F. Manfaat Penelitian
2. Pembelajaran berbasis VARK
Pembelajaran berbasis VARK erat kaitannya dengan modalitas dan gaya belajar siswa dalam menyerap informasi, karena salah satu kategorisasi yang paling banyak digunakan terkait dengan jenis-jenis gaya belajar seseorang adalah model VARK dari Neil Flemming. Empat kategori utama pembelajaran dalam berbasis VARK, yaitu:16
(1) Pembelajaran visual
Proses pembelajaran dilakukan dengan mengasosiasikan ide-ide, konsep-konsep, dan informasi lain dengan gambar-gambar dan teknik-teknik. Mereka yang memiliki pola belajar visual biasanya mampu memahami informasi dengan menggambarkannya secara nyata.
Modalitas visual mengakses citra visual, yang diciptakan maupun diingat. Warna, hubungan ruang, potret mental, dan gambar menonjol dalam modalitas ini.17 Siswa dengan gaya belajar visual mampu menjelaskan konsep kepada orang lain dengan menggambar seorang tokoh atau gambar.
(2) Pembelajaran aural/auditori
Proses pembelajaran dilakukan seseorang melalui pendengaran. Pembelajar auditoris sangat bergantung pada pendengaran dan pembicaraan orang lain selama proses belajarnya. Pembelajar auditoris harus mendengar apa yang dikatakan agar bisa memahami dan sebaliknya mereka sering kali kesulitan menghadapi instruksi-instruksi tertulis.
16
Miftahul Huda, Model-Model Pengajaran Dan Pembelajaran Isu-Isu Metodis Dan Paragdigmatis, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014), h. 180-181.
17
Bobbi DePorter & Mike Hernacki, Quantum Teaching: Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang-Ruang Kelas, (Bandung: Kaifa Learning, 2000), h. 85.
Modalitas ini mengakses segala jenis bunyi dan kata diciptakan maupun diingat.18 Siswa dengan gaya belajar aural memiliki kosakata yang baik dan lancar dalam menuliskan atau menceritakan sesuatu.
(3) Pembelajaran read/write
Proses pembelajaran dilakukan dengan mencatat dan membaca apa saja yang didengarkan dan diperolehan dari lingkungan sekitar dalam bentuk tulisan. Mereka yang memiliki kemampuan membaca dan menulis biasanya harus membaca untuk mencari informasi dan menulis informasi tersebut untuk dibaca ulang sebagai penguatan.
(4) Pembelajaran Kinesthetic
Proses pembelajaran dilakukan dengan melaksanakan aktivitas fisik, gerakan dan praktik. Mereka yang memiliki kemampuan kinestetik biasanya belajar dari pengalaman dan praktikan.
Modalitas ini mengakses segala jenis gerak dan emosi diciptakan maupun diingat.19 Siswa dengan gaya belajar kinesthetic menyukai belajar dengan bergerak dan aktif, mereka mampu mengingat dan berpikir dengan bantuan gerakan.
Modalitas belajar adalah cara termudah informasi masuk ke dalam otak melalui panca indra yang kita miliki. Seluruh panca indra tubuh merupakan sumber modalitas belajar, dimana setiap bagian tubuh mewakili:
(1) Indrawi telinga, lidah (mulut), modalitas belajar auditori melalui mendengar dan berbicara.
(2) Indrawi mata, modalitas belajar visual melalui melihat dan membaca.
(3) Indrawi kulit dan hidung, modalitas belajar taktil melalui memegang dan memanipulasi.
(4) Indrawi tangan, modalitas belajar kinestetik melalui aktivitas gerak seperti menulis.20 18 Ibid., h.85. 19 Ibid., 20
Alamsyah Said & Andi Budimanjaya, 95 Strategi Mengajar Multiple Intellegensi (Mengajar Sesuai Kerja Otak dan Gaya Belajar Siswa), (Jakarta: Prenamedia Group, 2015), h. 12.
