• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan pelatihan guru mata pelajaran terhadap komitmen guru dalam implementasi Kurikulum 2013 di SMA Katolik Giovanni Kupang dan SMA Negeri 4 Kupang.

1. Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah terhadap Komitmen Guru dalam implementasi Kurikulum 2013.

Hasil pengujian hipotesis pertama mengenai pengaruh kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap komitmen guru dalam implementasikan Kurikulum 2013 menemukan bahwa tidak ada pengaruh signifikan kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap komitmen guru dalam implementasikan Kurikulum 2013 berdasarkan (nilai b = 0,414; p > 0,05). Oleh karena itu, H0 diterima dan

Ha ditolak yang artinya tidak ada pengaruh signifikan kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap komitmen guru dalam implementasi Kurikulum 2013.

Dengan melihat hasil uji hipotesis tersebut, dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan transformasional kepala sekolah memang bukanlah faktor utama yang mempengaruhi komitmen guru. Namun demikian, penting juga bagi organisasi (sekolah) untuk berusaha meningkatkan

kepemimpinan transformasional kepala sekolah mengingat bahwa peran kepemimpinan kepala sekolah juga sangat penting untuk melakukan perubahan untuk mencapai tujuan sekolah berkaitan dengan perubahan kurikulum 2013.

Hasil analisis deskripsi variabel, menunjukkan bahwa kepemimpinan transformasional kepala sekolah di SMA Katolik Giovanni Kupang dan SMA Negeri 4 Kupang mendapat penilaian sangat transformatif oleh 28 responden (46,7%) dan penilaian transformatif oleh 32 responden (53,3%). Hal ini dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan kepala sekolah di kedua sekolah ini sudah transformatif, tidak mempengaruhi komitmen guru dalam implementasi Kurikulum 2013. Melihat hasil uji hipotesis tersebut, tidak berpengaruhnya secara signifikan kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap komitmen guru dapat disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, dugaan adanya variabel lain yang lebih berpengaruhi, misalnya implementasi Kurikulum 2013 di SMA Katolik Giovanni dan SMA Negeri 4 Kupang bersifat wajib karena kedua sekolah tersebut merupakan percontohan dalam melaksanakan Kurikulum 2013 dari Dinas PPO (Pendidikan, Pemuda dan Olaraga), guru kwatir menanggung resiko bisa tidak berkomitmen dalam implementasi Kurikulum 2013, misalnya bila hal tersebut terkait dengan sertifikasi atau penilaian kinerja guru (DP3).

Kedua, kepala sekolah kurang mencari tahu tentang keinginan bawahan dan membantu mencari jalan keluar.

Pada dasarnya kepemimpinan transformasional kepala sekolah memiliki peran yang penting dalam organisasi (sekolah), yaitu untuk meningkatkan komitmen guru. Usaha untuk meningkatkan komitmen guru tersebut kepala sekolah dapat menciptakan sinergitas didalam organisasi, dengan memiliki misi dan tujuan, memiliki simbol keberhasilan dan prestasi, sering mengarahkan bawahan, melakukan pengawasan pekerjaan bawahan, memiliki ide-ide yang inovatif dan memberikan pelatihan kerja berkaitan dengan program kerja. Menurut Watun (2001, h.345) konsep kepemimpinan transformasional kepala sekolah dari Bass merupakan salah satu gaya kepemimpinan yang dapat menjelaskan secara tepat pola perilaku kepemimpinan atasan yang nyata ada dan mampu memuat pola-pola perilaku dari teori kepemimpinan lain.

Hal ini dapat terwujud suatu sikap dan perilaku kerja yang positif dari para guru yang ditandai dengan adanya penerimaan dan kepercayaan terhadap nilai dan tujuan sekolah, kemauan untuk berusaha sungguh- sungguh demi melaksanakan Kurikulum baru dan keinginan untuk tetap mempertahankan keanggotaan dalam organisasi sekolah, yang kemudian mengacu adanya komitmen guru yang tinggi terhadap sekolah.

2. Pengaruh Pelatihan Guru Mata Pelajaran terhadap Komitmen Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013.

Hasil pengujian hipotesis kedua mengenai pengaruh pelatihan guru mata pelajaran terhadap komitmen guru dalam implementasi Kurikulum 2013 menunjukkan bahwa ada pengaruh signifikan pelatihan guru mata pelajaran terhadap komitmen guru dalam implementasi Kurikulum 2013

berdasarkan (nilai b = 0,301; p < 0,05). Oleh karena itu, Ho ditolak dan Ha

diterima, yang artinya pelatihan guru mata pelajaran ada berpengaruh signifikan terhadap komitmen guru dalam implementasikan Kurikulum 2013.

Hasil analisis deskripsi variabel, pelatihan guru mata pelajaran di SMA Katolik Giovanni Kupang dan SMA Negeri 4 Kupang mendapat penilaiansangat baik oleh 23 responden (38,3%) dan penilaian baik oleh 36 responden (60%) . Hal ini dapat disimpulkan bahwa pelatihan yang dilaksanakan di kedua sekolah ini sudah baik. Menurut Wexley dan Yulk (Widodo, 2015: 80) pelatihan dan pengembangan adalah sesuatu yang mengacu pada hal-hal yang berhubungan dengan usaha-usaha berencana yang dilaksanakan untuk mencapai penguasaan keterampilan, pengetahuan, dan sikap karyawan atau anggota organisasi. Usaha berencana dalam hal ini berkaitan dengan peserta pelatihan, pelatih atau instruktur, fasilitas penunjang pelatihan, kurikulum yang digunakan dalam pelatihan dan hasil yang akan dicapai dalam pelaksanaan pelatihan. Sedangkan menurut Oemar Hamalik (Widodo, 2015: 81) pelatihan juga diberikan dalam bentuk pemberian bantuan. Bantuan dalam hal ini dapat berupa pengarahan, bimbingan, fasilitas, penyampaian informasi, latihan keterampilan, pengorganisasian suatu lingkungan belajar, yang pada dasarnya peserta telah memiliki potensi dan pengalaman, motivasi untuk melaksanakan sendiri kegiatan latihan dan memperbaiki dirinya sendiri. Oleh karena itu, dengan bantuan ini guru dapat termotivasi dalam

