• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA A Kajian Teor

1. Kepemimpinan Transformasional

a. Defenisi Kepemimpinan Transformasional

Kepemimpinan transformasional merupakan jenis kepemimpinan baru (new leadership paradigm) yang dipandang efektif untuk mendinaminasikan perubahan, terutama pada situasi lingkungan yang bersifat transisional (Machali & Kurniadin, 2014 : 316). Sehingga dapat dikatakan bahwa kepemimpinan transformatif sebagai kemauan seorang pemimpin dalam bekerja dengan dan atau melalui orang lain untuk mentransformasikan secara optimal sumber daya organisasi dalam rangka mencapai tujuan sesuai dengan target capaian yang telah ditetapkan (Machali & Kurniadin,2014 : 317). Sumber daya yang dimaksud dapat berupa SDM, fasilitas, dana, dan faktor-faktor eksternal keorganisasian.

Sedangkan Sadler (Machali & Kurniadin,2014 : 317) mendefenisikan transformasional sebagai“the proces of engaging the

commitment of employees in the context of shared values and shared

vision (kepemimpinan di mana pemimpin mengembangkan

komitmen pengikutnya dengan berbagi nilai-nilai dan visi

inti kepemimpinan transformasional, yaitu komitmen, berbagi nilai- nilai organisasi, dan berbagi visi organisasi.

Hay (Kushariyanti, 2007) juga mengatakan bahwa pemimpin transformasional akan berusaha memotivasi, membangkitkan semangat dan minat para bawahan, disamping itu tetap berusaha menyakinkan akan tujuan dan misi organisasi. Pemimpin transformasional juga akan berusaha melihat, memperhatikan, mengenali kemampuan individu yang berguna untuk organisasi. Pemimpin transformasional berusaha menyakinkan bawahan bahwa untuk bersama-sama menciptakan produktivitas kerja tinggi, usaha, komitmen, dan kapasitas kerja yang tinggi. Menurut Yammarino dan Bass (Daryanto, 2005) pemimpin transformasional merupakan pemimpin yang karismatik dan mempunyai peran sentral dan strategis dalam membawa organisasi mencapai tujuannya. Pemimpin transformasional juga mempunyai kemampuan untuk menyamakan visi masa depan dengan bawahannya, serta meningkatkan kebutuhan bawahan pada tingkat yang lebih tinggi dari pada apa yang mereka butuhkan. Pemimpin transformasional harus mampu membujuk para bawahannya melakukan tugas-tugas mereka melebihi kepentingan mereka sendiri demi kepentingan organisasi yang lebih besar. Pemimpin transformasional juga akan berusaha mengartikulasikan visi masa depan organisasi yang realistik, menstimulasi bawahan dengan cara

yang intelektual, dan menaruh perhatian pada perbedaan-perbedaan yang dimiliki oleh bawahannya.

Wutun (2001: 379) menyatakan bahwa kepemimpinan transformasional yang dikemukakan oleh Bass mempunyai kesamaan dengan konsep kepemimpinan Ki Hajar Dewantara yaitu seorang pemimpin harus mampu berada didepan menjadi tauladan (Ing

ngarso sung tulodo), berada ditengah-tengah pengikutnya

menghimpun kekuatan bersama (Ing madya mangun karsa), dan berada dibelakang untuk selalu memotivasi pengikutnya dan mengarahkan ketujuan yang tepat (tut wuri handayani). Pemimpin transformasional cenderung berusaha untuk memanusiakan manusia melalui berbagai cara seperti memotivasi dan memberdayakan fungsi dan peran karyawan untuk mengembangkan organisasi dan pengembangan diri menuju aktualisasi diri yang nyata (Wutun, 2001: 351). Kepemimpinan transformasional harus dapat megartikan dengan jelas mengenai sebuah visi untuk organisasi, sehingga para pengikutnya akan menerima kredibilitas pemimpin tersebut (Su-Yung Fu dalam Izzati & Prabandini, 2013: 4). Fungsi utama dari seorang pemimpin transformasional adalah memberikan pelayanan sebagai katalisator dari perubahan (a controller of change) Avolio & Case (Izzati & Prabandini, 2013: 4). Meskipun terdapat beberapa perbedaan dalam mendefenisikan kepemimpinan transformasional, akan tetapi secara umum mereka mengartikannya sebagai agen

perubahan (an agent of change ) (Case dalam Izzati & Prabandini, 2013: 4).

