• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

4.3 Pembahasan

4.3.3 Tes Kemampuan Berbahasa Indonesia

Peneliti memberikan tes kemampuan berbahasa Indonesia untuk mengetahui kemampuan berbahasa Indonesia para responden. Tes ini memiliki 25 soal yang berkaitan dengan berbahasa Indonesia. Terdapat empat pilihan dalam tes, yaitu pilihan A, B, C, dan D. Responden diminta untuk memberikan jawaban dengan memilih salah satu pilihan yang tersedia. Terdapat sepuluh indikator yang terdapat dalam soal tes yang terbagi menjadi 25 soal. Indikator tersebut yaitu (1) memahami arti kata, istilah, dan ungkapan, (2) mampu menyimpulkan isi teks, (3) mampu memahami kaidah penulisan, (4) mampu memahami fungsi bahasa Indonesia, (5) mampu menyusun stuktur teks, (6) mampu memahami keterampilan berbahasa, (7) mampu menyusun kalimat pasif, (8) mampu

mengidentifikasi jenis kata, (9) mampu mengidentifikasi pembentukan kata, dan (10) mampu memahami jenis kalimat.

Untuk mendapatkan hasil tes, peneliti memeriksa tes yang sudah dikerjakan dengan memberi skor satu (1) untuk jawaban benar dan skor nol (0) untuk jawaban salah. Nilai diperoleh dengan mengalikan jawaban benar dikalikan empat. Dari nilai yang diperoleh 12 responden, peneliti mencari rata-rata nilai keseluruhan dengan cara jumlah jawaban benar senua responden dibagi dengan jumlah responden. Rumusnya yaitu sebagai berikut.

Rata-rata = ∑n N

Keterangan:

∑n : jumlah nilai responden

N : jumlah responden

Dari rumus yang dipaparkan di atas, didapat nilai rata-rata tes kemampuan berbahasa Indonesia mahasiswa PGSD Universitas Sanata Dharma, yaitu 77,3.

Dalam soal tes terdapat Indeks Tingkat Kesulitan (ITK) setiap butir soal. ITK digunakan untuk menentukan layak atau tidaknya butir soal. Cara yang digunakan untuk mencari ITK adalah jawaban benar setiap soal dibagi dengan jumlah responden. Berikut ini adalah kategori ITK.

Kategori Rentang Indeks Sulit 0,20 – 0,40 Sedang 0,41 – 0,60 Mudah 0,61 – 0,80

Tabel 4.5 Kategori ITK

Berdasarkan tabel ITK di atas, terdapat 25 soal yang dianalisis melalui tes kemampuan berbahasa. Berikut akan diperlihatkan hasil perhitungan ITK setiap butir soal pada tabel di bawah ini.

No. Kategori Predikat No. Butir Soal

1. Sulit Layak 3, 6, 8, 11, 12, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25

2. Sedang Layak 2, 4, 5, 7, 9, 10, 15, 14, 15 3. Mudah Layak -

Tabel 4.6 Hasil Perhitungan ITK Butir Soal

Pada tabel di atas dapat dilihat hasil perhitungan ITK setiap butir soal. Terdapat 15 butir soal dengan kategori sulit. Ada sembilan (9) butir soal yang berkategori sedang. Kemudian, tidak ads butir soal yang berkategori mudah. 24 soal tersebut memiliki predikat layak. Butir soal yang tidak masuk dianggap tidak layak karena terlalu mudah atau terlalu sulit. Selain melakukan perhitungan ITK, peneliti juga menghitung penilaian terhadap 10 indikator yang terdaoat dalam tes kemampuan berbahasa Indonesia. Diagram di bawah ini merupakan diagram hasil

tes kemampuan berbahasa Indonesia mahasiswa PGSD Universitas Sanata Dharma.

Diagram 4.1 Penilaian 10 Indikator Tes Kemampuan Berbahasa Indonesia Diagram di atas menunjukkan hasil tes kemampuan berbahasa Indonesia yang mencakup 10 indikator. Kesepuluh indikator tersebut yaitu, (1) memahami arti kata, istilah, dan ungkapan, (2) mampu menyimpulkan isi teks, (3) mampu memahami kaidah penulisan, (4) mampu memahami fungsi bahasa Indonesia, (5) mampu menyusun stuktur teks, (6) mampu memahami keterampilan berbahasa, (7) mampu menyusun kalimat pasif, (8) mampu mengidentifikasi jenis kata, (9) mampu mengidentifikasi pembentukan kata, dan (10) mampu memahami jenis kalimat.

