• Tidak ada hasil yang ditemukan

B. Analisis Kesehatan Kinerja KJKS

8. Kepatuhan Prinsip Syariah

Syariah

Pelaksanaan prinsip-prinsip syariah

10 10 Kualitatif

TOTAL 100

Sumber : Kementerian KUKM, 2008b.

2. Analisis Vertikal dan Horisontal

Data perkembangan permodalan dan pembiayaan koperasi yang diperoleh berdasarkan laporan keuangan yang diperoleh dari laporan RAT koperasi tahun buku 2008 sampai dengan 2011 dan di analisis secara vertikal dan horizontal. Analisis vertikal dilakukan dengan cara mem- bandingkan pos yang satu dengan yang lainnya dan analisis horizontal dilakukan dengan perbandingan antar pos-pos laporan keuangan pada

priode yang berbeda (Arifin, 2007), yang digambarkan dalam bentuk gra- fik dan table.

3. Analisis Kepuasan Anggota Atas Kualitas Layanan

Untuk variable kualitas layanan yang digunakan adalah model servqual yang dikembangkan oleh Parasurman, et al (1988), sedangkan untuk kepuasan anggota menggunakan model evaluasi alternatif (Enggel, dalam Tjiptono 2006) dengan variable-variable sebagai berikut :

a. Variable bebas (X) = variable independen, yang terdiri atas variable reabilitas (X1), daya tanggap (X2), jaminan (X3), empati (X4) dan bentuk fisik (X5).

b. Variable terikat (Y) = variable dependen, yaitu variable kepuasan anggota.

Dalam penelitian ini model analisis kepuasan anggota atas kulitas layanan sebagaimana Gambar 2.

Gambar 2 Model Analisis Kepuasan Anggota Atas Kulitas Layanan Pengukuran kualitas layanan dan kepuasan anggota dengan menggunakan skala likret dengan skor masing-masing jawaban adalah:

5 = Sangat Setuju (SS)

4 = Setuju (S)

3 = Kurang Setuju (KS) 2 = Tidak Setuju (TS) 1 = Sangat Tidak Setuju (STS)

X1 = Reliabilitas X2 = Daya Tanggap X4 = Empati X3 = Jaminan X5 = Bentuk Fisik Y = Kepuasan

Operasi Table 5 dan ope

Table

rasionalisasi pengukuran variable kualitas layan operasionalisasi pengukuran variable kepuasan pa ble 5 Operasional pengukuran kualitas layanan a

yanan dilihat pada san pada Table 6.

Ta Perhitun untuk membukt penelitian deng a. Uji Validit Seba bilitas terha kuesioner ngan rtabel, nakan dal Alpha, unt da setiap va tra, 2009). b. Uji Faktor Uji sampel (va lanjut. Uj Meyer Olki

Table 6 Operasional pengukuran kepuasan angg

hitun gan dari skor atau nilai menggunakan apl buktikan hubungan dan pengaruh antar va n dengan menggunakan uji data sebagai berikut:

iditas dan Reliabilitas Instrumen

Sebagai analisis awal (pre-tes) dilakukan uji val terhadap kuesioner. Untuk menguji pertanyaan oner dilakukan uji validitas dengan membanding

bel, agar pertanyaan dapat dinyatakan valid dan dalam penelitian. Uji reliabilitas menggunaka untuk menunjukkan seberapa tingginya indikat

p variable berkorelasi dan berhubungan satu sam 9).

ktor

Uji faktor digunakan untuk untuk mengeta (variabel) sudah memadai atau belum untuk

Uji Faktor dalam penelitian ini menggunaka Olkin (KMO)dan Barlett’s test(Malhotra, 2009)

nggota.

aplikasi SPSS 15 variabel-variabel :

validitas dan relia- aan dalam sebuah ndingkan rhitung de- dan dapat dipergu- ggunakan Cronbach’s

kator-indikator pa- u sama lain (Malho-

etahui kelayakan uk dianalisis lebih nggunakan nilai Keiser

c. Uji Asumsi Klasik

Untuk mengetahui terpenuhinya kriteria model penelitian (Kriteria Best Linear Unbiased Estimator Criteria/BLUE) dilakukan uji asumsi klasik dengan melaksanakan uji normalitas, uji multikolinieritas, uji autokorelasi dan uji heteroskedastisitas.

