• Tidak ada hasil yang ditemukan

KETUA RAPAT/WAKIL KETUA KOMISI V (Hj. NURHAYATI MONOARFA/F.PPP):

Pak Willem, kita punya aturan hanya 2 jam rapat di masa suasana Covid ini. Jadi kita, Pak Willem sudah selesai? Sudah ya.

Saya berikan kepada dari Fraksi PKS, Pak Ahmad Syaikhu silakan. F-PKS (AHMAD SYAIKHU):

Assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh, Salam sejahtera untuk kita semuanya.

Yang terhormat Kepalal BMKG, Kepala Basarnas dan Plt. BPWS,

Juga yang saya hormati yang saya banggakan Pimpinan dan Anggota Komisi V DPR RI.

Terima kasih atas kesempatan yang diberikan Ibu Pimpinan.

Langsung pada beberapa permasalahan yang ada. Pertama, dengan terjadinya Perpres Nomor 54 Tahun 2020 terjadi pemotongan alokasi anggaran baik di BMKG maupun di Basarnas. Di BMKG sebanyak 580 Miliar, dan Basarnas 670 Miliar.

Pertama untuk BMKG, tentu masa pandemi Covid 19 ini, kita kan belum bisa memprediksi secara pasti kapan berakhir. Sebetulnya kalau kita disiplin semua dalam PSBB ya itu akan lebih mempercepat ya. Mudah-mudahan ini bisa kita ke depan, bisa lebih disiplin dalam upaya untuk penerapan PSBB ini.

Nah namun kedua kondisi yang ada di negeri kita juga, terkait dengan kebencanaan ini juga masih mengalami hal-hal yang terjadi kebencanaan. Misalnya beberapa waktu yang lalu terjadi erupsi pada anak Gunung Krakatau atau erupsi di Merapi. Nah jadi Fraksi PKS berharap di dalam upaya untuk refocusing atau realokasi anggaran. Baik di BMKG maupun di Basarnas itu jangan sampai kemudian mengurangi tugas pokok utama dari BMKG maupun Basarnas. Sehingga bisa tetap berjalan untuk melakukan monitoring kebencanaan secara akurat.

Kemudian yang kedua terkait dengan BPWS, Kepala BPWS hendaknya memberikan kepastian, terkait masalah penundaan pengadaan lahan dalam kondisi pandemi ini ya. Kita memahami bahwa dalam kondisi yang normal saja, pengadaan lahan ini membutuhkan waktu yang cukup panjang. Apalagi dalam kondisi pandemi tadi yang apa namanya yang belum

bisa diberikan kepastian. Oleh karena itulah Fraksi PKS meminta agar anggaran pengadaan lahan ini, sebaiknya ditunda saja dan dialihkan untuk bantuan sosial khususnya pada UMKM dan pedagang informal di Suramadu dan di daerah-daerah lain yang terdampak Covid 19. Saya kira ini juga menjadi bagian dari salah satu tujuan dari BPWS, di mana meminta untuk BPWS ini bisa mengurangi tingkat kemiskinan.

Itu barangkali beberapa poin-poin yang ingin saya sampaikan mewakili Fraksi Partai Keadilan Sejahtera.

Terima kasih Bu Pimpinan.

Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.

KETUA RAPAT/WAKIL KETUA KOMISI V (Hj. NURHAYATI MONOARFA/F.PPP):

Saya persilakan kepada Fraksi PAN, Pak Bakri silakan. F-PAN (H.A. BAKRI H.M., S.E.):

Baik, terima kasih.

Bismillaahirrahmaanirrahiim,

Assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh, Selamat siang,

Salam sejahtera untuk kita semua. Pimpinan yang saya hormati. Mitra kita dari BMKG,

Basarnas dan BPWS,

Dan seluruh Kawan-kawan Anggota Komisi V yang saya banggakan.

Salam dari kami di sini di Ruang Rapat Komisi V dan 6 orang, hampir 2 bulan tidak ketemu, saya merasa seperti anggota baru kita semua ini.

