• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.9 Kerangka Berpikir

Informasi akuntansi digolongkan menjadi tiga jenis yaitu informasi operasi, informasi akuntansi manajemen, dan informasi akuntansi keuangan,

dari hasil output tersebut dihasilkan laporan keuangan yang nantinya bisa dimanfaatkan oleh pihak internal maupun perusahaan. Holmes dan Nicholls (1988) menyatakan bahwa kekurangan informasi akuntansi dalam manajemen perusahaan dapat membahayakan perusahaan kecil. Akuntansi menurut manfaatnya bagi para pemakai dibedakan menjadi tiga jenis yaitu : statuory accounting information, budgetary information, dan additional accounting information.

Ketidakmampuan menyediakan dan menggunakan informasi akuntansi merupakan faktor utama yang menimbulkan permasalahan dan mengakibatkan kegagalan perusahaan kecil dan menengah dalam pengembangan usaha (Astuti, 2007). Informasi akuntansi sangat bermanfaat bagi UKM, karena merupakan alat yang digunakan oleh pengguna informasi untuk pengambilan keputusan. Penggunaan informasi akuntansi dalam penelitian ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu, umur perusahaan, pendidikan manajer, dan skala usaha.

Holmes dan Nicholls (1988) mengklasifikasikan informasi berdasarkan manfaat bagi pemakainya ke dalam tiga jenis, yaitu : (1) statuory accounting information, merupakan informasi yang harus disiapkan sesuai dengan peraturan yang ada; (2) budgetary information, yaitu informasi akuntansi yang disajikan dalam bentuk anggaran yang berguna bagi pihak internal perusahaan dalam perencanaan, penilaian dan pengambilan keputusan; (3) additional accounting information, yaitu

informasi akuntansi lainnya yang disiapkan perusahaan guna meningkatkan efektivitas pengambilan keputusan manajer.

UKM mempunyai peran penting dalam perekonomian Indonesia. Dalam perkembangannya UKM menghadapi permasalahan yaitu kekurangan modal, sehingga untuk berkembang menjadi perusahaan besar sangat sulit. Masalah umum yang dihadapi oleh pengusaha kecil dan menengah seperti keterbatasan modal kerja, kesulitan bahan baku, keterbatasan teknologi, sumber daya manusia dengan kualitas yang baik, informasi, dan pemasaran (Astuti dan Widiatmoko, 2003). Dalam menghadapi kerasnya persaingan dunia tidak sedikit usaha kecil yang mengalami kebangkrutan akibat dari krisis ekonomi global.

2.9.1 Pengaruh Pendidikan Manajer Terhadap Penggunaan Informasi

Akuntansi

Pendidikan manajer sangat menentukan dalam menjalankan usaha dalam perusahaan. Kemampuan dan keahlian manajer berpengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi dalan perusahaan. Lamanya pendidikan formal yang ditempuh manajer itulah yang menentukan kemampuan dan keahlian manajer. Tingkat pendidikan formal yang rendah akan mempengaruhi penggunaan informasi akuntansi, berbeda dengan manajer yang menempuh pendidikan tinggi. Dalam teori KBV pengetahuan sangat penting dalam sumber daya perusahaan karena dapat meningkatkan penggunaan informasi akuntansi pada usaha kecil dan menengah. Hasil penelitian Grace (2003), Putri (2010) dan Kristian (2010) menyatakan

bahwa pendidikan manajer berpengaruh signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi. Berdasarkan uraian di atas hipotesis pertama adalah : H1: Pendidikan manajer berpengaruh signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi.

2.9.2 Pengaruh Skala Usaha Terhadap Penggunaan Informasi Akuntansi

Skala usaha berpengaruh positif terhadap tingkat penggunaan informasi akuntansi (Holmes dan Nicholls, 1988). Hasil penelitiannya menyatakan bahwa tingkat informasi akuntansi yang disediakan tergantung pada skala usaha, yang diukur dengan jumlah pendapatan atau hasil penjualan dan jumlah karyawan. Apabila skala usaha meningkat, maka proporsi perusahaan dalam penggunaan informasi statuori, anggaran dan informasi tambahan juga meningkat. Jumlah karyawan dapat menunjukkan berapa kapasitas perusahaan dalam mengoperasikan usahanya, semakin besar jumlah karyawan semakin besar tingkat kompleksitas perusahaan, sehingga informasi akuntansi sangat dibutuhkan (Kristian, 2010). Penelitian Grace (2003), Astuti (2007), dan Putri (2010) menyatakan bahwa skala usaha berpengaruh signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi.

