• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

2 PNS 35 59% 3 Honorer 3%

Jumlah 60 100 %

Sumber: Data Primer, diolah 2015

Tabel diatas menunjukan bahwa responden berstatus kepegawaian tetap yayasan sebanyak 23 orang (38%), PNS sebanyak 35 orang (59%) dan honorer sebanyak 2 orang (3%).

b. Deskripsi Variabel

Deskripsi variabel menggambarkan tanggapan responden mengenai kepemimpinan transformasional kepala sekolah, pelatihan guru mata pelajaran, dan komitmen guru dalam implementasi Kurikulum 2013. Untuk pengkategorian variabel pada penelitian ini menggunakan rumus:

Data hasil penelitian kemudian dikategorikan ke dalam lima kelompok kepemimpinan transformasional kepala sekolah dinilai sangat transformatif, transformatif, cukup transformatif, tidak transformatif dan sangat tidak transformatif dan pelatihan guru mata pelajaran yaitu dinilai sangat baik, baik, cukup baik, cukup dan kurang baik. Sedangkan komitmen guru dalam implementasi Kurikulum 2013 yaitu, sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah. Hasil kategorisasi adalah sebagai berikut:

a) Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah

Hasil analisis deskriptif variabel kepemimpinan transformasional kepala sekolah diperoleh dengan cara:

1) Mencari nilai tertinggi dan nilai terendah

Karena terdapat 16 item pertanyaan dengan Skala Likert 5 pilihan maka diperoleh nilai tertinggi dan nilai terendah sebagai berikut:

Nilai terendah = 16 item x 1 = 16 2) Mencari nilai Interval kelas

= 12

Maka diperoleh nilai interval kelas variabel kepemimpinan transformasional kepala sekolah adalah 12.

Penilaian responden atas kepemimpinan kepala sekolah yang memiliki kharisma yang disertai visi, keahlian dan tindakan yang mendahulukan kepentingan bawahan, memiliki pandangan dan wawasan yang luas, kemampuan mengasah kreativitas bawahan, memberikan pelatihan kerja dalam program kerja yang akan dilaksanakan, kemampuan menghargai dan memperhatikan bawahan secara individual sesuai dengan karakter, latar belakang dan kebutuhan dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:

Tabel V.6

Kategorisasi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah Kategori Interval Kelas Frekuensi Persentase Sangat Transformatif 68 – 80 28 46,7% Transformatif 55 – 67 32 53,3% Cukup Transformatif 42 – 54 0 0% Tidak Transformatif 29 – 41 0 0% Sangat tidak Transformatif 16 – 28 0 0%

Jumlah 60 100%

Tabel diatas menunjukkan responden menilai kepemimpinan kepala sekolah sangat transformatif sebanyak 28 responden (46,7%), sedangkan penilaian transformatif sebanyak 32 responden (53,3%).

Dengan melihat hasil analisis deskripsi kepemimpinan transformasional kepala sekolah di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan kepala SMA Katolik Giovanni dan SMA Negeri 3 Kupang bersifat transformatif.

b) Pelatihan Guru Mata Pelajaran

Hasil analisis deskriptif pada variabel pelatihan guru mata pelajaran diperoleh dengan cara:

1) Mencari nilai tertinggi dan nilai terendah

Karena terdapat 31 item pertanyaan dengan Skala Likert 5 pilihan maka diperoleh nilai tertinggi dan nilai terendah sebagai berikut: Nilai tertinggi = 31 x 5 = 155

Nilai terendah = 31 x 1 = 31 2) Mencari nilai Interval kelas

Penilaian responden dalam pelaksanaan pelatihan guru mata pelajaran berkaitan dengan tujuan pelatihan, manfaat pelatihan, kemampuan instruktur pelatihan, alokasi waktu, materi pelatihan, fasilitas penunjang pelatihan, metode pelatihan, dan hasil yang dicapai dalam pelaksanaan pelatihan dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:

perhitungan tersebut dapat disimpulkan kategori kecenderungan variabel sebagai berikut:

Tabel V.7

Kategori Pelatihan Guru Mata Pelajaran Kategori Interval Kelas Frekuensi Persentase Sangat Baik 131 – 155 23 38,3% Baik 106 – 130 36 60,0 CukupBaik 81 – 105 1 1,7% Tidak Baik 56 – 80 0 0% Sangat Tidak Baik 31 – 55 0 0%

Jumlah 60 100 %

Sumber: Data diolah 2015

Tabel diatas menunjukan bahwa sebanyak 23 responden (38,3%) memberikan penilaian sangat baik atas pelaksanaan pelatihan guru mata pelajaran. Sedangkan 36 responden (60,0%) memberikan penilaian baikterhadap pelaksanaan pelatihan guru mata pelajaran dan 1 responden (1,7%) memberikan penilaian cukupbaik terhadap pelaksanaan pelatihan guru mata pelajaran.

