BAB II PONDOK PESANTREN GONTOR DAN SEJARAH
D. Kepemimpinan Generasi Pertama
1. Terciptanya "Hymne Oh Pondokku" dan Peringatan 15 Tahun
Tahun ke-5 berdirinya KMI merupakan tahun bersejarah bagi Pondok
Modern Darussalam Gontor dengan terciptanya "Hymne Oh Pondokku." Lagu
hymne ini diciptakan R. Mu’in dan liriknya diciptakan Husnul Haq, keduanya
guru KMI.
Pada tanggal 1-10 Januari 1942, Pondok Modern Darussalam Gontor
mengadakan Peringatan 15 Tahun Berdirinya Pondok yang disebut Fijftien Jarige
33
commit to user
79 Jubelium. Tujuan peringatan ini adalah mensyukuri segala kemajuan yang telah
dicapai. Semula Peringatan ini akan diadakan tahun 1941, tetapi karena situasi
tidak aman dengan pecahnya Perang Dunia II, Peringatan tersebut diundur hingga
tahun 1942.
2. Masa Penjajahan Jepang
Dengan berkecamuknya perang Belanda-Jepang untuk memperebutkan
Indonesia, terputuslah jalur komunikasi luar Jawa dengan Jawa. Akibatnya santri
Gontor yang berasal dari luar Jawa tidak mendapatkan kiriman dari orang tua
mereka. Untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari, Pengasuh dan Direktur
menjual kekayaan pribadi mereka. Usaha inipun masih belum bisa mencukupi
kebutuhan makan sehari-hari santri, maka didirikanlah Dapur Umum dan dibentuk
pengurusnya yang disebut UPPIPOM (Usaha Penolong Pelajar Islam Pondok
Modern) yang bertugas mencari dana bagi kepentingan para santri.
Tahun 1943/1944 dengan propaganda perang suci "Perang Asia Timur
Raya", Jepang mewajibkan pemuda ikut perang, maka sekolah-sekolah harus
ditutup, termasuk KMI Pondok Modern Darussalam Gontor. Namun lembaga
pendidikan yang bernama pondok pesantren dibiarkan tetap hidup. Karena itu
pembelajaran di KMI dilaksanakan di dalam kamar para santri secara
sembunyi-sembunyi. Dengan cara demikian Pondok Modern Darussalam Gontor tidak
dikategorikan sebagai sekolah, sehingga tidak wajib ditutup.
3. Perang Merebut Kemerdekaan dan Pemberontakan PKI 1948
Pada saat perang merebut kemerdekaan negeri ini, santri Gontor banyak
commit to user
80 perang agak reda, 1946, Presiden Pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno,
berkunjung ke Pondok Modern Darussalam Gontor. Saat itu jumlah santri Gontor
tinggal belasan saja.
Setelah kacau akibat peperangan, program KMI mulai ditata kembali. Pada
1947 organisasi pelajar Roudlatul Muta’llimin dilebur dan diganti dengan PII
(Pelajar Islam Indonesia) yang saat itu baru berusia 3 bulan. PII dipilih karena ia
tidak berafiliasi kepada satu parpol atau golongan tertentu, sesuai dengan prinsip
Gontor Berdiri di atas dan untuk semua golongan.
Tahun 1948 Pondok Modern Darussalam Gontor diguncang oleh
pemberontakan PKI pimpinan Muso yang dikenal dengan sebutan “Madiun
Affair”. Pada saat itu Pondok terpaksa dikosongkan. Sejumlah 200 santri secara
bergelombang meninggalkan Pondok untuk menyusun taktik perlawanan dan
gelombang terakhir diikuti oleh pengasuh dan direktur mereka. PKI telah
menguasai daerah Karesidenan Madiun (Madiun, Ponorogo, Magetan, Pacitan dan
Ngawi) dan membunuhi banyak tokoh agama, dimana pada saat itu TNI sudah
dilumpuhkan oleh PKI, Pesantren Gontor diliburkan dan santri serta ustadnya
hijrah guna menghindar dari kejaran pasukan Muso. KH Ahmad Sahal(alm)
selamat dalam persembunyian di sebuah Gua di pegunungan daerah Mlarak. Gua
tersebut kini disebut dengan Gua Ahmad Sahal. Kegiatan Pendidikan Pesantren
dilanjutkan kembali setelah kondisi normal.34
34
commit to user
81 Pada 19 Desember 1948 Belanda kembali menyerang Indonesia. Pondok
lagi-lagi terpaksa ditinggalkan para santrinya untuk ikut bergerilya mengangkat
senjata bergabung dengan Corp Pelajar.
4. Pembentukan IKPM dan Pembentukan YPPWPM
Jumlah alumni KMI Pondok Modern Darussalam Gontor mulai banyak,
mereka tersebar di masyarakat dan bergerak dalam berbagai bidang kegiatan. Para
alumni itu kemudian dihimpun dalam suatu wadah persaudaraan yang disebut
Ikatan Keluarga Pondok Modern (IKPM). Organisasi alumni Gontor ini lahir
tanggal 17 Desember 1949 di tengah berlangsungnya Kongres Muslimin
Indonesia di Yogyakarta. Pengikraran secara resmi IKPM dilakukan pada
Peringatan Seperempat Abad Pondok Modern, 29 Oktober 1951.