Asumsi yang mendasari kepemimpinan transformasional adalah bahwa setiap orang akan mengikuti seseorang yang dapat memberikan mereka inspirasi, mempunyai visi yang jelas, serta cara dan energi yang baik untuk mencapai suatu tujuan. Bekerja sama dengan seorang pemimpin transformasional dapat memberikan suatu pengalaman yang berharga karena pemimpin transformasional akan selalu memberikan semangat dan energi positif terhadap bawahannya. Seorang pemimpin transformasional memiliki visi yang baik, retoris, memiliki keterampilan manajemen dan menggunakan keterampilan-keterampilan tersebut untuk mengembangkan ikatan emosional dengan pengikut.

b. Prinsip-Prinsip Kepemimpinan Transformasional

Paradigma baru dari kepemimpinan transformasional mengangkat tujuh prinsip untuk menciptakan kepemimpinan transformasional yang bersinergi satu dengan lain secara utuh menurut Erik Rees, (Machali & Kurniadin,2014: 318), dapat digambarkan pada skema berikut:

Gambar II.1

Skema Prinsip Kepemimpinan Transformasional

Sumber : Machali & Kurniadin, 2014: 318

Penjelasan tujuh prinsip untuk menciptakan kepemimpinan transformasional yang sinergis yang disajikan pada Gambar adalah sebagai berikut :

1) Simplifikasi

Keberhasilan dari kepemimpinan diawali dengan sebuah visi yang akan menjadi cermin dan tujuan bersama. Kemampuan serta keterampilan dalam mengungkapkan visi secara jelas, praktis,

dan tentu saja transformasional yang dapat menjawab, “Ke mana kita akan melangkah?” menjadi hal pertama yang penting untuk

kita implementasikan. Simplifikasi Motivasi Fasilitasi Inovasi mobilitas siap siaga Tekad Kepemimpinan Transformasional

2) Motivasi

Kemampuan untuk mendapatkan komitmen dari setiap orang yang terlibat terhadap visi yang sudah dijelaskan adalah hal kedua yang perlu kita lakukan. Pada saat pemimpin transformasional dapat menciptakan suatu sinergitas di dalam organisasi, berarti seharusnya dia dapat pula mengoptimalkan, memotivasi, dan memberi energi kepada setiap pengikutnya. Praktisnya, dapat saja berupa tugas atau pekerjaan yang betul-betul menantang serta memberikan peluang bagi mereka pula untuk terlibat dalam suatu proses kreatif, baik dalam hal memberikan usulan ataupun mengambil keputusan dalam pemecahan masalah sehingga hal ini pula akan memberikan nilai tambah bagi mereka. 3) Fasilitasi

Dalam pengertian kemampuan untuk secara efektif

memfasilitasi “pembelajaran” yang terjadi di dalam organisasi

secara kelembagaan, kelompok, ataupun individual. Hal ini akan berdampak pada semakin bertambahnya modal intelektual dari setiap orang yang terlibat didalamnya.

4) Inovasi

Kemampuan untuk secara berani dan bertanggung jawab melakukan suatu perubahan bila mana diperlukan dan menjadi suatu tuntutan dengan perubahan yang terjadi. Dalam suatu organisasi yang efektif dan efisien, setiap orang yng terlibat perlu

mengantisipasi perubahan dan seharusnya pula mereka tidak takut akan perubahan tersebut. Dalam kasus tertentu, pemimpin transformasional harus siap merespon perubahan tanpa mengorbankan rasa percaya dan tim kerja yang sudah dibangun. 5) Mobilitas

Pengerahan semua sumber daya yang ada untuk melengkapi dan memperkuat setiap orang yang terlibat didalamnya dalam mencapai visi dan tujuan. Pemimpin transformasional akan selalu mengupayakan pengikut yang penuh dengan tanggung jawab.

6) Siap Siaga

Kemampuan untuk selalu siap belajar tentang diri mereka sendiri dan menyambut perubahan dengan paradigma baru yang positif.

