• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

F. Kerangka Berpikir

Pada bagian ini dipaparkan mengenai kerangka pikir peneliti.

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 03 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional, kelas olahraga adalah kelas khusus yang disediakan dalam satuan pendidikan untuk menampung para peserta didik yang berbakat dalam bidang olahraga tertentu. Menurut Slameto (2010), konsentrasi adalah pemusatan pikiran terhadap suatu hal dengan menyampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan. Dalam belajar konsentrasi berarti pemusatan pikiran terhadap suatu mata pelajaran dengan menyampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan dengan pelajaran.

Konsentrasi Belajar didukung oleh faktor – faktor yang mempengaruhi konsentrasi belajar. Nugroho (2007) mengungkapkan beberapa faktor yang menyebabkan gangguan konsentrasi dalam belajar yaitu tidak memiliki motivasi diri, suasana lingkungan belajar yang tidak kondusif, kondisi kesehatan siswa dan siswa merasa jenuh. Agar lebih mudah untuk dipahami, kerangka pikir penelitian dapat dilihat dalam gambar 2.1 berikut ini.

37

Gambar 2.1 Skema Kerangka Pikir

Konsentrasi Belajar Siswa KKO

Tingkat konsentrasi belajar tinggi

Faktor-faktor konsentrasi belajar siswa KKO 1. Memiliki motivasi diri.

2. Suasana lingkungan belajar yang kondusif.

3. Kondisi kesehatan siswa yang baik.

4. Merasa tertarik dengan kegiatan belajar

Faktor-faktor konsentrasi belajar siswa KKO 1. Tidak memiliki motivasi diri.

2. Suasana lingkungan belajar yang tidak konduif.

3. Kondisi kesehatan siswa yang kurang baik.

4. Merasa jenuh dengan kegiatan belajar.

Tingkat konsentrasi belajar rendah

38 BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini dipaparkan berbagai hal yang berkaitan dengan metode penelitian antara lain jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subjek penelitian, teknik dan instrumen pengumpulan data, uji validitas dan reabilitas, serta teknik analisis data.

A. Jenis Penelitian

Pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif dengan satu variabel yaitu tingkat konsentrasi belajar kelas VIII A dan IX A KKO di SMP Negeri 1 Kalasan. Menurut Sugiyono (2015), metode penelitian kuantitatif adalah suatu metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Untuk memperoleh hasil dapat menggunakan instrumen penelitian yang diuji melalui pengumpulan data yang berada di lapangan dan hasil yang akan diperoleh dianalisis menggunakan statistik deskriptif.

Menurut Sugiyono (2015) penelitian deskriptif yaitu, penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain.

39

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian :

Tempat pelaksanaan penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Kalasan Yogya – Solo km 14 Glondong, Tritomartani, Kasalan, Sleman, Yogyakarta

2. Waktu Penelitian :

Berlangsung pada tanggal 22 – 28 Juli 2020.

C. Subjek Penelitian

Menurut Sugiyono (2015) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek atau objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Penelitian ini termasuk penelitian populasi karena semua anggota populasi dijadikan sebagai subjek penelitian.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII A dan IX A Kelas Khusus Olahraga SMP Negeri 1 Kalasan. Jumlah siswa dari kelas VIII A yaitu 32 siswa dan siswa dari kelas IX A berjumlah 31 siswa. Dari ke 2 kelas yang menjadi subjek penelitian digabungkan dan di peroleh jumlah subjek yang berjumlah 63 siswa. Tetapi dalam pengisian kuesioner terdapat 5 siswa yang tidak mengisi, 3 siswa berasal dari kelas VIII A dan 2 siswa berasal dari kelas IX A. Penelitian ini menggunakan populasi sebagai subjek penelitian dengan sampel penelitian adalah 58 siswa yang mengisi kuesioner.