1) Uji Normalitas

Dalam penelitian ini pengujian normalitas data meng- gunakan grafik plot normal (Normal Probabilty Plot). Untuk me- ngetahui kenormalan sebaran data dan homogenitas ragam data dapat dilakukan dengan menguji kenormalan data serta homo- genitas ragam dari standardize residual (error) (Steel and Torrie, dalam Santoso 2004).

2) Uji Multikolinearitas

Untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas dapat dilakukan dengan beberapa cara, salah atunya adalah dengan menggunakan nilai

Variance Inflation Factor and Tolerance (Santoso, 2004).

3) Uji Heterokedastisitas

Suatu asumsi pokok dari model regresi linier yang baik adalah gangguan (disturbance) yang muncul dalam regresi harus homogen (terjadi homoskedastisitas) dan tidak terjadi heteros- kedastisitas. Dalam penelitian ini, uji heterokedastisitas dilakukan menggunakan uji korelasi RankSpearman(Santoso, 2004).

d. Analisis Data dan Interpretasi

Dalam pengolahan data dengan menggunakan regresi linear berganda, dilakukan beberapa tahapan untuk mencari pengaruh dari hubungan antara variabel independen dan variabel dependen, yaitu:

1) Uji Korelasi

Dalam penelitian ini uji korelasi untuk mengetahui hu- bungan antara variable bebas dengan variable terikat digunakan uji korelasi Product Momen Pearson untuk mengetahui apakah kedua

variabel tersebut memang mempunyai hubungan yang signifikan dan seberapa kuat hubungan tersebut (Santoso, 2004).

2) Uji Koefisien Korelasi Determinasi Ganda dan Koefisien Deter- minasi

Koefisien korelasi ganda (R) yang menunjukkan derajat keeratan hubungan antara semua variabel, sedangkan besarnya pe- ngaruh variabel independen terhadap keragaman dari variabel dependen ditunjukkan oleh nilai koefisien determinasi (R Square) (Ghozali, 2005).

3) Uji Serempak (Uji F)

Uji F menggunakan Anova Tes yang dilakukan untuk me- ngetahui apakah variabel-variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen (Ghozali, 2005), dengan hipo- tesis:

a) H0: B1, B2, B3, B4, B5= 0 (variabel yang terdiri atas reabilitas (X1), daya tanggap (X2), jaminan (X3), empati (X4) dan bentuk fisik (X5) secara serempak tidak berpengaruh terhadap kepuasan anggota (Y).

b) H1: B1, B2, B3, B4, B50 (variabel yang terdiri atas reabilitas (X1), daya tanggap (X2), jaminan (X3), empati (X4) dan bentuk fisik (X5) secara serempak berpengaruh terhadap kepuasan anggota (Y).

Ketentuan,dalam pengujian hipotesis :

a) Apabila Fhitung> Ftabel maka H0 ditolak dan H1diterima, dapat disimpulkan bahwa secara bersama-sama variabel independen mempengaruhi variabel dependen.

b) Apabila Fhitung< Ftabel maka H0 diterima dan H1ditolak, dapat disimpulkan bahwa secara bersama-sama variabel independen tidak mempengaruhi variabel dependen.

4) Uji Parsial (Uji t)

Uji t dilakukan untuk menguji pengaruhi secara parsial dari kualitas pelayanan yang meliputi dari reabilitas (X1), daya tanggap

(X2), jaminan (X3), empati (X4) dan bentuk fisik (X5) terhadap kepuasan anggota (Y).

Langkah-langkah dalam uji parsial (uji t) adalah sebagai berikut (Ghozali, 2005):

(1) Menetapkan formulasi hipotesis :

(a) H0 : β = 0, artinya variabel X1, X2, X3, X4 dan X5 tidak mempunyai pengaruh signifikan secara parsial terhadap variabel Y.

