• Tidak ada hasil yang ditemukan

Frekuensi Menonton

2. Keragaman argumentasi dari sumber

Indikator kedua dari variabel X ini akan membahas terkait bagaimana argumentasi yang disampaikan para sumber. Pesan yang diterima oleh penonton dari tayangan debat Pilpres 2019 tentulah berasal dari argumen-argumen atau pernyataan-pernyataan yang disampaikan oleh para kandidat. Untuk itu, keberagaman argumentasi dari para kandidat sangat mempengaruhi diterima dan diteruskannya pesan ke dalam pemikiran para penonton atau tidak. Maka dari itu, adapun pembahasan dalam indikator ini dibagi menjadi dua bagian dan kedua bagian tersebut memiliki penilaian terhadap masing-masing capres dan cawapres.

Bagian pertama dalam indikator ini ialah apakah argumen yang disampaikan oleh para kandidat beragam atau tidak. Berdasarkan penelitian di lapangan adapun jawaban yang diberikan para responden ialah dominan setuju bahwa masing-masing kandidat memang memiliki argumentasi yang beragam.

Adapun angka yang diperoleh untuk masing-masing kandidat untuk membuktikan pernyataan setuju itu sesuai dengan tabel 4.4 ialah sebesar (59,8%) untuk Jokowi, sebesar (50,5%) untuk Ma’ruf Amin, sebesar (52,6%) untuk Prabowo, dan sebesar (54,6%) untuk Sandiaga Uno. Pada bagian ini, terdapat juga para responden yang menyatakan kurang setuju terhadap keragaman argumentasi dari masing-masing kandidat. Adapun persentase untuk membuktikan pernyataan itu ialah sebesar

Universitas Sumatera Utara

(10,3%) untuk Jokowi, sebesar (30,9%) untuk Ma’ruf Amin, sebesar (16,5%) untuk Prabowo, dan juga sebesar (12,4%) untuk Sandiaga Uno.

Selanjutnya, sub bagian kedua dari indikator ini ialah apakah argumentasi yang disampaikan oleh para kandidat kuat atau tidak. Pada bagian ini adapun pernyataan yang digunaka ialah pernyataan yang negatif (pernyataan unfavorable) yakni “Argumentasi yang disampaikan oleh para capres dan cawapres ialah tidak kuat”. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian di lapangan sesuai dengan tabel 4.5 ialah para responden dominan menyatakan kurang setuju bahwa argumentasi yang disampaikan oleh para kandidat ialah tidak kuat. Adapun angka persentase yang mendukung pernyataan tersebut ialah sebesar (40,2%) untuk Jokowi, sebesar (40,2%) juga untuk Ma’ruf Amin, sebesar (35,1%) untuk Prabowo, dan sebesar (34%) untuk Sandiaga Uno. Meskipun demikian, tetap ada responden yang menyatakan sangat setuju bahwa argumen-argumen yang disampaikan oleh para kandidat tidaklah kuat, angka persentase untuk pernyataan ini ialah sebesar (9,3%) untuk Jokowi, sebesar (8,2%) untuk Ma’ruf Amin, sebesar (12,4%) untuk Prabowo, dan sebanyak (9,3%) untuk Sandiaga Uno.

3. Kecenderungan seseorang untuk menikmati pemikiran kritis.

Indikator ketiga dari variabel X (Tayangan debat Pilpres 2019) ini membahas terkait bagaimana kecenderungan responden dalam menikmati pemikiran kritis terhadap pesan yang diterimanya. Sebagaimana asumsi dari teori Elaboration Llikelihood Model (ELM), adapun pesan yang diterima selanjutnya akan diproses melalui jalur utama (centra route) dimana penonton secara aktif memikirkan dan menimbang-nimbang isi pesan yang disampaikan, hal ini juga memungkinkan bagi penonton untuk menganalisis dan membandingkannya dengan pengetahuan dan informasi yang dimiliki. Untuk itu, indikator ini dibagi oleh peneliti kedalam 3 bagian, yakni :