40 Tabel 3.1

Data Subjek Penelitian

No Kelas Jumlah siswa

1. VIII A 32

2. IX A 31

Total Jumlah Siswa 63

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian merupakan atribut seseorang atau sifat atau nilai dari orang objek atau kegiatan dari orang yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2015). Variabel dalam penelitian ini adalah konsentrasi belajar. Konsentrasi Belajar merupakan pemusatan pikiran dan perhatian pada suatu objek yang sedang dipelajari dan mengabaikan segala hal yang tidak berkaitan dengan objek yang sedang dipelajari

Penelitian ini dilakukan untuk melihat tingkat konsentrasi belajar siswa kelas VIII A dan IX A khusus olahraga SMP Negeri 1 Kalasan.

Terdapat ciri-ciri yang akan dijadikan sebagai aspek untuk mengungkap konsentrasi belajar siswa kelas khusus olahraga yaitu perilaku kognitif, perilaku afektif dan perilaku psikomotorik. Ketiga ciri yang dijadikan aspek inilah penelitian sebagai dasar dalam penyusunan dan pengembangan instrumen penelitian.

41

E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 1. Teknik Pengumpulan Data

Sugiyono (2013) mengatakan bahwa teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam sebuah penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data-data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuesioner konsentrasi belajar. Kuesioner konsentrasi belajar disebar pada tanggal 22 Juli 2020 melalui sistem online (Google Forms). Kuesioner ini bertujuan untuk memperoleh data atau informasi mengenai tingkat konsentrasi belajar siswa kelas VIII A dan IX A khusus olahraga.

2. Instrumen Pengumpulan Data

Jenis skala yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini mengacu pada skala Likert. Menurut pendapat Sugiyono (2015), skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif.

42

Skala dalam penelitian ini terdiri dari item-item skala terdiri dari dua macam pernyataan, yaitu favorable dan unfavorable. Ada empat alternatif jawaban dalam skala tingkat konsentrasi belajar yaitu: sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS), sangat tidak sesuai (STS). Responden diminta untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tersedia dengan memberi tanda centang. Penjelasan terperinci mengenai skoring skala tersebut adalah berikut:

Tabel 3.2

Kuesioner Konsentrasi Belajar pada Siswa KKO Pengukuran Skala Likert

Pernyataan Skor Favorable Skor Unfavorable

Sangat Sesuai (SS) 4 1

Sesuai (S) 3 2

Tidak Sesuai (TS) 2 3

Sangat Tidak Sesuai (STS) 1 4

Dalam penelitian ini, instrumen pengumpulan data menggunakan jenis pernyataan yaitu pernyataan unfavorabel (negatif) dan pernyataan favorabel (positif). Pernyataan negatif adalah perilaku seseorang yang tidak mendukung dengan atribut yang telah diatur, sedangkan pernyataan positif adalah perilaku seseorang yang mendukung dengan atribut yang telah diatur. Skala pada penelitian ini terdiri atas 66 item pertanyaan, yaitu 33 item favorable dan 33 item unfavorable.

43 Tabel 3.3

Kisi-Kisi Instrument Skala Konsentrasi Belajar

No Ciri-ciri Indikator

Nomor Butir

2. Memahami setiap materi

yang disampaikan. 4, 33, 44, 52. 5, 8, 47, 62. 8

2. Respons keinginan untuk mereaksi bahan yang

1. Gerakan anggota badan yang tepat atau sesuai

(perilaku non verbal). 40, 58, 61, 65.

26, 34, 37, 39. 8

TOTAL 33 item 33 item 66 item

44

F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian 1. Validitas

Validitas berasal dari kata validity mempunyai arti ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kebenaran suatu instrumen (Azwar,2009). Validitas yang digunakan dalam penelitian adalah validitas isi. Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi sebuah tes. Dalam validitas isi, butir-butir kuesioner haruslah mencerminkan ciri dari variabel yang akan diukur, yaitu tingkat konsentrasi belajar. Validitas isi ini dianalisis dengan expert judgement atau yang biasa dikenal dengan penilaian oleh para ahli.

