• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kerangka Berfikir

Dalam dokumen orang yang jiwanya kecil” (Halaman 93-104)

pada subjek Pegawai Kementerian Agama Provinsi Riau, Kota Pekanbaru.

danSbermutu. Untuk itu diperlukan peningkatan kapasitas manajemen sumber daya manusia yang baik, diantaranya meningkatkan kepemimpinan secara profetik, menguatkan solidaritas nilai soosial dan dapat beradaptasi pada situasi yang tidak menguntungkan.

Kepemimpinan profetik ialah suatu paradigma, gaya atau model yang dibangun atas prinsip kenabian sebagai bentuk patuh terhadap tugas yang diberikan oleh Allah agar melakukan tindakan keadilan sebagai bentuk keikhlasan sebagai seorang pemimpin dalam berbuatSbaikSuntuk-sesamanya sebagai manusiaSatas-dasarSkeimananSyangssejati seperti para-Nabi. Kepemiminan profetik-merupakan kemampuan-mengendalikan diri-dan mempengaruhi0orang-lain dengan tulus untuk mencapai tujuan bersama sebagaimana yang telah-dilakukan-oleh-Nabi, dengan-pencapaian-berdasarkan-empat macam, diantaranya yakni: -Shiddiq (benar), Amanah- (dapat dipercaya)Tabligh- (menyampaikan yang adil) Fatanah (cerdas) . (Rahayuningsih, 2017).

Dalam Kepemimpinan Islam telah-dilaksanakan-dan contohkan oleh para Nabi dan-Rasul, salah satunya yakni utusan Allah SWT yakni Rasulullah Nabi Muhammad-SAW. Beliau ialah utusan-Allah SWT, perintis, polopor, pemimpin umat-dan-sekaligus pemimpin-kepala-negara yang-ideal. Sangat jelas, bahwa kepemimpinan Nabi Muhammad memberikan pengaruahan yang baik, berkomunikasi dengan tegas dan mendidik pengukutnya dalam mengaksimalkan perannya bernegara(Fadhl, 2018).

Kepemimpinan Rasulullah mengajarkan bagaimana menciptakan sistem pendidikan yang mencerahkan dan bermoral, sistem politik-yang-bermartabat,

memiliki sistem-hukum-yang-adil, tantanan masyarakan yang baik dan memastikan kesamaan hak dan kewajiban pada perlindungan-dan-keamaanan warga-negara. Kepeminpinan Rasulullah-SAW telah diakui-oleh-manusia-hingga lebih dari 1,3 milyar dan terbukti sejak-lebih-dari-15-abad lalu sampai0saat0ini masih dapat dilaksanakan (Dewi, 2019) Berdasarkan0sudut0pandang0Islam, kepemimpinan mempunyai dua fungsi. Fungsi0pertama0yakni-riayatud dien, artinya menjada dan0mengembangkan0dan agama, fungsi kedua disebut riayatud daulah yang bermakna sebagai menjaga negara dan mengembangkan-kesejahteraan rakyat dan negara. (Dewi, 2019). AjaranSIslamsmelihat

kepemimpinanSsebagai tugas (amanah) yang

harussdipertanggungjawabkanssecara forizontal-formal sesama manusia, namun juga0bersifat0vertikal-moral0kepada Allah SWT baik0di dunia maupun0akhirat.

Kepemimpinan profetik bukan melihat pada0kekuasaan, 0jabatan dan0kewenangan yang0mesti dibanggkan Pemimpin profetik meerupakan role model bagi pegawai yang berfungsi sebagai pengorganisir organisasi, dimana tidak hanya berupa0kata-kata namun juga perilaku dan sikap yang0ditunjukkan agar dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

Kehadiran kepemimpinan menghadirkan perilaku yang dapat mengubah standar dan nilai karyawan dalam memobilisasi kemampuan mereka untuk mencapai tujuan organisasi (Lan & Chen, 2020). Idealnya kepemimpinan memiliki pengaruh ideal melibatkan berperilaku dengan cara karismatik yang menginspirasi pengikutnya seperti motivasi untuk mengartikulasikan visi yang menarik bagi pengikut.Pendekatan perspektif konstruksi karir mendeskripsikan

bahwa kemampuan beradaptasi terhadap pekerjaan dapat dikembangkan dengan pelatihan, tugas-tugas perkembangan kejuruan, pendidikan dan juga dapat di pupuk oleh komunikasi yang menjelaskan berbagai tugas-tugas. (Savickas &

Porfeli, 2012) kepemimpinan proaktif dapat mencari dan mengidentifikasi perubahan yang diperlukan dalam situasi organsisasi.