(b) H0 : β 0, artinya variabel X1, X2, X3, X4 dan X5 mempunyai pengaruh signifikan secara parsial terhadap variabel Y.

(2) Menetapkanderajat kepercayaan 95% (α =0,05) (3) Menetapkan signifikansi/kesimpulan :

(a) Jika thitung> ttabelatau p value < 0,05 maka H0ditolak dan H1 diterima atau masing-masing variabel bebas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variael terikat

(b) Jika thitung< ttabel atau p value < 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak atau masing-masing variabel bebas tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variael terikat 5) Uji Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh hubungan variabel reabilitas (X1), daya tanggap (X2), jaminan (X3), empati (X4) dan bentuk fisik (X5) secara serempak terhadap kepuasan anggota (Y). Persamaan regresi yang dipakai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut, (Supranto, 1998):

Y 01X1+β2X2+β3X3+β4X4+β5X5+e Keterangan :

Y = Kepuasan anggota koperasi

β0 = Nilai parameter atau koefisien regresi

β1 = Koefisien regresi dari variabel X1(Bukti Langsung) X1 = Bukti Langsung

β2 = Koefisien regresi dari variabel X2(Kehandalan) X2 = Kehandalan

β3 = Koefisien regresi dari variabel X3(Daya Tanggap) X3 = Daya Tanggap

β4 = Koefisien regresi dari variabel X4(Jaminan) X4 = Jaminan

β5 = Koefisien regresi dari variabel Xs(Empati) X5 = Empati

e = Standar error

4. Analisis Pelaksanaan Nilai dan Prinsip Koperasi

Analisis pelaksanaan nilai dan prinsip koperasi secara kuntitatif dilakukan melalui pembobotan aspek pelaksanaan jati diri koperasi, sebagaimana termuat dalam penilaian kinerja kesehatan koperasi. Analisis pelaksanaan nilai dan prinsip koperasi secara secara kualitatif dilakukan dengan membandingkan konsepsi nilai dan prinsip koperasi dengan pelaksanaan dilapangan, berdasarkan laporan Rapat Anggota Tahunan, wawancara dengan pengurus dan anggota serta hasil observasi lapangan. 5. Analisis Pelaksanaan Prinsip Syariah

Analisis pelaksanaan prinsip Syariah koperasi secara kuntitatif melalui pembobotan aspek pelaksanaan prinsip syariah, sebagaimana termuat dalam penilaian kesehatan kinerja koperasi. Analisis kualitatif di- lakukan dengan memberikan gambaran perbandingan atas konsepsi pelak- sanaan prinsip syariah dengan pelaksanaan dilapangan, berdasarkan laporan Rapat Anggota Tahunan, wawancara dengan pengurus dan anggota serta hasil observasi lapangan.

6. Analisis Matrik EFI, EFE dan IE

Untuk mengidentifikasikan kekuatan dan kelemahan koperasi de- ngan peluang dan ancaman dari lingkungan eksternal, alat analisis yang di- gunakan adalah matriks IFE (Internal Factor Evaluation), matriks EFE

(External Factor Evaluation) dan dengan langlah-langkah sebagai berikut

(Rangkuti, 2005):

b. Penentuan Bobot setiap Peubah. c. Penetuan Peringkat (Rating)

Untuk menganalisis posisi koperasi dari kekuatan dan kelemahan koperasi dengan peluang dan ancaman dari lingkungan eksternal digu- nakan matrik IE (Internal Eksternal).