Baik untuk mempersingkat waktu, saya mungkin umum saja menyampaikan, bahwa pada prinsipnya dengan kejadian musibah yang menimpa rakyat Indonesia yang sampai hari ini masih berjalan. Kami dari Fraksi PAN pada prinsipnya setuju dengan pemotongan-pemotongan apa yang dilakukan oleh pemerintah. Tentu pemerintah lebih tahulah yang mana yang penting dan mana yang tidak mendesak.

Nah oleh sebab itu kami cuma mengharapkan bahwa pemotongan itu betul-betul bisa digunakan untuk kepentingan dalam rangka penanggulangan bencana Covid 19 ini. Jangan sampai dengan adanya pengurangan-pengurangan ini tidak menyentuh kepada penggunaan anggaran untuk penanggulangan ini.

Saya pikir itu mungkin Ibu Ketua dan kami juga berharap kepada mitra kita karena keterbatasan-keterbatasan gerak kita ini. Kita juga berharap para Kepala Badan bisa menyampaikan kepada Anggotanya ataupun di daerah supaya lebih aktif juga apabila kita melakukan komunikasi. Baik itu melalui telepon maupun tatap muka yang berjarak. Sehingga betul-betul apa yang dilakukan oleh mitra kita baik itu BMKG, Basarnas dan BPWS bisa betul-betul maksimal. Hanya itu mungkin.

Terima kasih, salam dari kami di Ruang Rapat Komisi V yang beranggotakan 6 orang.

Terima kasih.

Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.

KETUA RAPAT/WAKIL KETUA KOMISI V (Hj. NURHAYATI MONOARFA/F.PPP):

Terima kasih Pak Bakri.

Saya persilakan kepada Fraksi PPP Bapak Muhammad Aras, silakan. F-PPP (H. MUH ARAS, S.Pd.,M.M.):

Terima kasih Pimpinan. Bismillaahirrahmaanirrahiim,

Assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh. Yang saya hormati Pak Ketua,

Pimpinan dan Anggota Komisi V,

Yang saya hormati mitra kerja Kepala BMKG, Kepala Basarnas,

Kepala BPWS yang saya hormati.

Pada kesempatan ini tentu kami juga pertama-tama menyampaikan rasa prihatin terhadap keadaan negeri kita, yang semakin hari semakin memprihatinkan dengan semakin banyak bertambahnya yang terpapar pandemi Covid 19. Nah oleh karena itu pada prinsipnya bahwa pengurangan-pengurangan anggaran yang telah dilakukan oleh pemerintah. Tentu kami juga sangat sepaham. Hanya saja memang bahwa anggaran-anggaran yang harus lebih transparan dan lebih berpihak kepada kepentingan masyarakat.

Realokasi anggaran yang di beberapa mitra yang terutama dari BMKG, Basarnas tadi dijelaskan rata-rata penanganan untuk ke lingkungan internal. Tentu kami juga berharap bahwa penanganan itu juga dialokasikan untuk masyarakat. Karena masyarakat hari ini sangat prihatin terhadap keadaannya.

Efek yang ditimbulkan oleh pandemi cukup luas, karena hampir seluruh UMKM itu sudah terdampak hari ini. Saya sudah kurang lebih satu bulan di Makassar melihat keadaan yang begitu parah. Karena pemutusan kerja di mana-mana terjadi, dan masyarakat sudah sangat bingung. Dan bahkan yang terjadi lagi beberapa tempat bahwa karena pemutusan kerja ini banyak yang melakukan hal-hal yang tentu yang arahnya ke negatif. Yakni mungkin melanggar apa yang menjadi aturan hukum yang ada. Yakni melakukan kejahatan-kejahatan yang tentu diakibatkan karena mereka tidak memiliki mata pencaharian atau tidak memiliki penghasilan sementara mereka butuh kehidupan.