Meskipun dalam kategori kelayakan butir soal tidak dicantumkan beberapa butir soal yang tidak layak, namun analisis 10 indikator, butir soal

0 10 20 30 40 50 60 70 80

tersebut akan dimasukkan. Hal ini bertujuan untuk membandingkan butir soal yang layak dan tidak layak. Berikut akan dipaparkan penjelasan mengenai 10 indikator.

a. Indikator Memahami Arti Kata, Istilah, dan Ungkapan

Pada indikator pertama, terdapat satu butir soal. Soal tersebut yaitu soal nomor 9. Lebih jelasnya akan dipaparkan pada tabel berikut.

No. Indikator Jumlah Butir Soal Jumlah Mahasiswa Jumlah Benar Jumlah Salah 1. Memahami arti kata, istilah, dan ungkapan 1 9 12 12 0 Total 1 1 12 12 0

Tabel 4.7 Indikator Memahami Arti Kata, Istilah, dan Ungkapan

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat jumlah responden yang menjawab benar dan salah. Indikator pertama yang terdiri dari butir soal nomor 9, sebanyak 12 responden menjawab benar. Tidak ada seorang pun yang menjawab salah. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pemahaman arti kata, istilah, dan ungkapan yang dimiliki responden sudah baik.

b. Indikator Mampu Menyimpulkan Isi Teks

Pada indikator kedua, terdapat tiga butir soal di dalamnya. Soal-soal tersebut yaitu soal nomor 2, 4, dan 12. Lebih jelasnya akan dipaparkan pada tabel berikut.

No. Indikator Jumlah Butir Soal Jumlah Mahasiswa Jumlah Benar Jumlah Salah 1. Mampu menyimpulkan isi teks 1 2 12 12 0 2. 1 4 12 12 0 3. 1 12 12 6 6 Total 3 3 36 30 6

Tabel 4.8 Indikator Mampu Menyimpulkan Isi Teks

Pada tabel di atas, dapat dilihat jumlah respoden yang menjawab benar dan salah. Terdapat 12 mahasiswa yang menjawab benar pada butir soal nomor 2. Terdapat 12 mahasiswa yang menjawab benar pada butir soal nomor 4. Kemudian, terdapat 6 mahasiswa yang menjawab benar pada butir soal nomor 12, sedangkan 6 responden lainnya menjawab salah. Hal ini menandakan bahwa kemampuan menyimpulkan teks yang dimiliki responden sudah baik.

c. Indikator Mampu Memahami Kaidah Penulisan

Pada indikator ketiga, terdapat enam butir soal di dalamnya. Soal-soal yang termuat pada indikator ini yaitu soal nomor 2, 10, 13, 14, 15, dan 22. Lebih jelasnya akan dipaparkan pada tabel berikut.

No. Indikator Jumlah Butir Soal Jumlah Mahasiswa Jumlah Benar Jumlah Salah 1. Memahami Kaidah Penulisan 1 3 12 10 2 2. 1 10 12 12 0 3. 1 13 12 12 0 4. 1 14 12 12 0 5. 1 15 12 12 0 6. 1 22 12 9 3 Total 6 6 72 67 5

Tabel 4.9 Indikator Memahami Kaidah Penulisan

Pada tabel di atas, dapat dilihat jumlah responden yang menjawab benar dan salah. Pada soal nomor 3, jumlah responden yang menjawab benar yaitu sepuluh responden, sedangkan dua lainnya menjawab salah. Pada soal nomor 10, 13, 14, dan 15, jumlah responden yang menjawab benar yaitu 12 responden. Untuk soal-soal tersebut tidak ada yang menjawab salah. Selanjutnya, pada soal nomor 22, jumlah responden yang menjawab benar yaitu sembilan responden, sedangkan tiga lainnya menjawab salah. Hal ini menandakan bahwa mayoritas responden sudah memiliki pemahaman kaidah penulisan yang baik.

d. Indikator Mampu Memahami Fungsi Bahasa Indonesia

Pada indikator keempat, terdapat dua butir soal di dalamnya. Soal-soal yang termuat pada indikator ini yaitu soal nomor 1, dan 5. Lebih jelasnya akan dipaparkan pada tabel berikut.