Kepemimpinan profetik ialah sebagai basis peraturan ,aktivitas dan0keselarasan bermasyarakat, maka0dari0itu0pemimpin0harus0memiliki karaktertertentu seperti sifat0adil,berilmu0pengetahuan, sehat0jasmani,-rohani dan0cerdas dalam segala situasi (Rifaudin, 2017) Al-Qur‟an dan Hadist telah menyinggung tentang kepemimpinan profetik yang telha dicerminkan oleh Nabiyullah dan Muhammad SAW yang mengajarkan umatnya pada risalah0Allah SWT dan0menyampaikan seluruh0ajaran Al-Qur‟an yang0diturunkan 0epadanya, guna memelihara0agama dan mengatur0dunia seperti kepala Negara dan Kepala Pemerintahan.

Nabi0Muhammad SAW0dalam memimpun0umatnya senantiasa0berpegang0pada inti dasar yakni salah satunya menghadirkan sifat jujur. Syarat0utama0bagi seorang pemimpin ialah0kejujuran, masyarakatt0akan tertegun0hatinya bilamana pemimpinnya memiliki kapasitas kejujuran yang tinggi dalam menerapkan kesadaran akan penuhnya tanggung jawab yang dimilikinya. Adanya kejujuran menjadikan situasi lancer dalam upaya melaksanakan secara bersamma. sesuai dalam0Al-Qur‟an pada0surah At-Taubah0ayat 190yang bermakna bahwa kita diperintahkan oleh Allah0SWT dalam segala situasi dan kondisi mengharuskan untuk selalu Bersama dengan orang-orang benar dan jujur.

Dengan demikian pegawai dapat memiliki kesempatan untuk menghubungkan diri mereka dengan situasi yang baru tempat kerja, membantu proses beradaptasi pada keterampilan komunikasi dan kerja, serta memicu sumber daya yang beradaptasi pada situasi apapun yang ditembuh pada waktu yang akan datang.

Social support adalah 0bantuan0atau0dukungan yang diperoleh dari0orang tertentu0membuat penerima menjadi diperhatikan, merasa aman dan dicintai.

Social support merupakan bentuk pespektif atau tergantung pada subjektivitas induvidu dalam melihat sumber dukungan. social suport menurut Sarason (dalam Nurhabiba, 2020) induvidu yang memiliki kehadiran dukungan sosial support terutama pada tingkatan tinggi akan memiliki harga0diri0yang lebih0tinggi, memiliki pengalaman dan pelajaran yang0positif dibandingkan0dengan social support yang rendah. Social Social support terhadap adaptabilitas karir akan berpengaruh terhadap pegawai di situasi kerja. Para pegawai akan mendapat dukungan sosial sehingga menambah kemampuan dalam merencanakan kemungkinan yang yerjadi di tempat organisasi mereka bekerja ( Karatepe &

Ogubade, 2016). Kemampuan memfokuskan karir sangat bergantung pada lingkungan sosial, social0support adalah0dukungan0material, informasi dan juga sumber-sumber psikologi untuk membantu menenangkan dalam situasi stress.

Adaptabilitas karir yang diperoleh dari social support yang tinggi akan memperoleh situasi yang tenang pada diri, memiliki rasa percaya diri dan kompeten terhadap tugas yang dimiliki olehnya ( Kumalasari, 2012).

Social support bisa menjadi salah satu faktor yang terpenting terhadap adaptabilitas karir, pemberian dukungan0yang dilakukan oleh0orang0terdekat, seperti: 0keluarga, teman dekat,orang0yang lebih ahli dibidangnya, jika di situasi kerja terdapat supervisor dan rekan kerja. Ketersediaan dukungan rekan kerja dan supervisor memberikan sinyal kepada pegawai bekerja dengan mendengarkan permasalahan pegawai di tempat kerja, mendorong mereka untuk akuisisi keterampilan, pengembangan dan kemajuan karier, dan bertukar mengenai pendapat dan ide (Yoshua & Nugroho, 2020).

Social Support menjadi salah satu sumber daya eksternal yang dapat memiliki dampak positif terhadap kemampuan karir induvidu. Dukungan sosial yang diperoleh dari satu peran dapat mentransfer kekuatan diri dan mendapatkan dukungan emosional seperti orangtua, kerabat atau lainnya. Social support dapat mengurangi kecemasan dan stress, membantu induvidu mengatasi perubahan dan tantangan yang baru dalam dunia kerja (Feng et al., 2021). Semakin banyak dukungan sosial sesorang induvidu yang dirasakan olehnya, maka semakin sedikit maslaah penyesuaian psikologis yang dialaminya atau dimilikinya.