Kemudian yang kedua adalah tentu kita juga berharap bahwa setiap lembaga memberikan atensi terhadap penanganan Covid 19 ini, agar paling tidak bahwa kita semua terlibat secara bersama-sama, secara bergotong royong untuk memaksimalkan penanganan ini agar cepat selesai.

Kemudian yang selanjutnya adalah tentu kita berharap bahwa di Basarnas tetap melaksanakan tugas seperti biasa dan penganggaran tentu kita berharap juga tetap bisa normal. Karena ini tentu di masa-masa seperti hari ini masih banyak bencana-bencana yang terjadi di mana-mana. Bahkan kemarin juga di terjadi lagi ada beberapa daerah yang banjir, tentu ini juga membutuhkan penanganan-penanganan yang melibatkan Basarnas.

Dan yang terakhir tentu kami berharap bahwa anggaran-anggaran yang diperuntukkan untuk Covid 19 dari Silpa, tentu harus dimaksimalkan dan harus diawasi secara ketat. Sehingga tentu tidak ada lagi celah bagi kita untuk bisa melanggar aturan-aturan yang ada, sehingga semua bisa berjalan dengan baik.

Kami doakan semua teman-teman dan seluruh mitra kita agar sehat wal'afiat, sehingga kita semua nantinya tetap bisa melaksanakan kegiatan kita seperti biasa. Dan InshaAllah mungkin tidak terlalu lama lagi kita bisa beraktivitas seperti normal biasa. Mudah-mudahan permasalahan ini cepat selesai sehingga tugas-tugas kita bisa normal kembali dan bisa melaksanakan tugas dengan baik.

Barangkali itu yang sempat saya sampaikan terima kasih Pimpinan dan seluruh rekan-rekan dan mitra yang hadir pada kesempatan ini. Sekian.

Wallaahulmuafiq illaa aqwa mittoriq,

Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.

KETUA RAPAT/WAKIL KETUA KOMISI V (Hj. NURHAYATI MONOARFA/F.PPP):

Terima kasih Pak Aras.

Sebelum ke Pak Lasarus, ini ada Pak Bambang Suryadi mau ingin menambahkan.

Silakan Pak Bambang.

F-PDIP (BAMBANG SURYADI, S.H., M.H.): Terima kasih Pimpinan.

Assalaamu'alaikum.

KETUA RAPAT/WAKIL KETUA KOMISI V (Hj. NURHAYATI MONOARFA/F.PPP):

Bu Nurhayati, ini kita tidak bisa monitor ini bicara apa beliau. F-PDIP (BAMBANG SURYADI, S.H., M.H.):

Oke ya. Terkait dengan pengurangan anggaran, ini sudah perintah Perpu yang kita tidak boleh mengelak atau ngeluh, tapi bagi BMKG saya rasa ini tidak terlalu berpengaruh.

Yang ingin kami sampaikan khususnya kepada Ibu Kepala terhadap pergeseran anggaran. Bukan karena soal pengurangan, tetapi Silpa daripada sisa-sisa kontrak yang itu sudah alokasikan kembali terhadap kegiatan baru. Artinya ada kegiatan baru di luar APBN 2020 yang penggunaan Silpa itu ada petunjuknya tersendiri dan kita baru tahu pada saat ini karena diminta kita ada RDP secara virtual. Seharusnya munculnya kegiatan baru di luar APBN harusnya ibu sudah minta izin atau laporkan kepada Komisi. Itu yang pertama.

Kepada BMKG mohon maaf kepada Basarnas, kawanku Basarnas, kita semua ikut prihatin. Mungkin kalau BMKG tadi dikurangi segitu tidak seberapa berdampak, tetapi kalau Basarnas kita semua ikut prihatin. Mudah-mudahan dalam waktu yang singkat, Badan Anggaran ini segera menggelar rapat sehingga Perpu ini bisa disiasati khususnya kepada Basarnas. Basarnas itu adalah garda terdepan terhadap kasus-kasus bencana. Kita semua ikut prihatin.

