• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengintegrasian pendidikan multikultural dengan mata kuliah Bahasa Indonesia pada mahasiswa PGSD Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengintegrasian pendidikan multikultural dengan mata kuliah Bahasa Indonesia pada mahasiswa PGSD Universitas Sanata Dharma Yogyakarta"

Copied!
165
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN MATA KULIAH BAHASA INDONESIA PADA MAHASISWA PGSD UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA. SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia. Oleh: Agatha Ferilia Krisna Awanda NIM: 141224021. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA JURUSAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2018. i.

(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ii.

(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. iii.

(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. MOTTO. “Lebih baik “bergerak” sedikit demi sedikit, daripada tidak sama sekali”. iv.

(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA. Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.. Yogyakarta, 8 Juni 2018 Yang membuat pernyataan,. Agatha Ferilia Krisna Awanda 141224021. v.

(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PERSEMBAHAN. Skripsi ini saya persembahkan kepada:. Tuhan Yesus Kristus yang selalu menyertai dalam setiap perjalanan saya.. Ibu (Cicilia Sriningsih) dan Bapak (FX. Kaswadi), yang selalu mendoakan dan memotivasi selama saya mengerjakan skripsi.. Teman sejawat yang selalu menemani dan mendukung selama saya mengerjakan skripsi.. Teman skripsi payung yang selalu membantu dalam suka dan duka.. Semua pihak yang membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini.. vi.

(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta: Nama. : Agatha Ferilia Krisna Awanda. Nomor Induk Mahasiswa. : 141224021. Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya berjudul: PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DENGAN MATA KULIAH BAHASA INDONESIA PADA MAHASISWA PGSD UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan memublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.. Yogyakarta, 8 Juni 2018 Yang menyatakan,. Agatha Ferilia Krisna Awanda. vii.

(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRAK Awanda, Agatha Ferilia Krisna. 2018. Pengintegrasian Pendidikan Multikultural dengan Mata Kuliah Bahasa Indonesia pada Mahasiswa PGSD Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: PBSI, FKIP, USD. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Produk akhir dari penelitian ini adalah buku ajar. Penelitian ini mengkaji mengenai pendidikan multikultural yang diintegrasikan dengan mata kuliah Bahasa Indonesia, khususnya pada mahasiswa PGSD Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penelitian pengembangan ini mempunyai rumusan masalah yang berkaitan dengan pengintegrasian pendidikan multikultural dengan mata kuliah Bahasa Indonesia. Terdapat 12 responden yang terlibat dalam penelitian pengembangan ini. Responden adalah mahasiswa PGSD Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Proses penyusunan buku ajar melewati beberapa langkah. Langkah pertama yaitu pengumpulan informasi yang dilakukan dengan wawancara, penyebaran angket analisis kebutuhan, dan pengerjaan tes kemampuan berbahasa Indonesia. Data yang didapat akan dianalisis guna membuat perencanaan buku ajar. Kegiatan tersebut merupakan langkah kedua. Langkah ketiga yaitu penyusunan desain produk. Peneliti akan menyusun desain produk sesuai dengan hasil pada langkah sebelumnya. Langkah keempat yaitu validasi buku ajar oleh dosen ahli yang berisi komentar, kritik, dan saran. Proses ini akan mengantarkan peneliti ke langkah kelima, yaitu revisi buku ajar. Draf buku ajar akan dikembangkan isinya berdasarkan isi pada langkah sebelumnya. Selanjutnya, langkah keenam yaitu buku ajar akan diujicobakan kepada lima responden. Terakhir, pada langkah ketujuh, peneliti akan merevisi produk berdasarkan hasil uji coba produk. Penelitian ini memperoleh hasil sebagai berikut. Pertama, pengintegrasian pendidikan keanekaragaman suku dengan mata kuliah Bahasa Indonesia pada mahasiswa PGSD Universitas Sanata Dharma dari segi materi perkuliahan, sikap sosial, dan ketersediaan sumber belajar sudah diterapkan. Kedua, keanekaragaman agama dengan mata kuliah Bahasa Indonesia dari segi materi perkuliahan dan ketersediaan sumber belajar sudah diterapkan. Sementara itu, sebanyak 25% responden menyatakan bahwa pendidikan keanekaragaman agama belum diterapkan dari segi sikap sosial. Ketiga, pengintegrasian keanekaragaman ras/etnis dengan mata kuliah Bahasa Indonesia dari segi materi perkuliahan, sikap sosial, dan ketersediaan sumber belajar sudah diterapkan. Keempat, responden menyatakan bahwa pengintegrasian pendidikan keanekaragaman golongan dengan mata kuliah Bahasa Indonesia sudah diterapkan dari segi materi perkuliahan, sikap sosial, dan ketersediaan sumber belajar. Dari hasil tersebut, peneliti bermaksud mengembangkan pengintegrasian pendidikan multikultural dengan mata kuliah Bahasa Indonesia pada mahasiswa PGSD Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.. viii.

(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kata kunci: pendidikan multikultural, keanekaragaman suku, keanekaragaman agama, keanekaragaman ras, keanekaragaman golongan ABSTRACT Awanda, Agatha Ferilia Krisna. 2018. Integrating Multicultural Education with Indonesian Language Course on PGSD Students of Sanata Dharma University, Yogyakarta. Essay. Yogyakarta: PBSI, FKIP, USD. This type of research is development research. The final product of this research is textbook. This study examines the multicultural education that is integrated with Indonesian language courses, especially in PGSD students of Sanata Dharma University, Yogyakarta. This research development has a problem formulation related to the integration of multicultural education with Indonesian language courses. There are 12 respondents involved in this development research. Respondents are PGSD students of Sanata Dharma University, Yogyakarta. The process of preparing the textbook passes several steps. The first step is to collect information that is done by interview, questionnaire distribution of needs analysis, and workmanship of Indonesian ability test. The data obtained will be analyzed to make the textbook planning. The activity is the second step. The third step is the preparation of product design. The researcher will arrange the product design in accordance with the results in the previous step. The fourth step is the validation of textbooks by expert lecturers containing comments, criticisms, and suggestions. This process will lead researchers to the fifth step, which is the revision of textbooks. Draft textbooks will be developed based on content in the previous step. Furthermore, the sixth step of the textbook will be piloted to five respondents. Finally, in step seven, the researcher will revise the product based on the product trial results. This study obtained the following results. First, the integration of ethnic diversity education with the Indonesian language on PGSD students of Sanata Dharma University in terms of lecture materials, social attitudes, and availability of learning resources have been applied. Second, religious diversity with Indonesian subjects in terms of course material and the availability of learning resources has been applied. Meanwhile, 25% of respondents stated that religious diversity education has not been applied in terms of social attitudes. Third, the integration of racial / ethnic diversity with Indonesian subjects in terms of lecture materials, social attitudes, and availability of learning resources has been applied. Fourth, the respondents stated that the integration of the diversity education of the classes with Indonesian subjects has been applied in terms of lecture materials, social attitudes, and availability of learning resources. From these results, researchers intend to develop the integration of multicultural education with the Indonesian language course on PGSD students Sanata Dharma University Yogyakarta.. ix.

(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Keywords: multicultural education, religion diversity, ethnic diversity, tribal diversity, diversity of groups.. KATA PENGANTAR. Puji syukur peneliti haturkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas anugerah. dan. perlindungan,. sehingga. skripsi. berjudul. Pengintegrasian. Pendidikan Multikultural dengan Mata Kuliah Bahasa Indonesia pada Mahasiswa PGSD Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dapat selesai dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma,Yogyakarta. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini dapat selesai dengan baik berkat doa, bantuan, dan motivasi dari banyak pihak. Oleh karena itu, peneliti ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada: 1. Tuhan Yang Maha Kuasa, atas anugerah dan perlindungan kepada saya. 2. Prof. Dr. Pranowo, M.Pd., selaku dosen pembimbing yang selalu sabar dan murah hati ketika mendampingi saya dalam menyelesaikan skripsi. 3. Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia yang selalu mendukung saya. 4. Danang Satria Nugraha, S.S., M.A., selaku Wakil. Program Studi. Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia yang mendukung saya. 5. Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum., selaku validator dalam penelitian saya.. x.

(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 6. Theresia. Rusmiyati,. selaku. karyawan. sekretariat. Program. Studi. Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia yang dengan sabar membantu mengurus administrasi penyelesaian skripsi saya. 7. Ibu Cicilia Sriningsih, ibu yang setia memotivasi, mendukung, menemani, dan mendoakan dalam pengerjaan skripsi saya. 8. Keluarga besar yang selalu mendoakan dan memotivasi selama mengerjakan skripsi ini. 9. Teman skripsi payung, Feeling Wulandini Bakri, yang membantu dan mendukung dalam penyelesaian skripsi. 10. Teman-teman PBSI angkatan 2014 yang selalu memberi semangat. 11. Keduabelas responden yang dengan setia meluangkan waktu untuk diwawancarai, mengisi angket, mengerjakan tes, dan mengisi kuesioner uji coba produk. 12. Sahabat-sahabat “Enamsrikandi” yang selalu mendukung dan membantu saya dalam mengerjakan skripsi. 13. Sahabat-sahabat “Cah Wacana” yang selalu memotivasi saya dalam mengerjakan skripsi. 14. Vitalis Duhita Della, sahabat yang selalu mengingatkan saya untuk mengerjakan skripsi. 15. Dionysius Fije Anggi Prasvian yang dengan setia menemani saya dalam mengerjakan skripsi. 16. Neneng Tia Ati Yanti, S.Pd. yang telah membantu dan memberi semangat dalam pengerjaan skripsi saya.. xi.