Bagian pertama ialah apakah responden menyimak pernyataan-pernyataan (pesan) yang disampaikan oleh para kandidat dalam acara debat pilpres yang berlangsung. Berdasarkan penelitian di lapangan, adapun hasil yang diperoleh ialah rata-rata responden menyatakan setuju dalam menyimak pernyataan-pernyataan yang disampaikan oleh para kandidat, adapun masing-masing angka

Universitas Sumatera Utara

persentase yang diperoleh untuk pernyataan setuju tersebut ialah sebesar (55,7%) untuk Jokowi, sebesar (50,5%) untuk Ma’ruf Amin, sebesar (49,5%) untuk Prabowo, dan sebesar (50,5%) untuk Sandiaga Uno. Sedangkan, para responden yang menyatakan tidak setuju dalam menyimak pernyataan-pernyataan para kandidat hanyalah sebagian kecil yakni sebesar (3,1%) untuk Jokowi, sebesar (3,1%) untuk Ma’ruf Amin, sebesar (5,2%) untuk Prabowo, dan sebesar (3,1%) untuk Sandiaga Uno.

Kemudian, bagian kedua dari indikator ini ialah terkait apakah responden memahami pernyataan-pernyataan yang disampaikan oleh para kandidat dalam acara debat pilpres yang berlangsung. Dari hasil penelitian yang diperoleh, adapun faktanya ialah hampir setengah dari keseluruhan responden dapat memahami apa yang disampaikan oleh para kandidat dalam acara debat pilpres tersebut, itu artinya hampir setengah dari jumlah keseluruhan responden tersebut memiliki kemampuan (ability) dalam memproses pesan persuasif yang ditampilkan dalam tayangan Debat Pilpres 2019. Adapun fakta tersebut didukung oleh rincian persentase responden yang menyatakan setuju terhadap masing-masing kandidat yakni sebesar (56,7%) jumlah responden untuk Jokowi, sebesar (50,5%) responden untuk Ma’ruf Amin, sebesar (41,2%) responden untuk Prabowo, dan sebesar (42,3%) untuk Sandiaga Uno.

Selanjutnya, adapun bagian ketiga dari indikator ini ialah terkait apakah responden menggunakan jalur utama (Central Route) mereka dalam menyaksikan tayangan Debat Pilpres 2019. Bagian ini menunjukkan apakah responden secara aktif atau tidak memikirkan dan menimbang-menimbang isi pesan dalam tayangan debat pilpres dengan menganalisis dan membandingkannya dengan pengetahuan dan informasi yang mereka miliki. Adapun pernyataan yang diteliti dari sub indikator yang ketiga ini ialah pernyataan unfavorable (pernyataan negatif) kembali, dimana pernyataan yang digunakan ialah “Responden tidak berfikir kritis terhadap pernyataan-pernyataan yang disampaikan oleh para capres dan cawapres). Atas pernyataan unfavorable tersebut adapun jawaban yang diperoleh ialah responden menyatakan kurang setuju dan tidak setuju bahwa mereka tidak berfikir kritis selama menyaksikan tayangan debat Pilpres.

Universitas Sumatera Utara

Dari data yang diperoleh sebagaimana yang ditampilkan dalam tabel 4.8 persentase responden yang menyatakan kurang setuju tersebut masing-masing terhadap para kandidat ialah sebesar (43,3%) responden untuk Jokowi, sebesar (39,2%) untuk Ma’ruf Amin, sebesar (46,4%) responden untuk Prabowo, dan sebesar (48,5%) responden untuk Sandiaga Uno. Selain itu, persentase responden yang menyatakan tidak setuju terkait tidak berfikir kritis terhadap pernyataan dari masing-masing kandidat ialah sebesar (27,8%) untuk Jokowi, sebesar (28,9%) untuk Ma’ruf Amin, sebesar (19,6%) untuk Prabowo, dan sebesar (20,6%) untuk Sandiaga Uno. Maka dari itu, berdasarkan semua data ini dapat disimpulkan bahwa pada umumnya para responden menggunakan jalur utama (Central Route) mereka dalam menyaksikan tayangan Debat Pilpres 2019.

4.5.2 Citra Capres dan Cawapres Indonesia 2019

Setelah variabel X (tayangan Debat Pilpres 2019) adapun variabel kedua yang akan dibahas dalam penelitian ini ialah variabel Y (Citra Capres dan Cawapres Indonesia 2019). Menurut Katz “Citra adalah cara bagaimana pihak lain memandang sebuah perusahaan, seseorang, suatu komite, atau suatu aktivitas.

