4.3.1. Peran Isi Kebijakan dalam Implementasi Kebijakan Pendelegasian Wewenang Bidang Pengembangan Otonomi Daerah dan
4.3.1.1. Kepentingan siapa yang terlibat
Kepentingan siapa yang terlibat dalam implementasi kebijakan atau dengan kata lain siapa saja yang menjadi stakeholders dalam implementasi kebijakan pendelegasian wewenang disesuaikan dengan bidang yang akan dilaksanakan, yang secara tertulis telah menjadi ketetapan melalui kebijakan. Kebijakan untuk mencapai tujuan organisasi diuraikan ke dalam : tujuan program, prioritas program, dan rincian program ke dalam berbagai kegiatan. Tujuan program sampai rincian kegiatan secara jelas akan dapat dilihat siapa-siapa yang terkait dalam setiap kegiatan dan tanggug jawabnya.
Menurut Grindle (1980 : 6) bahwa : secara umum, tugas implementasi kebijakan adalah untuk membangun hubungan yang membantu tujuan-tujuan dari kebijakan publik agar terealisasi sebagai hasil aktivitas pemerintahan. Selanjutnya Grindle (1980 : 7) mengatakan bahwa :
Proses umum implementasi dapat dimulai hanya ketika tujuan-tujuan dan ide-ide umum telah dikhususkan, ketika program-program tindakan telah didesain, dan ketika dana telah dialokasikan untuk pelaksanaan tujuan-tujuan tersebut. Hal ini menjadi kondisi dasar untuk pelaksanaan tiap kebijakan publik eksplisit. Secara teori, dalam hal ini proses formulasi kebijakan telah dilakukan oleh proses implementasi kebijakan, dan program-program dijalankan.
Implementasi kebijakan pendelegasian wewenang bidang pengembangan otonomi daerah dan kependudukan tidak hanya dilaksanakan oleh Bupati dan Camat beserta perangkatnya, tetapi melibatkan beberapa instansi atau Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang terkait. Kepentingan siapa saja dalam implementasi kebijakan pendelegasian bidang pengembangan otonomi daerah dan kependudukan dapat dilihat secara jelas dari urusan atau tujuan program bidang pendelegasian.
Kepentingan siapa saja yang terlibat dalam implementasi kebijakan pendelegasian wewenang Bupati kepada Camat bidang pengembangan otonomi daerah dan kependudukan meliputi :
a) Kecamatan : Camat, Sekretaris Kecamatan dan Kepala Sie di Kecamatan
b) Badan Pemberdayaan Pemerintahan Desa Kabupaten Bandung c) Dinas Sosial, Kependudukan dan Catatan Sipil
d) Bagian Pemerintahan Umum e) Bagian Bina Otonomi Daerah f) Badan Perencanaan Daerah
g) Bagian Hukum, Bagian organisasi dan Badan Kepegawaian Daerah.3
Stakeholders atau yang mempunyai kepentingan implementasi kebijakan pendelegasian wewenang dibidang pengembangan otonomi daerah dan
3 Hasil Wawancara dengan Sub Bagian Kewenangan pada Bagian Otonomi Daerah Pemerintah Kabupaten Bandung disertai dokumen bahan rapat koordinasi Bupati Bandung
kependudukan adalah yang berkaitan dengan mewujudkan tujuan pengembangan otonomi daerah dan kependudukan yaitu membantu dan memberikan pembinaan bagi penyelenggaraan pemerintahan desa dan memberikan pelayanan kepada masyarakat. Pihak yang mempunyai kepentingan dalam implementasi kebijakan bidang pengembangan otonomi daerah dan kependudukan di lingkungan Pemerintahan Kabupaten Bandung meliputi :
a) Camat dan Perangkat
Camat mempunyai kepentingan yang sangat besar dalam mensukseskan implementasi kebijakan pendelegasian bidang pengembangan otonomi daerah dan kependudukan. Camat dalam melaksanakan kebijakan pendelegasian wewenang bidang pengembangan otonomi daerah dan kependudukan di bantu perangkat kecamatan dalam memberikan pembinaan penyelenggaraan pemerintahan desa dan pelayanan bidang kependudukan kepada masyarakat, terutama yang didelegasikan. Pendelegasian wewenang bidang pengembangan otonomi daerah dan kependudukan dilakukan oleh Camat dan Perangkat Kecamatan setelah koordinasi dengan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD), Dinas Sosial, Kependudukan dan Catatan Sipil (DISDUK & CAPIL) Bagian Pemerintahan Umum, Bagian Otonomi yang programnya diperuntukkan bagi pemerintahan desa dan masyarakat. Program ini dijalankan oleh masing-masing camat di desa-desa yang menjadi wilayah kerjanya dalam rangka membantu tugas bupati untuk melakukan pembinaan pemerintahan desa dan memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Adapun program impementasi kebijakan pendelegasian wewenang bidang pengembangan otonomi daerah dan kependudukan diintegrasikan dengan program-program dari Badan Pemberdayaan Pemerintahan Desa Kabupaten Bandung, Dinas Sosial, Kependudukan dan Capil (DISSOSDUKCAPIL), Bagian Pemerintahan Umum, Bagian Bina Otonomi Daerah yang langsung melaksanakan kewenangan urusan pemerintahan kabupaten atau SKPD yang langsung membantu Bupati dalam pembinaan penyelenggaraan pemerintahan desa sesuai dengan visi, misi Bupati.