memperbaiki diri untuk siap menerima pekerjaan atau penugasan yang memerlukan keterampilan baru dalam melaksanakan Kurikulum 2013. 3. Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Pelatihan

guru Mata Pelajaran terhadap Komitmen Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013.

Hasil pengujian hipotesis ketiga menunjukkan bahwa kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan pelatihan guru mata pelajaran secara bersama-sama memberi pengaruh yang signifikan terhadap komitmen guru dalam mengimplementasi Kurikulum 2013 berdasarkan (F = 9,433; sig < 0,05). Maka H0 ditolak dan Ha diterima,

yaitu bahwa ada pengaruh yang signifikan kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan pelatihan guru mata pelajaran terhadap komitmen guru dalam implementasi Kurikulum 2013 di SMA Katolik Giovanni dan SMA Negeri 4 Kupang.

Dalam usaha mempertahankan komitmen guru terhadap pekerjaan dalam implementasikan Kurikulum 2013 didukung melalui pernyataan oleh Mc. Clleland dalam Terry (2003: 304) bahwa orang-orang yang mempunyai need for achievementyang tinggi akan memikirkan dan bertekad di dalam dirinya bagaimana mereka dapat meningkatkan pekerjaan mereka, mempertanyakan bagaimana mereka dapat menyelesaikan sesuatu yang berharga, dan mendapatkan kepuasaan yang besar dari usaha mereka untuk melakukan pekerjaan yang baik. Itulah yang memberikan kekuatan guru untuk melakukan tugasnya dengan baik. Selain itu, didukung oleh pendapat Schutz (Masri: 2013) bahwa

komitmen merupakan hal yang paling mendasar bagi setiap orang dalam pekerjaannya, tanpa adanya suatu komitmen, tugas-tugas yang diberikan kepadanya sukar untuk terlaksana dengan baik. Komitmen adalah tekad yang kuat, yang mendorong untuk mewujudkannya, terlepas dari beberapa rintangan yang mungkin.

Dalam sekolah, guru merupakan tenaga profesional yang berhadapan dengan siswa, maka guru dalam menjalankan pekerjaannya sebagai pendidik mampu menjalankan apa yang menjadi peran dan tanggung jawabnya terhadap pekerjaan berkaitan dengan Kurikulum baru yaitu Kurikulum 2013 dan harus mempunyai komitmen yang tinggi dalam melaksanakan Kurikulum 2013. Guru yang berkomitmen yang tinggi akan bekerja keras berdasarkan tujuan pribadi (personal goals), keyakinan terhadap kemampuan diri (confidence capasity), keyakinan konteks

(context belief), dan proses timbulnya emosi (the process of emotional arousal).

Bass (dalam Wutun, 2001, h.352) menambahkan bahwa kepemimpinan transformasional kepala sekolah adalah bagaimana pemimpin mengubah (to transform) persepsi, sikap, dan perilaku bawahan terlepas dari meningkat-tidaknya perubahan yang terjadi. Secara konseptual, kepemimpinan transformasional (to transform) adalah sebagai kemampuan pemimpin dalam mengubah lingkungan kerja, motivasi kerja, pola kerja, dan nilai-nilai kerja bawahan sehingga bawahan akan lebih mengoptimalkan kinerja untuk mencapai tujuan organisasi.

Komitmen guru yang tinggi dalam implementasikan Kurikulum 2013 seringkali berasal dari pimpinan (kepala sekolah) yang memberikan visi secara jelas dan hasrat tinggi dalam mengkomunikasikan tujuan dan pengelolaan sekolah kepada guru-guru.

Tidak hanya kepemimpinan transformasional kepala sekolah dalam meningkatkan komitmen guru dalam iplementasikan Kurikulum 2013, tetapi sekolah juga harus perlu memperhatikan perlunya pelatihan bagi guru mata pelajaran. Menurut Simamora (Widodo, 2015: 82) pelatihan sebagai serangkaian aktivitas yang dirancang untuk meningkatkan keahlian-keahlian, pengetahuan, pengalaman, ataupun perubahan sikap seorang individu. Selain itu, menurut Yulk (Prabandini& Izzati, 2013) menjelaskan tentang peranan pemimpin dalam peningkatan mutu sumber daya manusia (SDM) dalam hal membimbing (mentoring), memberi latihan serta konsultasi karir yang digunakan untuk meningkatkan keterampilan seseorang dan memudahkan penyesuaian terhadap pekerjaannya serta terhadap kemajuan karirnya. Oleh karena itu, para guru akan merasakan adanya kepercayaan, kekaguman, kesetiaan dan hormat terhadap kepala sekolah tersebut, dan mereka termotivasi dari dalam dirinya untuk melakukan lebih daripada yang awalnya diharapkan sesuai dengan kurikulum baru, yaitu Kurikulum 2013.

125 BAB V1