya sangat sependapat tidak perlu kita mengambil kesimpulan terhadap pemotongan atau pergeseran anggaran yang telah dilakukan atau yang disampaikan oleh badan secara keseluruhan. Saya kira demikian Bu Ketua.

Terima kasih.

Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh. KETUA RAPAT (Hj. NURHAYATI MONOARFA): Terima kasih Pak Hamka.

Silakan kepada BNPP. KEPALA BNPP:

Terima kasih Bu Pimpinan Sidang dan Ketua Komisi V. Wakil Ketua, para Anggota DPR yang kami muliakan, Dan Bapak Ibu yang kami hormati.

...(rekaman suara kurang jelas) Bahwa bapak dan ibu skenario atau kita menerima rencana pemotongan anggaran itu dua kali...(rekaman suara kurang jelas) diberikan kepada Basarnas adalah...(rekaman suara kurang jelas). Kemudian kita segera melaksanakan rapat dan exercise anggaran-anggaran mana yang bisa kita potong untuk...(rekaman suara kurang jelas) sampai 1 minggu kita menjadi...(rekaman suara kurang jelas).

KETUA RAPAT (Hj. NURHAYATI MONOARFA): Suaranya terputus-putus pak.

KEPALA BNPP:

Dokumen terkait