• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

C. Kerangka Berfikir

Berdasarkan kajian beberapa review penelitian terhadap berbagai model persistensi belajar mahasiswa, baik untuk mahasiswa perguruan tinggi konvensional maupun perguruan tinggi jarak jauh, dapat dibangun suatu model struktural persistensi belajar mahasiswa (model konseptual) yang diharapkan dapat diterapkan di Universitas Terbuka. Diharapkan model yang dibangun ini dapat menjelaskan persistensi belajar mahasiswa UT.

Faktor internal mahasiswa yang meliputi karakteristik pribadi mahasiswa seperti umur, jenis kelamin, status pernikahan, tingkat/jenis pendidikan, pekerjaan, dan penghasilan. Faktor eksternal mahasiswa berkaitan dengan dukungan dan dorongan dari orang-orang di sekitarnya yang dapat mempengaruhi dalam belajar, seperti dorongan dari keluarga, dorongan dari suami/istri/orang tua, dorongan atasan atau dorongan teman sejawat, teman sepergaulan, dan sebagainya. Faktor institusional berkaitan dengan pelayanan yang diberikan lembaga UT, baik yang berupa pelayanan akademik (seperti

64

kualitas bahan ajar, penyediaan bahan ajar, tutorial, ujian, program studi yang kurang cocok, dan sebagainya), maupun yang menyangkut pelayanan administrasi (seperti biaya, registrasi, informasi, komunikasi, profesionalisme pegawai, dan sebagainya). Keempat faktor tersebut mempunyai hubungan yang sangat erat dengan tingkat persistensi belajar mahasiswa. Adapun persistensi belajar yang dibangun dalam kajian ini ditentukan oleh 3 komponen, yaitu: 1) komitmen terhadap tujuan, 2) integrasi akademik, dan 3) integrasi sosial.

Gambar 8 berikut disajikan kerangka berfikir utama hubungan antara faktor dalam membangun model pengukuran persistensi belajar mahasiswa UT.

Persistensi Belajar Faktor Layanan Administrasi Faktor Layanan Akademik Faktor Internal Mahasiswa Faktor Eksternal Mahasiswa ε1 ε2 ε3

Gambar 8. Model Konseptual Hubungan Antar Faktor Persistensi Belajar

1. Faktor internal mahasiswa dan persistensi belajar

Banyak penelitian pendidikan memberikan hasil bahwa faktor internal mahasiswa atau latar belakang pendidikan mahasiswa sangat mempengaruhi keberhasilan belajar. Keluaran pendidikan sangat ditentukan

65

oleh masukan dari peserta didik. Masukan yang berkualitas tinggi sangat diharapkan akan memberikan hasil yang berkualitas tinggi juga. Universitas Terbuka tidak pernah membuat seleksi terhadap calon mahasiswanya. Apapun jenis dan jurusan, tingkat, tahun lulus dan sebagainya, dapat diterima sebagai mahasiswa UT, asal dia mempunyai ijazah minimal setingkat SLTA, sehingga kualitas masukannya juga tentunya akan sangat beragam. Oleh karena itu, tingkat keluaran pendidikan yang dicerminkan oleh resistensi belajar dan tingkat registrasi ulang mahasiswa UT sangat bervariasi. Dengan demikian, dapat diduga bahwa ada hubungan antara faktor internal mahasiswa dengan persistensi belajar mahasiswa.

2. Faktor eksternal mahasiswa dan persistensi belajar

Seperti yang telah diuraikan pada bagian awal bab ini, yaitu salah satu ciri atau karakteristik sistem PJJ adalah bahwa mahasiswa bisa belajar dimana dan kapan saja. Tanpa ada dukungan dari lingkungannya tentunya mereka akan merasakan sulit dalam belajar. Keadaan lingkungan keluarga, lingkungan tempat kerja (bagi yang bekerja), teman sepergaulan, dorongan suami/istri atau atau dorongan orang tua dan sebagainya akan dapat memberikan warna dalam kemajuan belajar. Keadaan lingkungan tersebut mungkin akan memacu dan memicu untuk tetap meneruskan mencapai keberhasilan belajar di UT, tetapi juga tidak mustahil keadaan lingkungan mahasiswa akan menjadi hambatan dan kendala dalam meneruskan kuliahnya. Oleh karena itu, dapat diduga bahwa ada hubungan antara faktor lingkungan eksternal mahasiswa dengan persistensi belajar mahasiswa.

66

3. Faktor layanan akademik dengan persistensi belajar

Proses belajar mengajar pada sistem PJJ tidak menghadirkan guru/dosen sebagai pemberi materi kuliah, tetapi media utama yang dijadikan tumpuan adalah bahan belajar yang dapat berupa bahan belajar cetak, audio, maupun video. Bahan belajar ini dapat dijadikan pengganti kehadiran dosen di depan kelas, sehingga mutu pengajaran dicerminkan oleh kualitas bahan belajar yang digunakannya. Proses belajar mengajar ini tidak hanya memerlukan mutu bahan belajar yang tinggi, tetapi juga menyangkut mutu evaluasi atau ujian yang diterapkan oleh lembaga PJJ itu sendiri. Mahasiswa cenderung merasa enggan meneruskan belajar di UT kalau kualitas proses belajar mengajar ini dianggap kurang berkenan dan kurang bermutu untuk diikuti. Oleh karena itu, keengganan tersebut cepat atau lambat akan banyak berpengaruh pada hasil belajar itu sendiri. Untuk mengantisipasi hal tersebut, penyelenggara PJJ harus dapat mengkondisikan proses belajar mengajar ini dengan sebaik mungkin, sehingga mahasiswa akan merasa betah dan senang untuk mengikuti proses belajar. Dengan demikian, dapat diduga bahwa ada hubungan antara faktor layanan akademik yang diberikan oleh lembaga PJJ dengan persistensi belajar mahasiswa.