Dalam hal ini expert judgement dilakukan oleh dosen pembimbing.

Pada penelitian ini terdapat expert judgement yang dilaksanakan oleh Ibu Dra. Maria Josepha Retno Priyani, M.Si. selaku dosen pembimbing penulisan skripsi. Peneliti meminta pertimbangan dari dosen pembimbing dalam penyusunan kuesioner.

Hasil penelitian dapat dikatakan valid bila terdapat kesamaan antara data yang telah dikumpulkan dengan data yang sesungguhnya. Menurut Sugiyono instrumen yang valid bila instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Perhitungan uji validitas penelitian dilakukan

45

dengan cara menghitung korelasi antara masing-masing skor pernyataan. Rumus yang digunakan adalah rumus korelasi Pearson Product Moment dan dihitung dengan bantuan program IBM SPSS Statistics for window 21. Rumus korelasi Pearson Product Moment adalah sebagai berikut:

Rumus 3.4

Rumus Pearson Product Moment

r

{ }{ }

Keterangan :

: Koefisien Validitas : Jumlah Subjek : Skor variabel X : Skor variabel Y : Jumlah skor variabel X : Jumlah skor variabel Y

:Jumlah kuadrat skor variabel X :Jumlah kuadrat skor variabel Y

Pengujian validitas dilakukan menggunakan bantuan aplikasi SPSS for window 21. Jika butir pernyataan skala dinyatakan valid apabila nilai r

≥ 0,3 dengan p ≤ 0.05 Pengujian validitas ini menggunakan sampel

46

aplikasi SPSS. Berikut ini disajikan hasil pengujian validitas item konsentrasi belajar pada siswa kelas khusus olahraga SMP Negeri 1 Kalasan.

Table 3.5

Item Valid dan Item Tidak Valid

No Ciri-ciri Item Valid Item Tidak

3. Perilaku Psikomotorik

26, 34, 37,

Menurut Sugiyono (2015) instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bisa digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama pula.

Reliabilitas dalam bahasa Indonesia yang digunakan saat ini, yang sebenarnya diambil dari bahasa Inggris yaitu reliability, dan

47

berasal dari kata reliable yang berarti dapat dipercaya, keajegan, konsisten dan stabil (Anwar, 2009). Pengukuran yang memiliki realibilitas diri disebut sebagai pengukuran reliabel ,atau terpercaya daya keajegannya tinggi. Jadi, reliabilitas menunjukan apakah instrumen yang bersangkutan secara konsisten menghasilkan data-data yang benar dapat dipercaya.

Pengujian reliabilitas pada instrumen dilakukan dengan teknik konsisten internal, yaitu dengan perhitungan menggunakan Formula Alfa Cronbach Adapun rumus koefisien Alfa Cronbach (a) adalah

Rumus 3.6 Cronbach Alpha

)

Keterangan :

k : jumlah item/belahan

: jumlah varian belahan dalam tes

: varian skor total (Cronbach, 1951)

48

Perhitungan reliabilitas dilakukan dengan bantuan dari program IBM SPSS Statistics for Widow 21. Setelah dilakukan perhitungan dengan bantuan SPSS, maka diperoleh data reliabilitas yang ditampilkan dalam tabel 3.7 berikut :

Table 3.7 Uji Reliabilitas

Dalam penelitian ini uji reliabilitas instrumen penelitian akan dilakukan menggunakan program IBM SPSS Statistic version 21. Dari hasil perhitungan, diperoleh skor yang ditampilkan pada tabel 3.8 berikut ini.