Dengan melihat hasil analisis deskripsi pelatihan guru mata pelajaran di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pelatihan guru mata pelajaran yang dilaksanakan oleh sekolah kepada para guru dalam implementasi Kurikulum 2013 baik.

c) Komitmen Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013

Hasil analisis deskriptif pada variabel komitmen guru dalam implementasi Kurikulum 2013 diperoleh dengan cara:

1) Mencari nilai tertinggi dan nilai terendah

Karena terdapat 33 item pertanyaan dengan Skala Liket 5 pilihan maka diperoleh nilai tertinggi dan nilai terendah sebagai berikut: Nilai tertinggi = 33 item x 5 = 165

Nilai terendah = 33 item x 1 = 33 2) Mencari nilai Interval kelas

= 26

Penilaian resonden atas komitmen guru dalam implementasi Kurikulum 2013 berasal dari tujuan-tujuan pribadi yang ingin dicapai, keyakinan terhadap kemampuan diri, keyakinan konteks berupa penghargaan dari pimpinan, bantuan sumber bacaan,materi kurikulum, adanya pelatihan serta dukungan dari rekan kerja dan proses munculnya emosional berupa reaksi dari para siswa, strategi-

strategi mengajar baru, mengembangkan pemahaman tentang perubahan Kurikulum 2013, dan guru menikmati pekerjaannya dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:

Tabel V.8

Kategori Komitmen Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013 Kategori Interval Kelas Frekuensi Persentase Sangat Tinggi 140 – 165 22 36,7%

Tinggi 114 – 139 36 60,0% Cukup Tinggi 87 – 113 2 3,3%

Tidak Tinggi 60 – 86 0 0% Sangat Tidak Tinggi 33 – 59 0 0%

Jumlah 60 100 %

Sumber: Data diolah 2015

Tabel diatas menunjukan bahwa mayoritas responden sebanyak 36 responden (60,0%) memberikan penilaian tinggi atas komitmen guru dalam implementasi Kurikulum 2013. Sedangkan 22 responden (36,7%) memberikan penilaian sangat tinggi terhadap pernyataan komitmen guru dalam implementasi Kurikulum 2013 dan 2 responden (3,3%) memberikan penilaian cukup tinggi dalam implementasi Kurikulum 2013.

Dengan melihat hasil analisis deskripsi komitmen guru dalam implementasi Kurikulum 2013 diatas, maka dapat disimpulkan bahwa komitmen guru dalam implementasi Kurikulum 2013 di SMA Katolik Giovanni dan SMA Negeri 4 Kupang adalah tinggi. Hal ini menunjukan bahwa responden memiliki kemampuan yang tinggiuntuk siap melaksanakan Kurikulum 2013.

2. Analisis Uji Prasyarat a. Uji Normalitas

Pengujian normalitas menggunakan uji sample Kolmogrov- Smirnov, yaitu tingkat kesesuaian antara distribusi harga satu sampel (skor yang diobeservasi) dengan suatu distribusi teoritis tertentu. Uji ini menetapkan suatu titik dimana teoritis dan yang terobservasi mempunyai perbedaan besar, artinya distribusi sampling yang diamati benar-benar merupakan observasi suatu sampel acak dari distribusi teoritis.

Dalam penelitian ini, uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji kolmogorof-smirnov dengan tingkat kepercayaan 5% atau 0,05. Untuk mengetahui apakah distribusi frekuensi normal atau tidak dapat dilihat dengan ketentuan sebagai berikut:

-Jika nilai probabilitas (asym.sig) > 0,05 maka distribusi dapat dikatakan normal.

-Jika nilai probabilitas (asym.sig) < 0,05 maka distribusi tersebut tidak normal.