(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 17. Martinus Dwi Antoro yang telah membantu saya dalam melengkapi persyaratan ujian pendadaran. 18. Priscilla Felicia Elu yang telah membantu saya dalam pengecekan berkasberkas. 19. Agustinus Poga yang pernah menemani saya dalam mengerjakan skripsi. 20. Teman-teman bimbingan yang bersama-sama dengan setia menunggu Bapak dan Ibu dosen di kampus tercinta. 21. Delta Fotokopi, Cahaya Fotokopi, dan Acadia Fotokopi, tempat yang selalu saya datangi dan telah menghabiskan beribu lembarnya untuk skripsi saya. 22. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang membantu penyelesaian skripsi ini.. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih ada kekurangan. Semoga ini bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.. Peneliti. Agatha Ferilia Krisna Awanda. xii.

(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL................................................................................... i. HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING....................................... ii. HALAMAN PENGESAHAN..................................................................... iii. MOTTO....................................................................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA.................................................... v. HALAMAN PERSEMBAHAN................................................................. vi. LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN.......................................... vii ABSTRAK................................................................................................... viii ABSTRACT.................................................................................................. ix KATA PENGANTAR................................................................................. x. DAFTAR ISI................................................................................................ xiii. DAFTAR TABEL........................................................................................ xvi. DAFTAR DIAGRAM................................................................................. xvii. DAFTAR SKEMA...................................................................................... xviii DAFTAR LAMPIRAN............................................................................... 109. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah....................................................................... 1. 1.2 Rumusan Masalah................................................................................. 4. 1.3 Tujuan Penelitian.................................................................................. 5. 1.4 Manfaat Penelitian................................................................................ 6. 1.5 Batasan Istilah....................................................................................... 6. 1.6 Sistematika Penyajian........................................................................... 8. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Terdahulu yang Relevan.................................................... xiii. 9.

(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 2.2 Buku Ajar.............................................................................................. 13. 2.3 Pendidikan Multikultural..................................................................... 16. 2.4 Kompetensi Guru.................................................................................. 24. 2.5 Teori Pembelajaran Bahasa Indonesia................................................ 28. 2.6 Kerangka Berpikir................................................................................ 41. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian...................................................................................... 42. 3.2 Sumber Data dan Data Penelitian....................................................... 47. 3.3 Teknik Pengumpulan Data.................................................................. 47. 3.4 Instrumen Penelitian............................................................................ 49. 3.5 Teknik Analisis Data............................................................................ 51. 3.5.1 Identifikasi................................................................................... 51. 3.5.2 Klasifikasi.................................................................................... 54. 3.5.3 Interpretasi.................................................................................. 55. 3.5.4 Pelaporan.................................................................................... 55. 3.6 Prosedur Pengembangan Produk....................................................... 55. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data...................................................................................... 63. 4.2 Analisis Data......................................................................................... 64. 4.3 Pembahasan.......................................................................................... 66. 4.3.1 Pengetahuan Mahasiswa tentang Pendidikan Multikultural...... 67. 4.3.2 Analisis Kebutuhan Mahaasiswa............................................... 72. 4.3.3 Tes Kemampuan Berbahasa Indonesia..................................... 82. BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Hasil Penelitian.................................................................... 101. 5.2 Implikasi................................................................................................ 104. 5.3 Saran..................................................................................................... 104. xiv.

(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 106. LAMPIRAN. 110. Lampiran 1 Kisi-kisi Instrumen Penelitian................................................... 125. Lampiran 2 Angket Analisis Kebutuhan...................................................... 126. Lampiran 3 Hasil Analisis Kebutuhan.......................................................... 128. Lampiran 4 Tes Kemampuan Berbahasa Indonesia.................................... 129. Lampiran 5 Kunci Jawaban Tes Kemampuan Berbahasa Indonesia............ 130 Lampiran 6 ITK Butir Soal........................................................................... 131 Lampiran 7 Hasil Tes Kemampuan Berbahasa Indonesia............................ 132 Lampiran 8 Lembar Validasi Dosen............................................................. 133 Lampiran 9 Lembar Uji Coba Produk......................................................... xv.

(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR TABEL. Tabel 3.1 Kriteria Penilaian terhadap Produk dengan Skala Empat............. 47. Tabel 3.2 Tabel Konversi Skala Empat................................................... 47. Tabel 3.3 Kategori ITK......................................................................... 51. Tabel 3.4 Kategori Penilaian Nurgiyantoro............................................. 52. Tabel 3.5 Interval Skala Likert.............................................................. 53. Tabel 4.1 Indiktor Pendidikan Keanekaragaman Suku.............................. 70. Tabel 4.2 Indikator Pendidikan Keanekaragaman Agama......................... 72. Tabel 4.3 Indikator Pendidikan Keanekaragama Ras/Etnis....................... 74. Tabel 4.4 Indikator Pendidikan Keanekaragaman Golongan..................... 76. Tabel 4.5 Kategori ITK........................................................................ 80. Tabel 4.6 Hasil Perhitungan ITK Butir Soal........................................... 80. Tabel 4.7 Indikator Memahami Arti Kata, Istilah, dan Ungkapan.............. 82. Tabel 4.8 Indikator Mampu Menyimpulkan Isi Teks............................... 82. Tabel 4.9 Indikator Memahami Kaidah Penulisan................................... 83. Tabel 4.10 Indikator Mampu Memahami Fungsi Bahasa Indonesia.......... 84. Tabel 4.11 Indikator Mampu Menyusun Struktur Teks........................... 85. Tabel 4.12 Indikator Mampu Memahami Keterampilan Berbahasa........... 86. Tabel 4.13 Indikator Mampu Menyusun Kalimat Pasif............................. 87. xvi.

(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Tabel 4.14 Indikator Mampu Mengidentifikasi Jenis Kata........................ 87. Tabel 4.15 Indikator Mampu Mengidentifikasi Pembentukan Kata.......... 88. Tabel 4.16 Indikator Mampu Memahami Jenis Kalimat.............................. 89. DAFTAR DIAGRAM. Diagram 4.1 Penilaian 10 Indikator Tes Kemampuan Berbahasa Indonesia......................................................................................... xvii. 81.

(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR SKEMA. Skema 2.1 Kerangka berpikir....................................................................... 41. Skema 3.1 Langkah-langkah Penggunaan Metode Research and Development...................................................................................... 56. Skema 3.2 Prosedur Penelitian dan Pengembangan.................................... 58. xviii.

(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada zaman yang serba sulit ini, pendidikan sangat dibutuhkan manusia di sebuah negara. Menjadi negara yang maju, tentu menjadi cita-cita negara yang masih berstatus berkembang. Seperti Indonesia, yang masih merupakan negara berkembang, dapat meraihnya dengan pendidikan. Menurut UU No 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasioanal, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pemebajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, dan negara. Indonesia merupakan negara yang terdiri atas banyak suku, ras, agama, dan budaya. Indonesia juga dapat disebut sebagai negara multikultural. Multikultural adalah masyarakat yang terdiri dari dua atau lebih komunitas atau kelompok, yang secara kultural dan ekonomi terfragmentasi dan memiliki struktur kelembagaan yang berbeda satu sama lain (J. S. Furnival). Multikulturalisme bangsa Indonesia merupakan suatu paham yang tidak dapat diabaikan karena lahirnya bangsa Indonesia didukung oleh berbagai suku, agama, ras, dan golongan. Hal itu sudah tercantum dalam UUD 1945 yang membahas tentang agama, suku, ras, dan golongan. Pendidikan multikultural dapat diterapkan di Indonesia karena memenuhi kriteria bangsa yang. 1.

(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 2. mempunyai. keberagaman. agama,. suku,. ras,. dan. golongan.. Masyarakat Indonesia tentu sudah tidak asing lagi bila harus hidup bersama dengan masyarakat lain yang berbeda agama, suku, ras, dan golongan. Bahkan jika dilihat dari segi bahasa, masyarakat Indonesia telah mengenal ratusan bahasa daerah yang sangat unik. Bahasa-bahasa daerah tersebut telah diciptakan oleh nenek moyang bangsa Indonesia sampai pada lahirnya bahasa Indonesia. yang. dijadikan. sebagai. bahasa. pemersatu. bangsa.. Namun, hidup dengan kondisi multikultural tidak mudah. Masyarakat multikultural harus melewati berbagai konflik yang tidak sedikit. Konflik horisontal sering terjadi. Akar permasalahannya adalah mengenai agama, suku, ras, dan golongan. Dari segi agama misalnya, banyak mahasiswa yang terlibat bullying di lingkungan sekolah. Bullying adalah penggunaan kekerasan,. ancaman,. atau. paksaan. untuk. menyalahgunakan. atau. mengintimidasi orang lain. Mahasiswa yang terlibat bullying biasanya kurang mentoleransi mahasiswa lain. Intoleransi tersebut berakar dari kurangnya pemahaman terhadap agama dan keyakinan orang lain. Mahasiswa memang diajarkan bahwa para penganut keenam agama memiliki ritual-ritual kepercayaan dan cara memahami Tuhan yang bervariasi ketika berada di sekolah. Meski demikian, tidak banyak yang memperoleh pengetahuan lebih lanjut tentang penganut keyakinan yang berbeda lantaran minimnya akses atau upaya mengkotak-kotakkan yang bisa dilakukan keluarga, lingkungan sekolah, atau kelompok pergaulannya. Konflik yang seperti itu akan menghambat. proses. pembelajaran. di. sekolah..