Pak Kepala Basarnas, kita semua akan berupaya men-support supaya Basarnas bisa kembali mendapatkan tambahan anggaran. Walaupun hari ini bapak harus ikhlas ada pengurangan-pengurangan itu tadi.

Yang terakhir kepada BPWS, untuk pengadaan fisk pengadaan tanah, saya rasa dengan kondisi yang masih prihatin. Apalagi tadi juga dilaporkan BPWS ini dari tahun ke tahun Plt terus menerus. Saya rasa memang lebih tepat kalau pengadaan tanah itu ditunda dulu. Dialihkan pada kegiatan-kegiatan yang lain yang membantu masyarakat atau pengusaha-pengusaha ekonomi kecil menengah yang hari ini lagi collapse karena kasus Covid 19.

Saya rasa demikian Bu Pimpinan masukan saya terkait tiga badan pada hari ini. Demikian, terima kasih.

Wabillaahittaufik walhidayah.

Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.

KETUA RAPAT/WAKIL KETUA KOMISI V (Hj. NURHAYATI MONOARFA/F.PPP):

Wa'alaikumsalam Warrahmatullaahi Wabarakatuh. Terima kasih Pak Bambang Suryadi.

Pak Lasarus, izin. Pak Iwan Aras ingin menambahkan sedikit berkenan?

KETUA RAPAT/WAKIL KETUA KOMISI V (Hj. NURHAYATI MONOARFA/F.PPP):

Silakan.

KETUA RAPAT (Hj. NURHAYATI MONOARFA): Silakan Pak Iwan Aras.

………..

F-P.GERINDRA (H. ANDI IWAN DARMAWAN ARAS, S.E., M.Si.): Terima kasih Pimpinan.

Ketua dan Wakil Ketua Komisi V beserta Anggota yang saya hormati, Ibu Kepada BMKG,

Kepala Basarnas, dan BPWS yang saya hormati.

Saya tidak panjang-panjang bu, hanya melengkapi yang tadi. KETUA RAPAT (Hj. NURHAYATI MONOARFA):

Tidak boleh panjang.

F-P.GERINDRA (H. ANDI IWAN DARMAWAN ARAS, S.E., M.Si.):

Senang juga kita merasakan ada rapat dengan bunyi ayam, ditambah dengan batuk-batuknya Pak Hamka. Walaupun dia negatif Covid dan kemudian Pak senior kita Pak Bakri dengan kopiahnya mungkin sudah berhijrah gara-gara Cobid ini, kita harap semuanya berkah buat kita.

Yang pertama saya ingin menanggapi agenda rapat ini tentang refocusing ya. Kita cuma berharap bahwa refocusing anggaran yang dilakukan oleh pemerintah ini tidak menghalangi atau tidak membuat kinerja dari mitra kerja Komisi V ini menjadi menurun atau tidak dapat terlaksana dengan baik.

Saya melihat bahwa kondisi Covid ini mungkin saja belum bisa diprediksi sampai dengan saat ini sampai seberapa lama. Sehingga kemungkinan akan memungkinkan terjadi penghematan-penghematan ataupun pemotongan anggaran untuk tahap berikutnya, tahap kedua dalam kondisi yang tidak bisa kita bendung. Kalau misalkan penanganan Covid 19 ini tidak maksimal tentu jangkanya akan semakin panjang. Kita berharap bahwa seluruh mitra Komisi V sudah harus bisa mempersiapkan situasi atau skenario. Apabila terjadi hal-hal yang kita tidak inginkan atau kita pemerintah mengharapkan harus melakukan stimulus lagi terhadap penanganan Covid 19 ini.