Output dari hasil olah data menggunakan SPSS adalah sebagai berikut:

Tabel V.9 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Kep_Transfor

masional Pel_Guru Kom_Guru

N 60 60 60

Normal Parametersa,,b Mean 67.13 129.58 137.37 Std. Deviation 7.002 11.244 11.329 Most Extreme Differences Absolute .116 .102 .137 Positive .074 .102 .094 Negative -.116 -.073 -.137 Kolmogorov-Smirnov Z .895 .789 1.062 Asymp. Sig. (2-tailed) .399 .562 .210 a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Berdasarkan output yang diperoleh dari olah data, dapat dilihat nilai Asymp. Sig. (2-tailed) pada variabel Kepemimpinan Transformasional kepala Sekolah (X1) sebesar 0,399, variabel Pelatihan Guru Mata Pelajaran (X2) sebesar 0,562 dan variabel Komitmen Guru (Y) sebesar 0,210. Apabila dibandingkan dengan signifikansi > 0,05 maka dapat ditarik kesimpulan bahwa data kepemimpinan transformasional kepala sekolah, pelatihan guru mata pelajaran dan komitmen guru berdistribusi normal.

b. Uji Linearitas

Uji linearitas digunakan untuk mengetahui apakah variabel kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan pelatihan guru mata pelajaran mempunyai hubungan linear atau tidak dengan variabel komitmen guru. Uji linearitas ini digunakan dengan analisis varians dengan menggunakan rumus F. Output dari hasil uji linearilitas pada SPSS dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel V.10 Hasil Uji Linearitas No Variabel Sig (Deviation

from Linearity)

Kesimpulan 1. Kepemimpinan

Transformasional Kepala Sekolah

0,000 Linier, karena nilai signifikansi 0,000< 0,05

2. Pelatihan Guru Mata Pelajaran

0,000 Linier, karena nilai signifikansi 0,000 < 0,05

Sumber : Data diolah 2015

Pada tabel ANOVA diperoleh nilai signifikansi (deviation from linearity) pada variabel Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah sebesar 0,000 jika dibandingkan dengan signifikansi < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dengan Komitmen guru dinyatakan linier.

Pada variabel Pelatihan Guru Mata Pelajaran diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 jika dibandingkan dengan signifikansi >

0,05, maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara Pelatihan Guru Mata Pelajaran dengan Komitmen Guru dinyatakan linier. c. Analisis Uji Asumsi Klasik

a) Uji Multikoliniearitas

Multikoliniearitas adalah situasi adanya hubungan antara variabel bebas yang satu dengan yang lainnya. Dalam hal ini disebut variabel-variabel bebas tidak ortogonal. Variabel yang bersifat ortogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasinya sama dengan nol. Apabila terdapat korelasi yang sempurna di antara sesama varaibel-variabel bebas ini sama dengan satu, maka koefisien regresinya tidak dapat ditaksir dan nilai standard error

setiap koefisien menjadi tidak terhingga. Untuk mendeteksi multikolinieritas digunakan rumus korelasi. Adapun rumusnya sebagai berikut:

Selanjutnya dengan bantuan program SPSS dilakukan analisis Collinearity Statistics. Dari analisis Collinearity Statistics

akan diperoleh VIF (Variance Inflation Factor). Untuk mengetahui terjadi tidaknya multikolinieritas. Hasil output dari uji multikolinieritas adalah sebagai berikut:

Tabel V.11

Hasil Uji Multikolinieritas

Coefficientsa Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 Kep.Transformasional .624 1.603 Pelatihanguru_MP .624 1.603 a. Dependent Variable: Komitemen_guru

Sumber :Data diolah 2015

Berdasarkan hasil output maka dapat dilihat nilai tolerance pada variabel kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan pelatihan guru mata pelajaran memiliki nilai yang sama yaitu 0,624 dan nilai tersebut lebih dari 0,1. Sedangkan nilai VIF variabel kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan pelatihan guru mata pelajaran juga memiliki nilai yang sama yaitu masing-masing 1,603. Oleh karena VIF < 5 maka disimpulkan bahwa tidak ada masalah multikolinieritas di antara variabel bebas.

b). Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas adalah suatu keadaan varian dari kesalahan pengganggu tidak konstan untuk suatu variabel bebas (Supranto, 2004). Untuk mendeteksi ada tidaknya masalah heteroskedastisitas digunakan uji korelasi Rank Spearman. Jika nilai signifikansi antara variabel independen dengan residual lebih dari 0,05 maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas, tetapi jika signifikansi kurang dari 0,05 maka terjadi

masalah heteroskedastisitas. Hasil output dari uji heteroskedastisitas adalah sebagai berikut:

Tabel V.12

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Correlations Unstandardiz ed Residual Kep.Transf ormasional Pelatihanguru_ MP Spearman's rho Unstandardize d Residual Correlation Coefficient 1.000 .015 .096 Sig. (2- tailed) . .912 .464 N 60 60 60 Kep. Transformasio nal Correlation Coefficient .015 1.000 .700** Sig. (2- tailed) .912 . .000 N 60 60 60 Pelatihanguru_ MP Correlation Coefficient .096 .700** 1.000 Sig. (2- tailed) .464 .000 . N 60 60 60 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Sumber: Data diolah 2015

Dari hasil output tersebut dapat dilihat bahwa nilai signifikansi variabel kepemimpinan transformasional kepala sekolah sebesar 0,912. Karena nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa pada variabel kepemimpinan transformasional tidak terjadi masalah heteroskedastisitas. Sedangkan untuk variabel pelatihan guru mata

pelajaran didapat nilai sebesar 0,464. Karena nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel dalam model regresi tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.

c). Kesimpulan Uji Asumsi Klasik

Dengan melihat hasil uji asumsi klasik maka dapat dilihat kesimpulan dari uji asumsi klasik pada tabel dibawah ini:

Tabel V.13

Kesimpulan Hasil uji Asumsi Klasik Uji Asumsi Klasik Kesimpulan Uji Multikolinieritas Tidak Terjadi Uji Heteroskedastisitas Tidak Terjadi

Sumber: Data diolah 2015

Berdasarkan uji asumsi klasikyang telah dilakukan dan didasarkan output yang diperoleh dari olah data yang dilakukan oleh penulis, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada masalah multikolinieritas dan heteroskedastisitas. d. Uji F Tabel V.15 ANOVAb Model Sum of

Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 1882.897 2 941.449 9.433 .000a

Residual 5689.036 57 99.808 Total 7571.933 59

a. Predictors: (Constant), Pel_Guru, Kep_Transformasional b. Dependent Variable: Kom_guru

Berdasarkan hasil perhitungan uji ANOVA atau F test, diperoleh Fhitung sebesar 9,433 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena p < 0,05

maka model regresi ini dapat dikatakan baik, artinya kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan pelatihan guru mata pelajaran dapat digunakan untuk memprediksi komitmen guru dalam implementasi Kurikulum 2013. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan pelatihan guru mata pelajaran secara bersama-sama berpengaruh terhadap komitmen guru dalam implemtasi Kurikulum 2013 di SMA Katolik Giovanni dan SMA Negeri 4 Kupang.

Tabel. V.16

Sumber: Data diolah 2015

Hasil uji R2 pada penelitian ini diperoleh nilai R sebesar 0,499 dan koefisien Determinasi (R Square) sebesar 0,249 (adalah pengkuadratan dari

nilai 0,4992 = 0,249. Artinya, komitmen guru dalam implementasikan Kurikulum 2013 (Y) dipengaruhi sebesar 24,9% oleh kepemimpinan transformasional kepala sekolah (X1) dan pelatihan guru mata pelajaran (X2) dan sisanya (100% - 24,9% = 75,1%) dipengaruhi oleh variabel lain

Model Summary Model R R Square

Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

1 .499a .249 .222 9.990

yang tidak diteliti dalam penelitian ini misalnya, disiplin kerja, motivasi, pengalaman kerja, penempatan pegawai dan lingkungan kerja.

e. Uji Hipotesis

Dalam penelitian ini analisis regresi berganda digunakan untuk menguji dan menganalisis variabel kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan pelatihan guru mata pelajaran terhadap komitmen guru dalam implementasi Kurikulum 2013. Output dari hasil uji hipotesis pada SPSS dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel V.14 Hasil Uji Hipotesis

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 70.546 15.607 4.520 .000 Kep_ Transformasional .414 .235 .256 1.762 .083 Pel_Guru .301 .146 .299 2.055 .044 a. Dependent Variable: Kom_guru

