• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

3.3.1 Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2012) variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini digunakan lima variabel, yaitu tiga variabel exogenous, satu variabel endogenous, dan satu variabel intervening.

1. Variabel Exogenous

Variabel exogenous adalah variabel independen yang mempengaruhi variabel dependen. Variabel eksogen ditunjukkan dengan adanya anak panah yang berasal dari variabel tersebut menuju ke variabel endogen (Santoso, 2011). Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel eksogen yaitu :

1. Pendidikan Manajer (X1)

Pendidikan manajer merupakan pendidikan formal yang ditempuh oleh manajer perusahaan. Pendidikan manajer akan mempengaruhi penggunaan informasi akuntansi pada suatu

perusahaan. Variabel ini diukur dengan lamanya pendidikan terakhir yang ditempuh manajer perusahaan. Untuk tingkat sekolah dasar (SD) diberi skor 6 tahun, Sekolah Menengah Pertama (SMP) diberi skor 9 tahun, Sekolah Menengah Atas (SMA) diberi skor 12 tahun, Diploma diberi skor 15 tahun, Sarjana (S1) diberi skor 16 tahun, Pasca sarjana (S2) diberi skor 18 tahun dan Doktor (S3) diberi skor 20 tahun.

2. Umur Perusahaan (X2)

Umur perusahaan adalah usia atau lamanya perusahaan beroperasi. Semakin lama perusahaan beroperasi, maka kebutuhan informasi semakin komplek. Hal ini disebabkan tuntutan dari perkembangan yang dialami oleh perusahaaan (Holmes dan Nichols 1988; Grace, 2003 dan Fitriyah, 2006). Variabel ini diukur sesuai dengan berapa lama umur perusahaan beroperasi atau usaha yang sudah dijalankan.

3. Skala Usaha (X3)

Skala usaha diukur berdasarkan tenaga kerja full time yang bekerja diperusahaan. Pengukuran variabel skala usaha sesuai dengan jumlah riil tenaga kerja yang bekerja dalam perusahaan tersebut.

2. Variabel Endogenous

Variabel endogenous adalah variabel dependen yang dipengaruhi oleh variabel independen (eksogen). Variabel endogen

ditujukkan dengan adanya anak panah yang menuju variabel tersebut (Santoso, 2011). Dalam penelitian ini variabel endogennya adalah Penggunaan Informasi Akuntansi.

Penggunaan informasi akuntansi adalah pemanfaatan informasi-informasi akuntansi yang berasal dari catatan-catatan akuntansi untuk pengambilan keputusan bisnis. Adapun indikatornya adalah :

1. Informasi statuori

Informasi statuori merupakan informasi yang wajib diselenggarakan berdasarkan peraturan yang berlaku (Candra, 2010). Pengukuran indikator informasi akuntansi statuori dalam penelitian ini menggunakan lima item pertanyaan tentang bagaimana tingkat penggunaan informasi akuntansi satuori pada Usaha Kecil dan Menengah. Pertanyaan tersebut meliputi penggunaan neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas, dan catatan atas laporan keuangan.

2. Informasi anggaran

Informasi anggaran merupakan informasi akuntansi yang berguna bagi pihak internal dalam pengambilan keputusan. Pengukuran indikator informasi anggaran dalam penenlitian ini menggunakan empat item pertanyaan tentang bagaimana tingkat penggunaan informasi akuntansi anggaran yaitu : anggaran kas, anggaran penjualan, anggaran biaya produksi, dan anggaran biaya operasi.

3. Informasi tambahan

Informasi tambahan merupakan informasi akuntansi yang digunakan untuk meningkatkan efektivitas pengambilan keputusan suatu perusahaan. Pengukuran indikator informasi akuntansi tambahan dalam penelitian ini menggunakan empat item pertanyaan tentang bagaimana tingkat penggunaan informasi akuntansi tambahan yang meliputi laporan persediaan, laporan gaji karyawan, laporan jumlah produksi dan laporan biaya produksi.

Pengukuran setiap dimensi variabel informasi akuntansi dalam penelitian ini menggunakan skala Likert lima poin, yaitu poin 1 untuk jawaban tidak pernah, poin 2 untuk jawaban jarang, poin 3 untuk jawaban kadang-kadang, poin 4 untuk jawaban sering dan poin 5 untuk jawaban selalu.

3. Variabel Intervening

Variabel intervening adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan dependen menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat diamati dan diukur (Sugiyono, 2012). Dalam penelitian ini variabel interveningnya adalah Good Corporate Governance.

Good Corporate Governance (GCG) merupakan sistem pengendalian dan pengaturan perusahaan yang dapat dilihat dari mekanisme hubungan antara berbagai pihak yang mengurus

perusahaan, maupun ditinjau dari nilai-nilai yang terkandung dari mekanisme pengelolaan itu sendiri (Indra dan Ivan, 2006). Penerapan GCG pada Usaha Kecil dan Menengah dengan menggunakan prinsip/asas GCG. Adapun indikatornya sebagai berikut:

1. Tranparency (keterbukaan informasi)

Tranparency (keterbukaan informasi), yaitu keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi materiil dan relevan mengenai perusahaan. Pengukuran indikator transparansi dalam penelitian ini menggunakan empat item pertanyaan tentang seberapa jauh penerapan transparansi pada UKM yang meliputi : pencatatan transaksi pembelian, pencatatan transaksi penjualan, laporan keuangan tiap tahun, dan penggajian pegawai.

