Pasal 99
(1) Kepolisian Aceh adalah bagian dari Kepolisian Negara Republik Indonesia.
(2) Pengangkatan Kepala Kepolisian Aceh dilakukan oleh Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia dengan terlebih dahulu mengajukan 3 (tiga) orang calon untuk memperoleh persetujuan Gubernur atau nama lain setelah mendapat pertimbangan DPRA.
(3) Pemberhentian Kepala Kepolisian Aceh dilakukan oleh Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia.
(4)
Tata cara persetujuan Gubernur atau nama lain danpertimbangan DPRA yang dimaksud pada ayat (2) diatur dengan Qanun Aceh.
BAB XXVI KEPOLISIAN
Pasal 155
(1). Kepolisian Aceh merupakan bagian dari Kepolisian Negara Republik Indonesia.
(2). Kepolisian Aceh bertugas menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat untuk melindungi, mengayomi, melayani masyarakat serta menegakkan hukum di Aceh.
(3). Pengangkatan Kepala Kepolisian Aceh dilakukan oleh Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia dengan persetujuan Gubernur.
(4). Pemberhentian Kepala Kepolisian Aceh dilakukan oleh Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia.
Pasal 99 Ayat (2) dan Ayat (4) Draft RUU PA DPRD NAD perlu dipertahankan karena ketentuan tersebut mengatur tentang
mekanisme pemberian persetujuan Gubernur dalam pengangkatan Kapolda Aceh.
Ayat ini merupakan
penyempurnaan terhadap Pasal 21 dalam UU nomor 18 thn 2001 dan MoU Angka 1.4.4
www.parlemen.net
Pasal 100
(1) Kepolisian Aceh sebagaimana dimaksud dalam pasal 99 ayat (1) melaksanakan kebijakan teknis kepolisian di bidang keamanan dan ketertiban serta penegakan hukum dari berbagai ketentuan tentang pelaksanaan Syari’at Islam untuk mewujudkan ketentraman masyarakat.
(2) Kebijakan Kepala Kepolisian Aceh mengenai keamanan ketertiban dan ketentraman masyarakat di Aceh dikoordinasikan kepada Gubernur atau nama lain Aceh.
(3) Pelaksanaan tugas kepolisian sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dipertanggungjawabkan oleh Kepala Kepolisian Aceh kepada Kepala Kepolisian Republik Indonesia dan Gubernur atau nama lain Aceh.
(4) Anggota polisi organik Aceh akan memperoleh pelatihan khusus di Aceh dan di luar negeri dengan penekanan pada penghormatan terhadap hak asasi manusia.
(5) Tugas Komisi Kepolisian Nasional untuk Aceh dilaksanakan oleh Komisi Kepolisian Aceh yang dibentuk oleh DPRA.
(6) Tugas, fungsi, struktur dan keanggotaan Komisi Kepolisian Aceh sebagaimana dimaksud pada ayat (5) diatur dengan Qanun Aceh.
Pasal 156
(1). Tugas kepolisian dilaksanakan oleh Kepolisian Aceh sebagai bagian dari Kepolisian Negara Republik Indonesia.
(2). Kepolisian Aceh melaksanakan kebijakan teknis kepolisian di bidang keamanan dan ketertiban masyarakat.
(3). Kebijakan ketentraman dan ketertiban masyarakat di Aceh dikoordinasikan oleh Kepala Kepolisian Aceh kepada Gubernur.
(4). Pelaksanaan tugas kepolisian di bidang ketentraman dan ketertiban masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (3), dipertanggungjawabkan oleh Kepala Kepolisian Aceh kepada Gubernur.
(5). Kepala Kepolisian Aceh bertanggungjawab kepada Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia atas pembinaan kepolisian di Aceh dalam kerangka pelaksanaan tugas Kepolisian Negara Republik Indonesia.
