• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Pembahasan

1. Gambaran Capaian Hasil Konsentrasi Belajar Pada Siswa Kelas Khusus Olahraga SMP Negeri 1 Kalasan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat Konsentrasi Belajar pada Siswa VIII A dan IX A Khusus Olahraga SMP Negeri 1 Kalasan tahun ajaran 2020/2021 persentase 29, 50%. Tingkat konsentrasi belajar siswa VIII A dan IX A KKO masuk dalam kategori sedang, tetapi masih terdapat siswa yang memiliki tingkat konsentrasi belajar kategori sangat tinggi, tinggi dan rendah. Konsentrasi belajar siswa mayoritas masuk dalam kategori sedang karena siswa hendaknya mampu berkonsentrasi saat proses belajar berlangsung, seperti yang diungkapkan oleh Slameto (2015) konsentrasi adalah pemusatan pikiran terhadap

58

suatu hal dengan menyampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan. Kemampuan untuk memusatkan pikiran terhadap suatu hal atau pelajaran itu pada dasarnya ada pada setiap orang, hanya besar atau kecilnya kemampuan itu berbeda-beda.

Hal ini dipengaruhi oleh keadaan pribadi, lingkungan dan pengalaman. Pemusatan pikiran merupakan kebiasaan yang dapat dilatih, jadi bukan bakat/pembawaan. Pemusatan pikiran dapat dicapai dengan mengabaikan/tidak memikirkan suatu hal yang dipelajari serta yang ada hubungannya saja. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar siswa XIII A dan IX A Kelas Khusus Olahraga SMP Negeri 1 Kalasan memiliki tingkat konsentrasi belajar yang sedang. Dengan begitu dapat dikatakan bahwa siswa memiliki konsentrasi belajar yang tergolong baik bagi dirinya sendiri untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang berikutnya. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Mutia Rahma Setyani (2018) yang menyatakan bahwa tingkat konsentrasi belajar siswa pada KKO tergolong tinggi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya ketidaksesuaian antara hasil penelitian dengan asumsi diawal, yang diawal diasumsikan bahwa konsentrasi belajar siswa KKO kurang ketika mengikuti kegiatan dalam belajar di kelas karena kegiatan

59

olahraga nya yang cukup banyak dibandingkan akademiknya.

Diduga juga bahwa ada hal yang mempengaruhi ketidaksesuaian hasil dengan asumsi diawal penelitian, yaitu: hasil penelitian kurang mencerminkan kenyataan sesungguhnya terkait dengan konsentrasi belajar, karena mungkin siswa ingin mengisi kuesioner terlihat baik sehingga hasil yang didapatkan sebagian beberapa siswa menjadi baik. Kemungkinan siswa mengisi tidak serius karena takut akan diperiksa oleh guru sehingga siswa mengisi yang baik saja agar tidak dipanggil ke ruang guru BK yang mendapatkan hasil nya jelek.

Konsentrasi belajar pada VIII A dan IX A kelas khusus olahraga mendapatkan hasil sedang dapat disebabkan oleh faktor yang mempengaruhi konsentrasi belajarnya. Faktor yang mempengaruhi hasil yang sedang dalam konsentrasi belajar siswa VIII A dan IX A KKO di SMP Negeri 1 Kalasan salah satunya adalah :

Faktor suasana lingkungan dapat mempengaruhi kemampuan dalam berkonsentrasi, siswa akan dapat memaksimalkan kemampuan konsentrasi. Jika siswa dapat mengetahui faktor apa saja yang berpengaruh terhadap konsentrasi, siswa mampu menggunakan kemampuan nya pada saat dan suasana yang tepat. Faktor lingkungan yang mempengaruhi