No. Indikator Jumlah Butir Soal Jumlah Mahasiswa Jumlah Benar Jumlah Salah 1. Mampu memahami fungsi bahasa Indonesia 1 1 12 4 8 2. 1 5 12 12 0 Total 2 2 24 16 8

Tabel 4.10 Indikator Mampu Memahami Fungsi Bahasa Indonesia

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat jumlah responden yang menjawab benar dan salah. Pada soal nomor 1, terdapat empat responden yang menjawab benar. Kemudian responden yang menjawab salah berjumlah delapan responden. Oleh karena itu, butir soal nomor 1 termasuk dalam kategori tidak layak karena terlalu sulit. Sementara pada butir soal nomor 5, sebanyak 12 responden menjawab benar. Perbandingan jawaban benar dan salah, jawaban benar unggu satu poin. Artinya, pemahaman sebagian responden mengenai fungsi bahasa Indonesia masih kurang.

e. Indikator Mampu Menyusun Stuktur Teks

Pada indikator kelima, terdapat satu butir soal di dalamnya. Soal yang termuat pada indikator ini yaitu soal nomor 8. Lebih jelasnya akan dipaparkan pada tabel berikut.

No. Indikator Jumlah Butir Soal Jumlah Mahasiswa Jumlah Benar Jumlah Salah 1. Mampu 1 8 12 10 2

menyusun struktur teks

Total 1 1 12 10 2

Tabel 4.11 Indikator Mampu Menyusun Struktur Teks

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat jumlah responden yang menjawab benar dan salah. Indikator kelima yang terdiri dari butir soal nomor 8, sebanyak 10 responden menjawab benar. Sementara 2 responden lainnya menjawab salah. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sebagaian besar responden memiliki kemampuan menyusun teks sudah baik.

f. Indikator Mampu Memahami Keterampilan Berbahasa

Pada indikator keenam, terdapat empat butir soal di dalamnya. Soal-soal yang termuat pada indikator ini yaitu soal nomor 16, 17, 21, 24. Lebih jelasnya akan dipaparkan pada tabel berikut.

No. Indikator Jumlah Butir Soal Jumlah Mahasiswa Jumlah Benar Jumlah Salah 1. Mampu memahami keterampilan berbahasa 1 16 12 8 4 2. 1 17 12 7 5 3. 1 21 12 10 2 4. 1 24 12 6 6 Total 4 4 48 31 17

4.12 Indikator Mampu Memahami Keterampilan Berbahasa

Dari tabel di atas, dapat dilihat jumlah responden yang menjawab benar dan salah. Pada butir soal nomor 16, jumlah responden yang menjawab benar

sebanyak delapan, sedangkan empat lainnya menjawab salah. Pada butir soal nomor 17, jumlah responden yang menjawab benar sejumlah tujuh responden, sedangkan lima lainnya menjawab salah. Selanjutnya, pada butir soal nomor 21, jumlah responden yang menjawab benar yaitu sepuluh responden, sedangkan dua lainnya menjawab salah. Sementara pada butir soal nomor 24, jumlah responden yang menjawab benar dan salah masing-masing enam responden. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pemahaman mengenai keterampilan berbahasa yang dimiliki sebagian besar responden sudah cukup baik.

g. Indikator Mampu Menyusun Kalimat Pasif

Pada indikator ketujuh, terdapat satu butir soal di dalamnya. Soal yang termuat pada indikator ini yaitu soal nomor 6. Lebih jelasnya akan dipaparkan pada tabel berikut.

No. Indikator Jumlah Butir Soal Jumlah Mahasiswa Jumlah Benar Jumlah Salah 1. Mampu menyusun kalimat pasif 1 6 12 8 4 Total 1 1 12 8 4

Tabel 4.13 Indikator Mampu Menyusun Kalimat Pasif

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat jumlah responden yang menjawab benar. Indikator ketujuh yang terdiri dari butir soal nomor 6, sebanyak delapan responden menjawab benar. Sementara empat responden lainnya menjawab salah.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sebagaian besar responden memiliki kemampuan sudah baik dalam menyusun kalimat pasif.

h. Indikator Mampu Mengidentifikasi Jenis Kata

Pada indikator kedelapan, terdapat lima butir soal di dalamnya. Soal-soal yang termuat pada indikator ini yaitu soal nomor 7, 18, 19, 20, 23. Lebih jelasnya akan dipaparkan pada tabel berikut.