7. Analisis Matriks SWOT

Analisa Strengths-Weakness-Opportunities-Threaths (SWOT) di- gunakan dalam merumuskan strategi yang akan digunakan dalam pengem- bangan koperasi. Analisa SWOT ini dilaksanakan dengan melaksanakan langkah-langkah sebagai berikut (Rangkuti, 2005):

a. Menentukan faktor-faktor peluang eksternal perusahaan. b. Menentukan faktor-faktor ancaman eksternal perusahaan. c. Menentukan faktor-faktor kekuatan internal perusahaan. d. Menentukan faktor-faktor kelemahan internal perusahaan.

e. Mencocokkan kekuatan internal dengan peluang eksternal untuk mendapatkan strategi SO yang tepat.

f. Mencocokkan kekuatan internal dengan ancaman eksternal untuk mendapatkan strategi ST yang tepat.

g. Mencocokkan kelemahan internal dengan peluang eksternal untuk mendapatkan strategi WO yang tepat.

h. Mencocokkan kelemahan internal dengan ancaman eksternal untuk mendapatkan strategi WT yang tepat.

8. Analisis Matriks QSP

Untuk mengevaluasi dan menganalisis beberapa alternatif strategi yang dihasilkan dari matriks SWOT menjadi urutan prioritas strategi yang paling tepat diimplementasikan dipergunakan analisis melalui Matriks

Quantitative Strategic Planning Matrix (QSP). Matriks QSP adalah alat

secara objekti eksternal yang

9. Kerangka Pen Secara ringkas

ktif, berdasarkan pada faktor-faktor sukses kri ng diketahui sebelumnya (David, 2006).

Penelitian

kas kerangka penelitian disajikaan sebagaimana

Gambar 3 Kerangka Penelitian

kritis internal dan

A. Gambaran Umum

1. Sejarah Perkembangan KJKS BMT Mardlotillah

KJKS BMT Mardlotillah didirikan atas prakarsa 8 orang alumni mahasiswa Fakultas Hukum dan Ekonomi Universitas Pasundan Bandung untuk berperan dalam pemberdayaan masyarakat dan pengembangan ekonomi syariah dikalangan masyarakat. KJKS BMT Mardlotillah pada awal pendiriannya di tahun 1997 adalah Kelompok Swadaya Masyarakat di bawah binaan PINBUK. Pada tahun 1998 baru menjadi Koperasi BMT Mardlotillah dengan badan hukum Nomor 34/BH/KDK. 10.13/XII/1998 Tanggal 24 Desember 1998 dari Dinas Koperasi Kab. Sumedang, dengan 24 orang anggota dari para inisiator dan masyarakat sekitar. Berbekal modal awal sebesar Rp 5.000.000,- Koperasi BMT Mardlotillah mulai melayani usaha mikro anggota dan calon anggota koperasi di wilayah Sumedang, khususnya di sekitar lokasi usaha di Jl. Pasar Utara No. 15D Pasar Tanjungsari, Sumedang.

Dengan Visi: “menjadikan BMT Mardlotillah sebagai lembaga ke- uangan syariah yang maju, sehat dan mengakar di masyarakat dalam me- nuju ridlo Allah”, Koperasi BMT Mardlotillah berupaya mewujudkannya dengan misi sebagai berikut (KJKS BMT Mardlotillah, 2012) :

a. menjadi lembaga intermediasi keuangan dan perekonomian ummat de- ngan menciptakan sarana penghimpunan dan penyaluran dana sesuai prinsip koperasi dan syariah.

b. meningkatkan produktivitas anggota, pengurus dan pengelola dengan kekuatan sumber daya insani dan management organisasi.

c. menumbuhkembangkan sikap dan prilaku yang peduli terhadap ummat dengan konsep baitul maal yang edukatif, produktif dan bernilai ibadah.

d. menjadi mitra bagi pemerintah, swasta dan lembaga swadaya ma- syarakat dalam rangka pemberdayaan ekonomi dan pembinaan bisnis masyarakat

Untuk mencapai visi dan misi tersebut, Koperasi BMT Mardlotillah menetapkan tujuan organisasi (KJKS BMT Mardlotillah, 2012) yaitu: “untuk meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyara- kat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian daerah dan nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Syari’ah Islam”. Budaya organisasi yang dikem- bangkan adalah: komitmen pada sinergi, menciptakan suasana kerja yang kondusif serta kerjasama antar karyawan yang harmonis guna mening- katkan kualitas sumber daya manusia; memberikan pelayanan kepada anggota dengan cepat dan tepat secara profesional dan akuntabel.

