• Tidak ada hasil yang ditemukan

URAIAN TEORITIS

2.1 Kerangka Teori

2.1.1 Komunikasi Massa

2.1.1.1 Definisi Komunikasi Massa

Ada banyak definisi dari komunikasi massa yang dapat dijabarkan oleh para ahli sebagaimana Meletzke mendefinisikan “komunikasi massa adalah sebagai bentuk komunikasi yang menyampaikan pernyataan secara terbuka melalui media penyebaran teknis secara tidak langsung dan satu arah pada publik yang tersebar”

(Ardianto dan Komala,2004).

Selanjutnya Wright mengemukakan definisi sebagai berikut, bentuk baru komunikasi dapat dibedakan dari corak-corak yang lama karena memiliki karakteristik utama sebagai berikut : diarahkan pada khalayak yang relatif besar, heterogen, dan anonim; pesan disampaikan secara terbuka, sering sekali dapat menapai kebanyakan khalayak secara serentak, bersifat sekilas;

komunikator cenderung berada atau bergerak dalam organisasi yang komples yang melibatkan biaya yang besar.

Universitas Sumatera Utara

Pada dasarnya dari beragam definisi yang ada tetap memiliki benang merah atau persamaan makna antara satu dengan yang lain. Untuk itu, Jalaludin Rakhmatmerangkum definisi-definisi komunikasi massa tersebut menjadi

“komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat”

(Ardianto dan Komala,2004)

2.1.1.2 Ciri-ciri Komunikasi Massa

Adapun ciri-ciri komunikasi massa menurut Nurudin dalam buku

“Komunikasi Massa” (Nurudin : 2004:16-28) adalah sebagai berikut : a. Komunikator dalam Komunikasi Massa Melembaga.

Maksudnya ialah komunikator dalam komunikasi massa itu bukanlah satu orang melainkan gabungan antar berbagai macam unsur dan bekerja satu sama lain dalam sebuah lembaga.

b. Komunikan dalam Komunikasi Massa bersifat Heterogen.

Maksudnya ialah komunikan dalam komunikasi massa itu beragam pendidikan, umur, jenis kelamin, status sosial ekonomi, memiliki jabatan yang beragam, dan memiliki agama atau kepercayaan yang tidak sama pula.

c. Pesannya Bersifat Umum.

Maksudnya ialahPesan-pesan dalam komunikasi massa itu tidak ditujukan kepada satu orang atau satu kelompok masyarakat tertentu melaikan pesan-pesan ditujukan kepada khalayak yang plural.

d. Komunikasinya Berlangsung Satu Arah.

Maksudnya ialah dalam komunikasi massa kita tidak dapat langsung memberikan respon kepada komunikatornya (media massa yang bersangkutan). Kalaupun bisa,sifatnya tertunda. Misalkan ketika kita mengirimkan ketidaksetujuan pada berita itu melalui rubrik surat pembaca.

e. Komunikasi Massa Menimbulkan Keserempakan.

Maksudnya ialah keserempakan itu terjadi dalam proses penyebaran pesan-pesannya sehingga khalayak dapat menikmati media massa tersebut hampir bersamaan.

f. Komunikasi Massa Mengandalkan Peralatan Teknis.

Peralatan teknis yang dimaksud misalkan pemancar untuk media elektronik (mekanik atau elektronik) seperti radio membutuhkan pemancar atau relay.

Universitas Sumatera Utara

g. Komunikasi Massa Dikontrol oleh Gatekeeper.

Gatekeeper ini berfungsi sebagai orang yang ikut menambah atau mengurangi, menyederhanakan, mengemas agar semua informasi yang disebarkan lebih mudah dipahami contohnya seperti : reporter, editor, manajer pemberitaan, lembaga sensor film,dan lain sebagainya.