(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 3. Berkaitan dengan hal itu, multikulturalisme yang diterapkan di sekolah maupun lembaga pendidikan lainnya harus dipahami terlebih dahulu oleh pendidik di Indonesia. Pendidik atau guru sangat berperan dalam proses pembelajaran multikultural di sekolah. Pendidikan multikultural akan dapat membiasakan memahami, menghormati, menghargai harkat dan martabat manusia di mana pun berada dan dari mana pun asalnya. Mahasiswa dapat melakukan hal itu dari aspek agama, budaya, sosial, ekonomi, bahasa, dan negara. Dalam penelitian ini, peneliti akan mengamati proses pembelajaran mata pelajaran bahasa Indonesia pada mahasiswa PGSD Universitas Sanata Dharma yang berbasis pendidikan multikultural. Universitas Sanata Dharma telah menerapkan pendidikan yang berbasis multikultural. Universitas Sanata Dharma memiliki beragam mahasiswa yang mempunyai beragam agama, budaya, sosial, ekonomi, bahasa, dan negara. Tidak hanya proses pembelajarannya yang akan diamati, namun juga buku pegangan mahasiswa, dan sejumlah buku ajar yang digunakan dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, buku ajar dapat membantu proses pembelajaran. Buku ajar adalah salah satu bentuk bahan ajar yang dikemas secara sistematis dan menarik sehingga mudah untuk dipelajari secara mandiri. Meningkatkan motivasi mahasiswa, karena setiap kali mengerjakan tugas pelajaran yang dibatasi dengan jelas dan sesuai dengan kemampuan. Setelah dilakukan evaluasi, guru dan mahasiswa mengetahui benar, pada buku ajar yang mana mahasiswa telah berhasil dan pada bagian buku ajar yang mana mereka belum.

(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 4. berhasil. Selain itu, mahasiswa juga dapat bekerjasama dengan mahasiswa lain dalam kelompok belajar. B. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah utama yaitu “Bagaimanakah pengintegrasian pendidikan multikultural dengan mata kuliah Bahasa Indonesia pada mahasiswa PGSD Universitas Sanata Dharma?”. Kondisi multikultural yang dimaksud difokuskan pada masalah SARA (suku, agama, ras, dan golongan). Oleh karena itu, atas dasar rumusan masalah utama tersebut, disusun submasalah sebagai berikut. 1.. Bagaimanakah pengintegrasian pendidikan keanekaragaman suku dengan mata kuliah Bahasa Indonesia pada mahasiswa PGSD Universitas Sanata Dharma?. 2.. Bagaimanakah pengintegrasian pendidikan keanekaragaman agama dengan. mata kuliah Bahasa Indonesia pada mahasiswa PGSD. Universitas Sanata Dharma? 3.. Bagaimanakah pengintegrasian pendidikan keanekaragaman ras/etnis dengan mata kuliah Bahasa Indonesia pada mahasiswa PGSD Universitas Sanata Dharma?. 4.. Bagaimanakah pengintegrasian pendidikan keanekaragaman golongan dengan mata kuliah Bahasa Indonesia pada mahasiswa PGSD Universitas Sanata Dharma?.

(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 5. C. Tujuan Penelitian Tujuan umum penelitian ini adalah pengembangan materi buku ajar Bahasa. Indonesia. mahasiswa. PGSD. yang. terintegrasi. dengan. multikulturalisme khususnya suku, agama, ras, dan golongan yang sering dijadikan pemicu. konflik sosial dalam masyarakat. Berdasarkan tujuan. umum tersebut, disusun tujuan khusus sebagai berikut. 1.. Memaparkan pengintegrasian pendidikan keanekaragaman suku dengan mata kuliah Bahasa Indonesia pada mahasiswa PGSD Universitas Sanata Dharma.. 2.. Memaparkan pengintegrasian pendidikan keanekaragaman agama dengan mata kuliah Bahasa Indonesia pada mahasiswa PGSD Universitas Sanata Dharma.. 3.. Memaparkan pengintegrasian pendidikan keanekaragaman ras/etnis dengan. mata kuliah Bahasa Indonesia pada mahasiswa PGSD. Universitas Sanata Dharma. 4.. Memaparkan pengintegrasian pendidikan keanekaragaman golongan dengan mata kuliah Bahasa Indonesia pada mahasiswa PGSD Universitas Sanata Dharma.. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada para pembaca, yaitu sebagai berikut..

(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 6. 1.. Manfaat Umum. Secara umum, manfaat penelitian ini dapat membantu mahasiswa dalam pembelajaran agar berjalan lebih efektif. 2.. Manfaat Khusus. Secara khusus, manfaat penelitian ini dapat membantu a.. Peningkatan kemampuan belajar mahasiswa secara mandiri.. b.. Mempermudah. dosen. dan. mahasiswa. agar. pembelajaran. lebih. terstruktur. E. Batasan Istiah Adapun beberapa batasan ilmiah yang ada dalam skripsi ini sebagai berikut. a.. Buku ajar adalah suatu kesatuan unit pembelajaran yang berisi informasi, pembahasan serta evaluasi (Mintowawi, 2003).. b.. Pendidikan multikultural adalah proses pengembangan seluruh potensi manusia. yang menghargai. pluralitas. dan. heterogenitas. sebagai. konsekuensi keragaman budaya etnis, suku, dan aliran/agama (Dawam, 2003). c.. Agama adalah suatu sistem yang mengatur tata keimanan serta peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa serta aturan atau tata kaidah yang memiliki hubungan dengan pergaulan manusia dengan manusia,manusia dengan Penciptanya serta manusia dengan lingkungannya (Kamus Besar Bahasa Indonesia).. d.. Ras adalah segolongan manusia yang mempunyai persamaan sifat-sifat lahir tertentu yang dilanjutkan kepada keturunannya (Arrasjid, 1972)..

(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 7. e.. Suku bangsa adalah sekelompok manusia yang memiliki kesatuan dalam budaya dan terikat oleh kesadarannya akan identitasnya tersebut, kesadaran dan identitas yang dimiliki biasanya di perkuat dengan kesatuan bahasa (Koentjaraningrat, 2002).. f.. Kelompok/golongan merupakan sekelompok (dua orang atau lebih) yang memiliki persepsi sebagai suatu kesatuan serta memiliki perasaan sebagai bagian dari kelompok, mempunyai tujuan bersama dan saling ketergantungan satu sama lain (Sarwono, 2002).. g.. Pendekatan adalah asumsi teoretis yang berkaitan dengan hakikat bahasa, belajar bahasa, dan pengajaran bahasa (Anthony, 1963 dalam Pranowo, 2014).. h.. Metode adalah rancang bangun pembelajaran yang satu sama lain tidak saling bertentangan untuk mencapai suatu tujuan (Pranowo, 2014).. i.. Teknik adalah cara bagaimana suatu tujuan dapat tercapai (Pranowo, 2014).. j.. Strategi adalah siasat untuk mencapai suatu tujuan (Pranowo, 2014).. F. Sistematika Penyajian Penelitian ini terdiri atas lima bab. Bab I ini menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah, dan sistematika penyajian. Bab II berisi kajian teori. Pada bab ini diuraikan tentang kajian teori dan kerangka berpikir. Kajian teori berisi uraian tentang penelitian yang relevan,.

(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 8. buku ajar, pendidikan multikultural, teori pembelajaran bahasa, dan kerangka pikir. Bab III berisi tentang metode penelitian. Bab ini menguraikan jenis penelitian, proses pengembangan, setting penelitian, validasi produk, jenis data, teknik pengumpulan data instrumen penelitian, dan teknik analisis data. Bab IV berisi hasil penelitian dan pembahasan. Bab ini menguraikan hasil dan pembahasan penelitian. Bab ini memaparkan hasil data dari penilaian validator atau expert judgement yang berasal dari Universitas Sanata Dharma. Terakhir adalah menjelaskan deskripsi dan analisis data dari hasil uji coba yang dilakukan oleh peneliti terhadap subyek penelitian. Hasil uji coba yang dilakukan berasal dari angket umpan balik beserta penskoran terhadap media pembelajaran berupa buku ajar. Bab V berisi kesimpulan, saran, dan keterbatasan hasil penelitian. Bab ini menguraikan simpulan, implikasi, dan saran yang bermanfaat bagi pihak lain terkait dengan penelitian ini..

(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 9. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Terdahulu yang Relevan Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini, antara lain: Pertama, Implementasi Pendidikan Multikultural Dalam Kegiatan Pembelajaran di SMA Al-Muayyad Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014 diteliti oleh Nafis Nailil Hidayah, mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta (2014). Kedua, Pengembangan Buku Pembelajaran Keterampilan Menulis Berbasis Pendekatan Proses untuk Siswa SMA dan MA Kelas XI diteliti oleh Siti Latifah Mubasiroh, mahasiswa Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta (2013). Ketiga, Implementasi Pendidikan Multikultural di SMA Selamat Pagi Indonesia Batu diteliti oleh Nurul Islamiyah, mahasiswa Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang (2015). Keempat, Pengembangan Buku Ajar Menulis Nonsastra Berdasarkan Strategi RAFT (Role Audience Formal Topic) Untuk SMP/MTS Kelas VIII, diteliti oleh Nirnawati, mahasiswa Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta (2015). Penelitian pertama, Nafis Lailil Hidayah (2014) berjudul Implementasi Pendidikan Multikultural Dalam Kegiatan Pembelajaran di SMA Al-Muayyad Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014. Penelitian ini.