Sumber :Data diolah 2015

Berdasarkan hasil uji regresi pada tabel di atas, maka dapat dibuat persamaan regresi sebagai berikut:

Y = 70.546 + 0,414X1 + 0,301X2

a. Konstanta

Nilai konstanta sebesar 70.546 menunjukkan bahwa dengan asumsi kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan pelatihan guru mata pelajaran guru SMA Katolik Giovanni Kupang dan SMA Negeri 4 Kupang adalah nol, maka komitmen guru pada guru SMA Katolik Giovanni Kupang dan SMA Negeri 4 Kupang untuk melakukan implementasi Kurikulum 2013 sebesar 70.546

b. Koefisien regresi kepemimpinan transformasional kepala sekolah (b1)

Pengaruh kepemimpinan transformasional kepala sekolah ditunjukkan dengan nilai koefisien b1 sebesar 0,414 artinya jika kepemimpinan

transformasional kepala sekolah (X1) ditingkatkan satu satuan, maka akan

meningkatkan komitmen guru sebesar 0, 414 satuan. c. Koefisien regresi pelatihan guru mata pelajaran (b2)

Pengaruh pelatihan guru mata pelajaran ditunjukkan dengan nilai koefisien b2 sebesar 0,301 artinya jika pelatihan guru (X2) ditingkatkan satu satuan,

a). Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah (X1)

Rumusan masalah dalam variabel kepemimpinan transformasional kepala sekolah sebagai berikut:

Ho : tidak ada pengaruh signifikan kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap komitmen guru dalam implementasi Kurikulum 2013 di SMA Katolik Giovanni Kupang dan SMA Negeri 4 Kupang.

Ha: ada pengaruh signifikan kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap komitmen guru dalam implementasi Kurikulum 2013 di SMA Katolik Giovanni Kupang dan SMA Negeri 4 Kupang.

Berdasarkan tabel V.14 dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan transformasional kepala sekolah tidak berpengaruh signifikan terhadap komitmen guru dalam implementasi Kurikulum 2013 (b = 0414; sig > 0,05). Oleh karena sig > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H0 diterima

dan Ha ditolak. Artinya, tidak ada pengaruh signifikan kepemimpinan

transformasional kepala sekolah terhadap komitmen guru dalam melakukan implementasi Kurikulum 2013 di SMA Katolik Giovanni dan SMA Negeri 4 Kupang.

b). Pelatihan Guru Mata Pelajaran (X2)

Rumusan masalah dalam variabel pelatihan guru mata pelajaran adalah sebagai berikut :

H0: tidak ada pengaruh signifikan pelatihan guru mata pelajaran

terhadap komitmen guru dalam mengimplementasi Kurikulum 2013 di SMA Katolik Giovanni dan SMA Negeri 4 Kupang. Ha : ada pengaruh signifikan pelatihan guru mata pelajaran terhadap

komitmen guru dalam mengimplementasi Kurikulum 2013 di SMA Katolik Giovanni dan SMA Negeri 4 Kupang.

Berdasarkan tabel V.14 dapat disimpulkan bahwa pelatihan guru mata pelajaran berpengaruh signifikan terhadap komitmen guru dalam implementasi Kurikulum 2013 (b = 0,301; sig < 0,05). Oleh karena sig < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima.

Artinya, ada pengaruh signifikan pelatihan guru mata pelajaran terhadap komitmen guru dalam melakukan implementasi Kurikulum 2013 di SMA Katolik Giovanni dan SMA Negeri 4 Kupang. .

c). Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Pelatihan Guru Mata Pelajaran .

Rumusan masalah dalam variabel kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan pelatihan guru mata pelajaran adalah sebagai berikut:

H0 : tidak ada pengaruh signifikan kepemimpinan transformasional

kepala sekolah dan pelatihan guru mata pelajaran terhadap komitmen guru dalam mengimplementatasi Kurikulum 2013 di SMA Katolik Giovanni dan SMA Negeri 4 Kupang.

Ha : ada pengaruh signifikan kepemimpinan transformasional

kepala sekolah dan pelatihan guru mata pelajaran terhadap komitmen guru dalam mengimplementasi Kurikulum 2013 di SMA Katolik Giovanni Kupang.