Citra merupakan kata yang bermakna abstrak (intangible), sehingga sulit diukur tetapi keberadaannya dapat dirasakan”.

Menurut Rosady Rusland, dalam bukunya Manajemen Public Relation &

Media Komunikasi (2016 :75-76), pengertian cita itu abstrak dan tidak dapat diukur secara sistematis, tetapi wujudnya dapat dirasakan dari hasil penilaian baik atau buruk. Seperti penerimaan dan tanggapan baik positif maupun negatif yang khususnya datang dari publik (khalayak sasaran) dan masyarakat luas pada umumnya.Penilaian atau tanggapan tersebut dapat berkaitan dengan timbulnya rasa hormat (respek), kesan-kesan yang baik dan menguntungkan terhadap suatu citra lembaga/organisasi atau produk barang dan jasa pelayanannya yang diwakili oleh pihak humas/PR. Biasanya landasan citra itu berakar dari “nilai-nilai kepercayaan” yang kongkretnya diberikan secara individual, dan merupakan pandangan atau persepsi. Proses akumulasi dari amanah kepercayaan yang telah diberikan oleh individu-individu tersebut akan mengalami suatu proses cepat atau lambat untuk membentuk suatu opini publik yang luas, yaitu sering dinamakan citra (image).

Adapun indikator citra yang digunakan untuk melihat citra Carpes dan Cawapres Indonesia 2019 ialah macam-macam citra yang disampaikan oleh

Universitas Sumatera Utara

Thomas W.J. Mitchel, yakni Citra grafis (graphic image), Citra optikal, Citra Perceptual (perceptual image), Citra mental (mental image), dan Citra verbal (verbal image). Adapun satu dari kelima citra yang dijabarkan di atas yakni Citra Optikal, tidak diikut sertakan sebagai indikator penelitian karena dianggap tidak relevan dengan apa yang diteliti. Untuk itu, adapun pembahasan untuk keempat citra tersebut ialah sebagai berikut :

1. Citra grafis (graphic image)

Citra grafis adalah citra yang dibentuk oleh elemen-elemen konkret dalam ruang dan waktu. Dalam tayangan debat Pilpres 2019 adapun yang dapat diteliti sebagai elemen-elemen yang kontret dalam ruang dan waktu ialah penampilan para kandidat dalam acara debat yang berlangsung. Dalam hal ini berarti terkait bagaimana cara penyampaian akan visi-misi, program kerja, argumentasi, dan lain sebagainya dari masing-masing kandidat. Untuk itu, sesuai dengan tabel 4.9 adapun hasil yang diperoleh ialah dominan responden menyatakan setuju bahwa masing-masing capres memiliki penampilan yang bagus dalam acara debat pilpres yang berlangsung. Pernyataan ini didukung dengan angka persentase responden yang menyatakan setuju tersebut sebesar (50,5%) responden untuk Jokowi, sebesar (50,5%) juga untuk Ma’ruf Amin, sebesar (51,5%) untuk Prabowo, dan sebanyak (48,5%) untuk Sandiaga Uno. Sementara, persentase responden yang menyatakan kurang setuju bahwa penampilan para kandidat dalam debat pilpres yang berlangsung ialah sebesar (7,2%) responden untuk Jokowi, sebesar (12,4%) juga untuk Ma’ruf Amin, sebesar (3,1%) untuk Prabowo, dan sebanyak (2,1%) untuk Sandiaga Uno.

2. Citra Perseptual

Citra Perceptual merupakan visual sebuah objek yang ada di dalam pikiran seseorang. Dalam hal ini adapun visual dalam pikiran responden yang dapat dinilai terkait para kandidat ialah karakter dan prestasi dari masing-masing capres dan cawapres. Untuk itu, adapun pembahasan pertama dalam indikator ini ialah terkait bagaimana karakter dari para kandidat dalam pemikiran responden.