60

konsentrasi belajar contohnya ada suara : setiap orang memiliki reaksi yang berbeda terhadap suara, ada yang menyukai belajar sambil mendengarkan musik, belajar di tempat ramai, dan bersama teman. Tetapi ada yang hanya dapat belajar di tempat yang tenang tanpa suara, atau ada juga yang dapat belajar di tempat dalam keadaan apapun. Lalu ada pencahayaan terdapat juga seseorang yang senang belajar di tempat terang, atau senang belajar di tempat yang gelap, tetapi kenyamanan visual dapat juga digolongkan sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat kenyamanan di dalam ruangan maupun bangunan. Begitu pula ada temperatur dimana seseorang senang belajar di tempat sesuai suhu yang diinginkannya ada dingin, hangat atau keduanya. Desain belajar juga sebagai sarana dalam belajar, misalnya terdapat seseorang yang senang belajar ditempat santai sambil duduk di kursi, sofa, tempat tidur, maupun di karpet. Cara mendesain sarana belajar merupakan salah satu cara yang dapat membuat kita lebih dapat berkonsentrasi.

Modalitas Belajar menentukan siswa dapat memproses setiap informasi yang diterima. Konsentrasi dalam belajar dan kreativitas guru dalam mengembangkan strategi dan metode pembelajaran di kelas akan meningkatkan konsentrasi belajar siswa sehingga hasil belajarnya pun akan meningkat pula. Semakin banyak informasi yang diterima dan diserap oleh siswa, maka kemampuan

61

berkonsentrasi pun harus semakin baik dan fokus dalam mengikuti setiap proses pembelajaran. Banyak cara yang ditawarkan oleh para ahli dalam meningkatkan konsentrasi belajar siswa, misalnya dengan cara meningkatkan gelombang alfa agar setiap siswa dapat berkonsentrasi dengan baik (Deporter,dkk dalam Susanto, 2006), kemudian dapat juga dengan mengatur posisi tubuh pada saat belajar, dan mempelajari materi (informasi) sesuai dengan karakteristik siswa itu sendiri.

2. Capaian Skor Item Tingkat Konsentrasi Belajar Pada Siswa Kelas Khusus Olahraga SMP Negeri 1 Kalasan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa, tidak ada item skor konsentrasi belajar yang berada dalam kategori rendah dan sangat rendah. Item dengan skor yang berada dalam kategori sedang sebanyak 5 (9%) item, item tersebut terdapat pada nomor 3, 32, 37, 62, 66.

Selanjutnya ada 23 (43 %) item dengan skor yang berada dalam kategori tinggi, yaitu nomor 4, 8, 9, 10, 11, 22, 23, 33, 36, 39, 40, 42, 46, 47, 49, 52, 53, 55, 47, 49, 60, 63, 64. Ada 26 item (48%) yang berada dalam kategori sangat tinggi, item tersebut berada pada nomor 2, 5, 7, 12, 14, 16, 17, 19, 21, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 34, 35, 38, 41, 43, 44, 45, 48, 58, 61, 65.

Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan semua ciri-ciri sudah dapat dipahami dengan baik serta

62

telah terpenuhi oleh para siswa-siswi. Item-item tersebut dapat dilihat pada tabel 4.3 dibawah ini.

Tabel 4.5

Item-item Tingkat Konsentrasi Belajar Pada Siswa Kelas Khusus Olahraga SMP Negeri 1 Kalasan.

Item yang tergolong dengan skor sedang pada tabel 4.5 akan digunakan sebagai dasar penyusunan usulan topik-topik bimbingan meningkatkan siswa belajar KKO.

No No.

Item Pernyataan Ciri-ciri Skor

1. 3

Saya kurang mampu

menjelaskan materi pelajaran kepada teman yang sedang kesulitan.

Perilaku Kognitif 140

2. 32

Saya menunggu orang lain membuat kesimpulan untuk saya pahami.

Perilaku Kognitif 148

3. 37 Ketika saya bosan saya akan menaruh kepala saya di meja.

Perilaku Psikomotorik 144

4. 62

Jika saya kurang paham materi maka saya enggan memberikan pendapat saat proses pembelajaran di kelas.

Perilaku Kognitif 147

5. 66

Saya kurang memahami materinya maka saya enggan untuk berbagi ilmu pada orang lain.

