• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kemampuan representasi matematis sangat penting untuk dimiliki siswa karena kemampuan ini erat kaitannya dengan kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah. Namun pada kenyataannya kemampuan representasi matematis siswa masih saja rendah. Siswa masih sulit memecahkan masalah dalam bentuk gambar maupun menggambarkan suatu masalah, menggunakan ekspresi matematis serta kata-kata/teks tulis dalam menyelesaikan masalah. Rendahnya kemampuan representasi siswa disebabkan masih banyak guru yang menganggap bahwa kemampuan representasi hanya sebagai pelengkap, dan representasi hanya dipelajari atau diajarkan sebagai pelengkap dalam pemecahan masalah saja. Hal tersebut dapat dilihat dari model pembelajaran yang biasa digunakan guru masih monoton dan belum efektif dalam meningkatkan keaktifan dan kemampuan representasi matematis siswa. Guru masih menggunakan pembelajaran konvensional dimana pembelajaran masih terpusat pada guru. Siswa cenderung pasif dan hanya mengikuti langkah pengerjaan yang diberikan guru dalam menyelesaikan masalah dengan kata lain siswa hanya menghafal pola pengajaran guru sehingga siswa tidak terlatih dan sulit untuk merepresentasikan ide atau gagasan matematik yang mereka miliki baik dalam hal memahami konsep matematis atau memecahkan masalah. Hal ini mengakibatkan rendahnya kemampuan representasi matematis siswa.

33

Anita Ervina Astin, M. Coesamin, dan Arnelis Djalil, “Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write Ditinjau Dari Kemampuan Representasi Matematis”, Jurnal Pendidikan Matematika UNILA, Vol. 3 No.2, 2015, h. 13-14.

Apabila diamati salah satu penyebab rendahnya kemampuan representasi matematis siswa terletak pada model pembelajaran atau penggunaan metode mengajar yang belum tepat. Oleh sebab itu, diperlukan adanya suatu pembelajaran aktif yang mampu meningkatkan kemampuan representasi matematis siswa.

Salah satu pembelajaran aktif dan menyenangkan yang di anggap dapat mengatasi permasalahan tersebut adalah pembelajaran berbasis VARK. Pembelajaran berbasis VARK adalah pembelajaran yang melibatkan gerakan fisik dan aktivitas siswa dengan menggunakan panca indera berupa penglihatan, pendengaran, dan peraba. Pembelajaran ini dirancang untuk meningkatkan motivasi dan aktivitas siswa dalam belajar sehingga akan meningkatkan antusias siswa dalam belajar.

Pembelajaran berbasis VARK mempunyai beberapa tahapan dalam pelaksanaannya. Tahap pertama adalah persiapan dimana guru mempersiapkan siswa dengan motivasi yang membangun siswa untuk belajar ataupun membagikan kelompok secara heterogen berdasarkan hasil tes gaya belajar VARK dan kemampuan matematis siswa, dimana dalam satu kelompok terdiri dari siswa dengan kemampuan representasi matematis dan gaya belajar yang berbeda-beda. Hal ini bertujuan agar dalam satu kelompok dapat terjadi proses saling melengkapi antar siswa yang memiliki gaya belajar dan kemampuan matematis yang berbeda.

Pada tahap berikutnya adalah penyampaian. Pada tahap ini proses pembelajaran dilakukan dengan beberapa media dan metode yang memfasilitasi dan mengoptimalkan panca indra berdasarkan karakteristik VARK. Pembelajaran visual menggunakan media in focus untuk menunjukkan gambar-gambar, peta konsep dan video pembelajaraan serta penggunakaan spidol warna-warni; aural dengan metode ceramah, tanya jawab, diskusi, serta penggunaan media in focus dan

speaker dalam pemutaran video pembelajaran; read/write menggunakan berbagai buku bacaan, handout, catatan; kinesthetic dengan metode demonstrasi, diskusi menggunakan alat peraga.

Selanjutnya adalah tahap pelatihan, dimana siswa mendalami materi yang telah dipelajari di tahap sebelumnya. Kemudian adalah tahap penampilan hasil, dimana hasil pemikiran siswa terhadap materi yang disajikan atau dipresentasikan di depan kelas. Dan terakhir adalah tahap kesimpulan, di tahap ini siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari dengan membuat jurnal dimana teknik penulisan ditulis sesuai dengan gaya belajar masing-masing siswa. Hal ini dilakukan untuk memberikan kebebasan siswa dalam mengingat materi dengan caranya masing-masing.

Tahapan-tahapan tersebut memungkinkan siswa untuk mengembangkan kemampuan representasi matematis sehingga siswa dapat mengungkapkan berbagai ide matematis dengan cara mereka sendiri. Melalui pembelajaran berbasis VARK, siswa berulang kali dilatih untuk mengembangkan kemampuan representasi matematisnya melalui pemaksimalan penggunaan panca indra dan modalitas yang mereka miliki dengan berbagai variasi media dan metode pembelajaran yang di fasilitasi guru, sehingga tercipta pembelajaran yang menyenangkan dan aktif yang membuat siswa mampu mengembangkan dan megutarakan ide-ide matematisnya.

Memaksimalkan metode visual mampu meningkatkan kemampuan representasi visual siswa yang bermodalitas visual, memaksimalkan metode aural/audio mampu meningkatkan kemampuan representasi verbal siswa yang bermodalitas auditori, memaksimalkan metode read/write mampu meningkatkan kemampuan representasi simbolik dan verbal siswa yang bermodalitas visual dan kinesthetic, sedangkan memaksimalkan metode kinesthetic mampu meningkatkan kemampuan representasi visual, simbolik dan verbal siswa yang bermodalitas visual, auditori, maupun kinesthetic. Dengan demikian, peneliti menduga bahwa dengan menggunakan pembelajaran berbasis VARK dapat meningkatkan kemampuan representasi matematis siswa.

Berikut skema kerangka berpikir pengaruh pembelajaran berbasis VARK terhadap kemampuan representasi matematis siswa.

MASALAH Siswa sulit memecahkan masalah

matematika yang diberikan dalam bentuk gambar maupun mengerjakan

soal yang menuntut mereka untuk menggambarkan masalah yang

diberikan Siswa sulit menyelesaikan masalah matematika dengan menggunakan ekspresi matematis maupun kata-kata atau tulisan

Siswa hanya mengikuti langkah yang diberikan guru

dalam menyelesaikan masalah sehingga sulit merepresentasikan ide atau

gagasan matematik yang mereka miliki Metode pembelajaran yang

digunakan guru cenderung monoton, belum efektif dalam meningkatkan

keaktifan dan kemampuan representasi matematis siswa

Rendahnya kemampuan representasi matematis

siswa

Representasi diajarkan atau dipelajari hanya sebagai

pelengkap dalam pemecahan masalah saja

SOLUSI

Pembelajaran berbasis VARK

VARK Kemampuan Representasi

KESIMPULAN

Kemampuan Representasi Matematis Siswa Meningkat Gambar 2.3

Kerangka Berpikir Penelitian D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teoritik dan kerangka berpikir yang telah di uraikan di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut: “Kemampuan representasi matematis siswa yang diajar menggunakan pembelajaran berbasis VARK lebih tinggi daripada kemampuan representasi matematis siswa diajar menggunakan pembelajaran konvensional.”

Visual Aural Read/Write Kinesthetic Visual Simbolik Verbal

30

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Dokumen terkait