Selanjutnya untuk BMKG bu, saya ingin ibu bisa memberi pelajaran kepada Menteri PUPR ini dengan melihat proses pelelangan yang ibu lakukan 52 paket, dengan anggaran 262 Miliar. Dan kemudian hasil dari pada pelelangan itu terpakai 257 Miliar, di 257,5 Miliar. Itu menghasilkan Silpa sebesar 5,1 Miliar, itu kalau kita melihat proses pelelangan itu sangat efektif. Karena cukup tipis anggaran yang dikeluarkan hanya 2% dari pagu HPS ibu dengan penawaran ataupun kontrak kerja dari rekanan atau penyedia jasa. Ini saya tidak tahu bagaimana metodenya. Apakah ini suatu prestasi ataukah ini proses pelelangannya bisa betul-betul terbuka atau tidak. Jadi sementara di Kementerian PUPR sendiri kita sama-sama paham. Semua Anggota Komisi V paham proses pelelangannya bisa memakan 25% sampai 30% bantingan-bantingan atau harga yang dikeluarkan oleh penyedia jasa.

KETUA RAPAT (Hj. NURHAYATI MONOARFA): Pak Iwan bisa dipercepat?

F-P.GERINDRA (H. ANDI IWAN DARMAWAN ARAS, S.E., M.Si.): Iya bu siap Pimpinan.

Selanjutnya untuk Basarnas. Basarnas tadi ada alasan bahwa KPPN tidak mencairkan. Kita mau pertanyakan apakah apa penyebab sampai KPPN ini tidak mencairkan anggaran bapak sehingga penyerapan anggaran dari Basarnas itu juga cukup kecil.

Jadi untuk selanjutnya untuk BPWS, total anggaran yang dikelola sedikit. Saya melihat kalau memungkinkan sependapat dengan Pak Suhartono. Mungkin BPWS ini sudah bisa ditarik oleh di Kementerian PUPR penanganannya, supaya lebih gampang terkoordinasi dan tidak perlu lagi menjadi badan sendiri. Karena saya pikir kegiatannya ataupun anggaran yang dikelola juga tidak terlalu...(rekaman suara kurang jelas). Saya kira dengan bergabung dengan Kementerian PUPR itu sudah cukup.

Begitu Pimpinan, Ibu Pimpinan, terima kasih atas waktunya. Mudah-mudahan tidak lebih, terima kasih.

KETUA RAPAT (Hj. NURHAYATI MONOARFA): Wa'alaikumsalam Warrahmatullaahi Wabarakatuh. Terima kasih Pak Aras.

F-P.GERINDRA (H. ANDI IWAN DARMAWAN ARAS, S.E., M.Si.): Iwan Bu, Iwan Aras Bu, Aras itu ayah saya.

KETUA RAPAT (Hj. NURHAYATI MONOARFA): Pak Ketua, Ketua Komisi V ini, Pak Lasarus? KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS. Sos. / F-PDIP):

Saya terakhir saja nanti bu, saya minta Pak Ridwan dengan Pak Syarif dulu ini, saya terakhir.

KETUA RAPAT (Hj. NURHAYATI MONOARFA): Oh silakan, Pak Ridwan Bae silakan. Pak Ridwan Bae.

WAKIL KETUA KOMISI V DPR RI (Ir. RIDWAN BAE/F-PG): Hallo.

KETUA RAPAT (Hj. NURHAYATI MONOARFA): Silakan pak.

KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS. Sos. / F-PDIP): Ya silakan Pak Ridwan, silakan.

WAKIL KETUA KOMISI V DPR RI (Ir. RIDWAN BAE/F-PG):

Melakukan perubahan anggaran atau realokasi anggaran atau itu berdasarkan Perpres, mengacu kepada Perpres. Perpres itu lebih tinggi undang-undang. Jadi maksud saya adalah jangan menghilangkan peran undang-undang. Jangan menghilangkan peran undang-undang sehingga mengabaikan DPR RI atau Komisi V untuk ikut serta membahas bersama-sama akan perubahan itu.

Jadi harapan saya adalah kalau boleh perubahan-perubahan itu harus mendapat persetujuan resmi dari Komisi V untuk tidak melanggar undang-undang. Kira-kira itu saja yang ingin saya sampaikan pak, dari teman saya ada ditambahkan yang lain.