(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 10. bertujuan untuk mengetahui implementasi pendidikan multikultural yang diterapkan di lingkungan SMA AL-Muayyad Surakarta pada Tahun Pelajaran 2013/2014. Permasalahan yang diangkat adalah bagaimana implementasi pendidikan multikultul yang diterapkan di lingkungan SMA AL-Muayyad Surakarta pada tahun pelajaran 2013/2014. Penelitian ini menggunakan. penelitian. kualitatif. dengan. strategi. pendekatan. fenomenologi. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Hasil penelitian. menunjukkan. bahwa. pelaksanaan. pengimplementasian. pendidikan multikultural di SMA Al-Muayyad Surakarta bisa dikatakan hampir 24 jam per hari. Hal ini dikarenakan siswa dan siswi wajib untuk tinggal di asrama selama masa pendidikan hingga dinyatakan lulus. Relevansi penelitian pertama dengan penelitian Pengintegrasian Pendidikan Multikultural dengan Mata Kuliah Bahasa Indonesia pada Mahasiswa PGSD Universitas Sanata Dharma Yogyakarta adalah pada topik. pendidikan. multikultural. dalam. kegiatan. pembelajaran.. Perbedaannya terletak pada pengembangan media, pendekatan penelitian, dan metode penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti. Penelitian kedua, Siti Latifah Mubasiroh (2013) berjudul Pengembangan Buku Pembelajaran Keterampilan Menulis Berbasis Pendekatan Proses untuk Siswa SMA dan MA Kelas XI. Tujuan penelitian yang ditulis oleh Siti Latifah Mubasiroh adalah untuk menghasilkan produk buku ajar menulis berbasis pendekatan proses untuk siswa SMA.

(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 11. dan MA kelas XI dan memenuhi kriteria kelayakan. Permasalahan yang diangkat yaitu buku ajar yang menyajikan keterampilan tertentu dan berdasarkan pada pendekatan tertentu masih jarang dikembangkan, terutama dalam hal ini adalah keterampilan menulis. Penelitian ini menggunakan pendekatan Research and Development (R&D). Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah angket. Hasil penelitian ini berupa Buku Pembelajaran Keterampilan Menulis Berbasis Pendekatan Proses untuk Siswa SMA dan MA Kelas XI. Buku ajar tersebut terdiri atas tiga bagian, yaitu bagian pendahuluan, bagian isi, dan bagian tambahan. Relevansi penelitian kedua dengan penelitian Pengintegrasian Pendidikan Multikultural dengan Mata Kuliah Bahasa Indonesia pada Mahasiswa PGSD Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yaitu terletak pada pengembangan media buku ajar. Perbedaannya terletak pada strategi dan obyek penelitian. Penelitian ketiga, Nurul Islamiyah (2015) berjudul Implementasi Pendidikan Multikultural di SMA Selamat Pagi Indonesia Batu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi pendidikan multikultural dan mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam implementasi pendidikan multikultural di SMA Selamat Pagi Batu. Permasalahan yang diangkat adalah bagaimana implementasi pendidikan multikultural dan apakah faktor pendukung dan penghambat dalam implementasi pendidikan multikultural di SMA Selamat Pagi Batu. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini.

(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 12. adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa warga sekolah dengan latar belakang yang berbedabeda dapat hidup berdampingan dengan guyup dan rukun. Relevansi penelitian ketiga dengan penelitian Pengintegrasian Pendidikan Multikultural dengan Mata Kuliah Bahasa Indonesia pada Mahasiswa PGSD Universitas Sanata Dharma Yogyakarta adalah pada pendidikan multikultural dalam kegiatan pembelajaan. Perbedaannya terletak pada pengembangan media, pendekatan penelitian, dan metode penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti. Penelitian keempat, Nirnawati (2015) berjudul Pengembangan Buku Ajar Menulis Nonsastra Berdasarkan Strategi RAFT (Role Audience Formal Topic) Untuk SMP/MTS Kelas VIII. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui gambaran awal penggunaan buku ajar menulis nonsastra di SMP, desain pengembangan buku ajar menulis nonsastra berdasarkan strategi RAFT (Role Audience Format Topic) bagi siswa SMP kelas VIII, dan kelayakan buku ajar menulis nonsastra berdasarkan strategi RAFT (Role Audience Format Topic) bagi siswa SMP kelas VIII. Permasalahan yang diangkat adalah buku ajar sebagai pegangan siswa di sekolah yang fokus pada satu keterampilan berbahasa dengan mengintegrasikan suatu strategi belum banyak berkembang dan perlu dilakukan pengembangan buku ajar pada satu keterampilan berbahasa dengan mengintegrasikan suatu strategi sebagai wujud inovasi baru dalam dunia pendidikan. Penelitian ini menggunakan pendekatan Research and Development.

(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 13. (R&D). Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu wawancara dan angket. Hasil penelitian dan pengembangan menunjukkan bahwa media buku ajar dapat memudahkan proses pembelajaran siswa SMP/MTS kelas VIII. Relevansi penelitian keempat dengan penelitian Pengintegrasian Pendidikan Multikultural dengan Mata Kuliah Bahasa Indonesia pada Mahasiswa PGSD Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yaitu terletak pada pengembangan media buku ajar. Perbedaannya terletak pada strategi dan obyek penelitian. 2.2 Buku Ajar Produk yang akan dikembangkan dalam penelitian ini yaitu buku ajar. Peneliti akan mengembangkan buku ajar bahasa Indonesia yang diintegrasikan dengan pendidikan multikultural. Berikut akan dipaparkan teori-teori mengenai buku ajar. 2.2.1. Pengertian Buku Ajar Menurut Suharjono (2001) buku ajar adalah buku yang digunakan. sebagai buku pelajaran dalam bidang studi tertentu, yang merupakan buku standar yang disusun oleh pakar dalam bidangnya untuk maksud-maksud dan tujuan pengajaran, yang dilengkapi dengan sarana-sarana pengajaran yang serasi dan mudah dipahami oleh para pemakainya disekolah-sekolah dan perguruan tinggi sehingga dapat menunjang suatu progam pengajaran. Menurut Mintowati (2003) buku ajar merupakan salah satu sarana keberhasilan proses belajar mengajar. Buku ajar merupakan suatu kesatuan.

(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 14. unit pembelajaran yang berisi informasi, pembahasan serta evaluasi. Buku ajar yang tersusun secara sistematis akan mempermudah peserta didik dalam materi sehingga mendukung ketercapaian tujuan pembelajaran. Maka dari itu, buku ajar harus disusun secara sistematis, menarik, aspek keterbacaan tinggi, mudah dicerna, dan mematuhi aturan penulisan yang berlaku. Berdasarkan pengertian buku ajar di atas, dapat disimpulkan bahwa buku ajar adalah sebuah karya tulis yang berbentuk buku dalam bidang tertentu, yang merupakan buku standar yang digunakan guru dan siswa dalam proses pembelajaran untuk maksud dan tujuan instruksional, yang dilengkapi dengan sarana-sarana pengajaran yang serasi dan mudah dipahami oleh pemakainya di sekolah dan perguruan tinggi, sehingga dapat menunjang progam pembelajaran. Unsur-unsur penting dalam pengertian buku ajar adalah sebagai berikut (1) buku ajar merupakan buku pelajaran yang ditunjukan bagi siswa pada jenjang tertentu. (2) Buku ajar selalu berkaitan dengan mata pelajaran tertentu. (3) Buku ajar merupakan buku standar. (4) Buku ajar ditulis untuk tujuan instruksional tertentu. (5) Buku ajar ditulis untuk menunjang suatu progam pengajaran tertentu. (Arifin, 2009) Buku ajar yang dikembangkan oleh peneliti berisi tentang materi pelajaran. bahasa. Indonesia. diintegrasikan. dengan. pendidikan. multikultural, khususnya agama, ras, suku, dan golongan. Buku ajar tersebut terdiri dari judul bab, materi bahasa Indonesia, ringkasan materi,.

(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 15. dan soal latihan. Materi bahasa Indonesia disajikan dengan bahasa yang sederhana sehingga mudah dipahami oleh mahasiswa. Soal latihan yang dibuat oleh penulis juga berfungsi untuk memperdalam pengetahuan mahasiswa. 2.2.2 Fungsi Buku Ajar Buku ajar berfungsi sebagai penunjang keberhasilan pembelajaran. Pada bagian ini, akan dipaparkan mengenai fungsi buku ajar. Greene dan Petty (1981) merumuskan beberapa peranan dan kegunaan buku ajar sebagai berikut. a.. b.. c. d.. e. f.. Mencerminkan suatu sudut pandang yang tangguh dan modern mengenai pengajaran serta mendemontrasikan aplikasi dalam bahan pengajaran yang disajikan. Menyajikan suatu sumber pokok masalah atau subject matter yang kaya, mudah dibaca dan bervariasi, yang sesuai dengan minat dan kebutuhan para siswa, sebagai dasar bagi program-program kegiatan yang disarankan di mana keterampilan-keterampilan ekspresional diperoleh pada kondisi yang menye-rupai kehidupan yang sebenarnya. Menyediakan suatu sumber yang tersusun rapi dan bertahap mengenai keterampilan-keterampilan ekspresional. Menyajikan (bersama-sama dengan buku manual yang mendampinginya) metode-metode dan sarana-sarana pengajaran untuk memotivasi siswa. Menyajikan fiksasi awal yang perlu sekaligus juga sebagai penunjang bagi latihan dan tugas praktis. Menyajikan bahan atau sarana evaluasi dan remedial yang serasi dan tepat guna. Buku ajar berfungsi sebagai penarik minat dan motivasi mahasiswa. atau pembaca pada umumnya. Motivasi mahasiswa dapat timbul karena penyajian materi buku yang menarik perhatian dan relevan dengan kebutuhan mahasiswa. Motivasi mahasiswa juga dapat timbul karena buku.