Untuk memelihara dan mengembangkan kekayaan yang diwakafkan ini
dan untuk menangani berbagai persoalan berkaitan dengan pendanaan Pondok
Modern, didirikanlah Yayasan Pemeliharaan dan Perluasan Wakaf Pondok
Modern (YPPWPM), tanggal 18 Maret 1959.
5. Peringatan Seperempat Abad, Peringatan Empat Windu dan Pewakafan
Pondok
Peringatan Seperembat Abad Pondok (27 Oktober – 4 November 1951)
dilaksanakan secara meriah dengan rentetan acara bermacam-macam. Pada
pembukaan acara tersebut Pak Sahal menyampaikan sambutan di antaranya berisi
ikrar bahwa Pondok Modern Darussalam Gontor adalah Milik Ummat Islam
Seluruh Dunia, karena itu maju mundurnya Pondok diserahkan kepada ummat
commit to user
82 Momen bersejarah bagi terwujudnya niat mewakafkan Pondok kepada
Ummat Islam terjadi pada Peringatan Empat Windu Pondok Modern Darussalam
Gontor, 11-17 Oktober 1958. Pada saat itu, 12 Oktober 1958, Trimurti (K.H.
Ahmad Sahal, K.H. Zainuddin Fannani, dan K.H. Imam Zarkarsyi) sebagai
pendiri Pondok mewakafkan Pondok Modern Darussalam Gontor kepada IKPM
yang diwakili oleh 15 orang. Wakaf Pondok Modern Darussalam Gontor ketika
itu terdiri dari tanah kering seluas 1,740 ha (Kampus Pondok), tanah basah seluas
16,851 ha, dan gedung sebanyak 12 buah; Masjid, Madrasah, Indonesia I,
Indonesia II, Indonesia III, Tunis, Gedung Baru, Abadi, Asia Baru, PSA, BPPM,
dan Darul Kutub.
6. Pembukaan Perguruan Tinggi Pesantren
Setelah seperempat abad KMI berdiri dibukalah Perguruan Tinggi di
Gontor dengan nama Perguruan Tinggi Darussalam (PTD), tanggal 17 Nopember
1963. Nama PTD ini kemudian berganti menjadi Institut Pendidikan Darussalam
(IPD) yang selanjutnya berganti menjadi Institut Studi Islam Darussalam (ISID).
Saat ISID memiliki tiga Fakultas: Fakultas Tarbiyah dengan jurusan Pendidikan
Agama Islam dan Pengajaran Bahasa Arab, Fakultas Ushuluddin dengan jurusan
Perbandingan Agama dan Akidah dan Pemikiran Islam (Filsafat), dan Fakultas
Syariah dengan jurusan Perbandingan Madzhab dan Hukum dan jurusan Ekonomi
Islam. Sejak tahun 1996 ISID telah memiliki kampus tersendiri di Demangan,
commit to user
83
7. Peringatan Lima Windu dan Peristiwa Sembilan Belas Maret
Pada Tahun 1967 diadakan Peringatan Lima Windu Pondok Modern
Darussalam Gontor. Di antara acara penting dalam peringatan ini adalah wisuda
perdana sarjana PerguruanTinggi Darussalam. Pada tahun ini juga terjadi tragedi
yang disebut Persemar (Peristiwa Sembilan belas Maret). Sekelompok guru dan
santri yang terprovokasi berusaha mengubah haluan Pondok dengan ide yang
mereka sebut sendiri sebagai ide gila. Mereka berniat membunuh dan
menyingkirkan pendiri dan sekaligus Pimpinan Pondok, kemudian memilih
pimpinan yang mereka kehendaki dari para tokoh pembuat makar itu. Rupanya
Allah tidak meridhoi usaha mereka dan mereka pun gagal.
Persemar tampaknya menjadi pupuk bagi perjalanan sejarah Pondok
kemudian. Setelah peristiwa itu Pondok berkembang dengan pesat dan minat
masyarakat untuk belajar di Gontor semakin tinggi.
8. Kesyukuran Setengah Abad dan Peresmian Masjid Jami’
Pesatnya perkembangan Pondok ini kemudian disyukuri dengan Perayaan
Kesyukuran Setangah Abad, berlangsung tanggal 2-4 Maret 1978. Acara ini
dihadiri oleh Presiden R.I. Soeharto yang sekaligus meresmikan Masji Jami’
Pondok.
Trimurti Wafat, Tahun 1967 K.H. Zainuddin Fanani, salah seorang dari
Trimurti Pendiri Pondok wafat. Kemudian disusul oleh K.H. Ahmad Sahal yang
wafat tahun 1977. Delapan tahun berikutnya, 1985, K.H. Imam Zarkasyi pun
commit to user
84 estafet kepemimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor diserahkan kepada
generasi kedua.35