Melalui visi, misi, tujuan dan budaya organissi yang diterapkan membuat Koperasi BMT Mardlotillah menjadi begitu dekat dengan ma- syarakat dan banyak para pelaku usaha mikro yang berminat untuk mem- peroleh pelayanan simpanan/pembiayaan dan menjadi calon anggota/ang- gota Koperasi BMT Mardlotillah. Besarnya kebutuhan pembiayaan anggota membuat Koperasi BMT Mardlotillah berupaya menjalin kemitra- an dengan lembaga kemasyarakatan, pemerintah dan lembaga keuangan untuk membantu pengembangan kapasitas kelembagaan dan perkuatan permodalan Koperasi BMT Mardlotillah.

Kerjasama dengan beberapa lembaga kemasyarakatan dilakukan antra lain dengan Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil (PINBUK) dalam rangka advokasi manajemen dan SDM, dengan Yayasan Dompet Dhuafa sebagai motivator bisnis dan sosial, Yayasan Pemulihan Keberdayaan Masyarakat (PKM) dan Mercy Corp Internasional sebagai donasi dalam pemberdayaan anggota/calon anggota. Melalui program pemerintah Kope- rasi BMT Mardlotillah dipercaya memperoleh perkuatan permodalan un- tuk pengembangan usaha anggota melalui program P2KER (1989), DBS (2004) dan P3KUM (2007). Kepercayaan juga diterima dari lembaga keuangan dengan pemberian pembiayaan dari Bank Syariah Mandiri

(BSM), Bank Tabungan Negara (BTN) Syariah, PT BMT Ventura dan LPDB KUMKM (KJKS BMT Mardlotillah, 2012).

Seiring dengan kepercayaan pihak luar dan masyarakat, Koperasi BMT Mardlotillah pun berkembang dengan membuka 2 cabang di Cima- nggung : Jl. Raya Bandung-Garut Km 27 No. 288 Parakan Muncang Ci- manggung, dan Garut : Jl. Raya Baru Pasar Baru Kodungora, Garut. Koperasi BMT Mardlotillah juga mengubah ijin usahanya dari yang se- mula hanya wilayah Sumedang kini menjadi wilayah Jawa Barat dengan Perubahan Anggaran Dasar menjadi KJKS BMT Mardlotillah melalui Akta Notaris Dede, S.H. No 02 Tahun 2010 dengan pengesahan Badan Hukum No. 02/PAD/XIII/518-DISKOP.UMKM/VI/2010 Tanggal 14 Juni 2010, dari Dinas Koperasi & UMKM Propinsi Jawa Barat (KJKS BMT Mardlotillah, 2012).

Perkembangan usaha KJKS BMT Mardlotillah mengalami partum- buhan yang pesat selama priode 2008-2011, antara lain tercatat beberapa perkembangan yaitu: 1) keanggotaan berkembang dari 1.158 anggota dan 9.558 calon anggota pada tahun 2008 menjadi 2.435 anggota dan 15.471 calon anggota pada tahun 2011, dengan pertumbuhan anggota 110,2% dan calon anggota 61,86%; 2) Asset dari Rp 4,37 Milyar pada tahun 2008 menjadi Rp 10,7 Milyar pada tahun 2011, tumbuh 144,85%; 3) modal sendiri dari Rp 690 Juta pada tahun 2008 menjadi Rp 1 Milyar pada tahun 2011, tumbuh 44,93%, tabungan/simpanan pada tahun 2008 sebanyak 9,774 orang anggota dengan nilai sebesar Rp 2,09 Milyar menjadi 12.733 orang anggota dengan nilai sebesar Rp 3,11 Milyar pada tahun 2011, de- ngan partumbuhan penabung sebesar 30,2% dan jumlah dana sebesar 48,8%, 4) modal luar (Dana Program dan Pinjaman dari Lembaga Keuangan) Rp 1,6 Milyar pada tahun 2008 menjadi Rp 6,37 Milyar pada tahun 2011, tumbuh 393%. Pembiayaan yang dilayani dari 1.518 orang dengan total pembiayaan sebesar Rp 13, 96 Milyar pada tahun 2008 men- jadi 2.241 orang dengan total pembiayaan sebesar Rp 32, 43 Milyar pada tahun 2011, dengan pertumbuhan layanan pembiayaan kepada anggota