Untuk itu sementara pak, Pak Ketua terima kasih, Bu Ketua terima kasih dan teman-teman semua.

Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh. KETUA RAPAT (Hj. NURHAYATI MONOARFA): Terima kasih Pak Ridwan Bae.

Silakan Pak Syarif.

WAKIL KETUA KOMISI V DPR RI (H. SYARIF ABDULLAH ALKADRIE, S.H.,M.H./F-P.NASDEM):

Assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh, Selamat siang Bapak-bapak sekalian,

Beserta Ibu-ibu Pimpinan Komisi V dan mitra yang hadir.

Yang pertama berkaitan dengan beberapa yang telah dipaparkan oleh baik dari BMKG, BPWS maupun dari Basarnas. Saya melihat bahwa apa yang disampaikan tadi secara umum saja, saya melihat karena juga teman-teman sudah menyampaikan.

Berkaitan dengan penanganan Covid, yang pertama saya berharap pengalokasian atau realokasi anggaran itu betul-betul dimanfaatkan untuk kepentingan secara efektif terhadap penanganan Covid. Jangan berkaitan dengan persoalan Covid, pengalihannya itu hanya digunakan yang sifatnya hanya saya lihat ada beberapa tadi yang bersifat rutin saja ya. Padahal persoalan ini juga sudah menjadi domain terhadap kementerian yang lain.

Yang kedua berkaitan dengan BPWS, itu saya kira oleh karena pengadaan lahan itu akan cukup panjang juga. Saya lebih setuju pengadaan lahan itu untuk ditunda terlebih dahulu, saya sepakat itu. Mungkin bisa digunakan kepada anggaran-anggaran yang mendesak berkaitan dengan penanganan masalah Covid.

Yang kedua masalah BPWS, memang saya menyarankan perlu kita ada rapat khusus berkaitan dengan BPWS ini untuk ke depannya. Karena kalau sampai saat ini yang saya amati BPWS ini hanya sekedar menjalankan hal-hal yang rutin. Padahal berkeinginan kita pada saat secara filosofi, maaf secara filosofi dibentuknya BPWS itu berkaitan dengan percepatan terhadap pembangunan di kawasan tersebut. Terutama sekarang di Pulau Madura, tapi hanya dengan program-program yang ada. Dan yang kedua berkaitan dengan strukturnya saja sudah berapa lama ini Plt-Plt. Kenapa Plt ya tentu kita tahu kewenangannya sampai sejauh mana. Maka ini harus didudukan mungkin nanti Komisi V untuk meminta pemerintah secara konkrit untuk menangani masalah BPWS. Ya kalau tidak, kita kembalikan kepada instansi yang berwenang saja sesuai fungsi dan tugasnya.

Nah dulu kan kita sudah minta BPWS ini apa untuk kita jadikan daerah apa kawasan strategis pengembangan ekonomi. Umpamanya diberikan otoritas terhadap itu, macam-macam. Saya masih mengikuti periode yang lalu ide-ide dari kawan-kawan di Komisi V. Tetapi sampai saat ini saya lihat penanganan BPWS hanya tidak ada perubahan yang lalu sampai sekarang. Nah ini perlu menjadi perhatian kita.