Perilaku Kognitif 145

63

3. Usulan Topik Bimbingan untuk Meningkatkan Konsentrasi Belajar pada Siswa Kelas Khusus Olahraga SMP Negeri 1 Kalasan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Siswa Kelas Khusus Olahraga SMP negeri 1 Kalasan memiliki tingkat konsentrasi belajar yang sedang. Namun, berdasarkan hasil analisis item kuesioner konsentrasi belajar terdapat 2 ciri-ciri yang belum dapat tercapai secara maksimal oleh mahasiswa. Dari hasil analisis keseluruhan item, terdapat 5 item yang memiliki skor rendah yang berasal dari kategori sedang, artinya bahwa beberapa siswa kurang meningkatkan konsentrasi belajarnya.

Dengan ini, maka akan diusulkan topik bimbingan untuk pengembangan konsentrasi belajar Siswa Kelas Khusus Olahraga SMP negeri 1 Kalasan. Topik usulan bimbingan untuk pengembangan konsentrasi belajar dapat dilihat pada tabel berikut:

64 Tabel 4.6

Usulan Topik-Topik Bimbingan untuk Meningkatkan Konsentrasi Belajar pada Siswa VIII dan IX KKO Negeri 1 Kalasan Tahun Ajaran 2020/2021 No

Item rendah

Pernyataan Usulan Topik Metode

3

Saya kurang mampu

menjelaskan materi pelajaran kepada teman yang sedang kesulitan.

Pahami lalu berbagi

Bimbingan Kelompok bersama, didampingi guru BK melakukan diskusi sesuai dengan topik. Topik tugas dalam pelaksanaan bimbingan kelompok yang akan dibahas bersama-sama dengan anggota kelompok

yang memerlukan

konsentrasi yang maksimal untuk dapat membahas topik tersebut secara tuntas. bersama, didampingi guru BK melakukan diskusi sesuai dengan topik.

Bimbingan kelompok membantu siswa untuk mampu berbicara di depan orang banyak dalam mengemukakan pendapat, ide, saran, tanggapan, perasaan dan lainnya.

37 Ketika saya bosan saya akan menaruh kepala saya di meja.

Tips asyik atasi kebosanan

Bimbingan Kelompok bersama, didampingi guru BK melakukan diskusi sesuai dengan topik. Untuk membahas berbagai hal yang berguna bagi pengembangan atau

pemecahan masalah individu (siswa) yang

65

menjadi peserta layanan.

62

Jika saya kurang paham materi maka saya enggan memberikan pendapat saat proses pembelajaran di kelas.

Upaya untuk memahami

materi

Dinamika Kelompok bersama, didampingi oleh guru BK melakukan diskusi /sharing sesuai dengan topik.

66

Saya kurang memahami materinya maka saya enggan bersama, didampingi oleh guru BK melakukan diskusi /sharing sesuai dengan topik.

Usulan topik “Pahami Lalu Berbagi” membuat siswa lebih mampu dapat membantu teman yang kesulitan dalam belajar. Siswa membantu temannya dalam memberikan materi sebelumnya pahami materinya terlebih dahulu sampai ia paham lalu berbagi terhadap temannya agar apa yang diajarkan dapat bermanfaat. Menurut Tasmudji (1998) syarat utama agar anak didik bisa mandiri dalam segala tindakan yaitu jika anak didik percaya pada kemampuan dan kekuatan dirinya. Bahwa apa yang mereka lakukan itu baik dan benar. Bahkan kadang-kadang dapat menyebabkan tidak berani berbuat apapun termasuk dalam menyelesaikan suatu tugas tanpa mengharapkan bantuan orang lain.

Usulan topik kedua “Yukk Fokus Belajar” agar siswa lebih fokus dan berinisiatif mengambil suatu kesimpulan atau gagasan. Tanpa harus menunggu kesimpulan dari orang lain lebih berinisiatif untuk membuatnya sendiri dan mengetes kemampuan diri sendiri apakah dapat fokus saat guru

66

menjelaskan sehingga ia bisa membuat kesimpulan dalam sebuah pembelajaran.

Usulan topik ketiga “Tips asyik atasi kebosanan” agar siswa tidak bosan dan berupaya untuk melawan kebosanannya siswa harus mengetahui cara mengatasi kebosanan saat di kelas atau saat pembelajaran, agar tidak tidur dan menaruh kepalanya di meja saat guru sedang menjelaskan materi.