sebesar 47% dan pertumbuhan total pembiayaan sebesar 132% (KJKS BMT Mardlotillah, 2010, 2011 dan 2012)

2. Profile Organisasi, Program dan Pola Pembinaan Anggota a. Profile Organisasi

KJKS BMT Mardlotillah dijalankan dengan membentuk bebe- rapa badan organisasi yaitu pengawas koperasi, pengawas syariah pe- ngurus, dan pengelola sebagai berikut (KJKS BMT Mardlotillah, 2012): 1) Pengawas Koperasi, mengawasi keseluruhan aktivitas kegiatan dan

pelaporan koperasi serta memeriksa laporan tahunan pengurus pada akhir tahun buku, dengan personil sebagai berikut :

Ketua : H.A. Didi Rahman, SH Anggota : Cece Suryana, SH, MM

Raffie R Soemarta, SE

Yudi Prihartanto, SH, M.Hum Cecep R. Zhahir, SH

2) Pengawas Syariah, memberikan penjelasan, informasi dan panda- ngan-pandangan yang dianggap perlu dalam hal ketepatan pola, akad, dan transaksi-transaksi lainya di BMT sesuai fatwa-fatwa Dewan Syariah Nasional MUI dan peraturan perundang-undangan sebagai dasar pedoman operasional BMT, dengan personil Drs. KH. Sobana dan Drs. KH. Aten Khotib Syarbini.

3) Pengurus, bertanggungjawab terhadap pengendalian keseluruhan atas aktivitas lembaga dalam rangka menjaga kekayaan, mem- berikan arahan dalam mengembangkan dan meningkatkan kualitas kelembagaan, dengan personil sebagai berikut :

Ketua : H. Asep Sudrajat, SH Sekretaris : Dr.T.Subarsayah, SH, MM Bendahara : Rusli Subrata, SH

4) Pengelola, merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan seluruh aktivitas lembaga yang meliputi penghimpunan dana dan penyaluran dana serta kegiatan-kegiatan langsung berhubungan de-

ngan upa bagai be Gamba b. Program K Seba Mardlotill bagai beri 1) Kelemba a) Me meni Kantor Gener Manaj Manaj - A - L - R Pimca Pimca Pimca

upaya mencapai target yang ditetapkan, deng i berikut :

bar 4 Struktur Organisasi (KJKS BMT Mardlot

Kerja dan Pola Pembinaan anggota

ebagaimana hasil Rapat Anggota Tahunan (RA otillah Tahun 2011 telah disahkan Program Ker berikut (KJKS BMT Mardlotillah, 2012):

mbagaan

Memperkokoh dan menyempurnakan organisasi eningkatkan usaha dan layanan kepada anggot ntor Pusat

neral Manajer : -

najer Marketing : M. Ikhsan Purwa najer Ops dan Keu. : Erna Yulianti

Accounting : Rin Herayati, SE

Litbang & IT : Ayif Hidayat, S.K

Remedial : Jaenal Aripin, SE

Eli Mulyana, SE cab Tanjungsari : Erna Yulianti cab Cimanggung : Indra Muriawan

cab Garut : Pepen Sumpena, S

engan personil se-

dlotillah, 2011)

RAT) KJKS BMT erja Pengurus se-

sasi dalam rangka ggota. wana, S.Ag , SE , S.Kom n, SE , SE an na, SHI

b) Menyempurnakan segala bentuk kebijakan dengan perubahan, dan penambahan dalam bentuk Keputusan MAT, SK. Pengurus (SOM & SOP, SDM), dan SK General Manager.

c) Mengupayakan agar seluruh SDM benar-benar berfungsi, se- hingga pelaksanaan tugas kegiatan masing-masing bidang dapat berjalan dengan baik.

d) Mengupayakan agar dengan sarana dan prasarana yang ada da- pat meningkatkan efisiensi kerja sampai ke tingkat maksimal. e) Meningkatkan kemampuan BMT dalam memobilisasi dana-

dana untuk membiayai usaha anggota khususnya dan masyara- kat pada umumnya.