Pernyataan yang digunakan dalam sub indikator ini ialah “Karakter para capres

Universitas Sumatera Utara

dan cawapres dalam pemikiran responden ialah baik”. Maka hasil yang diperoleh sesuai dengan isi tabel 4.10 ialah responden dominan menyatakan setuju bahwa karakter para capres dan cawapres ialah baik. Pernyataan setuju tersebut disampaikan oleh sebesar (54,6%) responden terhadap Jokowi, sebesar (61,9%) responden terhadap Ma’ruf Amin, sebesar (47.4%) responden terhadap Prabowo, dan sebesar (52,6%) responden terhadap Sandiaga Uno.

Selanjutnya, sub indikator kedua yang akan dibahas ialah bagaimana prestasi dari masing-masing kandidat dalam pemikiran responden. adapun pernyataan yang diberikan kepada responden ialah pernyataan unfavorable (pernyataan negatif) yakni “Prestasi capres dan cawapres dalam pemikiran responden dinilai tidak baik”. Dengan demikian, adapun hasil yang diperoleh untuk pernyataan tersebut ialah responden dominan menyatakan kurang setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Namun, jumlah responden yang paling banyak ialah yang menyatakan kurang setuju sebagaimana (41,2%) responden menyatakan kurang setuju untuk Jokowi, sebesar (38,1%) untuk Ma’ruf Amin, sebesar (37,1%) untuk Prabowo, dan sebanyak (41,2%) juga untuk Sandiaga Uno.

Meski demikian, apabila kita melihat dari sisi yang berlawanan maka persentase untuk responden yang menyatakan setuju bahwa dalam pemikiran mereka prestasi para kandidat tidak baik ialah sebagai berikut, sebesar (5,2%) responden bagi Jokowi, sebesar (8,2%) responden bagi Ma’ruf Amin, sebesar (16,5%) bagi Prabowo, dan sebesar (11,3%) bagi Sandiaga Uno.

3. Citra Mental

Citra Mental adalah elemen visual yang ada dalam pikiran seseorang tetapi tidak nyata seperti memori,ide, mimpi maupun fantasi. Untuk itu, dalam hal ini adapun citra yang diteliti ialah bagaimana penilaian responden terhadap bayangan akan kinerja para kandidat apabila menduduki jabatan mereka masing-masing dan juga bagaimana Indonesia dibawah kepemimpinan para kandidat.

Maka dari itu, adapun untuk pembahasan yang pertama ialah terkait kinerja bayangan dari para kandidat. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari lapangan, angka persentase responden paling dominan ialah menyatakan setuju bahwa kinerja para kandidat dalam bayangan mereka ketika menjabat sebagai presiden

Universitas Sumatera Utara

maupun wakil presiden ialah baik, yakni sebesar (42,3%) responden untuk Jokowi, sebesar (44,3%) responden untuk Ma’ruf Amin,sebesar (46,4%) responden untuk Prabowo, dan sebesar (48,5%) responden untuk Sandiaga Uno.

Di samping persentase responden yang menyatakan setuju, terdapat juga persentase responden yang menyatakan kurang setuju terkait hal ini dan persentase tersebut rata-rata berkisar seperempat dari peresentase keseluruhan responden, yakni sebesar (20,6%) responden untuk Jokowi, sebesar (23,7%) responden untuk Ma’ruf Amin,sebesar (24,7%) responden untuk Prabowo, dan sebesar (25,8%) responden untuk Sandiaga Uno.

Selanjutnya, adapun pembahasan kedua ialah terkait bagaimana bayangan responden akan Indonesia di bawah kepemimpinan para kandidat. Pada sub indikator ini pernyataan yang digunakan kembali ialah pernyataan unfavorable (pernyataan negatif) yang menyatakan bahwa Indonesia di bawah pemerintahan para capres dan cawapres tidaklah baik”. Untuk itu, hasil yang diperoleh ialah responden lebih dominan menyatakan kurang setuju terhadap pernyataan tersebut, yakni sebesar (44,3%) responden untuk Jokowi, sebesar (44,3%) responden juga untuk Ma’ruf Amin,sebesar (42,3%) responden untuk Prabowo, dan sebesar (43,3%) responden untuk Sandiaga Uno. Di samping itu, terdapa juga para responden yang menyatakan setuju pada pernyataan unfavorable tersebut dan persentasenya terhadap masing-masing kandidat ialah sebesar (10,3%) responden untuk Jokowi, sebesar (10,3%) responden juga untuk Ma’ruf Amin,sebesar (16,5%) responden untuk Prabowo, dan sebesar (14,4%) responden untuk Sandiaga Uno.