(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 16. ajar menggunakan bahasa sederhana, sehingga mudah dipahami. Selain itu, mahasiswa dapat menemukan gagasan baru yang berkaitan dengan materi buku ajar. 2.3. Pendidikan Multikultural Pendidikan multikultural tidak dapat dipisahkan dari masyarakat. Indonesia. Hal itu dikarenakan Indonesia tumbuh dari berbagai keanekaragaman suku, agama, ras, dan golongan. Berikut ini akan dijabarkan mengenai pendidikan multikultural. 2.3.1 Pengertian Pendidikan Multikultural Dawam (2003) mengatakan, pendidikan multikultural adalah proses pengembangan seluruh potensi manusia yang menghargai pluralitas dan heterogenitas sebagai konsekuensi keragaman budaya etnis, suku, dan aliran (agama). Menurut Tilaar (2004), pendidikan multikultural berawal dari berkembangnya gagasan dan kesadaran tentang “interkulturalisme” seusai. perang. dunia. II.. Kemunculan. gagasan. dan. kesadaran. “interkulturalisme” ini selain terkait dengan perkembangan politik internasional menyangkut HAM, kemerdekaan dari kolonialisme, dan diskriminasi rasial dan lain-lain, juga karena meningkatnya pluralitas di negara-negara barat sendiri sebagai akibat dari peningkatan migrasi dari negara-negara baru merdeka ke Amerika dan Eropa. Suparta dalam bukunya Islamic Multicultural Education (2008), mencatat lebih dari sepuluh definisi tentang pendidikan multikultural, diantaranya adalah; (a) Pendidikan Multikultural adalah sebuah filosofi.

(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 17. yang menekankan pada makna penting, legitimasi dan vitalitas keragaman etnik, dan budaya dalam membentuk kehidupan individu, kelompok, maupun bangsa. (b) Pendidikan Multikultural adalah menginstitusionalkan sebuah filosofi pluralisme budaya ke dalam sistem pendidikan yang didasarkan pada prinsip-prinsip persamaan (equality), saling menghormati dan menerima, memahami dan adanya komitmen moral untuk sebuah keadilan sosial. (c) Pendidikan Multikultural adalah sebuah pendekatan pengajaran dan pembelajaran yang didasarkan atas nilai-nilai demokratis yang mendorong berkembangnya pluralisme budaya; dalam hampir seluruh bentuk komprehensifnya. Pendidikan multikultural merupakan sebuah komitmen untuk meraih persamaan pendidikan, mengembangkan kurikulum yang menumbuhkan pemahaman tentang kelompok-kelompok etnik dan memberangus praktik-praktek penindasan. (d) Pendidikan Multikultural merupakan reformasi sekolah yang komprehensif dan pendidikan dasar untuk semua anak didik yang menentang semua bentuk diskriminasi dan intruksi yang menindas dan hubungan antar personal di dalam kelas dan memberikan prinsipprinsip demokratis keadilan sosial. Berdasarkan hasil penelitian, pendidikan multikultural sudah diterapkan pada mahasiswa PGSD Universitas Sanata Dharma meskipun belum maksimal. Beberapa mahasiswa PGSD Universitas Sanata Dharma juga sudah memahami pendidikan multikultural yang melekat pada bangsa Indonesia. Bahkan, mayoritas mahasiswa mengatakan bahwa pendidikan multikultural penting diterapkan sejak dini melalui pendidikan. Tujuannya.

(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 18. yaitu melatih rasa toleransi akan keanekaragaman agama, ras, suku, dan etnik. 2.3.2 Peran Pendidikan Multikultural bagi Pendidikan Indonesia Indonesia adalah salah satu negara multikultural terbesar di dunia. Pernyataan tersebut dapat dilihat dari kondisi sosio-kultural maupun geografis yang begitu beragam dan luas. Saat ini, jumlah pulau yang ada di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sekitar 13.000 pulau besar dan kecil. Populasi penduduknya terdiri dari 300 suku yang menggunakan hampir 200 bahasa yang berbeda. Selain itu, mereka juga menganut berbagai macam agama dan aliran kepercayaan. Keragaman ini, diakui maupun tidak, dapat menimbulkan berbagai persoalan seperti saat ini, seperti korupsi, nepotisme, kolusi, premanisme, perseteruan politik, kemiskinan, kekerasan, perusakan lingkungan, dan hilangnya rasa kemanusiaan. Berkaitan dengan hal itu, pendidikan multikultural menawarkan satu alternatif melalui penerapan strategi dan konsep pendidikan yang berbasis pada pemanfaatan keragaman yang ada di masyarakat, khususnya yang ada pada siswa seperti keragaman etnis, budaya, bahasa, agama, status sosial, gender, kemampuan, umur, dan ras. Menurut Yaqin (2005), strategi pendidikan multikultural tidak hanya bertujuan agar siswa mudah memahami pelajaran yang dipelajari, akan tetapi juga untuk meningkatkan kesadaran siswa agar selalu berperilaku humanis, pluralis, dan demokratis. Oleh karena itu, seorang pendidik tidak hanya dituntut untuk menguasai.

(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 19. dan mampu secara profesional mengajarkan mata pelajaran yang diajarkannya. Seorang pendidik juga harus mampu menanamkan nilai-nilai inti dari pendidikan multikultural, yakni humanis, pluralis, dan demokratis. Pada akhirnya, diharapkan bahwa permasalahan yang terjadi di Indonesia, lambat laun dapat diminimalkan, karena generasi muda di masa yang akan datang adalah “generasi multikultural”, yang menghargai perbedaan, selalu menegakkan nilai demokrasi, keadilan, dan kemanusiaan. Pada penelitian kali ini, peneliti akan mengembangkan buku ajar mata kuliah Bahasa Indonesia yang diintegrasikan dengan pendidikan multikultural. Peneliti mengintegrasikan keduanya pada contoh teks, kegiatan pembelajaran, dan soal latihan. 2.3.3 Dimensi Pendidikan Multikultural Dimensi pendidikan multikultural merupakan salah satu komponen penting dalam teori pendidikan multikultural. Hal itu meliputi integrasi konten, proses penyusunan pengetahuan, mengurangi prasangka, pedagogi kesetaraan, dan budaya dan struktur sekolah yang memberdayakan. Banks (2002:14). menyatakan. bahwa. pendidikan. multikultural. dapat. dikonsepsikan atas lima dimensi, yaitu: a.. Integrasi konten. Integrasi konten merupakan pemaduan konten menangani sejauh mana guru menggunakan contoh dan konten dari beragam budaya dan kelompok untuk menggambarkan konsep, prinsip, generalisasi, serta teori utama dalam bidang mata pelajaran atau disiplin mereka..

(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 20. b.. Proses penyusunan pengetahuan. Proses penyusunan pengetahuan merupakan sesuatu yang berhubungan dengan sejauh mana guru membantu siswa paham, menyelidiki, dan untuk menentukan bagaimana asumsi budaya yang tersirat, kerangka acuan, perspektif dan prasangka di dalam disiplin mempengaruhi cara pengetahuan disusun di dalamnya. c.. Mengurangi prasangka. Dimensi ini berfokus pada karakteristik dari sikap rasial siswa dan bagaimana sikap tersebut dapat diubah dengan metode dan materi pengajaran. d.. Pedagogi kesetaraan. Pedagogi kesetaraan ada ketika guru mengubah pengajaran mereka ke cara yang akan memfasilitasi prestasi akademis siswa dari berbagai ras, budaya, dan kelas sosial. Termasuk dalam pedagogi ini adalah penggunaan beragam gaya mengajar di dalam berbagai kelompok budaya dan ras. e.. Budaya dan struktur sekolah yang memberdayakan. Dimensi ini merupakan praktik pengelompokan dan penamaan partisipasi olah raga, prestasi yang tidak proporsional, dan interaksi staf, serta siswa antaretnis dan ras adalah beberapa dari komponen budaya sekolah yang harus diteliti untuk menciptakan budaya sekolah yang memberdayakan siswa dari beragam kelompok, ras, etnis, dan budaya. Pada dimensi integrasi konten, para guru menggabungkan materi pembelajaran ke dalam kurikulum dengan berbagai sudut pandang. Salah satunya dengan cara mengakui kontribusi kurikulum dengan membatasi fakta tentang semangat kepahlawanan dari berbagai kelompok. Dimensi kedua yaitu proses penyusunan pengetahuan. Pada dimensi ini, guru membantu siswa untuk memahami beberapa perspektif dan merumuskan kesimpulan yang. dipengaruhi oleh disiplin pengetahuan yang mereka. miliki. Dimensi ketiga yaitu mengurangi prasangka. Pada dimensi ini guru.

(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 21. berusaha untuk membantu siswa dalam mengembangkan perilaku positif tentang perbedaan kelompok. Dimensi keempat yaitu pedagogi kesetaraan. Dimensi ini memperhatikan. cara-cara. mengubah. fasilitas. pembeajaran. agar. mempermudah pencapaian hasil belajar. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru yaitu memberi tugas dengan bentuk kerja sama dalam kelompok belajar. Dimensi kelima yaitu budaya dan struktur sekolah yang memberdayakan. Dimensi ini memanfaatkan potensi keanekaragaman budaya yang dimiliki oleh siswa sebagai karakteristik sekolah. Hal ini dilkukan untuk menghargai perbedaan yang ada di sekolah. 2.3.4 Karakteristik Pendidikan Multikultural Karakteristik pendidikan multikultural termasuk hal penting dalam teori pendidikan multikultural. Menurut Maksum (2011: 153), hal-hal yang merupakan karakteristik pendidikan multikultural yaitu: a. Penolakan terhadap teori universalitas yang cenderung mendukung pihak yang kuat, sedangkan teori multikultural lebih cenderung mendukung dan berupaya memberdayakan pihak yang lemah. b. Teori multikultural menjadi inklusif yaitu berupaya untuk menawarkan teori atas kelompok-kelompok lemah. c. Teori multikultural tidak bebas atau tidak mengobral nilai, tetapi lebih kepada menyusun teori atas nama pihak yang lemah dan bekerja di dunia sosial, kultur, dan prospek untuk masing-masing individu. d. Teori multikultural tidak hanya berkecimpung dalam dunia sosial saja tetapi juga dunia intelektual, dengan cara menjadikannya lebih terbuka dan beragam. e. Tidak ada untuk menarik garis yang jelas antara teori dan type narasi lainnya. f. Teori multikultural sangat kritis, yaitu kritik terhadap diri dan kritik terhadap teori lain, yang paling penting terhadap dunia sosial..