2. Accountability (akuntabilitas)

Accountability (akuntabilitas), yaitu kejelasan fungsi, struktur, sistem, dan pertanggungjawaban organ perusahaan sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif. Pengukuran indikator akuntabilitas dalam penelitian ini menggunakan empat item pertanyaan tentang seberapa jauh penerapan akuntabilitas pada UKM yang meliputi : pemisahan fungsi dalam perusahaan, tata tertib pelaksanaan

pekerjaan,,rincian tugas dan tanggung jawab, sanksi dan bonus bagi pegawai.

3. Responsibility (pertanggungjawaban)

Responsibility (pertanggungjawaban), yaitu kesesuaian (kepatuhan) di dalam pengelolaan perusahaan terhadap prinsip korporasi yang sehat serta peraturan perundangan yang berlaku. Pengukuran indikator responsibilitas dalam penelitian ini menggunakan empat item pertanyaan tentang seberapa jauh penerapan responsibilitas pada UKM yang meliputi : NPWP, pembayaran pajak, dan menanggapi komplain konsumen.

4. Independency (kemandirian)

Independency (kemandirian), yaitu suatu keadaan di mana perusahaan dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak manajemen yang tidak sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat. Pengukuran indikator independensi dalam penelitian ini menggunakan empat item pertanyaan tentang seberapa jauh penerapan independensi pada UKM yang meliputi : ketentuan dan pemilihan pemasok/distributor, merekrut pegawai, dan ketentuan pemilihan pegawai.

5. Fairness (kesetaraan dan kewajaran)

Fairness (kesetaraan dan kewajaran), yaitu perlakuan yang adil dan setara di dalam memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian serta peraturan dan perundangan yang berlaku. Pengukuran indikator kewajaran dalam penelitian ini menggunakan empat item pertanyaan tentang seberapa jauh penerapan kewajaran pada UKM yang meliputi : asal pegawai, perbedaan kompensasi kepada pegawai, menjelaskan pola penggajian pegawai dan monitoring dan evaluasi dengan pegawai.

Pengukuran setiap dimensi variabel Good Corporate Governance dalam penelitian ini menggunakan skala Likert lima poin, dimana jawaban tidak pernah diberi poin 1, jawaban jarang diberi poin 2, jawaban kadang-kadang diberi poin 3, jawaban sering diberi poin 4 dan jawaban selalu diberi poin 5.

3.3.2 Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Variabel Penelitian Definisi Operasional Pengukuran Variabel

Penggunaan

Informasi Akuntansi (PIA)

Informasi statuori, informasi anggaran, dan informasi tambahan

(Holmes dan Nicholls, 1988) Skala likert : 1. Tidak pernah 2. Jarang 3. Kadang-kadang 4. Sering 5. Selalu Good Corporate Governance (GCG) Transparansi, akuntabilitas, tanggungjawab, independensi, dan kewajaran (Maskur, 2012) dan Skala likert : 1. Tidak pernah 2. Jarang 3. Kadang-kadang 4. Sering

(Yuliastuti, 2015) 5. Selalu Pendidikan manajer

(PP)

Lamanya pendidikan yang ditempuh

(Holmes dan Nicholls, 1988)

Untuk pendidikan SD diberi skor 6 tahun, SMP diberi skor 9 tahun, SMA diberi skor 12 tahun, Diploma diberi skor 15 tahun dan Sarjana diberi skor 16 tahun.

Umur Perusahaan (UP)

Lamanya umur perusahaan beroperasi

(Grace, 2003)

Dicatat sesuai dengan umur perusahaan beroperasi atau lamanya bsnis yang sudah dijalankan.

Skala Usaha (SU) Jumlah tenaga kerja full time

(Astuti, 2007)

Dicatat sesuai dengan jumlah riil tenaga kerja yang bekerja dalam perusahaan tersebut

3.4 Teknik Pengumpulan data

Pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan survey lapangan. Instrumen penelitian yang digunakan untuk pengumpulan data adalah kuesioner. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2012). Kuesioner tersebut didistribusikan langsung kepada responden.

3.5 Uji Validitas Konstruk

Validitas konstruk (Construct Validity) adalah validitas yang mempermasalahkan seberapa jauh item-item tes mampu mengukur apa yang

benar-benar hendak diukur sesuai dengan konsep khusus atau definisi konseptual yang telah ditetapkan (Djaali dan Pudji, 2007). Validitas konstruk biasa digunakan untuk instrumen-instrumen yang dimaksudkan mengukur variabel-variabel konsep, baik yang sifatnya performansi tipikal seperti instrumen untuk mengukur sikap, minat, konsep diri, lokus kontrol, gaya kepemimpinan, motivasi berprestasi, dan lan-lain, maupun yang sifatnya performansi maksimum seperti instrumen untuk mengukur bakat (tes bakat), intelegensi (kecerdasan intelektual), kecerdasan emosional dan lain-lain.

Untuk menentukan validitas konstruk suatu instrumen harus dilakukan proses penelaahan teoritis dari suatu konsep dari variabel yang hendak diukur, mulai dari perumusan konstruk, penentuan dimensi dan indikator, sampai kepada penjabaran dan penulisan butir-butir item instrumen. Perumusan konstruk harus dilakukan berdasarkan sistesis dari teori-teori mengenai konsep variabel yang hendak diukur melalui proses analisis dan komparasi yang logik dan cermat (Djaali dan Pudji, 2007).

Dokumen terkait