Kemudian masalah Basarnas, saya juga sama prihatin masalah Basarnas ini apalagi sekarang kita lihat dengan kondisi Covid juga, juga tidak terlepas kita selalu ancaman berkaitan dengan masalah bencana. Nah ini beberapa waktu lalu ada letusan Gunung Galunggung. Kemudian juga masih terjadi banjir di sana sini. Padahal Basarnas ini setiap waktu dan setiap saat selalu diperlukan oleh masyarakat. Tentu saya menaruh prihatin terhadap apa yang disampaikan. Cuma tentu terakhir karena memang tadi banyak juga yang disampaikan oleh teman-teman berkaitan dengan pengalihan anggaran. Pengalihan anggaran sekarang ini pemerintah tentunya berpatokan kepada Perpu yang kita tidak tahu juga nanti Perpu-nya ini. Apakah pada masa sidang nanti ini DPR menerima atau tidak? Berarti kalau nanti DPR pada masa sidang sebelum reses ini belum melakukan Rapat Paripurna. Berarti Perpu itu akan batal dengan sendirinya. Otomatis DPR harus mencari solusi untuk mengakomodir berkaitan dengan persoalan bencana sekarang. Karena sesuai dengan amanah Undang-Undang Dasar itu, ya dalam keadaan darurat pemerintah bisa mengeluarkan Perpu. Tetapi harus disetujui pada sidang berikutnya harus disetujui oleh DPR, sehingga dia menjadi undang-undang. Nah kalau tidak, berarti Perpu ini akan tentu ada terobosan-terobosan yang harus dilakukan oleh DPR dalam rangka untuk mempercepat, terhadap tadilah. Umpamanya yang disampaikan oleh Pak Hamka berkaitan dengan rentang defisit bisa di atas 3%. Nah ini kan tentu harus melakukan suatu ada dasar hukum yang harus mengatur.

Saya kira itu yang dari saya berkaitan dengan ini, tentunya beberapa hal tadi saya minta kepada rekan-rekan di mitra kerja, dapat anggaran di yang alokasi-alokasi anggaran yang direalokasi itu, betul-betul dapat bermanfaat terhadap penanganan Covid yang semakin hari kita rasakan sudah semakin parah. Dan Kalimantan Barat perlu juga saya sampaikan kepada teman-teman hari ini Gubernur mengumumkan ada kenaikan 100% yang jadi ODP (Orang Dalam Pemantauan). Nah tentu ini, walaupun itu belum pada status positif atau reaktif ini tetapi berarti ini sudah ada peningkatan-peningkatan. Walaupun secara keseluruhan di daerah kami masih tidak terlalu yang cukup mengkhawatirkan, tetapi saya lihat apa sudah mulai ada peningkatan-peningkatan. Ya tentu juga kita berharap di daerah-daerah lain mudah-mudahan Covid ini bisa cepat tertangani dan selesai sebelum, tentu kita harapkan sebelum lebaran sudah selesai Covid ini tentu menjadi harapan kita semua.

Saya kira itu saja terima kasih, salam saya dari jauh kepada seluruh teman-teman di Komisi V, Pimpinan Komisi V dan kawan-kawan mitra. Mudah-mudahan kita selalu berdoa kita dalam kondisi yang sehat, aman dan mudah-mudahan kita terlepas dari segala bencana yang sedang mewabah di dunia maupun di negeri kita. Sekian saya akhiri.

Wallaahulmuafiq Illa Aqwamittoriq,

Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh, Selamat siang dan salam sejahtera.

KETUA RAPAT (Hj. NURHAYATI MONOARFA): Terima kasih Pak Syarif.

Pak Lasarus, ada permintaan dari Pak Sudjadi ingin menambahkan, apa berkenan?

KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS. Sos. / F-PDIP): Silakan, silakan.

KETUA RAPAT (Hj. NURHAYATI MONOARFA): Silakan, Pak Sudjadi silakan.

F-PDIP (Ir. SUDJADI):

Itu ada problem yang sudah dikunci dengan Perpu, satu. Kita menghadapi wabah dunia yang mengerikan, rakyat menderita, tapi kita mengingatkan semua kita itu disumpah harus memperjuangkan Dapil dan desanya. Inilah pentingnya...(rekaman suara kurang jelas) lokal, ada program-program di BMKG seperti SLI justru jangan dipotong, ditambah. Itu bisa memberikan uang pada mereka. Lalu pelatihan SAR itu juga ditambah. Saya yakin Mei, Juni, Juli itu cuaca sudah bagus sekali. Jadi tidak usah penerbangan di...(rekaman suara kurang jelas) kurang, pelabuhan kegiatan juga kurang, jadi pikirlah SLI dan pelatihan SAR untuk mengkaji program padat karya tunai.

Dokumen terkait