Hasil perhitungan indeks reliabilitas kemudian diklasifikasikan ke dalam kategorisasi kriteria (Guilford, 1956:145). Kriteria kualifikasi reliabilitas tersebut dapat dilihat pada tabel 3.8 berikut ini.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

,939 54

49 Tabel 3.8 Kriteria Guilford

No Koefisiensi Korelasi Kualifikasi

1. 0,91 – 1,00 Sangat Tinggi

2. 0,71 – 0,91 Tinggi

3. 0,41 – 070 Cukup

4. 0,21 – 0,40 Rendah

5. <0,20 Sangat Rendah

Hasil uji reliabilitas instrumen kemudian dikategorisasikan ke dalam kriteria Guilford. Hasil kategorisasi menunjukkan bahwa koefisien reliabilitas terhadap 54 item pernyataan yang valid memperoleh nilai koefisien 0,939. Artinya bahwa instrumen penelitian ini termasuk dalam kriteria yang sangat tinggi. Dengan kata lain bahwa instrumen memiliki consistency yang tinggi dan dapat dipahami dengan baik oleh subjek penelitian. Secara keseluruhan item layak untuk digunakan.

G. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan kegiatan mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis subyek penelitian, mentabulasi data, dan menyajikannya secara teliti (Sugiyono, 2015). Dikarenakan penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif maka semua data yang diperoleh dalam penelitian ini akan diolah menggunakan statistik. Jenis statistik yang digunakan merupakan statistik deskriptif.

50

Berikut merupakan analisis data yang valid dalam penelitian ini hanya menggunakan try out terpakai :

1. Skoring

Peneliti melakukan skoring pada item dengan cara memberikan nilai berdasarkan norma skoring yang berlaku dari angka 4 sampai 1 pada item Favourable dan 1 sampai 4 pada item Unfavourable.

2. Tabulasi Data

Peneliti kemudian membuat tabulasi data dan menghitung skor masing-masing subjek penelitian serta jumlah skor item dengan menggunakan program Microsoft Excel 2010.

3. Menghitung Uji Koefisien Validitas dan Reliabilitas Instrumen Dalam menghitung uji validitas menggunakan program IBM SPSS Statistics for window 21, dengan rumus Pearson Product Moment.

Kemudian untuk menghitung uji reliabilitas menggunakan pendekatan koefisien Alpha Cronbach melalui program IBM SPSS Statistics for window 21.

4. Kategorisasi

Peneliti menyusun kategori tingkat konsentrasi belajar pada siswa kelas VIII dan IX KKO berdasarkan model distribusi norma.

Adapun norma kategorisasi adalah sebagai berikut:

51

Tabel 3.9 Norma Kategorisasi

Sangat tinggi µ + 1,5(σ) < X Tinggi µ + 0,5(σ) < X ≤ µ + 1,5(σ) Sedang µ - 0,5(σ) < X ≤ µ + 0,5(σ) Rendah µ - 1,5(σ) < X ≤ µ - 0,5(σ) Sangat Rendah X ≤ µ - 1,5(σ)

Keterangan:

X : skor total

µ : nilai rata-rata

σ : standar deviasi

Peneliti menggunakan norma kategorisasi di atas sebagai patokan dalam perhitungan capaian skor item konsentrasi belajar. Hasil perhitungan tersebut kemudian dimasukkan ke dalam norma kategorisasi untuk mengetahui item pernyataan mana saja yang menunjukkan item yang sangat tinggi sampai item mana yang menunjukkan item yang sangat rendah. Perhitungan capaian hasil item konsentrasi belajar siswa kelas khusus olahraga SMP Negeri 1 Kalasan adalah sebagai berikut:

Skor Maksimum : 54 x 4 = 216

Skor Minimum : 54 x 1 = 54

52 Luas jarak : 216 – 54 = 162

Standar Deviasi (σ) : 162 : 6 = 27

Mean teoritik (µ) : (216 + 54) : 2 = 135

Hasil perhitungan data skor subjek disajikan dalam norma kategorisasi konsentrasi belajar pada siswa kelas khusus olahraga SMP Negeri 1 Kalasan dalam tabel berikut:

Tabel 3.10

Norma Kategorisasi Item Tingkat Konsentrasi Belajar

Setelah mengelompokkan tingkat konsentrasi belajar berdasarkan item, peneliti kemudian mengelompokkan subyek penelitian dengan teknik norma kategorisasi yang sama, agar diperoleh tingkat konsentrasi belajar pada siswa kelas khusus olahraga SMP Negeri 1 Kalasan. Perhitungan capaian skor tes hasil konsentrasi belajar pada siswa yang diperoleh dari 58 siswa sebagai berikut:

Norma Interval Kategori

175,5 < X Sangat tinggi 148,5 < X< 175,5 Tinggi 121,5 < X < 148,5 Sedang 94,5 < X < 121,5 Rendah

X X < 94,5 Sangat rendah

53 Skor Maksimum : 58 x 4 = 232

Skor Minimum : 58 x 1 = 58

Luas jarak : 232 – 58 = 174

Standar Deviasi(σ) : 174 : 6 = 29

Mean teoritik (µ) : (232 + 58) : 2 = 145

Hasil perhitungan data capaian skor tes konsentrasi belajar pada siswa kelas khusus olahraga disajikan dalam norma kategorisasi capaian skor konsentrasi belajar dalam tabel berikut:

Tabel 3.11

Norma Kategorisasi Tingkat Konsentrasi Belajar

Norma Interval Kategori

188,5 < X Sangat tinggi

159,5 < X < 188,5 Tinggi 130,5 < X < 159,5 Sedang 101,5 < X < 159,5 Rendah

X X < 101,5 Sangat rendah

Kategori tersebut menjadi patokan dalam menentukan tinggi rendahnya capaian tingkat konsentrasi belajar pada siswa kelas khusus olahraga.

54 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasan tingkat konsentrasi belajar pada siswa kelas VIII A dan IX A khusus olahraga.

A. Hasil Penelitian

1. Capaian Hasil Konsentrasi Belajar pada Siswa Kelas Khusus Olahraga SMP Negeri 1 Kalasan

Hasil data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan tes capaian hasil konsentrasi belajar pada siswa kelas khusus olahraga SMP Negeri 1 Kalasan lalu dianalisis dengan menggunakan deskriptif kategoris dan dalam tabel 4.1 dan grafik 4.1

Table 4.1

Capaian Hasil Tingkat Konsentrasi Belajar Pada Siswa Kelas Khusus Olahraga SMP Negeri 1 Kalasan

Kategori Interval Frekuensi Presentasi

Sangat tinggi 188,5 < X 3 5%

Tinggi 159,5 < X< 188,5 25 43%

Sedang 130,5 < X < 159,5 29 50%

Rendah 101,5 < X < 159,5 1 2%

Sangat rendah X < 101,5 0 0%

Total 100%

Jika dilihat dalam grafik, capaian hasil Konsentrasi Belajar Pada Kelas Khusus Olahraga SMP Negeri 1 Kalasan sebagai berikut:

55 Grafik 4.2

Capaian Hasil Konsentrasi Belajar Pada Siswa Kelas Khusus Olahraga SMP Negeri 1 Kalasan

Pengamatan pada grafik maupun tabel diatas menerangkan bahwa:

a. Terdapat 3 (5%) siswa dengan skor yang berada dalam kategori sangat tinggi.

b. Terdapat 25 (43%) siswa dengan skor yang berada dalam kategori tinggi

c. Terdapat 29 (50%) siswa dengan skor yang berada dalam kategori sedang.

d. Terdapat 1 (2%) siswa dengan skor yang berada dalam kategori rendah.

e. Tidak ada siswa yang memiliki capaian hasil konsentrasi belajar yang berada pada kategori sangat rendah. Hal ini menunjukan bahwa siswa memiliki konsentrasi belajar yang sedang didalam dirinya.