Usulan topik keempat “Upaya Untuk Memahami Materi” agar siswa mengenal dan mengaplikasikan cara memahami materi dengan mudah dan berpendapat. Upaya ini agar siswa memahami materi yang tidak dipahami olehnya sehingga ia paham apa yang dipelajari sehingga memberikan pendapat ke orang lain pun jadi bermanfaat dan tidak ragu.

Usulan topik kelima “Upaya Untuk Memahami Materi” agar siswa mengenal dan mengaplikasikan cara memahami materi dengan mudah dan berbagi ilmu. Upaya ini agar siswa memahami materi yang ia tidak paham sehingga ia dapat berbagi ilmunya terhadap teman-temannya.

67 BAB V PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dan saran untuk berbagai pihak. Bagian kesimpulan menjelaskan tentang hasil penelitian dan bagian saran memuat ulasan yang diberikan sesuai dengan hasil penelitian yang ditujukan kepada pihak-pihak terkait.

A. Kesimpulan

Capaian hasil tingkat konsentrasi belajar pada siswa kelas khusus olahraga SMP Negeri 1 Kalasan menunjukkan bahwa terdapat 3 siswa dari 58 siswa yang masuk dalam kategori konsentrasi sangat tinggi, sementara ada 25 siswa dari 58 siswa yang masuk dalam kategori konsentrasi belajar tinggi, dan ada 29 siswa dari 58 siswa yang masuk dalam kategori konsentrasi belajar sedang, serta 1 siswa dari 58 siswa yang termasuk dalam kategori konsentrasi belajarnya rendah. Dari hasil tersebut tidak ada mahasiswa yang masuk dalam kategori sangat rendah. Jadi, dapat disimpulkan bahwa hasil konsentrasi belajar siswa kelas khusus olahraga SMP Negeri 1 Kalasan tergolong sedang.

Pada hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa tidak ada item konsentrasi belajar rendah dan sangat rendah. Item dengan skor yang berada dalam kategori sedang sebanyak 5 (9%) item.

Selanjutnya ada 23 (43 %) item dengan skor yang berada dalam kategori tinggi. Ada 26 item (48%) yang berada dalam kategori sangat tinggi.

68

B. Keterbatasan Penelitian

1. Penelitian ini memiliki keterbatasan mengenai subjek dan waktu yang tepat dalam pengambilan data, karena saat akan mengambil data ada kendala dalam kondisi Covid-19 yang membuat peneliti tidak bisa melakukan penelitian secara langsung. Data dalam penelitian ini disebarkan lewat Google Form, dalam hal ini dialami keterbatasan karena kurangnya pengetahuan dalam penggunaan Google Form sehingga perlu mencari berbagai referensi dalam menggunakan Google Form.

2. Keterbatasan dalam mencari buku (sumber primer).

3. Keterbatasan alat instrumen walaupun sudah dinyatakan valid dan hasilnya bagus tetapi masih ada beberapa yang kurang bisa mengungkap konsentrasi belajar karena alat tidak sesuai yang diinginkan.

C. Saran

Berdasarkan penelitian tingkat konsentrasi belajar pada siswa kelas khusus olahraga SMP Negeri 1 Kalasan diberikan saran sebagai berikut:

1. Bagi Siswa KKO

Hendaknya siswa meningkatkan konsentrasi belajar dalam kemampuan akademik dan pendampingan orangtua yang optimal.

Lebih fokus pada kepentingan belajar dan sekolah.

69

2. Bagi Sekolah SMP Negeri 1 Kalasan

Kepada peserta didik SMPN 1 Kalasan kelas KKO agar bisa menjadi bahan kajian sebagai referensi agar peserta didik KKO kedepannya bisa lebih baik dan memanagement waktu agar konsentrasi belajar lebih optimal.

3. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling

Dari hasil penelitian ini, Guru BK diharapkan mampu membantu meningkatkan konsentrasi siswa kelas VIII A dan IX A khusus olahraga melalui usulan topik program peningkatan konsentrasi belajar yang sudah dibuat peneliti pada bab sebelumnya.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya dapat mengembangkan penelitian ini dengan menganalisis faktor-faktor lainnya yang diduga dapat mempengaruhi konsentrasi belajar.