Teori RBT memandang perusahaan sebagai kumpulan sumber daya dan kemampuan (Wernerfelt, 1984) dalam (Subrata, 2014). Sumber daya manusia sangat berpengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi, karena dengan adanya sumber daya yang kompetitif perusahaan memiliki kinerja ekonomi yang bagus. Kinerja ekonomi menghasilkan informasi

akuntansi yang dapat digunakan sebagai pengambilan keputusan. Keputusan tersebut dapat dimanfaatkan oleh pihak internal dan eksternal perusahaan.

Jumlah pendapatan atau penjualan yang dihasilkan perusahaan dapat menunjukkan perputaran aset atau modal yang dimiliki oleh perusahaan, sehingga semakin besar pendapatan atau penjualan yang diperoleh perusahaan semakin besar pula tingkat kompleksitas perusahaan dalam menggunakan informasi akuntansi (Fitriyah, 2006). Jumlah karyawan dapat menunjukkan berapa kapasitas perusahaan dalam mengoperasionalkan usahanya, semakin besar jumlah karyawan semakin besar tingkat kompleksitas perusahaan, sehingga informasi akuntansi sangat dibutuhkan. Hipotesis kedua berdasarkan uraian di atas adalah :

H2 : Skala usaha berpengaruh signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi.

2.9.3 Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Penggunaan

Informasi Akuntansi

Good Corporate Governance merupakan suatu pola hubungan, sistem, dan proses yang digunakan oleh organ perusahaan guna memberikan nilai tambah kepada pemegang saham secara berkesinambungan dalam jangka panjang, dengan tetap memperhatikan kepentingan pemangku kepentingan (stakeholder) lainnya, berlandaskan peraturan perundangan dan norma yang berlaku (Maskur, 2012). Penilaian adanya penerapan good corporate governance dalam perusahaan merupakan hal yang penting untuk diketahui oleh para stakeholder. Fenomena bisnis yang tidak beretika berimplikasi

kepada kesinambungan perusahaan. Good corporate governance sebagai upaya mewujudkan bisnis yang beretika menjadi solusi sekaligus menjadi pengetahuan bagi perusahaan (Gilang dan Indah, 2015).

Tata kelola perusahaan dapat diterapkan di perusahaan kecil tidak hanya di perusahaan besar saja. Tetapi perusahaan kecil di Indonesia ini masih sangat jarang yang menerapkan GCG pada perusahaannya. Hal ini sangat disayangkan mengingat peran dari UKM terhadap perekonomian Indonesia sangat besar. Untuk penerapan GCG dalam perusahaan kecil itu sendiri dengan menggunakan asas/prinsip GCG yang terdiri dari : transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi, dan kewajaran. Hasil penelitian Maskur (2012) menyatakan bahwa sebagian UKM telah menerapkan GCG dengan baik, jika dilihat per asas GCG, UKM masih buruk dalam menerapkan asas transparansi dan akuntabilitas, sedangkan untuk asas responsibility, independensi dan kewajaran sudah dilaksanakan dengan baik. Hipotesis ketiga berdasarkan uraian di atas adalah :

H3 : Good corporate governance berpengaruh signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi.

2.9.4 Pengaruh Pendidikan Manajer Terhadap Good Corporate Governance

Pendidikan manajer yang tinggi dapat mempengaruhi pengelolaan perusahaan yang baik. Manajer perusahaan kecil sangatlah dominan dalam menjalankan usaha dalam perusahaan. Kemampuan dan keahlian manajer sangat mempengaruhi penerapan prinsip GCG dalam perusahaannya. Manajer yang sudah menerapkan prinsip good corporate governance pada

perusahaannya dapat mendorong majunya perusahaan serta menciptakan tata kelola yang baik bagi perusahaannya. Dengan menerapkan suatu prinsip GCG perusahaan menjadi terarah dan mudah untuk menuju perusahaan yang besar. Penelitian terdahulu belum ada yang meneliti tentang pengaruh manajer terhadap good corporate governance, sehingga peneliti tidak dapat membandingkan dengan penelitian sebelumnya. Berdasarkan teori yang ada bahwa prinsip good corporate governance dapat diterapkan di usaha kecil dan menengah. Berdasarkan hal tersebut maka hipotesis keempat yang diajukan adalah sebagai berikut :

H4 : Pendidikan manajer berpengaruh signifikan terhadap good corporate governance.