0 5 10 15 20 25 30 35

Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah

56

1. Capaian Skor Item Konsentrasi Belajar Pada Siswa Kelas Khusus Olahraga SMP Negeri 1 Kalasan

Table 4.3

Capaian Skor Item Konsentrasi Belajar Pada Siswa Kelas Khusus Olahraga SMP Negeri 1 Kalasan

Kategori

Interval Frekuensi Presentasi

Sangat tinggi 175,5 < X 26 48%

Capaian Hasil Skor Item Konsentrasi Belajar Pada Siswa Kelas Khusus Olahraga SMP Negeri 1 Kalasan

Pengamatan pada grafik maupun tabel di atas menerangkan bahwa:

a. Terdapat 26 (48%) item dengan skor yang berada dalam kategori sangat tinggi.

b. Terdapat 23 (43%) item dengan skor yang berada dalam kategori tinggi.

0

Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah

57

c. Terdapat 5 (9%) item dengan skor yang berada dalam kategori sedang.

d. Tidak ada item yang memiliki capaian hasil konsentrasi belajar yang berada pada kategori rendah dan sangat rendah.

Berdasarkan uraian hasil diatas, dapat disimpulkan bahwa item-item pernyataan dalam skala tingkat konsentrasi belajar pada siswa kelas khusus olahraga SMP Negeri 1 Kalasan kategori sangat tinggi, tinggi, dan sedang. Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar siswa SMP Negeri 1 Kalasan konsentrasi dalam belajar yang baik dalam dirinya.

B. Pembahasan

1. Gambaran Capaian Hasil Konsentrasi Belajar Pada Siswa Kelas Khusus Olahraga SMP Negeri 1 Kalasan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat Konsentrasi Belajar pada Siswa VIII A dan IX A Khusus Olahraga SMP Negeri 1 Kalasan tahun ajaran 2020/2021 persentase 29, 50%. Tingkat konsentrasi belajar siswa VIII A dan IX A KKO masuk dalam kategori sedang, tetapi masih terdapat siswa yang memiliki tingkat konsentrasi belajar kategori sangat tinggi, tinggi dan rendah. Konsentrasi belajar siswa mayoritas masuk dalam kategori sedang karena siswa hendaknya mampu berkonsentrasi saat proses belajar berlangsung, seperti yang diungkapkan oleh Slameto (2015) konsentrasi adalah pemusatan pikiran terhadap

58

suatu hal dengan menyampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan. Kemampuan untuk memusatkan pikiran terhadap suatu hal atau pelajaran itu pada dasarnya ada pada setiap orang, hanya besar atau kecilnya kemampuan itu berbeda-beda.

Hal ini dipengaruhi oleh keadaan pribadi, lingkungan dan pengalaman. Pemusatan pikiran merupakan kebiasaan yang dapat dilatih, jadi bukan bakat/pembawaan. Pemusatan pikiran dapat dicapai dengan mengabaikan/tidak memikirkan suatu hal yang dipelajari serta yang ada hubungannya saja. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar siswa XIII A dan IX A Kelas Khusus Olahraga SMP Negeri 1 Kalasan memiliki tingkat konsentrasi belajar yang sedang. Dengan begitu dapat dikatakan bahwa siswa memiliki konsentrasi belajar yang tergolong baik bagi dirinya sendiri untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang berikutnya. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Mutia Rahma Setyani (2018) yang menyatakan bahwa tingkat konsentrasi belajar siswa pada KKO tergolong tinggi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya ketidaksesuaian antara hasil penelitian dengan asumsi diawal, yang diawal diasumsikan bahwa konsentrasi belajar siswa KKO kurang ketika mengikuti kegiatan dalam belajar di kelas karena kegiatan

59

olahraga nya yang cukup banyak dibandingkan akademiknya.