2.1.1.3 Fungsi Komunikasi Massa

Menurut Nurudin dalam bukunya “Komunikasi Massa” ketika kita membicarakan fungsi-fungsi komunikasi massa yang harus ada dalam benak kita adalah kita juga sedang membicarakan fungsi media massa. Karena komunikasi massa itu sendiri berarti komunikasi lewat media massa. Ini berarti, komunikasi massa tidak akan ditemukan maknanya tanpa menyertakan media mssa sebagai elemen terpenting dlam komunikasi massa. Sebab, tak ada komunikasi massa tanpa ada media massa. Alasan inilah yang mendasari mengapa ketika kita memperbincangkan fungsi komunikasi massa sekaligus membicarakan fungsi media massa pula. (Nurudin : 2004 :61-86)

Dari banyaknya pendapat yang dikemukakan untuk mengupas fungsi-fungsi komunikasi massa, untuk itu Nurudin menyimpulkan nya menjadi beberapa poin, yakni :

a. Informasi

Fungsi informasi adalah fungsi paling penting yang terdapat dalam komunikasi massa. Komponen paling penting untuk mengetahui fungsi komunikasi ini adalah berita-berita yang disajikan. Iklan pun dalam beberapa hal juga punya fungsi memberikan informasi di samping juga fungsi-fungsi yang lain.

b. Hiburan

Fungsi hiburan bagi sebuah media elektronik menduduki posisi yang paling tinggi dibandingkan dengan fungsi yang lain. Berbeda halnya dengan media cetak, Media cetak biasanya tidak menempatkan hiburan pada posisi paling atas. Tetapi media cetak ini pun tetap harus memfungsikan hiburan.

c. Persuasif

Kebanyakan dari apa yang khalayak baca, dengar,dan lihat penuh dengan kepentingan persuasif ini. Kampanye politik yang secara periodik menyita perhatian kita di media massa, hampir murni persuasif.

Universitas Sumatera Utara

Bagi Josep A Devito (1997) fungsi persuasif ini dianggap sebagai bentuk yang paling penting. Persuasif bisa datang dari berbagai bentuk;

(1) mengukuhkan atau memperkuat sikap, kepercayaan, atau nilai seseorang, (2) mengubh sikap, kepercayaan, atau nilai seseorang, (3) menggerakan seseorang untuk melakukan sesuatu, dan (4) memperkenalkan etika, atau menawarkan sistem nilai tertentu.

d. Transmisi Budaya

Transmisi budaya adalah salah satu fungsi komunikasi massa yang paling luas, meskipun paling sedikit diperbincangkan. Transmisi budaya mengambil tempat dalam dua tingkatan; kontemporer dan historis. Dua tingkatan ini tidak dipisahkan dan terjalin secara konstan.

Di dalam tingkat kontemporer, media memperkuat konsesus nilai masyarakat dengan selalu memperkenalkan bibit perubahan secara teru-menerus. Sedangkan secara historis umat manusia telah melewati atau menambahkan pengalaman baru dari sekarang untuk membimbingnya ke masa depan.

e. Mendorong Kohesi Sosial

Kohesi yang dimaksud di sini adalah penyatuan. Artinya, mendorong masyarakat untuk bersatu. Media merangsang masyarakat untuk memikirkan dirinya bahwa bercerai berai itu bukan keadaan yang baik bagi kehidupan mereka. Selain itumedia yang memberitakan akan arti pentingnya kerukunan beragama, sama saja media itu mendorong kohesi sosial.

f. Pengawasan

Bagi Laswell, komunikasi massa mempunyai fungsi pengawasan.