Pada saat informasi tersebut ditangkap oleh panca indra, maka bagaimana informasi tersebut diserap, diatur dan di proses di otak disebut gaya belajar. Alamsyah berpendapat bahwa modalitas belajar adalah cara termudah dalam menyerap informasi, sedangkan gaya belajar adalah kombinasi dari bagaimana menyerap, mengatur, dan mengolah informasi21
Menurut Bobbi DePorter, gaya belajar seseorang adalah kombinasi dari bagaimana menyerap dan kemudian mengatur serta mengolah informasi.22 Keefe dan Languis dalam Miftahul Huda mendeskripsikan gaya belajar sebagai pola-pola perilaku dan performa yang konsisten yang dimiliki oleh setiap individu untuk mendekati pengalaman belajarnya.23
Karena siswa mempunyai empat karakteristik utama yang menunjang mereka saat belajar yaitu melihat, mendengar, membaca/menulis, dan melakukan, maka pengembangan selanjutnya adalah dibutuhkannya suatu rangkaian pembelajaran yang memfasilitasi keempat kararteristik tersebut dengan mengoptimalkan panca indra yang mereka miliki dalam proses pembelajaran. Sebuah pembelajaran yang memfasilitasi keempat karakteristik utama dengan mengoptimalkan panca indra dalam proses pembelajaran adalah pembelajaran berbasis VARK.
VARK merupakan akronim dari empat kecenderungan utama, yaitu: Visual, Auditory, Read/Write, and Kinesthetic.24 Pembelajaran berbasis VARK adalah pebelajaran multi-sensorik yang melibatkan tiga unsur gaya belajar, yaitu penglihatan, pendengaran, dan gerakan. Pembelajaran multi-sensorik ini merepresentasikan bahwa guru sebaiknya tidak hanya mendorong siswa untuk menggunakan satu modalitas saja dalam belajar, tetapi mengkombinasikan semua modalitas tersebut untuk memberi kemampuan yang lebih besar dan menutupi kekurangan yang dimiliki masing-masing siswa. Hasil studi Piping dalam Othman
21
Ibid., h.13 22
Bobbi DePorter & Mike Hernacki, Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan, (Bandung: Kaifa Learning, 2012), h. 110-112.
23
Miftahul Huda, op. cit., h. 53 24
mengatakan bahwa pembelajaran berbasis VARK dapat meningkatkan pemahaman siswa, motivasi belajar dan minat siswa.25
VARK merupakan pengembangan dari VAK (Visual, Auditory, Kinesthetic) yang dilakukan Flemming dengan menyisipkan huruf R setelah huruf A (auditory) yang berarti tipe belajar yang menggemari baca tulis (reading/writing-preference learning), sehingga ada empat tipe belajar.26 Hal ini didasari dari hasil penelitian Flemming (dalam http://www.vark-learn.com) yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang nyata ketika siswa yang gaya belajarnya visual menggunakan tes tulis dan diagram atau peta. Dua kecenderungan gaya belajar ini tidak selalu ditemukan pada orang yang sama. Oleh karena itu, Flemming kemudian mengembangkan gaya belajar VAK dengan menambah satu gaya belajar lagi, yaitu read/write (R) sehingga namanya berubah menjadi VARK (Visual, Aural, Read/Write, Kinesthetic).
Menurut Flemming dalam Othman, “Siswa dengan modalitas aural mudah menerima informasi dengan diskusi dan mendengarkan. Siswa dengan modalitas membaca memiliki kemampuan untuk menerima dan menginterpretasi informasi yang dicetak. Untuk modalitas visual, siswa mudah menerima informasi dengan grafik, angka grafis dan gambar. Sedangkan, modalitas kinestetik mudah menerima informasi dengan sentuhan, perasaan, melihat dan mendengarkan.”27
Didasari modalitas yang dimiliki oleh setiap orang dan berdasarkan pernyataan Flemming tersebut, maka Othman dan Amirudin membuat prinsip dasar tentang metode dan media pembelajaran yang cocok untuk setiap modalitas siswa selama proses pembelajaran, seperti terlihat pada tabel berikut.
25Norasmah Othman & Mohd Hasril Amiruddin, “Different Perspectives of Learning Style from VARK Model”, Procedia Social and Behavioral Sciences disampaikan dalam International Conferences on Learner Diversity,Faculty of Education UKM, Malaysia, 2010, p.655.