b) Bagian Pemerintahan Umum
Bagian Pemerintahan umum secara khusus tidak mempunyai tugas pokok yang langsung berhubungan dengan implementasi kebijakan pendelegasian wewenang bidang pengembangan otonomi daerah dan kependudukan, tetapi Bagian Pemerintahan Umum secara langsung yang memberi pembinaan terhadap kecamatan-kecamatan di lingkungan Pemeritah Kabupaten Bandung, sehingga secara tidak langsung dapat memberikan fasilitas dan mengarahkan kepada Camat dan perangkat kecamatan dalam rangka implementasi kebijakan pendelegasian wewenang bidang pengembangan otonomi daerah dan kependudukan.
Adapun tugas pokok Bagian Pemerintahan Umum adalah melaksanakan sebagian tugas Asisten Pemerintahan dalam merencanakan teknis operasional, merumuskan kebijakan dan koordinasi teknis administratif penyusunan rumusan kebijakan dan pengkoordinasian Dinas Daerah dan Lembaga Teknis Daerah melalui fasilitasi dan pembinaan Perangkat
Daerah, pelayanan dan pengembangan kerjasama dan hubungan antar lembaga serta fasilitasi pelayanan pertanahan;
Sedangkan fungsi Bagian Pemerintahan umum dalam rangka mewujudkan tugas pokok yang berkaitan dengan Camat meliputi :
a) penyelenggaraan pembinaan, sosialisasi, observasi dan pengkajian penyelenggaraan penataan kecamatan;
b) pelaksanaan koordinasi dan fasilitasi penyelesaian konflik antar kecamatan;
c) pengkoordinasian pelaksanaan pelayanan umum di kecamatan; d) perumusan kebijakan teknis penyelenggaraan pemerintahan
kecamatan yang meliputi pembinaan teknis fungsional aparatur dan fasilitasi dukungan sarana dan prasarana penyelenggaraan pemerintahan di kecamatan;
e) pelaksanaan pembinaan teknis administrasi pemerintahan kecamatan;
f) pengkoordinasian penyusunan laporan kegiatan pemerintahan yang dilaksanakan oleh kecamatan;4
Secara tidak langsung Bagian Pemerintahan Umum dapat membina, mengarahkan, memantau dan meminta laporan pertanggung jawaban yang berhubungan dengan implementasi kebijakan pendelegasian wewenang bidang pengembangan otonomi daerah dan kependudukan dengan cara berkoordinasi dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah lain, yaitu Bagian Bina Pengembangan Otonomi Daerah, Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa, Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah, Dinas Sosial, Kependudukan dan Catatan Sipil, serta Pemerintahan Desa.
Bagian Pemerintahan Umum selalu berusaha dapat membantu Camat dan memberi fasilitasi dalam implementasi kebijakan pendelegasian wewenang bidang pengembangan otonomi daerah dan kependudukan sesuai dengan kewenangan. Bantuan dan fasilitasi yang sering dilakukan adalah penyediaan sarana dan prasarana serta memperjuangkan anggaran
4 Hasil Wawancara dengan Kepala Bagian Pemerintahan Umum dan Kepala Sub Bina Perangkat Daerah Sekretariat Kabupaten Bandung
yang cukup untuk masing-masing kecamatan walau belum terlaksana sesuai harapan semua pihak.5.
c) Bagian Bina Otonomi Daerah
Bagian Bina Otonomi Daerah mempunyai peran sangat besar dalam terwujudnya implementasi kebijakan pendelegasian wewenang bidang pengembangan otonomi daerah dan kependudukan. Bagian Bina Otonomi Daerah mempunyai tugas yang berkaitan dengan pendelegasian wewenang yaitu pelaksanaan monitoring, evaluasi, pengawasan, pengendalian dan pelaporan implementasi pendelegasian kewenangan pada Kecamatan.