Artinya, menunjuk pada pengumpulan dan penyebaran informasi mengenai kejadian-kejadian yang ada di sekita kita. Contohnya pemberitaan tentang munculnya badai, topan, gelombang laut yang ganas, dan lain sebagainya.

g. Korelasi

Fungsi korelasi di sini adalah fungsi menghubungkan bagian-bagian dari masyarakat agar sesuai dengan lingkungannya. Misalnyam masyarakat menginginkan agar pemerintah dijalankan dengan prinsip-prinsip demokrasi yang benar. Banyak hal yang sudah dilakukan baik melalui pernyataan sikap, unjuk rasa, dan demonstasi. Kemudian faka-fakta yang dilakukan masyarakat ini disiarkan lewat media massa untuk ditunjukkan kepada khalayak yang lebih luas. Kemudian pemerintah membaca atau menonton aksi lalu memberikan tanggapannya. Dalam proses ini media telah menjadi penghubung (korelasi) antara masyarakat dan pemerintah.

h. Pewaris Sosial

Dalam hal ini media massa berfungsi sebagai seorang pendidik, baik yang menyangkut pendidikan formal maupun informal yang mencoba meneruskan atau mewariskan suatu ilmu pengetahuan, norma, nilai, pranata, etika dari satu generasi k generasi selanjutnya.

Universitas Sumatera Utara

2.1.1.4 Model Komunikasi Massa

Model komunikasi dapat dijadikan sebagai suatu dasar bagi pernyataan kemungkinan terhadap berbagai alternatif dan karenanya dapat membantu membuat hipotesis suatu penelitian. Adapun model komunikasi yang dianggap relevan dengan penelitian ini ialah Model Komunikasi Satu Tahap (One Step Flow of Communication).

a. Model Komunikasi Satu Tahap (One Step Flow of Communication)

Gambar 2.1. Model Komunikasi Satu Tahap

Model ini merupakan pengembangan dari teori komunikasi Jarum Hipodermik. Karena itu, pesan disampaikan melalui media massa langsung ditujukan kepada komunikan tanpa melalui perantara, misalnya oponion leader. Namun pesan tersebut tidak mencapai semua komunikan dan juga tidak menimbulkan efek yang sama pada setiap komunikan.

2.1.1.5 Efek Komunikasi Massa

Menurut Steve M. Chafee, efek media massa dapat dilihat dari tiga pendekatan. Pendekatan pertama ialah efek dari media massa yang berkaitan dengan pesan ataupun media itu sendiri. Pendekatan kedua ialah dengan melihat jenis perubahan yang terjadi pada diri khalayak komunikasi massa yang berupa perubahan sikap, perasaan dan perilaku atau dengan istilah lain dikenal sebagai perubahan kognitif, afektif, dan behavioral. Pendekatan ketiga yaitu observasi terhadap khalayak (individu, kelompok, organisasi, masyarakat, atau bangsa) yang dikenal efek komunikasi massa. (Ardianto dan Komala,2004)

Media Massa

Komuni kan

Universitas Sumatera Utara

Dalam penelitian ini hanya akan dibahas efek dari media massa yang berkaitan dengan pesan yang terjadi pada khalayak yang terdiri dari efek kognitif, afektif, dan behavioral.

 Efek Pesan

Penelitian tentang efek ini telah menjadi pust perhatian berbahai pihak, baik para praktisi maupun para teoritisi.

a. Efek Kognitif.

Efek kognitif adalah akibat yang timbul pada diri komunikan yang sifatnya informatif bagi dirinya. Dalam efek kognitif ini dibahas tentang bagaimana media massa dapat membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang bermanfaat dan mengembangkan ke dalam kognitifnya.

b. Efek Afektif.

Efek ini kadarnya lebih tinggi dari efek kognitif. Tujuan dari komunikasi massa bukan sekedar memberitahu khalayak tentang sesuatu, tetapi lebih dari itu, khalayak diharapkan turut merasakan perasaan iba, terharu, sedih, gembira, marah, dan sebagainya.

c. Efek Behavioral.

Efek behavioral merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan. Misalkan adegan kekerasan dalam televisi dan film akan menyebabkan orang menjadi beringas.

2.1.1.6 Media Massa

Menurut (Cangara,2010 :74) Jenis-jenis media massa dibedakan menjadi tiga jenis yakni antara lain :

1. Media Cetak.

Media cetak adalah media massa yang pertama sekali muncul di dunia pada tahun 1920an. Kala itu pada awalnya media massa digunakan pemerintah untuk mendoktrin masyarakat, sehingga membawa masyarakat pembaca kepada suatu tujuan tertentu. Seperti teori jarum suntik pada teori komunikasi massa.