70

DAFTAR PUSTAKA

Agus Mahendra.(2010). Modul Senam Artistik. Bandung : FPOK UPI.

Amalia Cahya Setiani, Ninik Setyowani, Kusnarto Kurniawan. (2014).

Meningkatkan konsentrasi belajar melalui layanan bimbingan kelompok.

journal. Unnes.ac.id/sju/index.php/jbk. Diunduh pada 25 Juni tahun 2020 dari

file:///C:/Users/Windows/Downloads/3751-Article%20Text-7688-1-10-20141015%20(4).pdf.

Anwar, Suroyo. (2009). Pemahaman Individu, Observasi, Checklist, Interview,.

Kuesioner dan Sosiometri. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Arikunto, S. (20020. Metodologi Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta:

PT. Rineka Cipta.

Azwar, Saifuddin. (2009). Metode Penelitian. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Azwar, S.( 2012). Reliabilitas dan Validitas.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Departemen Pendidikan Nasional, (2010), Pendidikan Karakter Teori & Aplikasi, Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan dan Menengah Kementerian Pendidikan Nasional.

Deporter, Bobbi & Hernacki, Mike. (2006). Quantum Learning Membiasakan Belajar Nyaman & MEnyenangkan. Bandung: PT.Mizah Pustaka.

Dimyati dan Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.

F.J. Monks, Psikologi Perkembangan, (Yogyakarta: Universitas Gajah Mada, 1987.

Hakim, Thursan.(2005). Mengatasi Gangguan Konsentrasi. Jakarta : Puspa Swara.

Hakim, Thursan.(2003). Belajar Secara Efektif. Jakara : Puspa Swara.

71

Hamali, Oemar. (2004). Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta.

Hurlock, E.B. (1990). Psikologi Perkembangan. Edisi 6. Jilid 2. Alih Bahasa Meitasari Tjandrasa. Jakarta: Erlangga.

Ikawati. (2016). Upaya Meningkatkan Konsentrasi Belajar Siswa KMS (Kartu Menuju Sejahtera) Menggunakan Konseling Kelompok bagi Siswa. Jurnal Psicopedagogia. Vol 5, No. 1.

Istiani. (2008). Pengaruh Keikutsertaan Siswa dalam Program Bimbingan Belajar, Lingkungan Belajar Siswa dan Fasilitas Belajar di Rumah Terhadap Hubungan antara Konsentrasi Belajar dan Prestasi Belajar Siswa pada Bidang Studi Ekonomi. Skripsi. Diunduh pada tanggal 10 Juni 2020 dari file:///C:/Users/Windows/Downloads/skripsi%20 usd%20 mnrt%20 ubaddiyah-unlocked.pdf

Lestari, Friska. (2017). Meningkatkan Konsentrasi Belajar Siswa dengan Menerapkan Pembelajaran Kontekstual pada Pembelajaran IPA. Nomor:

158620600003/6/A-1/S-1.file:///E:/FRISKA%20LESTARI%20DAPUS.pdf Mappiare, Andi.(1982).Psikologi Remaja.Surabaya: Usaha Nasional.

Mulyadi.(2010).Diagnosis Kesulitan Belajar dan Bimbingan terhadap Kesulitan Belajar Khusus.Yogyakarta: Nuha Litera.

Ningsih, L. P. A. W. (2014). Penerapan Konseling Eksistensial Humanistik dengan Teknik Meditasi untuk Meningkatkan Konsentrasi Belajar pada Siswa Kelas X Titl 3 SMK Negeri 3 Singaraja. e-journal Undiksha, Vol. 2, No. 1,2.

Diunduh pada 11 April tahun 2020 dari

72

https://media.neliti.com/media/publications/244977-penerapan-konseling-eksistensial-humanis-dbb34e81.pdf

Nugroho, W.(2007). Belajar Mengatasi Hambatan Belajar. Surabaya: Prestasi Pustaka.

Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan.

Jakarta: Salemba Medika.

Olivia, Femi. (2010). Mendampingi Anak Belajar. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Paraswati, Yeni. (2016). Hubungan Antara Bimbingan Belajar dengan Konsentrasi Belajar Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 2 Kasihan. Artikel:

Repository PGRI Yogyakarta.http://repository.upy.ac.id/id/eprint/1165

Peraturan Kepala Dinas Kabupaten Kulon Progo Nomor: 136/KPTS/2013 Tentang Penerimaan Peserta Didik Baru dan Penyelenggaraan Proses Pembelajaran Program Kelas Olahraga pada Satuan Pendidikan Sekolah Menengah Atas.

Prasetyan, Gilang. (2015). Analisa Sarana Dan Prasarana Pembelajaran Kelas Khusus Olahraga KKO) Sekolah Menengah Pertama (SMP) Se-Kabupaten Sleman. Jurnal Administrasi Pendidikan.

file:///C:/Users/Windows/Downloads/Documents/2683-5355-1-SM.pdf

Prayitno. (1995). Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Rahmawati, Dewi, Arifiani. (2014). Perbandingan Tingkat Konsentrasi Belajar Anak Sekolah Dasar Dilihat Dari Kebiasaan Makan Pagi. BELIA. Vol.3 Halm.33. Diunduh pada tanggal 25 Juni 2020 dari file:///E:/ciri-ciri%20ke%202%20lengkap.pdf

Santrock (2008) , psikologi pendidikan (edisi kedua). Jakarta: Kencana prenanda medika grup.

Shaw dan Costanzo. (1985). Theories of Social Psychology. (2nd ed). Singapore:

McGraw-Hill.

73

Singgih Gunarsa dkk (1996). Psikologi Olahraga Teoridan Praktek. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia.

Slameto. (2010). Belajar dan faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT.

Rineka Cipta.

Supriyo.(2008). Studi Kasus Bimbingan Konseling. Semarang : CV.Nieuw Setapak

Sri Rumini dan Siti Sundari, (2004), Perkembangan Anak dan Remaja, Jakarta:

PT. Asdi Mahasatya.

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&N. Bandung: Alfabeta, CV.

Sumaryanto. (2010). Pengelolaan Pendidikan Kelas Khusus Istimewa Olahraga menuju tercapainya Prestasi Olahraga. Modul. Universitas Negeri Yogyakarta.

Tabrani, Rusyan, Atang Kusdinar, dan Zainal Arifin. (1989). Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remadja Karya.

Tasmudji, Tarsis Pengembangan Diri, (Yogyakarta: Liberty,1998)

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun (2005) Tentang Sistem Keolahragaan Nasional.

Veronika, Natalia. (2017). Gambaran Faktor yang Mempengaruhi Konsentrasi Belajar Anak Usia Sekolah di SMP Negeri 45. Bandung: STIKES DHB.

http://www.digilib.stikesdhb.ac.id/index.php?p=show_detail&id=11599&keyw ords

Winkel, W.S dan M.M. Sri Hastuti. (2004). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta : Media Abadi.

Yusuf, Syamsu dan Nurihsan, A. Juntika. (2005). Landasan Bimbingan &

Konseling. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya

74

LAMPIRAN

75

76 B. Kata Pengantar

Teman-teman yang terkasih,

Saya Susi Praja mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling yang sedang melakukan penelitian dalam rangka penyusunan skripsi. Pada kesempatan ini, saya meminta kerelaan dan kesediaan siswa-siswi untuk mengisi skala ini. Skala ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat konsenrasi belajar pada siswa-siswi kelas khusus olahraga SMP Negeri 1 Kalasan . Saya sangat mengharapkan siswa-siswi mengisi skala ini dengan teliti, jujur, dan sesuai dengan pengalaman siswa-siswi sendiri. Kuesioner ini bermanfaat bagi siswa-siswi untuk mengetahui tinggi atau rendahnya konsentrasi belajar siswa Kelas Khusus Olahraga (KKO). Jawaban siswa-siswi sangatlah saya hargai dan membantu dalam memperoleh informasi yang sebenarnya untuk membantu penulisan skripsi saya. Atas kesediaanya saya ucapkan terimakasih.