4. Citra Verbal

Citra verbal merupakan indikator terakhir dalam variabel Y (Citra Capres dan Cawapres Indonesia 2019). Citra verbal (verbal image) merupakan elemen yang bersifat linguistik seperti gambaran yang hadir ketika bahasa verbal digunakan, baik dalam bentuk deskripsi maupun metafora. Untuk itu, dalam hal ini adapun yang dinilai ialah penggunaan tata bahasa dalam setiap penyampaian akan visi-misi, program kerja, dan argumen-argumen dari para capres dan cawapres pada tayangan Debat Pilpres 2019.

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, adapun pernyataan yang diberikan ialah pernyataan favorable atau pernyataan positif yakni “Tata bahasa capres dan cawapres dalam tayangan Debat Pilpres 2019 ialah baik”. Maka dari itu, atas pernyataan tersebut diperoleh hasil bahwa sebagian besar responden menyatakan setuju bahwa tata bahasa yang digunakan para kandidat ialah baik, pernyataan tersebut didukung oleh persentase responden yang menyatakan setuju yakni sebesar (55,7%) responden untuk Jokowi, sebesar (52,6%) responden untuk Ma’ruf Amin,sebesar (46,4%) responden untuk Prabowo, dan sebesar (56,7%) responden untuk Sandiaga Uno. Namun, di samping para responden yang menyatakan setuju terdapat pula responden yang menyatakan kurang setuju terhadap pernyataan bahwa tata bahasa para kandidat ialah baik, para responden tersebut bila dinyatakan dalam persentase angka ialah sebesar (9,3%) responden untuk Jokowi, sebesar (17,5%) responden untuk Ma’ruf Amin,sebesar (24,7%) responden untuk Prabowo, dan sebesar (9,3%) responden untuk Sandiaga Uno.

4.5.3 Pengaruh Tayangan Debat Pilpres 2019 terhadap Citra Capres dan Cawapres Indonesia di Kalangan Mahasiswa FISIP USU

Setelah menganalisis semua data pada kuesioner, selanjutnya digunakan uji hipotesis tata genjang (rank order corelation coefficient) oleh rank spearman untuk menguji hipotesis yang diajukan terhadap Pengaruh Tayangan Debat Pilpres 2019 terhadap Citra Capres dan Cawapres Indonesia 2019 di Kalangan Mahasiswa FISIP USU. Berdasarkan output uji korelasi yang diperoleh melalui perangkat lunak SPSS 21, diperoleh korelasi Spearman’s rho sebesar 0,421.

Angka tersebut lebih mendekati angka 1 dan nilainya postif maka hubungan yang ada antara variabel X (Tayangan Debat Pilpres 2019) dengan variabel Y (Citra Capres dan Cawapres Indonesia 2019) adalah cukup kuat dan postif.

Selanjutnya,berdasarkan output dapat diketahui bahwa signifikansi yang ada ialah 0,000 yang artinya signifikansi < 0,005. Maka hipotesis nol ( ditolak dan hipotesis alternatif ( diterima. Kesimpulannyaa yaitu ada hubungan yang berarti antara Tayangan Debat Pilpres 2019 dengan Citra Capres dan Cawapres

Universitas Sumatera Utara

Indonesia 2019. Dan terakhir, berdasarkan rumus Koefiseien Determinasi (KD) diperoleh nilai sebesar yang dibulatkan menjadi 18%. Hal tersebut menunjukkan bahwa kekuatan pengaruh variabel X terhadap Y dalam penelitian ini adalah sebesar yang dibulatkan menjadi 18%. Kesimpulannya ialah terdapat kuat pengaruh sebesar 18 % antara Tayangan Debat Pilpres 2019 terhadap Citra Capres dan Cawapres Indonesia periode 2019-2024 di Kalangan Mahasiswa FISIP USU.

107

Universitas Sumatera Utara

BAB V

Dokumen terkait