Pasal 100 Ayat (1) Draft DPRD NAD tetap dipertahankan karena: d. Syariat Islam yang ditetapkan
dengan Qanun sebagai pelaksanaan UU No. 18 Thn 2001 sudah merupakan hukum positif. Oleh karenanya adalah juga merupakan tugas fungsional kepolisian untuk melakukan penyidikan/penegakan hukum terhadap pelanggaran syariat Islam dimaksud.
e. Qanun nomor 11 thn 2003 ttg tugas fungsional kepolisian di Aceh telah mengatur mekanisme penegakan hukum thd syariat Islam dimana penyidikan merupakan tugas kepolisian.
Pasal 100 Ayat (5) dan Ayat (6) Draft RUU PA DPRD NAD perlu dipertahankan karena tugas kepolisian di Aceh berbeda dgn daerah lain khususnya menyangkut dengan syariat Islam. Oleh karena itu diperlukan Komisi Kepolisian yg khusus untuk Aceh. Oleh karena Komisi Kepolisian Aceh merupakan instrumen pelaksanaan
kekhususan Aceh maka
pembentukannya juga dilakukan oleh DPRA.
www.parlemen.net
Pasal 101
(1) Kepolisian Aceh membentuk satuan khusus Polisi Syari’at Islam.
(2) Pembentukan satuan khusus Polisi Syari’at Islam sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan Keputusan Kepala Kepolisian Republik Indonesia setelah mendapat pertimbangan dari Gubernur atau nama lain dan Kepala Kepolisian Aceh.
Pasal 101 dan Pasal 102 Draft RUU DPRD NAD tetap dipertahankan sebagai
konsekwensi dari adanya tugas fungsional kepolisian dalam pelaksanaan syariat Islam yang juga merupakan salah satu keistimewaan Aceh sebagaimana diatur dalam UU no. 44 thn 1999. Pasal 102
(1) Tugas penyelidikan dan penyidikan untuk penegakan Syari’at Islam dilakukan oleh pejabat Polisi atau PPNS. (2) Pengangkatan, persyaratan dan pendidikan PPNS untuk penegakan Syari’at Islam sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Qanun.
Pasal 103
(1) Penerimaan untuk menjadi bintara dan perwira Kepolisian Negara Republik Indonesia di Aceh dilaksanakan oleh Kepolisian Aceh dengan berkonsultasi kepada Gubernur atau nama lain serta memperhatikan sistem hukum, syari’at, budaya dan adat istiadat di Aceh.
(2) Pendidikan dasar dan pelatihan umum bagi bintara Kepolisian Negara Republik Indonesia di Aceh diberi kurikulum muatan lokal, dan lulusannya diutamakan untuk penugasan di Aceh.
(3) Pendidikan dan pembinaan perwira Kepolisian Negara Republik Indonesia yang berasal dari Aceh
Pasal 157
(1). Seleksi untuk menjadi bintara dan perwira Kepolisian Negara Republik Indonesia di Aceh dilaksanakan oleh Kepolisian Aceh dengan memperhatikan norma hukum, syari'at, budaya, adat istiadat.
(2). Pendidikan dasar bagi talon bintara dan pelatihan umum bagi bintara Kepolisian Aceh diberi kurikulum muatan lokal dan dengan penekanan terhadap hak asasi manusia.
(3). Pendidikan dan pembinaan perwira Kepolisian Negara Republik Indonesia yang berasal dari Aceh dilaksanakan secara nasional oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia.
www.parlemen.net
dilaksanakan secara nasional oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia.
(4) Penempatan perwira dan bintara Kepolisian Negara Republik Indonesia dari luar Aceh ke Kepolisian Aceh dilaksanakan atas keputusan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia dengan memperhatikan sistem hukum, budaya, dan adat istiadat Aceh.
(4). Penempatan bintara dun perwira Kepolisian Negara Republik Indonesia dari luar Aceh ke Kepolisian Aceh dilaksanakan atas Keputusan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia dengan memperhatikan norma hukum, syari'at, budaya, dan adat istiadat.
BAB XVII