• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kepemimpinan Generasi Pertama

Dalam dokumen MEDIA DAN WACANA PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN (Halaman 94-100)

BAB II PONDOK PESANTREN GONTOR DAN SEJARAH

D. Kepemimpinan Generasi Pertama

1. Terciptanya "Hymne Oh Pondokku" dan Peringatan 15 Tahun

Tahun ke-5 berdirinya KMI merupakan tahun bersejarah bagi Pondok

Modern Darussalam Gontor dengan terciptanya "Hymne Oh Pondokku." Lagu

hymne ini diciptakan R. Mu’in dan liriknya diciptakan Husnul Haq, keduanya

guru KMI.

Pada tanggal 1-10 Januari 1942, Pondok Modern Darussalam Gontor

mengadakan Peringatan 15 Tahun Berdirinya Pondok yang disebut Fijftien Jarige

33

commit to user

79 Jubelium. Tujuan peringatan ini adalah mensyukuri segala kemajuan yang telah

dicapai. Semula Peringatan ini akan diadakan tahun 1941, tetapi karena situasi

tidak aman dengan pecahnya Perang Dunia II, Peringatan tersebut diundur hingga

tahun 1942.

2. Masa Penjajahan Jepang

Dengan berkecamuknya perang Belanda-Jepang untuk memperebutkan

Indonesia, terputuslah jalur komunikasi luar Jawa dengan Jawa. Akibatnya santri

Gontor yang berasal dari luar Jawa tidak mendapatkan kiriman dari orang tua

mereka. Untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari, Pengasuh dan Direktur

menjual kekayaan pribadi mereka. Usaha inipun masih belum bisa mencukupi

kebutuhan makan sehari-hari santri, maka didirikanlah Dapur Umum dan dibentuk

pengurusnya yang disebut UPPIPOM (Usaha Penolong Pelajar Islam Pondok

Modern) yang bertugas mencari dana bagi kepentingan para santri.

Tahun 1943/1944 dengan propaganda perang suci "Perang Asia Timur

Raya", Jepang mewajibkan pemuda ikut perang, maka sekolah-sekolah harus

ditutup, termasuk KMI Pondok Modern Darussalam Gontor. Namun lembaga

pendidikan yang bernama pondok pesantren dibiarkan tetap hidup. Karena itu

pembelajaran di KMI dilaksanakan di dalam kamar para santri secara

sembunyi-sembunyi. Dengan cara demikian Pondok Modern Darussalam Gontor tidak

dikategorikan sebagai sekolah, sehingga tidak wajib ditutup.

3. Perang Merebut Kemerdekaan dan Pemberontakan PKI 1948

Pada saat perang merebut kemerdekaan negeri ini, santri Gontor banyak

commit to user

80 perang agak reda, 1946, Presiden Pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno,

berkunjung ke Pondok Modern Darussalam Gontor. Saat itu jumlah santri Gontor

tinggal belasan saja.

Setelah kacau akibat peperangan, program KMI mulai ditata kembali. Pada

1947 organisasi pelajar Roudlatul Muta’llimin dilebur dan diganti dengan PII

(Pelajar Islam Indonesia) yang saat itu baru berusia 3 bulan. PII dipilih karena ia

tidak berafiliasi kepada satu parpol atau golongan tertentu, sesuai dengan prinsip

Gontor Berdiri di atas dan untuk semua golongan.

Tahun 1948 Pondok Modern Darussalam Gontor diguncang oleh

pemberontakan PKI pimpinan Muso yang dikenal dengan sebutan “Madiun

Affair”. Pada saat itu Pondok terpaksa dikosongkan. Sejumlah 200 santri secara

bergelombang meninggalkan Pondok untuk menyusun taktik perlawanan dan

gelombang terakhir diikuti oleh pengasuh dan direktur mereka. PKI telah

menguasai daerah Karesidenan Madiun (Madiun, Ponorogo, Magetan, Pacitan dan

Ngawi) dan membunuhi banyak tokoh agama, dimana pada saat itu TNI sudah

dilumpuhkan oleh PKI, Pesantren Gontor diliburkan dan santri serta ustadnya

hijrah guna menghindar dari kejaran pasukan Muso. KH Ahmad Sahal(alm)

selamat dalam persembunyian di sebuah Gua di pegunungan daerah Mlarak. Gua

tersebut kini disebut dengan Gua Ahmad Sahal. Kegiatan Pendidikan Pesantren

dilanjutkan kembali setelah kondisi normal.34

34

commit to user

81 Pada 19 Desember 1948 Belanda kembali menyerang Indonesia. Pondok

lagi-lagi terpaksa ditinggalkan para santrinya untuk ikut bergerilya mengangkat

senjata bergabung dengan Corp Pelajar.

4. Pembentukan IKPM dan Pembentukan YPPWPM

Jumlah alumni KMI Pondok Modern Darussalam Gontor mulai banyak,

mereka tersebar di masyarakat dan bergerak dalam berbagai bidang kegiatan. Para

alumni itu kemudian dihimpun dalam suatu wadah persaudaraan yang disebut

Ikatan Keluarga Pondok Modern (IKPM). Organisasi alumni Gontor ini lahir

tanggal 17 Desember 1949 di tengah berlangsungnya Kongres Muslimin

Indonesia di Yogyakarta. Pengikraran secara resmi IKPM dilakukan pada

Peringatan Seperempat Abad Pondok Modern, 29 Oktober 1951.

