• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KERANGKA TEORI

2.3 Keputusan Pembelian (Y)

Menurut Kotler (2009) keputusan pembelian adalah keputusan untuk membeli yang diambil oleh pembeli sebenarnya merupakan kumpulan dari sejumlah keputusan. Kegiatan membeli adalah bagian yang mengagumkan dari hidup setiap orang karena kegiatan membeli merupakan aktivitas rutin yang jarang kita sadari secara mendalam proses kejiwaan yang terlibat didalamnya.

Kalau dilihat secara umum bahwa konsumen memiliki 5 tahap untuk mencapai suatu keputusan pembelian dan hasilnya (Angipora,1999;199), yaitu: 1. Tahap pengenalan masalah

Pada tahap ini konsumen mengenali sebuah kebutuhan, keinginan, atau masalah. Kebutuhan pada dasarnya dapat diragsang oleh rangsangan dari dalam maupun dari luar.

2. Tahap pencarian informasi

Calon konsumen yang telah dirangsang untuk mengenali kebutuhan, dan keinginan tersebut, dapat atau tidak dapat mencari informasi lebih lanjut. Jika dorongan tersebut kuat maka konsumen akan segera membelinya, jika tidak maka

konsumen akan menjadi ingatan belaka sehingga konsumen tidak akan mencari informasi lebih lanjut.

3. Tahap Evaluasi Alternatif/Pilihan

Setelah mendapatkan informasi dari sumber-sumber diatas maka masalah selanjutnya adalah bagaimana konsumen menggunakan informasi tersebut untuk tiba pada satu pillihan merk akhir dan bagaimana konsumen memilih diantara merk-merk alternative.

4. Tahap Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian baru dapat dilakukan setelah tahap evaluasi dari berbagai merk dan ciri telah disusun menurut peringkat yang akan membentuk niat pembelian terhadap merk yang paling disukai.

5. Tahap Perilaku purna pembelian

Merupakan tahap lanjutan setelah konsumen memutuskan untuk membeli dan menggunakan produk yang dibelinya. Pada tahap ini konsumen akan mengalami tingkat kepuasan atau ketidakpuasan setelah menggunakan produk yang dibelinya.

Adapun sifat atau faktor-faktor individual yang mempengaruhi perilaku konsumen terdiri dari empat elemen yaitu :

1. Faktor kebudayaan

Kebudayaan mempengaruhi perilkau konsumen. Oleh karena itu setiap perusahaan memahami hal tersebut. Perilaku seseorang sangat dipengaruhi oleh kebudayaan masyarakat dimana mereka hidup dan berkembang. Selama masa pertumbuhan dari anak-anak sampai dewasa orang-orang belajar dari masyarakat sekitarnya tentang berbagai macam dasar nilai kehidupan, persepsi hidup, cita rasa maupun berbagai macam kebutuhan dan keinginan. Adapun masyarakat yang

paling besar pengaruhnya terhadap kebudayaan dan perkembangan perilaku orang perorangan adalah keluarga, organisasi keagamaan, lembaga pendidikan, suku dan kelas sosial.

2. Faktor Sosial

Perilaku sosial juga dipengaruhi oleh berbagai faktor sosial, misalnya keanggotaan dalam kelompok sosial, keluarga dan kedudukan mereka dalam masyarakat. Keanggotaan dalam kelompok sosial yang paling besar pengaruhnya adalah keluarga Sedangkan sosial yang paling kecil pengaruhnya adalah teman seprofesi, sekolah, atau kuliah, berbagai macam organisasi professional dan klub-klub bisnis dan sosial. Dalam kelompok-kelompok sosial tersebut sering kali muncul kelompok sosial tertentu yang dijadikan panutan sebagian konsumen. Oleh karena itu banyak perusahaan mempergunakan tokoh panutan kelompok sosial tersebut sebagai salah satu sarana program promosi penjualan produk mereka. Keluarga mempunyai pengaruh besar terhadap perilaku orang perorangan, Gary Amstrong menyatakan berbagai macam riset pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan besar dan lembaga pendidikan dibanyak Negara membuktikan bahwa keluarga merupakan kelompok sosial yang penting peranannya dalam pengambilan keputusan berbagai macam jenis produk. Kedudukan dalm masyarakat, kedudukan konsumen dalam masyarakat atau organisasi sering kali menimbulkan kebutuhan barang atau jasa tertentu.

3. Faktor orang perorangan

Keputusan konsumen membeli barang atau jasa juga dipengaruhi berbagai macam faktor yang bersifat pribadi atau individual. Dalam faktor pribadi yang mempengaruhi keputusan membeli barang atau jasa antara lain usia, gender,

pekerjaan dan jumlaah penghasilan tetap. Faktor usaha, tidak dapat dipungkiri lagi usia mempengaruhi jenis dan jumlah kebutuhan dan keinginan perorangan. Usia juga mempengaruhi cita rasa dan selera serta tingkat prioritas barang dan jasa dalam daftar kebutuhan mereka. Bagi anak-anak dibawah usia sepuluh tahun barang-barang permainan menduduki tingkat atas dalam daftar kebutuhan mereka. Sedangkan bagi kebanykan suami-istri baru sekitar 25 tahun, rumah dan perabotan rumah tangga akan menempati tingka teratas dalam daftar kebutuhan. Faktor gender, disamping kebutuhan yang sifatnya umum pria dan wanita mempunyai kebutuhan barang dan jasa yang sifatnya pribadi. Banyak jenis barang dan jasa yang dibutuhkan pria tidak dibutuhkan oleh wanita dan sebaliknya. Strategi pemasaran produk yang hanya dibutuhkan konsumen wanita tidak efektif bilamana diterapkan pada konsumen pria. Pekerjaan mempengaruhi jenis dan jumlah produk yang dibeli seseorang, para karyawan pria kantor yang sehari-hari mengerjakan pekerjaannnya diballik meja suka membeli kemeja dan celana halus , dasi dan sepatu. Tinggi rendahnya jabatan juga mempengaruuhi barang dan jasa. Jumlah penghasilan tetap seseorang menggambarkan tingkat tenaga beli mereka. Bagi kebanyakan konsumen jumlah penghasilan menjadi batas pihak produk, merek maupun jumlah produk yang dapat mereka beli.