Untuk mewujudkan implementasi kebijakan pendelegasian oleh Bagian Bina Otonomi Daerah diawali dengan memprakarsai penyusunan petunjuk teknis dan pelaksanaan secara rinci yang diuraikan ke dalam Standard Operating procedur (SOP) pada masing-masing Satuan kerja perangat Daerah termasuk SKPD yang membidangi tentang pengembangan otonomi daerah dan kependudukan. Peran Bagian Bina Otonomi Daerah menjadi fasilitator bidang pengembangan otonomi daerah dan kependudukan, tindakan yang dilakukan meliputi :
a) Mengkoordinir Dinas Sosial, Kependudukan dan Catatan Sipil, Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa, Badan Kepegawaian Daerah, Bagian Hukum, Bagian Pemerintahan Umum dan Bagian Organisasi untuk menyusun terbentuknya Standard Operating procedur (SOP) pendelegasian wewenang secara mendalam;
b) Memantau dan menilai implementasi kebijakan pendelegasian wewenang bidang pengembangan otonomi daerah dan kependudukan secara periodik; c) Memfasilitasi camat dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (Dinas Sosial,
Kependudukan dan Catatan Sipil, Badan Pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan Desa) untuk bermitra dalam mewujudkan keberhasilan implementasi kebijakan tentang pendelegasian wewenang bidang pengembangan otonomi daerah dan kependudukan.
Upaya-upaya dan peran dimaksud sebagian telah dilakukan oleh Bagian Bina Otonomi Daerah, dengan beberapa kali (4 kali lebih) melakukan koordinasi dan memimpin pertemuan-pertemuan untuk terbentuknya Standard Operating procedur (SOP) pendelegasian wewenang. Namun hasilnya sampai sekarang belum terbentuk dan belum adanya tindak lanjut untuk langkah yang lebih komprehensif dan teknis. Hal ini karena Satuan Kerja Perangkat Daerah yang membidangi pengembangan otonomi daerah dan kependudukan belum melakukan tindak lanjut yang telah disepakati dalam pertemuan.
Kemudian sebagai dampak kurangnya konsisten terhadap kesepakatan, implementasi kebijakan bupati sampaai saat ini masih mengalami kekurangan-kekurangan, sebagaimana menurut Kepala Bagian Bina Otonomi Daerah sebagai berikut :
Implementasi pendelegasian kewenangan bidang pengembangan otonomi daerah dan kependudukan sejauh ini masih banyak kekurangan dan masih perlu untuk ditingkatkan. Keterbatasan Anggaran, personil kurang kuantitas dan belum berdasarkan kompetensi, sarana dan prasarana yang masih terbatas belum sesuai dengan standard yang telah ditentukan.
Selain itu Implementasi kebijakan pendelegasian wewenang bidang pengembangan otonomi daerah dan kependudukan masih kuat sekali ketegantungan kepada Camat, seperti kedudukan Camat dalam UU Nomor 5 Tahun 1974, serta belum didukung dengan Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria Camat dalam implementasi kebijakan pendelegasian wewenang bidang pengembangan otonomi daerah dan kependudukan.6
Kekurangan-kekurangan yang diperlukan dalam implementasi kebijakan pendelegasian wewenang bidang pengembangan otonomi daerah dan kependudukan seharusnya secara bertahap dapat diatasi jika semua unsur berperan aktif dan berkomitmen bahwa kecamatan dijadikan sebagai pusat pelayanan, bukan sebaliknya, yaitu masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah saling tarik ulur kepentingan secara internal.
d) Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kabupaten Bandung dalam Implementasi kebijakan pendelegasian kewenangan bidang pengembangan otonomi lebih langsung berhubungan dengan pemerintahan desa, sedang dengan kecamatan bersifat koordinasi. Hal ini karena tugas pokok Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa langsung berhubungan dengan penyelenggaraan pemerintahan desa. Secara rinci tugas pokok tersebut adalah : memimpin, merumuskan, mengatur, membina, mengendalikan, mengkoordinasikan dan mempertanggungjawabkan kebijakan teknis penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik di bidang pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan Desa.
Peran Camat dalam Implementasi kebijakan pendelegasian kewenangan bidang pengembangan otonomi bersifat fasilitatif dan koordinasi dengan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa.