(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 22. g. Teori multikultural menyadari bahwa karya mereka dibatasi oleh sejarah tertentu, konteks kultural dan sosial tertentu, yang mana mereka pernah hidup dalam konteks tersebut. Karakteristik adalah sifat-sifat yang perlu diteliti berkenaan dengan kekhasan yang membedakan seseorang dengan orang lainnya. Hal ini dilakukan agar dapat menyesuaikan cara-cara membujuknya. Pada dasarnya, multikulturalisme yang terbentuk di Indonesia merupakan akibat dari kondisi sosio-kultural maupun geografis yang begitu beragam dan luas. Menurut kondisi geografis, Indonesia memiliki banyak pulau dimana stiap pulau tersebut dihuni oleh sekelompok manusia yang membentuk suatu masyarakat. Dari masyarakat tersebut terbentuklah sebuah kebudayaan mengenai masyarakat itu sendiri. Tentu saja hal ini berimbas pada keberadaan kebudayaan yang sangat banyak dan beraneka ragam. Oleh karena itu, masyarakat indonesia telah melekat pada istilah pendidikan multikultural. 2.3.5 Faktor Pendidikan Multikultural Pada bagian ini akan diuraikan faktor-faktor dalam pendidikan multikultural. Faktor-faktor dalam pendidikan multikultural meliputi agama, ras, suku, dan golongan (Sarwono, 2002).. Agar lebih jelas,. peneliti memaparkannya di bawah ini, yaitu sebagai berikut. a.. Agama. Agama adalah sebuah kepercayaan dan pandangan dunia yang menghubungkan manusia dengan tatanan/perintah dalam kehidupan..

(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 23. Agama memiliki simbol dan sejarah suci yang dimaksudkan untuk menjelaskan asal usul dan makna kehidupan. Dalam agama terdapat ikatan yang kuat dengan seseorang karena setiap agama memiliki aturan, kitab suci, dan tempat tempat suci yang mempengaruhi kehidupan penganutnya. Agama adalah sebuah kepercayaan yang dianut oleh seseorang. Terdapat enam agama yang ada di Indonesia, yaitu Islam, Katolik, Kristen, Budha, Hindu, dan Khonghuchu. Penganut agama yang berbeda dalam suatu wilayah akan menciptakan lingkungan masyarakat multikultural, oleh karena itu agama merupakan salah satu faktor yang dapat memicu timbulnya masyarakat multikultural b.. Ras. Ras adalah suatu sistem klasifikasi yang digunakan untuk mengelompokkan manusia dalam suatu kelompok besar berdasarkan ciri fisik, asal usul geografis, tampang, dan kesukuannya. Ras adalah pengelompokan penduduk suatu daerah yang memiliki sifat-sifat keturunan tertentu yang tidak sama dengan penduduk lainnya. Terdapat berbagai macam ras yang ada di Indonesia, misalnya Negro Melanesia dan Melayu. Paradigma ras sering digunakan dalam berbagai disiplin ilmu yang lebih menekan pada sifat biologis atau konstruk sosial seseorang. Paran antropolog dan ilmuan evolusi mengidentifikasikan istilah ras untuk membahas perbedaan genetika (biologis), sedangkan sejarawan dan ilmuwan sosial mendefinisikan ras sebagai kategori kebudayaan atau konstruksi sosial, suatu cara tertentu orang berbicara.

(42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 24. tentang diri mereka dan tentang orang lain. Perbedaan ras dapat mejadi salah satu faktor pemicu timbulnya masyarakat multikultural. c.. Suku. Suku bangsa atau yang juga sering kita sebut dengan etnis adalah kelompok manusia yang anggotanya mendefinisikan diri mereka berdasarkan garis keturunan dan ciri ciri fisik yang dianggap sama. Suku adalah kelompok manusia yang dibedakan atas beberapa perbedaan dengan kelompok manusia lain, misalnya tempat tinggal dan kebudayannya. Suku yang terdapat di Indonesia sangat banyak, misalnya suku Jawa, suku Sunda, suku Borneo, dan suku Betawi. Identitas suku ditandai dengan pengakuan dari orang lain terhadap ciri khas suatu kelompok tersebut. Misalnya Indonesia sebagai negara denagn suku bangsa yang beranekaragam, ada suku bali, batak, aceh dan masih banyak lagi. Semua suku tersebut disatukan dalam sebuah negara sehingga membentuk kehidupan masyarakat multikultural dalam satu kesatuan. d.. Golongan. Kelompok/golongan merupakan setiap kumpulan orang yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi. Karakteristik pertama yaitu kumpulan orang untuk mempertegas bahwa kelompok bukan individu dan kelompok bukan masyarakat. Karakteristik kedua yaitu memiliki kesadaran bersama akan keanggotaannya. Golongan adalah kumpulan manusia yang sadar akan pentingnya berinteraksi satu sama lain. Keempat faktor tersebut sangat erat hubungannya dengan pendidikan multikultural yang diterapkan di Indonesia. Hal itu didukung oleh.

(43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 25. keanekaragaman agama, ras, suku, dan golongan yang melekat pada bangsa Indonesia. 2.4 Kompetensi Guru Kompetensi guru dituangkan secara jelas di UU No. 14 tahun 2005. Halhal yang bersifat lebih teknis dan penjabarannya dapat diperhatikan melalui PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, yaitu pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kompetensi guru yang dimaksudkan dalam UU No. 14 tahun 2005 adalah: a. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan a anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan penidikan menengah. (UU 12/2005 tentang Guru dan Dosen pasal 1) b. Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. (UU 14/2005 tentang Guru sdan Dosen pasal 1) c. Pengakuan kedudukan guru sebagai tenaga profesional dibuktikan dengan sertifikat pendidik (UU 14/2005 tentang Guru dan Dosen pasal 2). Kompetensi yang dimaksudkan dalam UU Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen yaitu berkenaan dengan kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial. 1) Kompetensi pedagogik Kompetensi pedagogik berkaitan langsung dengan penguasaan disiplin ilmu pendidikan dan ilmu lain yang berkaitan dengan tugasnya sebagai guru. Oleh karena itu, seorang calon guru harus memiliki latar belakang pendidikan.

(44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 26. keguruan yang relevan dengan bidang keilmuannya. Secara teknis kompetensi pedagogik ini meliputi: a. Menguasai karakteristik peserta didik b. Menguasai teori dan prinsip-prinsip pembelajaran c. Mengembangkan kurikulum dan rancangan pembelajaran d. Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik e. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk kepentingan pembelajan f. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik g. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik h. Menyelenggarakan evaluasi dan penilaian proses dan hasil belajar i. Memanfaatkan. hasil. evaluasi. dan. penilaian. untuk. kepentingan. pembelajaran j. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran 2) Kompetensi profesional Kompetensi profesional merupakan kemampuan dasar tenga pendidik. Ia akan disebut profesional jika ia mampu menguasai keahlian dan keterampilan teoritik dan praktik dalam proses pembelajaran. Kompetensi ini cenderung mengacu kepada kemampuan teoritik dan praktik lapangan. Secara rinci kemampuan profesional dapat dijabarkan sebagai berikut. a. Menguasai materi, strukur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang sesuai dan mendukung bidang keahlian/bidang studi yang diampu..

(45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 27. b. Memanfaatkan. teknologi. informasi. dan. teknologi. (TIK). untuk. meningkatkan kualitas pembelajaran sesuai bidang studi yang diampu. c. Menguasai filosofi, metodologi, teknis, dan fraksis penelitian dan pengembangan ilmu yang sesuai dan mendukung bidang keahliannya. d. Mengembangkan diri dan kinerja profesionalitasnya dengan melakukan tindakan reflektif dan penggunaan TIK. e. Meningkatkan kinerja dan komitmen dalam pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat. 3) Kompetensi kepribadian Kemampuan ini meliputi kemampuan personalitas, jati diri sebagai seorang tenaga pendidik yang menjadi panutan bagi peserta didik. Kompetensi inilah yang selalu menggambarkan prinsip bahwasannya guru adalah sosok yang patut diguru dan ditiru. Dengan kata lain, guru menjadi sumber dasar bagi peserta didik. Secara khusus kemampuan ini dapat dijabarkan berupa: a.. Berjiwa pendidik dan bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia. b.. Tampil sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia dan menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat. c.. Tampil sebagai pribadi yang mantap, dewasa, stabil, dan berwibawa. d.. Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab, rasa bangga sebagai tenaga pendidik dan percaya diri.

