• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

2.6 Kerangka Berpikir

Paparan subbab tentang kerangka pikir yang digunakan dalam mengembangkan produk media pembelajaran buku ajar sebagai media untuk memudahkan belajar bahasa Indonesia secara mandiri bagi mahasiswa PGSD. Pendidik bukanlah satu-satunya sumber belajar. Pernyataan tersebut memberikan tantangan bagi para pendidik agar mampu mengoptimalkan peran media pembelajaran sebagai perantara untuk menyampaikan berbagai informasi yang dijadikan sebagai sumber belajar. Buku ajar merupakan perantara yang digunakan untuk menyampaikan sesuatu. Buku ajar pembelajaran merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan untuk menyampaikan bahan ajar kepada siswa. Penggunaan buku ajar bertujuan untuk menciptakan pembelajaran yang lebih menyenangkan. Mengintegrasikan pembelajaran dengan pendidikan multikultural merupakan salah satu cara untuk memperkenalkan multikulturalisme kepada peserta didik. Oleh karena itu, pendidik juga membina sikap peserta didik dan mahasiswa agar dapat menghargai dan menjujung tinggi keberagaman.

Berdasarkan harapan di atas, peneliti melakukan pengembangan buku ajar berbasis pendidikan multikultural teritegrasi dengan mata kuliah Bahasa Indonesia pada mahasiswa PGSD, berdasarkan analisis kebutuhan dan silabus mata kuliah Bahasa Indonesia mahasiswa PGSD. Uji coba produk dilakukan dengan tiga tahap: Pertama, penilaian yang dilakukan oleh dosen ahli dari Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan satu pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia pada jurusan PGSD. Kedua, uji coba lapangan. Ketiga, revisi produk yang dilakukan berdasarkan uji coba.

Skema 2.1 Kerangka Berpikir Mahasiswa PGSD

Pendidikan Multikultural

Materi Bahasa Indonesia

Pengetahuan mahasiswa tentang pendidikan multikultural Kebutuhan mahasiswa Kemampuan berbahasa Indonesia mahasiswa Pengintegrasian pendidikan multikultural dengan mata

kuliah Bahasa Indonesia

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian pengembangan atau Research and Development (R&D). Sukmadinata (2011: 164) menjelaskan bahwa penelitian dan pengembangan (Research and Development) adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan dan menghasilkan produk tertentu dan menguji validitas produk yang dihasilkan (Dewi, 2015: 1301). Berdasarkan pernyataan dari beberapa ahli di atas, produk yang akan dikembangkan adalah buku ajar. Buku ajar yang dikembangkan dapat memudahkan mahasiswa dalam belajar. Produk yang dihasilkan berupa hardware yang bersifat gambar/visual.

Pengembangan yang akan dilakukan sesuai langkah-langkah pengembangan menurut Borg and Gall. Terdapat sepuluh langkah penelitian pengembangan yaitu sebagai berikut (Sugiyono, 2015).

1. Potensi dan masalah

Potensi adalah segala sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki nilai tambah. Semua potensi akan berkembang menjadi masalah bila kita tidak mendayagunakan potensi-potensi tersebut. Namun demikian, masalah juga dapat dijadikan potensi, apabila kita dapat mendayagunakannnya. Masalah adalah

penyimpangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi. Potensi dan masalah yang dikemukakan dalam penelitian harus ditunjukkan dengan data empirik. 2. Mengumpulkan informasi

Berbagai informasi yang dikumpulkan dapat digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk tertentu yang diharapkan dapat mengatasi masalah yang dibahas dalam penelitian. Pada langkah ini diperlukan metode penelitian tersendiri. Metode yang akan digunakan tergantung pada permasalahan dan ketelitian tujuan yang ingin dicapai.

3. Desain produk

Hasil akhir dari penelitian pengembangan yaitu berupa desain produk baru yang lengkap dengan spesifikasinya. Desain produk harus diwujudkan dalam gambar atau bagan, sehingga dapat digunakan sebagai pegangan untuk menilai dan membuatnya.

4. Validasi desain

Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk akan lebih efektif dari media yang lama atau tidak. Validasi desain dapat dilakukan dengan cara menghadirkan beberapa ahli atau pakar yang sudah berpengalaman untuk menilai sebuah produk. Pakar atau ahli diminta untuk menilai sebuah produk agar dapat diketahui kelemahan dan kelebihannya.

5. Perbaikan desain

Setelah produk yang dihasilkan divalidasi oleh ahli atau pakar, kelemahan produk akan tampak. Kelemahan tersebut yang akan diperbaiki oleh peneliti agar produk yang dihasilkan semakin efektif.

6. Uji Coba Produk

Uji coba produk dilakukan setelah perbaikan desain. Pada langkah ini, uji coba produk ditujukan pada kelompok terbatas. Tujuan primer uji coba produk yaitu menentukan kesuksesan produk baru dalam menemukan tujuannya. Sementara tujuan sekunder uji coba produk adalah mengumpulkan informasi yang dapat digunakan untuk meningkatkan kursus dalam revisi berikutnya.

7. Revisi Produk

Setelah produk yang dibuat oleh peneliti diujicobakan, peneliti akan melihat efektivitas produk. Selanjutnya, peneliti akan memperbaiki produk tersebut. 8. Uji Coba Pemakaian

Setelah pengujian terhadap produk berhasil, maka selanjutnya produk diujicobakan pada sampel yang lebih luas. Dalam uji pemakaian, sebaiknya peneliti selalu mengevaluasi kinerja produk.

9. Revisi Produk

Pada tahap ini, revisi produk dilakukan apabila dalam uji coba pemakaian pada sampel yang lebih luas terdapat kelemahan.

10. Pembuatan Produk Masal

Pembuatan produk masal dilakukan apabila produk yang telah diujicoba dinyatakan efektif dan layak untuk diproduksi masal. Untuk dapat memproduksi masal, peneliti perlu bekerja sama dengan perusahaan.

Langkah-langkah penelitian dan pengembangan Borg and Gall di atas ditunjukan pada gambar berikut.

Skema 3.1 Langkah-langkah penggunaan metode Research and Development (Borg&Gall, 2007)

Berkaitan dengan judul penelitian dan disesuaikan dengan kondisi lapangan, yaitu jangkauan waktu dan biaya, maka peneliti mengadaptasi beberapa langkah sesuai dengan kebutuhan yang ada. Hal ini sejalan dengan pernyataan Gall, yaitu jika proyek R&D digunakan untuk tesis, cara yang paling baik adalah melaksanakan dalam skala kecil dengan jumlah terbatas dari instruksi desain yang asli. Langkah penelitian dengan skala kecil adalah membatasi pengembangan

Potensi dan Masalah Pengumpu-lan Data Desain Produk Validasi Desain Revisi Desain Ujicoba produk Revisi Produk Ujicoba pemakaian

hanya menggunakan beberapa langkah dari langkah siklus R&D (Gall, 2007: 593). Model penelitian dan pengembangan yang digunakan dalam penelitian pengembangan ini adalah (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan desain, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, dan (6) uji coba produk, dan (7) revisi produk.

Dokumen terkait