Camat dan perangkat kecamatan dalam Implementasi kebijakan pendelegasian kewenangan bidang pengembangan otonomi yang berhubungan dengan pemerintahan desa memberikan kemudahan dan bantuan teknis sesuai dengan kewenangannya, jika terjadi permasalahan yang tidak bisa diatasi karena keterbatasan kewenangan, Camat berkoordinasi dengan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa berkaitan dengan permasalahan desa yang dihadapinya.7
e) Dinas Sosial, Kependudukan dan Catatan Sipil
Dinas Sosial, Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Bandung dalam Implementasi kebijakan pendelegasian kewenangan bidang kependudukan lebih langsung berhubungan dengan pemerintahan desa dan masyarakat, sedang dengan kecamatan bersifat koordinasi. Hal ini karena tugas pokok Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa langsung berhubungan dengan penyelenggaraan pemerintahan desa. Secara rinci tugas pokok tersebut adalah : memimpin, merumuskan, mengatur, membina, mengendalikan, mengkoordinasikan dan mempertanggungjawabkan kebijakan teknis penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik di bidang kependudukan.
Peran Camat dalam Implementasi kebijakan pendelegasian kewenangan bidang kependudukan bersifat memberikan pelayanan sementara Kartu Tanda
Penduduk dan Kartu Keluarga, fasilitatif dan koordinasi dengan Dinas Sosial, Kependudukan dan Catatan Sipil.
Peran Camat dalam Implementasi kebijakan pendelegasian kewenangan bidang kependudukan masih bersifat sementara dalam memberikan pelayanan sementara Kartu Tanda Penduduk dan Kartu Keluarga, karena Dinas Sosial, Kependudukan dan Catatan Sipil sesuai dengan peraturan perundang-undangan lebih berhak. 8
f) Pemerintahan Desa
Kepentingan siapa yang terlibat selanjutanya dalam implementasi kebijakan pendelegasian wewenang bidang pengembangan otonomi dan kependudukan dalah Pemerintahan Desa. Pemerintahan Desa sebagai tujuan dan sasaran dari program-program implementasi kebijakan pendelegasian wewenang bidang pengembangan otonomi daerah dan kependudukan.
Pemerintah Desa sangat terbantu dengan peran Camat dalam implementasi kebijakan pendelegasian wewenang bidang pengembangan otonomi dan kependudukan yang program-programnya langsung berhubungan dengan kepentingan pemerintahan desa, sehingga mengurangi rentang kendali dalam penyelenggaraan pemerintahan desa atau memperpendek jenjang birokrasi.
Penyelenggaraan pemerintahan desa lebih efektif dan efisien, jika implementasi kebijakan pendelegasian wewenang bidang pengembangan otonomi dan kependudukan dioptimalkan dan setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait selalu berkoordinasi dengan kecamatan untuk memajukan pemerintahan desa serta selalu membina Pemerintah Desa dan BPD. 9
Selanjutnya kepentingan siapa saja yang terlibat dalam Pendelegasian wewenang Bupati kepada Camat di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bandung,
8 Hasil Wawancara dengan Ketua Forum Camat se Kabupaten Bandung.
dikaitkan dengan urusan-urusan yang didelegasikan wewenangnya kepada Camat dalam bidang pengembangan otonomi daerah dan kependudukan. Urusan-urusan yang didelegasikan wewenangnya kepada Camat dalam bidang pengembangan otonomi sebagaimana tabel 4.2 seperti berikut :
Tabel 4.2
Daftar Urusan yang didelegasikan kepada Camat Bidang Pengembangan Otonomi Daerah
No. Jenis Pengembangan Otonomi Daerah Rincian Urusan Bidang
1 2 3
1. Penyelengaraan Penetapan
1). Penyelenggaraan pemberhentian kepala desa
2). Penyelenggaraan pengangkatan dan pemberhentian pejabat kepala desa
3). Penyelenggaraan pengesahan, pelantikan dan pengambilan sumpah kepala desa hasil pemilihan 4). Penyelenggaraan pengangkatan, pelantikan dan
pengambilan sumpah keanggotaan BPD
5). Penyelenggaraan pemberhentian Anggota BPD 6). Persetujuan pemberhentian sementara kepala desa 2. Koordinasi 7). Koordinasi dalam pengaturan dan pembinaan
pemerintahan desa
3. Fasilitasi 8). Fasilitas kerjasama antar lembaga pemerintahan desa