(46) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 28. 4) Kompetensi sosial Kompetensi ini berkaitan dengan kemampuan guru berinteraksi dengan peserta didik dan orang yang ada di sekitar dirinya. Modal interaksi berupa komunikasi personal yang dapat diterima oleh peserta didik dan masyarakat yang ada di sekitarnya. Selanjutnya, kemampuan sosial dapat dirinci sebagai berikut. a.. Bersikap inklusif dan bertindak obyektif. b.. Beradaptasi dengan lingkungan tempat bertugas dan dengan lingkungan masyarakat. c.. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan komunitas profesi sendiri maupun profesi lain, secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.. d.. Berkomunikasi secara empatik dan santun dengan masyarakat luas.. 2.5. Teori Pembelajaran Bahasa Indonesia. Teori pembelajaran bahasa Indonesia meliputi aspek-aspek pembelajaran bahasa Indonesia, fokus pembelajaran bahasa Indonesia, dan materi pembelajaran bahasa Indonesia. Berikut ini akan dipaparkan mengenai teori pembelajaran bahasa Indonesia. 2.5.1 Aspek-aspek Pembelajaran Bahasa Indonesia a. Peserta didik Peserta didik adalah seseorang yang ingin belajar atau memperoleh pendidikan. Peserta didik adala seseorang yang memiliki hak untuk memperoleh layanan pendidikan (pembelajaran) dari pemerintah atau.

(47) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 29. masyarakat luas sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya (Ahmadi, 2014). Menurut Tirtarahardja dan Sulo (2008), peserta didik berstatus sebagai subjek didik karena peserta didik (tanpa pandang usia) adalah subjek atau pribadi yag otonom, yang ingin diakui keberadaannya. Ciri khas peserta didik yang perlu dipahami oleh pendidik ialah (Tirtarahardja dan Sulo, 2008): 1) Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas Anak yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas merupakan insan yang unik. Anak sejak lahir telah memiliki potensi-potensi yang ingin dikembangkan. dan. diaktualisasikan.. Untuk. mengaktualisasikannya. membutuhkan bantuan dan bimbingan. 2) Individu yang sedang berkembang Maksudnya dari perkembangan di sini adalah perubahan yang terjadi dalam diri peserta didik secara wajar, baik ditujukan kepada diri sendiri maupun ke arah penyesuaian dengan lingkungan. Sejak manusia lahir bahkan sejak masih berada dalam kandungan, ia berada dalam proses perkembangan. Proses perkembangan melalui suatu rangkaian yang bertingkat-tingkat dan setiap tingkat mempunyai sifat-sifat khusus. Perbedaan sifat tersebut harus diketahui oleh pendidik pada masing-masing tingkat perkembangan. Atas dasar itu pendidikan dapat mengatur kondisi dan strategi yang relevan dengan kebutuhan peserta didik. 3) Individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusiawi Dalam proses perkembangannya, peserta didik membutuhkan bantuan dan bimbingan. Bayi yang baru lahir secara badani dan hayati tidak terlepas dari.

(48) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 30. ibunya, seharusnya setelah ia tumbuh berkembang menjadi dewasa ia sudah dapat hidup sendiri. Namun kenyataannya, untuk kebutuhan perkembangan hidupnya, ia masih menggantungkan diri sepenuhnya kepada orang dewasa, sepanjang ia belum dewasa. Dalam perjalanan hidup, peserta didik memiliki persoalan yang berbeda, ada yang bisa mengatasinya sendiri tetapi ada juga yang memerlukan bantuan orang lain. 4) Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri Kewajiban pendidik dan orang tua (si pendidik) adalah memberikan kebebasan kepada peserta didik. Jadi, pendidik tidak boleh memaksakan agar peserta didik berbuat menurut pola yang dikehendaki pendidik. Maksudnya yaitu agar peserta didik memperoleh kesempatan memerdekakan diri dan bertanggung jawab sesuai dengan kepribadiannya sendiri. b. Pendidik Pendidik adalah orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan dengan sasaran peserta didik (Tirtarahardja dan Sulo, 2008). Peserta didik mengalami pendidikannya dalam tiga lingkungan yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Konteks pendidikan di lingkungan sekolah menjadi tanggung jawab utama seorang guru. Pendidik harus memiliki kewibawaan (kekuasaan batin mendidik) dan menghindari penggunaan kekuasaan lahir, yaitu kekuasaan yang semata-mata didasarkan kepada unsur wewenang jabatan. Pendidik adalah pendukung.

(49) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 31. norma-norma (pendukung kewibawaan). Pendidik mempunyai tugas untuk mentransformasikan norma-norma atau kewibawaan tersebut kepada peserta didik. Peserta didik membutuhkan sesuatu (perlindungan, bantuan, dan bimbingan) dari pendidik dan pendidik dengan rela memenuhinya. Menururt Langeveld (1955) dalam Tirtarahardja dan Sulo (2008), terdapat tiga sendi kewibawaan yaitu kepercayaan, kasih sayang, dan kemampuan. 1) Kepercayaan, pendidik harus percaya bahwa dirinya bisa mendidik dan juga harus percaya bahwa peseta didik dapat dididik. 2) Kasih sayang, mengandung dua makna yaitu penyerahan diri kepada yang disayangi dan pengendalian terhadap yang disayangi. Dengan adanya sifat penyeraan diri maka pada pendidik timbul kesediaan untuk berkorban yang dalam bentuk konkretnya berupa pengabdian dalam kerja. Pengendalian terhadap yang disayangi dimaksudkan agar peserta didik tidak berbuat sesuatu yang merugikan dirinya. 3) Kemampuan, mendidik dapat dikembangkan melalui beberapa cara, antara lain pengkajian terhadap ilmu pengetahuan kependidikan, mengambl manfaat dari pengalaman kerja, dan lain-lain. c. Materi Dalam sistem pendidikan persekolahan, materi telah diramu dalam kurikulum yang akan disajikan sebagai sarana pencapaian tujuan. Dalam materi pembelajaran Bahasa Indonesia, pembelajaran bahasa menyangkut.

(50) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 32. empat keterampilan, yaitu keterampilan mendengarkan, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis baik dalam bidang bahasa maupun sastra (Pranowo, 2014). Di sampng itu, materi kebahasaan yang diperlukan ketika sedang mempelajari empat keterampilan tersebut harus diintegrasikan ketika pembelajaran keterampilan sedang berlangsung. d. Pendekatan Pendekatan adalah asumsi teoretis yang berkaitan dengan hakikat bahasa, belajar bahasa, dan pengajaran bahasa (Anthony, 1963 dalam Pranowo). Pendekatan mengandung keselarasan teori-teori tentang apa yang dipelajari, tentang proses pembelajaran (teori pembelajaran), dan tentang apa yang mesti dilakukan. guru. (teori. pengajaran).. Misalnya,. linguistik. struktural. berkeyakinan bahwa belajar bahasa pada hakikatnya adalah menguasai elemen-elemen bahasa yang kemudian elemen-elemen tersebut dapat digunakan untuk berbahasa secara baik dan benar. Lain halnya dengan pendekatan komunikatif yang menekankan fungsi bahasa dalam kehidupan nyata, teori pembelajaran yang menekankan keaktifan pembelajar sebagai subjek yang aktif terlibat dalam kegiatan-kegiatan untuk mencapai penguasaan kompetensi komunikatif (kemampuan menggunakan bahasa secara akurat dalam kehidupan nyata), sehingga dibutuhkan peran guru sebagai fasilitator dalam mencapai penguasaan kompetensi komunikatif tersebut..

(51) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 33. Berdasarkan pendekatan-pendekatan yang telah disebutkan, sebagai seorang guru bahasa sebenarnya bebas dalam memilih pendekatan yang akan digunakan. Menurut Pranowo (2014), pendekatan manapun yang digunakan apabila memenuhi ketentuan secara ketat dan disiplin, semuanya akan memberikan hasil secara maksimal. Jika pendekatan yang digunakan, dipilih sesuai dengan karakteristik siswa, kegiatan pembelajaran bahasa akan berjalan dengan efektif sehingga tujuan pembelajaran akan dengan mudah dicapai. e. Metode Metode adalah rancang bangun pembelajaran yang satu sama lain tidak saling bertentangan untuk mencapai suatu tujuan. Metode pembelajaran bahasa adalah rencana pembelajaran bahasa, yang mencakup pemilihan, penentuan, dan penyusunan secara sistematis bahan yang akan diajarkan. Pemilihan, penentuan, dan penyusunan bahan ajar secara sistematis dilakukan agar siswa mudah menyerap dan menguasai bahan ajar tersebut. Semuanya itu didasarkan pada pendekatan yang dianut, dengan kata lain, pendekatan merupakan dasar penentu metode yang digunakan. Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, guru dapat memilih banyak metode. Namun, guru yang baik pasti mampu menentukan metode yang sesuai agar tujuan dapat tercapai secara efektif dan efisien. Dalam hal ini, setelah guru menetapkan tujuan yang hendak dicapai kemudian ia mulai memilih bahan ajar yang sesuai dengan bahan ajar tersebut. Setelah itu, guru.

(52) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 34. menentukan hahan ajar yang telah dipilih, yang sesuai dengan tingkat usia, tingkat kemampuan, kebutuhan, dan latar belakang lingkungan siswa. Kemudian, bahan ajar tersebut disusun menurut urutan tingkat kesukaran, yakni dari yang mudah ke yang lebih sukar. Di samping itu, guru merencanakan. pula. cara. mengevaluasi,. mengadakan. remedi. serta. mengembangkan bahan ajar tersebut. f. Teknik Menurut Pranowo (2014) teknik adalah cara bagaimana seseorang melewati jalan yang sudah dipili berdasarkan suatu asumsi tertentu. Teknik adalah cara bagaimana suatu tujuan dapat tercapai. Teknik pembelajaran merupakan cara guru menyampaikan bahan ajar yang telah disusun (dalam metode), berdasarkan pendekatan yang dianut. Seorang guru harus mampu mencari cara agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar dan mencapai tujuan. Dalam menentukan teknik pembelajaran ini, guru perlu mempertimbangkan situasi kelas, lingkungan, kondisi siswa, sifat-sifat siswa, dan kondisi-kondisi yang lain. Pemilihan teknik harus diperhatikan dengan baik agar dapat mencapai suatu tujuan dengan efektif dan efisien. g. Strategi Strategi adalah siasat untuk mencapai suatu tujuan. Teknik apapun yang dipilih oleh guru, harus memperhitungkan strategi. Setiap strategi harus memperhitungkan bahwa tujuan akan tercapai dengan baik (Pranowo, 2014)..