26 Ibid., 27
Tabel 2.2
Prinsip Dasar Proses Pembelajaran Berbasis VARK (dimodifikasi dari Norasmah Othman dan Mohd Hasril Amiruddin) 28
Modalitas Prinsip Dasar dalam Proses Pembelajaran
Visual Metode/media : gambar, peta konsep, video pembelajaraan, spidol warna-warni.
Teknik : Mengganti kata-kata dengan simbol atau gambar, penggunaan spidol warna-warni dalam penulisan maupun membuat gambar, memperlihatkan gambar-gambar materi terkait.
Aural Metode/media : ceramah, tanya jawab, diskusi, video pembelajaran Teknik : Melibatkan siswa aktif dalam tanya jawab dan diskusi, mendiskusikan ide secara verbal, serta membaca materi dengan suara keras.
Read/Write Metode/media : buku bacaan, handout, catatan
Teknik : Menuliskan kata-kata secara berulang, menulis kembali ide atau informasi dengan kalimat yang berbeda, menerjemahkan semua gambar kedalam kata-kata serta membaca catatan.
Kinesthetic Metode/media : demonstrasi, diskusi, alat peraga, video pembelajaran. Teknik : Menggunakan benda-benda untuk mengilustrasikan ide, memasukan berbagai macam contoh mengenai materi yang sedang dipelajari untuk memudahkan dalam mengingat konsep, memperbolehkan siswa berjalan-jalan untuk berdiskusi.
Tahapan pembelajaran berbasis VARK (Visual Aural Read/Write Kinesthetic) yang dilaksanakan pada penelitian ini adalah:
1) Persiapan
Tahap ini berkaitan dengan mempersiapkan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran berupa minat siswa untuk belajar maupun pembagian kelompok. Pembagian kelompok dilakukan secara heterogen yaitu dalam satu kelompok terdiri dari siswa dengan gaya belajar dan kemampuan matematis
28
yang berbeda yang didapat berdasarkan hasil tes sebelum pembelajaran dimulai.
2) Penyampaian
Tahap ini berkaitan dengan penggunaan variasi metode dan media dalam proses pembelajaran yang memberikan pemaksimalan penggunaan panca indra siswa yang mewakili modalitas mereka baik berupa visual, aural, read/write, maupun kinesthetic sehingga siswa dapat terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Metode dan media yang digunakan diantaranya:
Visual : gambar, peta konsep, video pembelajaraan, spidol warna-warni. Tekniknya dengan mengganti kata-kata dengan simbol atau gambar, penggunaan spidol warna-warni dalam penulisan maupun membuat gambar, memperlihatkan gambar-gambar materi terkait.
Aural : ceramah, tanya jawab, diskusi, video pembelajaran. Tekniknya dengan melibatkan siswa aktif dalam tanya jawab dan diskusi, mendiskusikan ide secara verbal, serta membaca materi dengan suara keras.
Read/write : buku bacaan, handout, catatan. Tekniknya dengan menuliskan kata-kata secara berulang, menulis kembali ide atau informasi dengan kalimat yang berbeda, menerjemahkan semua gambar kedalam kata-kata.
Kinesthetic : demonstrasi, diskusi, alat peraga, video pembelajaran. Tekniknya dengan menggunakan benda-benda untuk mengilustrasikan ide, memasukan berbagai macam contoh mengenai materi yang sedang dipelajari untuk memudahkan dalam mengingat konsep, memperbolehkan siswa berjalan-jalan untuk berdiskusi.
3) Pelatihan
Tahap ini berkaitan dengan pendalaman materi yang telah disampaikan guru dengan berbagai metode dan media baik berupa materi atau soal-soal yang berkaitan dengan materi tersebut. Pelatihan diberikan kepada siswa dan dapat dilakukan secara individu atau kelompok.
4) Penampilan hasil
Tahap ini berkaitan pengungkapan hasil pemikiran siswa terhadap materi yang dipelajari. Pengungkapan hasil dilakukan dengan presentasi yang dilakukan siswa yang kemudian dikonfirmasi oleh guru.
5) Kesimpulan
Tahap ini berkaitan dengan pengutan materi yang telah dipelajari. kesimpulan hasil pembelajaran ditampilkan berupa rangkuman yang dibuat siswa sesuai gaya belajarnya.