Social support ialah wujud0dari0dukungan0eksternal0berupa0perhatian, kasih saying maumpun penghargaan0dari orang lain kepada induvidu, Islam mengajarkan kasih sayang kepada makhluk lainnya, pada hakikatnya kasih sayang terhadap sesame adalah kelembutan0hati, 0empati0pada jiwa0yang meliputi0ampunan dan ihsan, kasih0sayang menghadirkan pengaruh kuat diluar jiwa dan haikatnya dapat terjwujud dalam bentuk yang lebih ilmiah pada alam nyata. Bukti kasih sayang didalam jiwa itu tampaknya dengan membantu yang

lain ketika kesulitan, baik yang berbentuk materi atau non materi, Allah berfirman dalan surah QS. Asy-Suura ayat 23 yang0artinya:

Itulah(karunia) yango(dengan itu) 0Allah memggembirakanohamba-hamba-Nya berimanodanomengerjakanoamalosaleh, Katakanlah: “Aku tidakomeminta kepadamu sesuatuoupahpunoatasoseruan-Kuokecualiokasihosayangodalamokekeluargaan”dan siapaoyang mengerjakanokebajikan akanoKamio tambahkan baginya kebaikan pada kebannya itu SesungguhnyaoAllahoMahaopengampun lagi MahaoMensyukuri.

Ayatodiatas, dapat dipahami bahwaokehadiran sesamaomanusia haruslah saling mengasihiodanomenyayangi,memberikanoperhatianoketika sesame manusia jika ada masalah, bisa berupa dukungan kepada kepada anak-anak,oseorang rekan kerja keluarga dan masyarakat lainnya.

Rasulullah mengajarkan kita akan pentingnya kehadiran sosial support sebagai persaudaraan yang baik, sehingga esensinya meningkat psychologica well being, hat ikan menjadi tenang dan tentram, beban menjadi ringan, Rasulullah SAW memberikan role model dalam surah Al-Insyirah bahwa kira harusomemberikan dukunganososial kepadaoorang lain,-khususnya kepada anak yatim dan fakir miskin (Arlotas,2021) Gambaranoini menjadi-tuntutan bagiokita-untuk bisaoselalu senantiasaobersyukuroatasosegalaodukungan danokarunia yang telah diberikan oleh Allah SWT berikanokepadaokita. Untuk itu hendaklah kita sebagai hambanya tetap memberikan pertolongan kepada hamba lainnya.

Setiap induvidu tentunya membutuhkanSdukungan secara emosional.

Dukungan emosional meliputi dari kata (verbal positif) atau bentuk perbuatan yang bisa merubah persepsi induvidu, mendukung hadirnya perlindungan dan menjauhi trait simtom negative yang dapat menganggu aspek diri sehingga tidak

dapat aktualisasi diri. dukungan emosional dapat mengurangi kecendrungan induvidu untuk mengalami atau menunjukkan efek tidak tepat dan tidak diharapkan, dukungan sosial membuat induvidu lebihSbaik, mengurangi stress dan meningkatkanSkualitasShidupnya (Arlotas, 2021).

Resiliensi ialah proses adaptasi positif dimana seorang induvidu menghadapi rintangan atau tantangan yang dapat dibawa pada situasi karir atau organisasi pekerjaan (Luthar, 2015). Resiliensi sebagai kapasitas perilaku organisasi baru yang positif pada sumber daya induvidu dalam proses adaptasi. Resiliensi ialah konsep kemampuan yang dikembangkan atau bangkit kembali dari kesulitan, konflik dan kegagalan sehingga menjadi maju dan bertanggung jawab atas diri sendiri. Resiliensi merupakan kajian psikologi yang vital bagi modal induvidu dan faktor penting bagi orang dewasa yang berkerja untuk berhasil menghadapi dan melawan situasi stress.(Tien & Wang, 2017)

Resiliensi menjadi salah satu kajian pada pengembangan karir untuk menunjukkan kapasitas diri agar tetap kuat dan menjaga integritas dalam menghadapi perubahan tanpa kehilangan energi. Resiliensi menjadi salah satu upaya untuk mengetahui bagaimana mengenali berbagai faktor stress dan menemukan cara untuk mengatasinya dan berupaya bangkit dari kesulitan.

Induvidu yang memiliki resiliensi tinggi terhadap situasi kerja cendrung untuk menjaga kondisi psikologis dan kesehatan fisiknya dari peristiwa negatif dengan menanggulangi situasi dengan cara memuaskan, meningkatkan dan mensejahterakan mereka (Dominggus Palmarius, 2021). Resiliensi memiliki

peran kunci dalam menentukan tujuan karir dan mengatasi hambatan karir serta menghadapi kesulitan yang dialami dalam hal utuk memperoleh prestasi karir.