2. Media Elektronik.

Setelah media cetak muncullah media elektronik yang pertama yakni radio. Sebagai media audio yang meyampaikan pesan lewat suara. Kecepatan dan ketepatan waktu dalam penyampaian pesan radio tentu lebih cepat dengan menggunakan siaran langsung. Setelah radio

Universitas Sumatera Utara

muncullah televisi yang lebih canggih bisa menayangkan gambar, yakni sebagai media audio visual.

3. Media Internet.

Media internet baru populer pada abad ke 21, googlei lahir pada tahun 1997. Media internet bisa melebihi kemampuan media cetak dan elektronik. Apa yang ada pada kedua media tersebut bisa masuuk dalam jaringan internet melalui website. Internet memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan media yang lain. Namun pengaksesan internet masih terbilang bebas dan bisa berbahaya bagi para pengguna yang belum mengerti misalnya penipuanm pornografi, dan lain sebagainya.

Media internet tidak harus dikelolah sebuah perusahaan layaknya media cetak dan media elektronik, melainkan bisa juga dilakukan oleh individu.

2.1.2 Televisi

Dari semua media komunikasi yang ada, televisilah yang pling berpengaruh pada kehidupan manusia. televisi mengalami perkembangan secara dramatis, terutama melalui pertumbuhan televisi kabel. Transmisi program televisi kabel menjangkau seluruh pelosok negeri dengan bantuan satelit dan diterima langsung pada layar televisi dengan menggunkan wire atau microwave (wireless cables) yang membuka tambahan saluran televisi bagi pemirsa. Televisi lebi marak lagi setelah dikembangkannya Direct Broadast Satelite (DBS).

Tahun 1948 merupakan tahun penting dlam dunia pertelevisiana, dengan adanya perubahan dari televisi eksperimen ke televisi komersial di Amerika.

Karena perkembangan televisi sangat cepat, dari waktu ke waktu media ini memiliki dampak terhadap kehidupan manusia sehari-hari. Kini sedikitnya terdapat lima metode penyampaian program televisi yang telah dikembangkan yakni Over-the-air reception of network and local station program, Cable, Digital Cable, Wireless Cable, Direct Broadcast Satellite (DBS).

Universitas Sumatera Utara

2.1.2.1 Sejarah Singkat Televisi

Sebagaimana radio siaran, penemuan televisi telah melalui berbagai eksperimen yang dilakukan oleh para ilmuan akhir abat 19 dengan dasar penelitian yang dilakukan oleh James Clark Maxwell dan Heinrich Hertz, serta penemuan Maroni, pada tahun 1890. Paul Nipkow dan William Jenkins melalui eksperimennya menemukan metode pengiriman gambar melalui kabel. Televisi sebagai pesawat transmisi dimulai pada tahun 1925 dengan menggunakan metode mekanikal dari Jenkins. Pada tahun 1928 General Electronnic Company mulai menyelenggarakan acara siaran televisi secara regular. Pada tahun 1939 Presiden Fanklin D. Rooselvet tampil di layar televisi. Sedangkan siaran televisi komersial di Amerika dimulai pada 1 September 1940.

2.1.2.2 Sejarah Televisi di Indonesia

Kegiatan penyiaran televisi di Indonesi dimulai pada tanggal 24 Agustus 1965, bertepatan dengan dilangsungkannya pembukaan pesta olahraga se-Asia IV atau Asean Games di Senayan. Sejak saat itu pula Televisi Republik Indonesia yang disingkat TVRI dipergunakan sebagai panggilan stasiun (Station Call) sampai sekarang (Effendy, pada Komala, dalam Karlinah, dkk 1999)