7) Tekad

Tekad bulat untuk selalu sampai pada akir, tekad bulat untuk menyelesaikan sesuatu dengan baik dan tuntas. Untuk ini, tentu perlu pula didukung oleh pengembangan disiplin spiritualitas, emosi, dan fisik serta komitmen.

c. Dimensi-Dimensi Kepemimpinan Transformasional

Avolio, Bass & Jung (Izzati & Prabandini, 2013: 4-5) mengusulkan empat dimensi dalam kadar kepemimpinan transformasional dengan konsep 4I yang artinya ;

a) Idealiced influence (kharisma), menekankan tipe pemimpin yang memperlihatkan kepercayaan, keyakinan, dan dikagumi dipuji/pengikut. Melalui model-model aturan bagi pengikut, yang mana pengikut mengidentifikasi dan ingin melakukan melebihi model tersebut. Pemimpin-pemimpin menunjukan standar tinggi dari tingkah laku moral dan etika, serta menggunakan kemampuan untuk menggerakan individu maupun kelompok terhadap pencapaian misi mereka dan buhkan untuk nilai peroragan.

b) Intelected stimulation (stimulasi intelektual), menekankan tipe pemimpin yang berupaya mendorong bawahan untuk memikirkan inovasi, kreativitas, metode atau cara-cara baru. Dalam memperkuat Intelectual stimulation, pemimpin transformasional menciptakan rangsangan dan berpikir inovatif bagi pengikut melalui asumsi-asumsi pertanyaan, merangsang kembali masalah, menggunakan pendekatan pada situasi lampau melalui cara yang baru.

c) Individualized consideration (perhatian individual), menekankan tipe pemimpin yang memberikan perhatian terhadap pengembangan dan kebutuhan berprestasi bawahan. Melalui pemberian bantuan sebagai pemimpin, memberikan pelayanan sebagai mentor, memeriksa kebutuhan individu untuk perkembangan dan meningkatkan keberhasilan.

d. Karakteristik pemimpin transformasional

Ada beberapa karakteristik pemimpin transformasional Tichy dan Devanna (Machali & Kurniadin, 2014: 321). Pertama, Pemimpin menempatkan diri sebagai agent of changer; Kedua, mereka berani bertindak untuk melakukan perubahan, pemimpin tersebut berani menghadapi resistensi, menanggung resiko, dan berani menghadapi kenyataan; Ketiga, Pemimpin percaya kepada pengikut, dengan cara mengembangkan kepercayaan melalui motivasi, kejujuran dan pemberdayaan, serta peduli terhadap aspek-aspek humanistik; Keempat, Pemimpin transformasional menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan seperti megembangkan rasa empati dan simpati, saling menghargai, memperhatikan harkat dan martabat sesama, saling memedulikan, ramah, bertindak secara santun, peduli terhadap aspek-aspek pribadi, dan sosio-emosional; Kelima, Pemimpin selalu belajar sepanjang hayat; Keenam, Pemimpin mampu mengatasi permasalahan yang kompleks, tidak menentu dan membingungkan; Ketujuh, Pemimpin memiliki pandangan jauh kedepan (visioner).

Berikut adalah skema model kepemimpinan transformasional (Machali & Kurniadin,2014: 322) :

Pemimpin membangun rasa kepercayaan pada bawahan

Pemimpin mengangkat nuansan kebutuhan hirarki motivasi

Pemimpin mentransformasikan perhatian kebutuhan

bawahan

Pemimpin mempertinggi nilai kebenaran bawahan Pemimpin memperluas kebutuhan bawahan Pemimpin mempertinggi probabilitas keberhasilan yang subyektif

Makin meningginya motivasi bahwa untuk mencapai hasil

dengan upaya tambahan

Bawahan mempersembahkan kinerja melebihi apa yang

diharapkan Kondisi sekarang dan upaya

yang diharapkan bawahan

Bawahan menghasilkan kinerja sebagaimana yang di

harapkan

Gambar II.2. Model Kepemimpinan Transformasional

Machali & Kurniadin, (2014), kepemimpinan transformasional relevan untuk diterapkan dalam lembaga pendidikan atau sekolah karena hal- hal sebagai berikut:

1) Pemimpin mampu mengembangkan nilai-nilai organisasi yang meliputi kerja keras, menghargai waktu, semangat dan motivasi tinggi untuk berprestasi, disiplin, dan sadar akan tanggung jawab.

2) Pemimpin mampu menyadarkan anggota akan rasa memiliki dan tanggung jawab (sense of belonging and sense responsibility).

3) Pemimpin dalam proses pengambilan keputusan selalu menggunakan kemampuan intelektualnya secara cerdas.

4) Pemimpin selalu memperjuangkan nasip staf dan anggotanya dalam peduli akan kebutuhan-kebutuhannya.

5) Pemimpin berani melakukan perubahan menuju tingkat produktivitas organisasi yang lebih tinggi.

6) Pemimpin mampu membangkitkan motivasi dan semangat anggota untuk mencapai produktivitas yang lebih tinggi.

2. Pelatihan Guru Mata Pelajaran