C. Petunjuk Pengisian

Bacalah dan pahamilah masing-masing pertanyaan dengan teliti. Pilih salah satu jawaban yang paling sesuai dengan pengalaman teman-teman pada kolom alternative jawaban dengan memberikan tanda centang (√).

1. Sangat Sesuai (hal yang dimaksudkan sangat sesuai dengan pengalaman teman-teman )

2. Sesuai (hal yang dimaksudkan sesuai dengan pengalaman teman-teman)

3. Tidak Sesuai (hal yang dimaksudkan tidak sesuai dengan pengalaman teman-teman)

4. Sangat tidak sesuia (hal yang dimaksudkan sangat tidak sesuai dengan pengalaman teman-teman )

77 teman saya mengucapkan terimakasih.

Selamat Mengerjakan :)

D. Identitas

Nama :

Nim :

No Pernyataan Sangat

Sesui pelajaran kepada teman yang sedang kesulitan.

4. Saya aktif di kelas karena memahami materi

7. Saya malas berolahraga meskipun tidak berada di lingkungan sekolah.

8. Saya pasif karena kurang memahami materi.

9. Saya dapat menjelaskan materi pelajaran kepada teman yang sedang kesulitan.

10. Saya sulit menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru.

11. Saya enggan membantu teman dalam

78

15. Saya membuat mind mapping.

16. Saya malas menyusun kalimat sesuai dengan SPOK.

17. Jika materi tidak jelas saya hanya diam.

18. Saya mengikuti pendapat orang lain.

19. Saya antusias saat memperhatikan materi.

20. Saya membenarkan semua pernyataan teman.

21. Saya mencatat jika ada hal-hal penting dalam materi.

22. Saya bosan ketika memperhatikan materi.

23. Saya mampu menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru.

24. Menurut saya tidak perlu berdiskusi karena materi sudah benar.

25. Saya memberikan pendapat saya jika diminta.

26. Pandangan saya kosong (melamun) ke papan

29. Saya mampu memecahkan masalah yang saya hadapi.

30. Menurut saya tidak perlu mencatat hal-hal penting dalam materi.

31. Saya menjadi mandiri setelah mengikuti pramuka.

32. Saya menunggu orang lain membuat kesimpulan untuk saya pahami.

33. Saya dapat menjelaskan kembali materi

79 duduk berselonjor.

35. Saya mencermati setiap penjelasan guru.

36. Saya mampu menjawab soal ujian dengan

42. Saya dapat menilai (mengevaluasi) materi yang diberikan.

43. Saya acuh ketika ada guru yang menjelaskan materi di depan kelas.

44. Saya bersemangat untuk memahami materi yang dijelaskan.

45. Saya lebih memilih bercanda dengan teman ketika guru menjelaskan materi.

46. Saya dapat membuat kesimpulan dari materi pelajaran.

47. Saya memiliki kesulitan dalam menjelaskan kembali materi yang telah diajarkan.

48. Saya bertanya kepada guru ketika penjelasan yang diberikan kurang jelas.

49. Saya kesulitan mencari perbedaan dan kesamaan antara 1 materi dengan yang lainya.

50. Saya dapat melihat perbedaan dan persamaan antara satu materi dengan materi yang lain.

51. Saya percaya semua yang dikatan guru benar, jadi tidak perlu mengevaluasi materi.

80 53. Saya meminta orang lain untuk memecahkan

masalah masalah yang saya hadapi.

54. Saya akan menyanggah pernyataan teman saya, jika dirasa tidak tepat.

55. Saya kesulitan dalam bertukar pikiran saat berdiskusi dengan teman.

56. Saya mengabaikan teman yang mengganggu saat guru menjelaskan materi.

57. Karena saya tidak paham maka saya enggan berpendapat ketika berdiskusi.

58. Saya mengacungkan tangan ketika hendak bertanya atau menjawab.

59. Karena kurang paham maka saya menolak

59. Karena kurang paham maka saya menolak

Dokumen terkait