Sejalan dengan kepentingan pemerintah dengan keinginan rakyat Indonesi yang tersebar di berbagai wilayah agar dapat menerima siaran televisi, maka tanggal 16 Agustus 1976, Presiden Soeharto meresmikan penggunaan satelit palapa untuk telekomunikasi dan siaran televisi. TVRI yang berada di bawah Departemen Penerangan, kini siarannya sudah menjangkau hampir seluruh rakyat Indonesia yang berjumlah 200 jiwa. Sejak tahun 1989 TVRI mendapat saingan televisi siaran lainnya, yakni Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) yang bersifat komersial. Kemudian secra berturut-turut berdiri stasiun televisi Surya Citra Televisi (SCTV), Televisi Pendidikan Indonesia (TPI), Andalas Televisi (Anteve) dan lain-lain sebagainya.

Universitas Sumatera Utara

2.1.2.3 Karakteristik Televisi

Televisi memiliki sifat yang istimewa karena memiliki kelebihan yakni merupakan gabungan dari media audio (dengar) dan juga media gambar (visual).

Kelebihan tersebut tidak terlepas dari karakteristik yang ada pada televisi (Karyanti, 2005 : 137-139). Karakteristik televisi ialah sebagai berikut :

a. Audiovisual

Televisi memiliki kelebihan dibandingkan dengan media penyiaran lainnya, yakni dapat didengar sekaligus dilihat. Jadi apabila khalayak radio siaran hanya mendengar kata-kata, musik, dan efek suara, maka khalayak televisi dapat melihat gambar yang bergerak. Maka dari itu televisi disebut sebagai media massa elektronik audiovisual. Namun demikian, tidak berarti gambar lebih penting dari kata-kata, keduanya harus ada kesesuaian secara harmonis.

b. Berpikir dalam Gambar.

Ada dua tahap proses berpikir dalam gambar. Pertama adalah visualisasi yakni menerjemahkan kata-kata yang mengandung gagasan yang menjadi gambar secara individual. Kedua, penggambaran yakni kegiatan merangkai gambar-gambar individual sedemikian rupa sehingga kontinuitasnya mengandung makna tertentu.

c. Pengoperasian Lebih Kompleks.

Dibandingkan dengan radio siaran, pengoperasian televisi siaran jauh lebih kompleks, dan lebih banyak melibatkan orang. Peralatan yang digunakan lebih banyak dan untuk mengoperasikannya lebih rumit dan harus dilakukan oleh orang-orang terampil dan terlatih.

2.1.2.4 Fungsi Televisi

Fungsi televisi sama dengan fungsi media massa lainnya (surat kabar dan radio siaran), yakni memberi informasi, mendidik, menghibur, dan membujuk.

Tetapi fungsi menghibur lebih dominan pada media televisi sebagaimana hasil penelitian-penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi UNPAD, yang menyatakan bahwa pada umumnya tujuan utama khalyak menonton televisi adalah untuk memperoleh hiburan, selanjutnya untuk memperoleh informasi. (Ardianto dan Komala, 2004 :128)

Universitas Sumatera Utara

2.1.2.5 Program Siaran Televisi

Khomsahrial Romli (2016 :94-95), dalam bukunya Komunikasi Massa menyebutkanProgram siaran televisi merupakan acara-acara yang disajikan dan disiarkan oleh televisi. Secara garis besar, program TV dibagi menjadi program berita dan program nonberita. Karena TV merupakan media massa yang bersifat audio visual,maka diharapkan televisi bisa memberikan program siaran yang berbeda kepada khalayak agar pesan yang disampaikan dapat mudah dimengerti dan dipahami sehingga dari alasan itu media televisi memberikan kepada khalayak yang disebut stimulated experience yang berisi hal berikut :

a. Melihat sesuatu yang belum pernah dilihat sebelumnya.

b. Berjumpa dengan seseorang yang sebelumnya belum pernah dijumpai.

c. Datang ke suatu tempat yang belum pernah dikunjungi.