2) Usaha

a) Meningkatkan kualitas pelayanan kepada anggota baik dalam kebutuhan produk simpanan maupun pembiayaan anggota yang lebih produktif, aman, tepat sasaran dan sesuai syari’ah.

b) Menerapkan sistem reward bagi anggota berprestasi dan sanksi denda bagi anggota yang bermasalah sesuai petunjuk Dewan Pengawas Syari’ah.

c) Memperbaiki dan meningkatkan kondisi kesehatan, khususnya kualitas pembiayaan.

d) Melakukan efisiensi dan efektivitas kegiatan-kegiatan operasional. e) Meningkatkan pengerahan sumber dana, khususnya dari anggota. 3) Organisasi dan Manajemen

a) Reorganisasi dan peningkatan fungsi serta peran pengurus. b) Pengkajian ulang dan revisi SOP guna meningkatkan produk-

tivitas, efisiensi dan efektifitas lembaga.

c) Meningkatkan kualitas sumber daya insani, baik melalui pela- tihan-pelatihan maupun kegiatan lainnya.

d) Melakukan Rekrutmen SDM sesuai kebutuhan stándar untuk 3 kantor, maksimal 4 orang, dan rotasi untuk reffresh kinerja staff.

e) Melakukan upaya agar setiap karyawan mengerti, memahami dan menyadari status dan posisinya sebagai karyawan yang mempu- nyai visi dan misi khusus yang berbeda dengan lembaga lain. f) Mulai menerapkan kebijakan personil yang sehat dan dinamis

sehingga mampu mendorong prestasi tinggi dan loyal serta berdedikasi kepada BMT Mardlotillah, antara lain dengan perlindungan Jaminan Sosial Tenaga Kerja dan Dana Pensiun. g) Rasionalisasi pendapatan insentif bagi Pengurus & Staf. h) Internalisasi pelaksanaan budaya kerja pengelola. 4) Rencana Program

Asumsi yang digunakan dalam penyusunan program antara lain adalah kondisi perekonomian mulai bergerak namun tingkat inflasi masih berkisar 16 % dan tingkat suku bunga SBI berkisar 8% per tahun. Perameter yang digunakan dalam penyusunan pro- gram dan anggaran, adalah sebagai berikut :

a) Kenaikan asset rata-rata 35 % per Tahun. b) Modal meningkat sebesar Rp. 1,2 Milyar

c) Sumber dana perbankan meningkat sebesar 3 Milyar. d) Sumber dana simpanan dan berjangka meningkat 45 %

e) Nisbah bagi hasil simpanan equivalen 2,4% per tahun yang setara dengan 20 % Anggota : 80 % BMT.

f) Nisbah bagi hasil simpanan berjangka equivalen 10 % per tahun setara 55 % anggota : 45 % BMT.

g) Plafon pembiayaan maksimal : Rp. 50.000.000,-

h) Pricing BMT setara 2,5 % dengan perhitungan marjin minimal 1,5 %, ditambah dengan keuntungan diharapkan 1 %.

i) Jangka waktu pembiayaan maksimal 24 bulan (angsuran hari- an, mingguan dan bulanan).

j) Nisbah bagi hasil simpanan berjangka / deposito :

(1) 3 bulan = 55% Anggota : 45% BMT (setara 9%/tahun). (2) 6 bulan = 60% Anggota : 40% BMT (setara 10%/tahun). (3) 12 bulan = 70% Anggota : 30% BMT (setara 13%/tahun).