2.9.5 Pengaruh Umur PerusahaanTerhadap Good Corporate Governance

Umur perusahaan merupakan lamanya perusahaan berdiri dan beroperasi. Semakin lama perusahaan berdiri semakin banyak pengalaman yang diperoleh dalam mengelola perusahaan, dibandingkan dengan perusahaan yang belum lama berdiri. Umur menentukan cara berpikir, bertindak dan berperilaku perusahaan dalam melakukan oprasionalnya (Kristian, 2010). Semakin tua perusahaan berdiri seharusnya perusahaan cenderung untuk menerapkan prinsip good corporate governance dalam usahanya. Hal ini dapat dilihat dari tata cara manajer mengelola perusahaannya. Perusahaan yang berdiri lama maka ada pemisahan fungsi dalam perusahaannya, sehingga tata kelola perusahaan terlihat lebih rapi

dibandingkan dengan perusahaan yang baru saja berdiri. Hipotesis kelima berdasarkan uraian di atas adalah :

H5 : Umur perusahaan berpengaruh signifikan terhadap good corporate governance.

2.9.6 Pengaruh Skala UsahaTerhadap Good Corporate Governance

Skala usaha dalam usaha kecil dan menengah dapat dilihat dari jumlah karyawan yang bekerja full time. Jumlah karyawan dapat menunjukkan berapa kapasitas perusahaan dalam mengopersionalkan usahanya (Kristian,20100). Semakin besar jumlah karyawan semakin besar untuk menggunakan prinsip GCG, karena apabila dalam suatu perusahaan mempunyai karyawan yang cukup banyak maka diperlukan pemisahan fungsi dalam pekerjaannya sehingga memerlukan tata kelola perusahaan yang jelas. Hipotesis keenam berdasarkan uraian di atas adalah :

H6 : Skala usaha berpengaruh signifikan terhadap good corporate governance.

2.9.7 Pengaruh Pendidikan Manajer Terhadap Penggunaan Informasi

Akuntansi Melalui Good Corporate Governance

Good corporate governance sangat penting diterapkan dalam usaha kecil dan menengah. Untuk menerapkan prinsip GCG dalam suatu perusahaan perlu peran seorang manajer. Pendidikan manajer tentunya sangat berperan penting dalam penerapan prinsip GCG pada perusahaan kecil dan menengah. Dengan adanya good corporate governance yang diterapkan dengan baik dalam perusahaan, maka akan membantu

perusahaan dalam menggunakan informasi akuntansi. Hipotesis ketujuh berdasarkan uraian diatas adalah :

H7 : Pendidikan manajer berpengaruh signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi melalui good corporate governance.

2.9.8 Pengaruh Umur Perusahaan Terhadap Penggunaan Informasi

Akuntansi Melalui Good Corporate Governance

Lamanya perusahaan berdiri dan beroperasi berpengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi. Hal itu dapat dilihat dari pengalaman manajer yang sudah menggunakan informasi akuntansi dalam perusahaannya. Kebanyakan perusahaan yang sudah menggunakan informasi akuntansi adalah perusahaan yang usianya sudah menginjak lima tahun ke atas. Perusahaan yang berdiri sudah lama juga cenderung sudah menerapkan prinsip GCG dalam mengelola perusahaannya. Sehingga perusahaan mereka tertata rapi dan dapat berkembang dengan baik dengan adanya prinsip GCG tersebut. Hipotesis kedelapan dalam penelitian ini adalah :

H8 : Umur perusahaan berpengaruh signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi melalui good corporate governance.

2.9.9 Pengaruh Skala Usaha Terhadap Penggunaan Informasi Akuntansi

Melalui Good Corporate Governance

Jumlah karyawan yang banyak akan mempengaruhi penggunaan informasi akuntansi. Perusahaan yang baik adalah perusahaan yang mempunyai struktur organisasi yang jelas. Dengan prinsip GCG struktur

organisasi dalam perusahaan bisa terbentuk. Salah satunya adalah pemisahan fungsi pekerjaan pada karyawan tertata rapi. Hal tersebut bisa terbentuk karena adanya prinsip GCG yang baik, maka perusahaan dapat dikelola dengan baik. Pengelolaan perusahaan yang baik juga dapat berpengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi. sehingga hipotesis kesembilan dalam penelitian ini adalah :

H9 : Skala usaha berpengaruh signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi melalui good corporate governance.

Dokumen terkait