4. Faktor layanan administrasi dengan persistensi belajar

Banyak hasil penelitian mengungkapkan bahwa tingginya tingkat putus kuliah pada sistem pendidikan jarak jauh ini disebabkan oleh pelayanan kepada mahasiswa (student services) yang sangat kurang dan

67

tidak baik. Untuk kasus di Indonesia (UT) tidak jarang mahasiswa mengeluh kehabisan formulir registrasi, atau terlambat menerima bahan belajar, hasil ujian sangat lambat diumumkan, atau biaya SPP yang terlalu tinggi banyak andil dalam menentukan daya tahan belajar mahasiswa UT (Subandijo dan Sulistiorini, 1987; Subandijo, Imawati, Nuraini, dan Joesaki, 1992). Oleh karena itu, dapat diduga bahwa ada hubungan antara faktor layanan administrasi yang diberikan oleh lembaga PJJ dengan persistensi belajar mahasiswa.

5. Faktor internal mahasiswa dan layanan akademik dan administrasi Faktor internal mahasiswa, dalam banyak hasil penelitian sering menunjukan berpengaruh terhadap hasil belajar. Meskipun demikian, hasil belajar itu tidak bisa berdiri sendiri, tetapi sangat ditentukan oleh bagaimana lembaga pendidikan dalam menyelenggarakan dan memberikan layanan akademik dan layanan administrasi kepada mahasiswa. Lembaga pendidikan yang menyelenggarakan dan memberikan layanan akademik dan administrasi dengan baik, tentunya diharapkan akan juga membawa dampak positif pada hasil belajar mahasiswa.

Pada sistem pendidikan jarak jauh dan terbuka, variasi karakteristik mahasiswa sangatlah besar dan sangat heterogen. Oleh karena itu, setiap mahasiswa dalam mempersepsi layanan akademik dan administrasi yang diberikan oleh lembaga juga sangat beragam. Jika layanan akademik dan administrasi yang diberikan oleh lembaga sesuai dengan harapan mahasiswa, maka mahasiswa cenderung merasa puas. Namun sebaliknya,

68

bila layanan yang diberikan lembaga pendidikan kurang atau tidak sesuai dengan harapan mahasiswa, maka mahasiswa cenderung merasa tidak puas. Oleh karena itu, kualitas layanan akademik dan administrasi pada mahasiswa PJJ sangat menentukan hasil belajar dan persistensi belajar mahasiswa yang mencerminkan tingkat keluaran pendidikan lembaga PJJ. Dengan demikian, dapat diduga bahwa ada hubungan tidak langsung antara faktor internal mahasiswa dengan persistensi belajar mahasiswa, baik melalui layanan akademik maupun melalui layanan administrasi lembaga penyelenggara PJJ.

6. Faktor eksternal mahasiswa dan layanan akademik dan administrasi Keadaan lingkungan keluarga, lingkungan tempat kerja (bagi yang bekerja), teman sepergaulan, dorongan suami/istri atau dorongan orang tua dan sebagainya sangat penting untuk mahasiswa PJJ. Lingkungan disekitar mahasiswa ini dapat membentuk kondisi belajar mahasiswa. Kondisi lingkungan yang kondusif dan cocok dengan keadaan mahasiswa, dapat menambah semangat dan dorongan belajar yang tinggi hingga dapat meraih sukses dalam belajar. Namun sebaliknya, bila kondisi lingkungan sekitar tidak nyaman dan tidak sesuai dengan yang diperlukan mahasiswa, maka lingkungan itu dapat menjadi kendala dan menghambat keberhasilan belajar mahasiswa. Begitu juga pada sisi lembaga penyelenggara PJJ dalam memberikan layanan akademik dan administrasi kepada mahasiswa menentukan hasil belajar mahasiswa. Jika kondisi lingkungan dan layanan yang diberikan lembaga penyelenggara PJJ sesuai dengan harapan dan

69

kondisi mahasiswa, diharapkan akan memberikan dampak yang positif terhadap hasil belajar mahasiswa. Namun sebaliknya, bila kondisi lingkungan mahasiswa dan layanan yang diberikan oleh lembaga penyelenggara pendidikan kurang atau tidak sesuai dengan harapan dan kondisi mahasiswa, maka dapat membuat dampak yang negatif terhadap kelangsungan dan daya tahan belajar mahasiswa. Dengan demikian, dapat diduga bahwa ada hubungan yang tidak langsung antara faktor eksternal mahasiswa dengan persistensi belajar mahasiswa, baik melalui layanan akademik maupun melalui layanan administrasi lembaga penyelenggara pendidikan.