Firman Allah SWT pada Surah Al-Baqarah ayat 155-156 yang artinya:

DanoKami mengujiokamuodengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekuranganoharta, jiwa dan buah-buahan, dan sampaikan kepadaoorang-orangoyang sabar, (yaitu) orang-orang yangoapabilaoditimpaomusibah merekaomengucapkan, Inna Lillahi wa Inna Ilaihi Rajiun.

FirmanoAllah diatas memberkan arti tidak ada satupunoorangodiodunia ini yang tidakodiberiomasalahooleh Allah SWT. Berserahodiri kepada-Nyaosegala apa yang telahoterjadi atasokehendakodi dunia inioialah milik-Nya membuat jiwa seseorang akanomerasaolebih tenang danomenghindarkanodiriodariosikap kekecewaan, putus asa dan ikhlas dalam menjalankan kehidupan. Hanya orang mampu bertahan dalam menyelesaikanomasalahodan bangkit kembalioyang akan mendapatkan keberhasilan yang dihadapi olehnya. Reseliensi dalam Islam merupakan sebuah trait kewajban, dangan memiliki resilensi berarti hamba -telahoteruji kualitas keimanan sebagaioseorangomuslim yang tangguh.

DalamokonsepoIslam, adaobeberapa indicator yang berkaitan dengan resilensi antara lain: sikap sabar, yakni kekuatanojiwaodan hati dalamomenerima problematikaoyang begitu beratodanomenyakitkan sehingga membahayakan keselamatanodiri dari lahirodanobatin (Adz-Dzikkiey, 2005). adanyaokesabaran adalah sikap ketauhidan dalamodiri seseorang dalam mengembangkan sprit, energi posirif danokekuatan lainnya akanomenembusorintanganodanoujian-ujian hidup denganobaik serta gemilang. Seberat apapun rintangan yang terjadi denganomudah dan meyelamatkan.

Sebab, di dalamoketabahan tersebut Allah SWT. hadir dalamodiri kita untuk menggerakkanoseluruhoaktivitas diri di dalamobimbinganodan pelindungkan.

sedangkan pada karakter shabir, yakni menahanodiri dari hawa nafsu (al-habs) Maksudnya, menahanodanomengendalikan diri dari hal-hal yang dibenciodan menahanolisanoagarotidak mengeluh.

Karakterosabar merepresentasekan sikap sabar sehingga menghari seseoang darioperasaanresah, cemas, omarah danokekacauan. Demikian, obahwa jika seorangotelah bersabar dalamomenanggung deritaokehidupan bersabar pada induvidu yang menyakitiSdanSmemusuhi-nya, bersabar dalam beribadah dan taat kepada Allah SWT,serta menahan odiri denganomelawan hawaSnafsu dan dorongan-dorongannya sehingga menjadi orang yang cerdas secara emosional, seimbang, utuh,produktif dan aktif.

Islam mengajarkan dan memotivasi manusiaountuk segeraobangkit melalui masalah dengan menyelesaikan dan segeraokembaliosemangat menjalani kehidupanoseperti biasa sebelum mendapat masalah. masalah yang Allah berikan masih berada sesuai dengan kapasitas hamba-Nya, dan Allah akan menghadiahkan bentuk balasanSkebaikan setimpal bagi orang tahan (resilensi) terhadapoujian yang telah Allahoberikan kepadanya. Karakteristikoresiliensi dalam perspekftif Al-Qur‟an mendeskripsikan sebagai umat yang memiliki kesabaran ketabahan, optimisme, pantang menyerah, berjiwa besar serta berjihad.

Resiliensi melibatkan pada kondisi yang tidak menyenakangkan, melalui sebab dan akibat. sebab (antecendent) yakni seperti kesulitan, kesengsaraan, ataupun

kemalangan, sedangkan akibat (qonsequent) yakni coping, kecerdasan adversity berfikir, yakin dan adaptasi secara positif.

Resiliensi diartikan sebagaiosumberodaya pribadi yang sangatopenting untuk menghadapi kondisi kerja yang buruk, hal ini dapat membantu orang mengelola jalur karir mereka selama seumur hidup, dan karena itu dapat mensejahteraan pribadi secara profesional. Induvidu harus memahami karir yang diperolehnya sepanjang hidup dan mengidentifikasi dan mengembangkan serta memahami kekuatan mereka dalam membantu mencapai tujuan yang berarti(Ginevra & Nota, n.d.) .Untuk itulah resiliensi merupakan peran penting dalam menangulangi situasi dan langkah preventif agar dapat meningkatkan kapasitas pengetahuan, perilaku dan keterampilan guna melibatkan kesejahteraan pribadi dan profesional pada jangka panjang.

Berdasarkan kerangka berfikir diatas maka kerangka berpikir digambarkan dalam skema berikut:

Gambar 1 Kerangka Berpikir

Dalam dokumen orang yang jiwanya kecil” (Halaman 93-104)

Dokumen terkait