(53) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 35. 2.5.2 Fokus Pembelajaran Bahasa Indonesia a. Paradigma Lama Keadaan pembelajaran bahasa di sekolah-sekolah tidak membawa peserta didik dan mahasiswa ke arah pencapaian kemahiran berbahasa. Menurut Sumardi dalam Nurhayati yang ditulis dalam jurnalnya Berbagai Strategi Pembelajaran Bahasa dapat Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Siswa, guru lebih banyak memberikan bekal berupa teori dan pengetahuan bahasa daripada mengutamakan keterampilan berbahasa baik lisan maupun tulisan. Keterampilan berbahasa peserta didik dan mahasiswa masih sangat kurang, sehingga kemampuan mendengarkan, membaca, berbicara, dan menulis masih cukup rendah. Salah satu hal yang menjadi penyebab rendahnya motivasi peserta didik adalah pembelajaran bahasa Indonesia yang hanya terfokus pada tata bahasa, bukan bagaimana menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan baik dan benar. Selain faktor di atas, guru juga harus mampu memiliki kreativitas dalam menggunakan metode pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa. Guru harus mampu membangkitkan semangat peserta didik dan mahasiswa dalam belajar bahasa Indonesia. Guru harus memiliki strategi agar peserta didik dan mahasiswa menjadi lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan demikian, pada hakikatnya yang aktif dalam kegiatan pembelajaran adalah siswa (student-centered)..

(54) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 36. b. Paradigma Baru Paradigma baru pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia adalah pembelajaran yang komunikatif. Artinya, siswa mempelajari hal-ikhwal berbahasa dan bukan mempelajari tentang bahasa. Hal ini sesuai dengan paradigma. baru. pembelajaran. bahasa. dan. sastra. Indonesia,. yang. pembelajarannya berpusat pada siswa, lingkungan merupakan pusat bagi siswa, kekuatan dan tanggug jawab yang utama berpusat pada diri siswa. Selain itu, siswa juga dibimbing dalam megembangkan kemampuan menjawab pertanyaan “how” dan “why” bukan hanya “what” dan “when” (Sulistyowati dalam jurnalnya Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah dan Perguruan Tinggi). Dalam jurnal tersebut, pendekatan komunikatif didasarkan pada pemikiran menurut Littlewood sebagai berikut: 1) Pendekatan komunikatif membuka diri bagi pandangan yang lebih luas tentang bahasa. Hal ini terutam dilihat bahwa bahasa tidak terbatas pada tata bahasa dan kosa kata, tetapi juga pada fungsinya sebagai sarana berkomunikasi. 2) Pendekatan komunikatif membuka diri bagi pandangan yang luas dalam pembelajaran bahasa. Hal ini menimbulkan kesadaran bahwa mengajarkan bahasa, tidak cukup dengan memberikan bentuk-bentuk asing kepada peserta didik dan mahasiswa, tetapi peserta didik dan mahasiswa harus mampu mengembangkan cara-cara menerapkan bentuk itu sesuai dengan fungsi bahasa sebagai sarana komunikasi dalam situasi dan waktu yag tepat..

(55) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 37. Paradigma baru pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia yang komunikatif menjadikan peserta didik dan mahasiswa sebagai pusatnya karena kegiatan lebih banyak pada diri peserta didik dan mahasiswa. Akan tetapi, guru hanya sebagai fasilitator, sedangkan siswa diberi kebebasan, tanggung jawab, dan kreativitas yang lebih besar dalam proses belajar (Stevik dalam Sumardi, 1992). Tujuan pengajaran bahasa bukan hanya untuk menguasai linguistik, tetapi juga bertujuan untuk mampu berkomunikasi secara rill sehingga. peserta. didik. dan. mahasiswa. mencapai. kemampuan. berkomunikasi yang baik. Oleh karena itu, pembelajaran Bahasa Indonesia seharusnya tidak hanya mengajarkan teori-teori kebahasaan, tetapi guru perlu menitikberatkan materi pembelajaran pada praktik penggunaan bahasa. Misalnya, peserta didik dan mahasiswa diminta untuk menulis dan menciptakan karya sastra. 2.5.3 Materi Pembelajaran Bahasa Indonesia Pembelajaran Bahasa Indonesia memiliki peranan yang penting dalam dunia pendidikan. Hal itu dikarenakan karena setiap mata pelajaran memerlukan. bahasa. Indonesia. dalam. prosesnya. yang. meliputi. keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Melalui pembelajaran bahasa, peserta didik dan mahasiswa dapat mempelajari materi pelajaran lain, karena materi yang dibahas diintegrasikan dengan kompetensi inti yang terintegrasi dengan mata pelajaran lainnya, sehingga.

(56) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 38. pembelajaran Bahasa Indonesia lebih sebagai penghela mata pelajaran lainnya, baik dalam pengetahuan, sikap, dan keterampilan (Sulistyowati dalam jurnalnnya Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah dan Perguruan Tinggi). Materi pelajaran perlu didukung dengan adanya penggunaan metode, media, alat peraga, dan sebagainya agar dapat mencapai tujuan dengan efektif dan efisien. Namun untuk dapat melakukan itu, guru harus mempunyai empat kompetensi guru, yakni kompetensi pedagogis, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial. Hal tersebut perlu diperhatikan karena guru masih seringkali mengahadapi masalah dalam menentukan materi pembelajaran yang tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam materi pembelajaran Bahasa Indonesia, para pendidik pasti sudah mengetahui empat keterampilan yang harus diajarkan kepada peserta didik dan mahasiswa, yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis baik dalam bidang bahasa maupun sastra (Pranowo, 2014). Keempat keterampilan tersebut perlu diajarkan kepada peserta didik dan mahasiswa. Selain itu, materi kebahasaan yang diperlukan ketika sedang memperlajari empat keterampilan tersebut harus diintegrasikan ketika pembelajaran keterampilan sedang berlangsung, misalnya penggunaan kaidah kebahasaan yang baik dan benar. Berikut merupakan penjelasan singkat mengenai materi yang diajarkan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia (Pranowo, 2014:253-256)..

(57) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 39. a.. Keterampilan menyimak Dalam kegiatan berkomunikasi secara lisan, sebagai mitra tutur. seseorang harus mampu menerima informasi yang disampaikan oleh penutur. Informasi yang diterima pun bukan sekadar informasi secara tersurat, tetapi juga informasi secara tersirat yang ada dalam kegiatan komunikasi tersebut. Jika tuturan hanya ditangkap sebatas informasi tersuratnya, sebenarnya mitra tutur tidak mendapatkan informasi apapun (Pranowo, 2014). b.. Keterampilan berbicara Menurut Pranowo (2014), keterampilan berbicara merupakan. kemampuan mengungkapkan gagasan menggunakan bahasa lisan. Materi yang dapat diajarkan misalnya wawancara, diskusi, bercerita, dan sebagainya. Dalam kegiatan berbicara, pembelajar harus mengetahui siapa yang menjadi mitra bicaranya, bagaimana situasinya, pokok masalah yang dibacarakan dan ragam bahasa yang digunakan. c.. Keterampilan membaca Keterampilan membaca merupakan kemampuan menangkap. informasi yang disampaikan melalui bahasa tulis. Sudah banyak materi membaca yang biasa diajarkan oleh guru. Misalnya, membaca teks cerpen, membaca puisi, membaca teks drama, dan lain sebagainya (Pranowo, 2014)..

Gambar

Tabel 4.14 Indikator Mampu Mengidentifikasi Jenis Kata.......................  87  Tabel 4.15 Indikator Mampu Mengidentifikasi Pembentukan Kata........
Tabel 3.2 Tabel Konversi Skala Empat
Tabel 3.3 Kategori ITK
Tabel 4.1 Indikator Pendidikan Keanekaragaman Suku
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil “ Analisis Kepuasan Mahasiswa Pada Kualitas Pelayanan Sekretariat Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta” maka penulis memberikan saran

Rancangan Aktivitas Perkuliahan (RAP), Satuan Acara Perkuliahan (SAP) dan Materi Ajar Perkuliahan (MAP) Mata Kuliah Bahasa Inggris PGSD FIP Universitas Negeri Yogyakarta (UNY)

Untuk mengetahui apakah ada perbedaan sikap mahasiswa FKIP Universitas Sanata Dharma terhadap kegiatan kemahasiswaan, berdasarkan perbedaan status sosial ekonomi orang tua

Membuat suatu sistem yang dapat digunakan untuk menentukan tujuan Kuliah Kerja Lapangan Mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma yang tepat

STUDI KUANTITATIF DESKRIPTIF TENTANG SIKAP MAHASISWA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA TERHADAP PENDIDIKAN KARAKTER.. Dengan demikian saya memberikan

Saran Berdasarkan hasil “Analisis Kepuasan Mahasiswa Pada Kualitas Pelayanan Sekretariat Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta” maka penulis memberikan saran

Perlu adanya Penelitian lanjutan untuk melihat adanya pengaruh tingkat pengetahuan terhadap sikap dan Tindakan swamedikasi maag pada Mahasiswa Universitas Sanata Dharma

mana mengembangkan model pembelajaran mata kuliah pendidikan multikultural untuk mahasiswa PGSD dalam menjawab permasalahan masyarakat Indonesia yang beragam?; (2)