4. Faktor Psikologis

Pilihan konsumen terhadap barang dan jasa yang akan mereka beli juga dipengaruhi oleh empat macam faktor psikologis yaitu motivasi, persepsi dan kepercayaan diri. Moivasi adalah dorongan manusia untuk melakukan suatu guna memenuhi kebutuhan atau keinginan mereka. Apabila yang mereka lakukan guna memenuhi kebutuuhan itu adalah membelli barang atau jasa, motivasi tersebut

disebut motivasi pembelian. Seperti umumnya diketahui setiap arang mempunyai baanyak kebutuhan baik bersifat psikologis maupun biologis. Persepsi terhadap rangsangan. Disamping motivasi pembelian yang mendominasi mereka keputusan konsumen membeli sesuatu juga dipengaruhi oleh persepsi terhadap keadaan maupun rangsangan yang dihadapi pada saat mereka akan mengambil suatu keputusan.

Kepercayaan konsumen terhadap produk atau merek dagang juga mempengaruhi perilaku mereka dalam pembelian produk. Kepercayaan konsumen terhadap produk atau merek dagang dapat timbul karena barbagai macam sebab, antara lain karena pengalaman mereka dalam pemakaian produk, pengetahuan mereka tentang produk, opini aau pengaruh orang lain. Keputusan membeli barang atau jasa juga dipengaruhi oleh sikap konsumen. Yang dimaksud dengan sikap konsumen adalah penilaian atau perasaan seseorang terhadap objek atau pendapat tertentu. Sikap seseorang akan menentukan apakah mereka menyukai suatu objek tertentu barang atau jasa.

Struktur Keputusan Pembelian

Menurut Sunyoto Danang (2014;283) penjual perlu menyusun struktur keputusan membeli secara keseluruhan untuk membentu konsumen dalam mengambil keputusan tentang pembelinya. Setiap keputusan membeli mempunyai suatu struktur sebanyak tujuh komponen-komponen tersebut adalah :

1. Keputusan tentang jenis produk. Konsumen dapat mengambil secara keseluruhan untuk membeli sebuah produk. Dalam hal ini perusahaan harus memusatkan perhatiannya kepada orang-orang yang berminat membeli suatu produk serta alternative lain yang mereka pertimbangkan.

2. Keputusan tentang bentuk produk. Keputusan ini menyangkut ukuran, mutu, corak, dan sebagainya. Dalam hal ini perusahaan ini harus melakukan riset pemasaran untuk mengetahui kesukaan konsumen tentang produk bersangkutan akan dapat memaksimumkan daya tarik mereknya.

3. Keputusan tentang merek. Konsumen harus mengambil keputusan tentang merek mana yang akan dibeli. Setiap merek memiliki perbedaan-perbedaan tersendiri. Dalam hal ini perusahaan harus mengetahui bagaimana konsumen memilih sebuah merek.

4. Keputusan tentang penjualnya konsumen harus mengambil keputusan dimana produk tersebut akan dibeli. Dalam hal ini produsen, pedagang besar, dan pengecer baru mengetahui bagaimana konsumen memilih penjual tertentu.

5. Keputusan tentang jumlah produk. Konsumen dapat mengambil keputusan tentang seberapa banyak produk yang akan dibelinya pada suatu saat. Dalam hal ini perusahaan harus mempersiapkan benyaknya prodik sesuai dengan keinginan yang erbeda-beda dari para pembeli.

6. Keputusan tentang waktu pembelian. Konsumen dapat mengambil keputusan tentang kapan ia harus melakukan pembelian. Masalah ini akan menyangkut adanya uang, oleh karena itu perusahaan harus mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam penentuan waktu pembelian.

7. Keputusan tentang cara pembayaran. Konsumen harus mengambil keputusan tentang metode atau cara produk pembayaran yang akan dibeli. Keputusan tersebut akan mempengaruhi keputusan tentang penjual dan jumlah pembeliannya. Dalam hal ini perusahaan harus mengetahui keinginan pembeli terhadap cara pembayarannya

Menurut Keegan (2003,84) Faktor yang berpangaruh terhadap keputusan pembelian pada toko online adalah keragaman produk yang ditawarkan oleh

online shop tersebut. e-commerce terutama, pemesanan dan pembelian e-commerce, tumbuh seiring dengan kemampuannya untuk menghantar dengan baik hal-hal sebagai berikut :

1. Harga (price) : pembelian online yang lebih murah daripada metode tradisional 2. Jumlah pilihan (assortment) : ragam produk lebih sesuai dengan keinginan

pembeli

3. Kenyamanan ( convinience) : waktu,lokasi dan proses pembelian lebih superior 4. Hiburan (entertaiment) : membeli secara online seharusnya lebih menyenangkan

Dokumen terkait