Diduga juga bahwa ada hal yang mempengaruhi ketidaksesuaian hasil dengan asumsi diawal penelitian, yaitu: hasil penelitian kurang mencerminkan kenyataan sesungguhnya terkait dengan konsentrasi belajar, karena mungkin siswa ingin mengisi kuesioner terlihat baik sehingga hasil yang didapatkan sebagian beberapa siswa menjadi baik. Kemungkinan siswa mengisi tidak serius karena takut akan diperiksa oleh guru sehingga siswa mengisi yang baik saja agar tidak dipanggil ke ruang guru BK yang mendapatkan hasil nya jelek.

Konsentrasi belajar pada VIII A dan IX A kelas khusus olahraga mendapatkan hasil sedang dapat disebabkan oleh faktor yang mempengaruhi konsentrasi belajarnya. Faktor yang mempengaruhi hasil yang sedang dalam konsentrasi belajar siswa VIII A dan IX A KKO di SMP Negeri 1 Kalasan salah satunya adalah :

Faktor suasana lingkungan dapat mempengaruhi kemampuan dalam berkonsentrasi, siswa akan dapat memaksimalkan kemampuan konsentrasi. Jika siswa dapat mengetahui faktor apa saja yang berpengaruh terhadap konsentrasi, siswa mampu menggunakan kemampuan nya pada saat dan suasana yang tepat. Faktor lingkungan yang mempengaruhi

60

konsentrasi belajar contohnya ada suara : setiap orang memiliki reaksi yang berbeda terhadap suara, ada yang menyukai belajar sambil mendengarkan musik, belajar di tempat ramai, dan bersama teman. Tetapi ada yang hanya dapat belajar di tempat yang tenang tanpa suara, atau ada juga yang dapat belajar di tempat dalam keadaan apapun. Lalu ada pencahayaan terdapat juga seseorang yang senang belajar di tempat terang, atau senang belajar di tempat yang gelap, tetapi kenyamanan visual dapat juga digolongkan sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat kenyamanan di dalam ruangan maupun bangunan. Begitu pula ada temperatur dimana seseorang senang belajar di tempat sesuai suhu yang diinginkannya ada dingin, hangat atau keduanya. Desain belajar juga sebagai sarana dalam belajar, misalnya terdapat seseorang yang senang belajar ditempat santai sambil duduk di kursi, sofa, tempat tidur, maupun di karpet. Cara mendesain sarana belajar merupakan salah satu cara yang dapat membuat kita lebih dapat berkonsentrasi.

Modalitas Belajar menentukan siswa dapat memproses setiap informasi yang diterima. Konsentrasi dalam belajar dan kreativitas guru dalam mengembangkan strategi dan metode pembelajaran di kelas akan meningkatkan konsentrasi belajar siswa sehingga hasil belajarnya pun akan meningkat pula. Semakin banyak informasi yang diterima dan diserap oleh siswa, maka kemampuan

61

berkonsentrasi pun harus semakin baik dan fokus dalam mengikuti setiap proses pembelajaran. Banyak cara yang ditawarkan oleh para ahli dalam meningkatkan konsentrasi belajar siswa, misalnya dengan cara meningkatkan gelombang alfa agar setiap siswa dapat berkonsentrasi dengan baik (Deporter,dkk dalam Susanto, 2006), kemudian dapat juga dengan mengatur posisi tubuh pada saat belajar, dan mempelajari materi (informasi) sesuai dengan karakteristik siswa itu sendiri.

2. Capaian Skor Item Tingkat Konsentrasi Belajar Pada Siswa Kelas Khusus Olahraga SMP Negeri 1 Kalasan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa, tidak ada item skor konsentrasi belajar yang berada dalam kategori rendah dan sangat rendah. Item dengan skor yang berada dalam kategori sedang sebanyak 5

Hasil penelitian menunjukkan bahwa, tidak ada item skor konsentrasi belajar yang berada dalam kategori rendah dan sangat rendah. Item dengan skor yang berada dalam kategori sedang sebanyak 5

Dokumen terkait