Untuk memelihara dan mengembangkan kekayaan yang diwakafkan ini

dan untuk menangani berbagai persoalan berkaitan dengan pendanaan Pondok

Modern, didirikanlah Yayasan Pemeliharaan dan Perluasan Wakaf Pondok

Modern (YPPWPM), tanggal 18 Maret 1959.

5. Peringatan Seperempat Abad, Peringatan Empat Windu dan Pewakafan

Pondok

Peringatan Seperembat Abad Pondok (27 Oktober – 4 November 1951)

dilaksanakan secara meriah dengan rentetan acara bermacam-macam. Pada

pembukaan acara tersebut Pak Sahal menyampaikan sambutan di antaranya berisi

ikrar bahwa Pondok Modern Darussalam Gontor adalah Milik Ummat Islam

Seluruh Dunia, karena itu maju mundurnya Pondok diserahkan kepada ummat

commit to user

82 Momen bersejarah bagi terwujudnya niat mewakafkan Pondok kepada

Ummat Islam terjadi pada Peringatan Empat Windu Pondok Modern Darussalam

Gontor, 11-17 Oktober 1958. Pada saat itu, 12 Oktober 1958, Trimurti (K.H.

Ahmad Sahal, K.H. Zainuddin Fannani, dan K.H. Imam Zarkarsyi) sebagai

pendiri Pondok mewakafkan Pondok Modern Darussalam Gontor kepada IKPM

yang diwakili oleh 15 orang. Wakaf Pondok Modern Darussalam Gontor ketika

itu terdiri dari tanah kering seluas 1,740 ha (Kampus Pondok), tanah basah seluas

16,851 ha, dan gedung sebanyak 12 buah; Masjid, Madrasah, Indonesia I,

Indonesia II, Indonesia III, Tunis, Gedung Baru, Abadi, Asia Baru, PSA, BPPM,

dan Darul Kutub.

6. Pembukaan Perguruan Tinggi Pesantren

Setelah seperempat abad KMI berdiri dibukalah Perguruan Tinggi di

Gontor dengan nama Perguruan Tinggi Darussalam (PTD), tanggal 17 Nopember

1963. Nama PTD ini kemudian berganti menjadi Institut Pendidikan Darussalam

(IPD) yang selanjutnya berganti menjadi Institut Studi Islam Darussalam (ISID).

Saat ISID memiliki tiga Fakultas: Fakultas Tarbiyah dengan jurusan Pendidikan

Agama Islam dan Pengajaran Bahasa Arab, Fakultas Ushuluddin dengan jurusan

Perbandingan Agama dan Akidah dan Pemikiran Islam (Filsafat), dan Fakultas

Syariah dengan jurusan Perbandingan Madzhab dan Hukum dan jurusan Ekonomi

Islam. Sejak tahun 1996 ISID telah memiliki kampus tersendiri di Demangan,

commit to user

83

7. Peringatan Lima Windu dan Peristiwa Sembilan Belas Maret

Pada Tahun 1967 diadakan Peringatan Lima Windu Pondok Modern

Darussalam Gontor. Di antara acara penting dalam peringatan ini adalah wisuda

perdana sarjana PerguruanTinggi Darussalam. Pada tahun ini juga terjadi tragedi

yang disebut Persemar (Peristiwa Sembilan belas Maret). Sekelompok guru dan

santri yang terprovokasi berusaha mengubah haluan Pondok dengan ide yang

mereka sebut sendiri sebagai ide gila. Mereka berniat membunuh dan

menyingkirkan pendiri dan sekaligus Pimpinan Pondok, kemudian memilih

pimpinan yang mereka kehendaki dari para tokoh pembuat makar itu. Rupanya

Allah tidak meridhoi usaha mereka dan mereka pun gagal.

Persemar tampaknya menjadi pupuk bagi perjalanan sejarah Pondok

kemudian. Setelah peristiwa itu Pondok berkembang dengan pesat dan minat

masyarakat untuk belajar di Gontor semakin tinggi.

8. Kesyukuran Setengah Abad dan Peresmian Masjid Jami’

Pesatnya perkembangan Pondok ini kemudian disyukuri dengan Perayaan

Kesyukuran Setangah Abad, berlangsung tanggal 2-4 Maret 1978. Acara ini

dihadiri oleh Presiden R.I. Soeharto yang sekaligus meresmikan Masji Jami’

Pondok.

Trimurti Wafat, Tahun 1967 K.H. Zainuddin Fanani, salah seorang dari

Trimurti Pendiri Pondok wafat. Kemudian disusul oleh K.H. Ahmad Sahal yang

wafat tahun 1977. Delapan tahun berikutnya, 1985, K.H. Imam Zarkasyi pun

commit to user

84 estafet kepemimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor diserahkan kepada

generasi kedua.35

Dalam dokumen MEDIA DAN WACANA PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN (Halaman 94-100)

Dokumen terkait