Program siaran yang disiarkan televisi akan memberikan sugesti kepada khalayak di dalam kehidupan sehari-hari sehingga akan menimbulkan dampak tertentu. Dengan stimulated experiencei tadi maka akan memberikan berbagai pembendaharaan pengetahuan kepada khalayak dan pengetahuan yang didapat akan memberikan kesan yang mendalam dan dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.

Jenis program televisi dapat dibedakan berdasarkan format teknis atau berdasarkan isi. Format teknis merupakan format umum yang menjadi acuan terhadap bentuk program televisi seperti talk show, dokumenter, film, kuis, musik, instruksi, dan sebagainya.

Berdasarkan isi, program televisi berbenntuk nonberita dapat dibedakan antara lain berupa program hiburan, drama, olahraga, dan agama.Sedangkan untuk program televisi berbentuk berita secara garis besar dikategorikan ke dalam hard news atau berita-berita mengenai peristiwa penting yang baru saja terjadi dan harus segera disiarkan, serta soft news yang mengangkat berita bersifat ringan yang juga merupakan kombinasi fakta, gosip, dan opini.

Selain pembagian jenis program berdasarkan skema di atas, terdapat pula pembagian program berdasarkan apakah program ini bersifat faktual atau fiktif.

Universitas Sumatera Utara

Program faktual antara lain meliputi : program berita, dokumenter, atau reality show. Sementara, program yang bersifat fiktif antara lain program drama atau komedi.

2.1.2.6 Faktor-faktor yang Perlu Diperhatikan

Menurut Ardianto dan Lukati dalam buku “Komunikasi Massa Suatu Pengantar (2004 : 130 – 133) pesan yang disampaikan melalui televisi memerlukan pertimbangan-pertimbangan agar pesan yang disampaikan dapat diterima oleh khalayak sasaran, faktor-faktor tersebut meliputi :

a. Pemirsa

Sesungguhnya dalam setiap bentuk komunikasi dengan menggunakan media apapun, komunikator akan menyesuaikan pesan dengan latar belakang komunikannya. Dalam hal ini komunikator harus memahami kebiasaan dan minat pemirsa baik yang termasuk kategori anak-anak, remaja, dewasa, maupun orang tua. Hal ini perlu karena berkaitan dengan materi pesan dan jam penayangan. Jadi, setiap acara yang ditayangkan benar-benar berdasarkan kebutuhan pemirsa, bukan acara yang dijejalkan begitu saja.

b. Waktu

Setelah komunikator mengetahui minat dan kebiasaan tiap kategori pemirsa, langkah selanjutnya adalah menyesuaikan waktu penayangan dengan minat dan kebiasaan pemirsa. Faktor waktu menjadi bahan pertimbangan, agar setiap acara ditayangkan secara proporsional dan dapat diterima oleh khalayak sasaran. Bagi semua stasiun televisi, antara pukul 19.30 sampai pukul 21.00 WIB dianggap sebagai waktu utama (prime time), yakni waktu yang dianggap paling baik untuk menayangkan acara pilihan, karena pada waktu itulah seluruh anggota keluarga berkumpul dan punya waktu untuk menonton televisi bersama.

c. Durasi

Durasi berkaitan dengan waktu, yakni jumlah menit dalam setiap penayangan acara. Durasi masing-masing acara disesuaikan dengan jenis acara dan tuntutan skrip atau naskah, yang paling penting ialah dengan durasi tersebut tujuan acara televisi dapat tercapai.

d. Metode Penyajian

Telah diketahui bahwa fungsi utama televisi menurut khalayak pada umumnya ialah untuk menghibur, selanjutnya adalah informasi.

Tetapi tidak berarti fungsi mendidik dan membujuk dapat diambaikan.

Universitas Sumatera Utara

Fungsi nonhiburan dan noninformasi harus tetap ada karena sama pentingnya bagi keperluan kedua pihak,komunikator dan komunikan.Untuk itu metode penyajian harus diperhatikan yakni cara pengemasan pesan sedemikian rupa agar dapat memenuhi fungsi-fungsi yang ada dari televisi.

Dokumen terkait