9). Fasilitasi pengusulan pemekaran desa/kelurahan 10). Pengusulan batas wilayah kecamatan dan batas
wilayah antar desa/ kelurahan
11). Fasilitasi penanganan dan penanggulangan masalah-masalah penyelenggaraan pemerintahan desa
1 2 3 4. Pembinaan 12). Pembinaan penyusunan APBDes
13). Pembinaan pendaatan dan kekayaan desa serta Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) dan UED lain
14). Pembinaan penyelenggaraan pemerintahan desa
15). Pembinaan bimbingan teknis pendataan data dasar profil desa
16). Pembinaan Bimbingan teknis pendataan monografi desa 17). Pembinaan teknis pengisian buku administrasi desa 18). Pembinaan pemilihan kepala desa
19). Pembinaan dan bimbingan peningkatan kemampuan anggota BPD dan lembaga lainnya
20). Pembinaan kelembagaan yang ada di desa
Berdasarkan rincian urusan bidang pengembangan otonomi daerah tersebut dapat dikatakan bahwa kepentingan rincian urusan pendelegasian wewenang bidang pengembangan otonomi diperuntukkan bagi pemerintahan desa. Adapun urusan-urusan yang didelegasikan wewenangnya kepada Camat dalam bidang kependudukan sebagaimana tabel 4.6 seperti berikut :
Tabel 4.3
Daftar Urusan Yang Didelegasikan Kepada Camat Bidang Kependudukan
No. Aspek Rincian Urusan Bidang Kependudukan
1 2 3 4
1. Perijinan 1). Pemberian pelayanan administrasi dan pendataan penduduk, meliputi:
2). Pelayanan peberbitan Kartu Keluarga 3). Pelayanan penerbitan Kartui Tanda
Penduduk (KTP)
4). Pelayanan penerbitan Surat Keterangan Ahli Waris
5). Pelayanan penerbitan Rekomendasi Untuk Kependudukan
1 2 3
6). Pelayanan penerbitan Surat Keterangan Kelahiran
7). Pelayanan penerbit Surat Keterangan Kematian
8). Pelayanan Penerbitan Surat Keterangan Lahir Mati
9). Pelayanan Penerbitan Surat Keterangan Perkawinan
10). Pelayanan Penerbitan Surat Bukti Pendaftaran Tamu
11). Pelayanan Penerbitan Kartu Identitas Penduduk Musiman (KIPPEM)
12). Pelayanan penerbitan Surat Keterangan Jaminan Bertempat Tinggal
13). Pelayanan penerbitan Surat Keterangan Berpenghasilan Bagi Wiraswasta
14). Pelayanan penerbitan Surat Keterangan Pindah Antar Kecamatan dalam wilayah Kabupaten Bandung
15). Pelayanan penerbitan Kartu Keterangan Bertempat Tinggal (KKBT)
16). Pelayanan penerbitan Kartu Identitas Kerja (KIK)
17). Pelayanan penerbitan Surat Keterangan Penduduk Sementara
2. Penyelenggaraan 18). Penyelenggaraan sistem administrasi kependudukan (Pendaftaran / Pencatatan Penduduk yang berkaitan dengan kelahiran, kematian, perkawinan, perceraian, perpindahan, adopsi, pengakuan anak, naturalisasi, dan pencatatan perubahan atas status penduduk termasuk biodata penduduk
19). Penerbitan Akta Catatan Sipil
20). Penyelenggaraan Sistem Informasi Kependudukan
21). Penyelenggaraan SIDUGA (Sistem Informasi Kependudukan Keluarga)
22). Penataan persebaran penduduk di lingkungan kecamatan
23). Penyelenggaraan persebaran penduduk di lingkungan kecamatan
Berdasarkan rincian urusan bidang kependudukan tersebut dapat dikatakan bahwa kepentingan rincian urusan pendelegasian wewenang bidang kependudukan diperuntukkan bagi pemerintahan desa dan masyarakat. Rincian urusan yang didelegasikan kepada camat, dijalankan oleh masing-masing camat dalam rangka membantu tugas bupati untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat yang bermitra kerja dan berkoordinasi dengan pemerintahan desa dan Dinas Sosial, Kependudukan dan Catatan Sipil.
Selanjutnya rincian urusan pendelegasian wewenang bidang pengembangan otonomi daerah dan kependudukan di atas diintegrasikan dengan program-program dari Badan Pemeberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD) dan Dinas Sosial, Kependudukan dan Catatan Sipil (DISDUKCAPIL), Bagian Pemerintahan Umum dan Bagian Bina Otonomi Daerah Kabupaten Bandung yang mempunyai tugas membina pemerintahan desa dan mengelola urusan kependudukan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat sebagai upaya untuk membantu Bupati dalam mewujudkan visi, misi Pemerintah Kabupaten Bandung.