k) Pertumbuhan volume pembiayaan sebesar 43%/tahun (Rp 12 Milyar)

l) Pendapatan meningkat sebesar 54% dan biaya meningkat sebesar 55%

m) Pertumbuhan anggota dan pengguna jasa sebesar 30 % dari 17.914 menjadi 23.288 orang.

c. Pola Pembinaan anggota

Pembinaan anggota BMT Mardlotillah yang selama ini berjalan dengan baik. Pola pembinaan dilakukan dengan cara (KJKS BMT Mardlotillah, 2012):

1) Pembinaan pola kolekting (Sistem pembinaan melalui kolektor tentang pengembangan usaha dan sikap mental bermuamalah). 2) Pembinaan Ramadhan & Pertemuan dengan Pengurus DKM (Kec.

Tanjungsari, Pamulihan, Sukasari dan Cimanggung) di Pesantren Al-Mahmud Tanjungsari dengan pembicara Drs. KH. Sobana. 3) Pembinan langsung ekonomi Syari’ahdi kantor secara tatap muka. 4) Pemberian penghargaan berupa hadiah/bingkisan kepada anggota

yang berprestasi dan sanksi berupa teguran dan eksekusi bagi ang- gota yang bermasalah dengan itikad yang tidak dapat dipertang- gungjawabkan.

5) Kepada anggota yang tertimpa musibah sakit dan atau meninggal, BMT memberikan santunan dengan besaran yang disesuaikan de- ngan kemampuan BMT.

6) Selain bagi hasil simpanan yang diberikan setiap bulan, bagi ang- gota diberikan pula SHU secara proporsional sesuai jumlah sim- panan yang dimiliki.

B. Analisis Kesehatan Kinerja KJKS

Hasil analisis kesehatan kinerja berdasarkan standar dan tata cara penilaian sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM No. 35.3/Per/M.KUKM/X/2007 tentang Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan Unit Jasa Keuangan Syariah Koperasi,

dengan pembobotan yang meliputi aspek-aspek: permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen, efisiensi, likuiditas, kemandirian dan pertumbuhan, jatidiri koperasi serta pelaksanaan prinsip syariah diperoleh hasil penilaian kinerja kesehatan KJKS BMT Mardlotillah sebesar 81,76 dengan predikat Sehat. Adapun perhitungan menggunakan Microsoft Exel 2007, sebagaimana hasil kertas kerja penilaian kesehatan kinerja KJKS pada Lampiran 7 dan data dukung hasil kertas kerja penilaian kesehatan kinerja pada Lampiran 6. Hasil perhitungan masing-masing aspek adalah sebagai berikut:

1. Permodalan

Penilaiannya dilakukan dengan menggunakan dua rasio permodal- an yaitu perbandingan modal sendiri dengan total aset dan rasio kecukupan modal (Kementerian KUKM, 2008b).

a. Rasio modal sendiri terhadap total asset

Berdasarkan data dukung hasil kertas kerja penilaian kesehatan kinerja (Neraca dan Database Penilaian Kesehatan) pada Lampiran 7 dan perhitungan dengan rumus dari Kementerian KUKM (2008b), di- peroleh hasil:

100% = . . .

, , , 100% = 9,59%

Penilaian bobot dari rasio diperoleh dengan menggunakan standar Table 7.

Table 7 Predikat Rasio Modal Sendiri Terhadap Total Asset

Rasio ( %) Nilai Predikat

0 < X < 10 25 Tidak sehat

10 < X < 15 50 Kurang sehat

15 < X < 20 75 Cukup sehat

20 < X > 100 100 Sehat

Sumber : Kementerian KUKM (2008b).

Dengan standar tersebut, rasio modal sendiri terhadap total asset sebesar 9,59% berada pada predikat tidak sehat, artinya bahwa hanya 9,59% asset KJKS yang berasal dari modal sendiri dan 91,41% asset dari modal luar. Besarnya modal luar KJKS, menunjukan kemampuan

Dokumen terkait