No. Indikator Jumlah Butir Soal Jumlah Mahasiswa Jumlah Benar Jumlah Salah 1. Mampu mengidentifikasi jenis kata 1 7 12 12 0 2. 1 18 12 7 5 3. 1 19 12 5 7 4. 1 20 12 9 3 5. 1 23 12 7 5 Total 5 5 60 40 20

Tabel 4.14 Indikator Mampu Mengidentifikasi Jenis Kata

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat jumlah responden yang menjawab benar dan salah. Pada butir soal nomor 7, jumlah responden yang menjawab benar sebanyak 12 responden, sedangkan responden yang menjawab salah tidak ada. Pada butir soal nomor 18 dan 23, jumlah responden yang menjawab salah sebanyak tujuh responden, sedangkan yang menjawab salah sebanyakn lima responden. Kemudian, pada butir soal nomor 19, jumlah responden yang menjawab benar sejumlah lima, sedangkan yang menjawab salah sejumlah tujuh. Selanjutnya, pada butir soal nomor 20, sebanyak sembilan responden menjawab

benar dan tiga responden menjawab salah. Jika dilihat perbandingan jawaban benar dan salah, jawaban benar unggul empat poin. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden sudah mampu mengidentifikasi jenis kata.

i. Indikator Mampu Mengidentifikasi Pembentukan Kata

Pada indikator kesembilan, terdapat satu butir soal di dalamnya. Soal yang termuat pada indikator ini yaitu soal nomor 25. Lebih jelasnya akan dipaparkan pada tabel berikut.

No. Indikator Jumlah Butir Soal Jumlah Mahasiswa Jumlah Benar Jumlah Salah 1. Mampu mengidentifikasi pembentukan kata 1 25 12 7 5 Total 1 1 12 7 5

Tabel 4.15 Indikator Mampu Mengidentifikasi Pembentukan Kata

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat jumlah responden yang menjawab benar dan salah. Indikator kesembilan yang terdiri dari butir soal nomor 25, sebanyak tujuh responden menjawab benar. Sementara lima responden lainnya menjawab salah. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sebagaian besar responden memiliki kemampuan sudah baik dalam mengidentifikasi pembentukan kata.

j. Indikator Mampu Memahami Jenis Kalimat

Pada indikator sepuluh, terdapat satu butir soal di dalamnya. Soal yang termuat pada indikator ini yaitu soal nomor 11. Lebih jelasnya akan dipaparkan pada tabel berikut.

No. Indikator Jumlah Butir Soal Jumlah Mahasiswa Jumlah Benar Jumlah Salah 1. Mampu memahami jenis kalimat 1 11 12 10 2 Total 1 1 12 10 2

Tabel 4.16 Indikator Mampu Memahami Jenis Kalimat

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat jumlah responden yang menjawab benar. Indikator kesepuluh yang terdiri dari butir soal nomor 11, sebanyak sepuluh responden menjawab benar. Sementara dua responden lainnya menjawab salah. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sebagaian besar responden memiliki kemampuan sudah baik dalam menyusun kalimat pasif.

Kesimpulan hasil tes kemampuan berbahasa Indonesia:

Setelah melakukan proses pengoreksian setiap tes yang telah dijawab oleh responden, didapat nilai masing-masing responden. Hasil tes cukup memuaskan karena rata-rata nilai yang diperoleh responden yaitu 77,3. Nilai responden yang tidak mencapai nilai 70 hanya dua responden, yaitu 64 dan 60. Dari pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden sudah baik dalam

berbahasa Indonesia. Hal ini ditandai dengan banyaknya responden yang memperoleh nilai di atas rata-rata.

4.3.4 Pengembangan Buku Ajar

Paparan mengenai pengembangan buku ajar dilihat dari beberapa hal, seperti deskripsi produk, validasi produk, revisi produk, dan uji coba produk. Penjabaran mengenai keempat hal tersebut akan dijelaskan secara terpisah. Berikut ini merupakan paparan mengenai keempat hal yang telah disebutkan. 4.3.4.1 Deskripsi Produk

Penelitian ini berhasil membuat sebuah produk yaitu buku ajar. Buku ajar tersebut memuat materi dan latihan yang diintegrasikan dengan pendidikan multikultural. Secara khusus, buku ini ditujukan kepada mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Hal ini berlandaskan pada hasil pengumpulan data yang memuat hasil kesadaran akan pentingnya penerapan pendidikan multikultural sudah cukup baik. Oleh karena itu, peneliti menyusun buku ajar ini guna membantu mahasiswa dalam belajar mata kuliah Bahasa Indonesia yang diintegrasikan dengan pendidikan multikultural. Berikut deskripsi buku ajar yang dihasilkan oleh peneliti.

a. Sampul Depan

Judul buku ajar yang dihasilkan oleh peneliti yaitu “Bahasa Indonesia Terintegrasi dengan Pendidikan Multikultural”.

Sampul belakang buku memuat sinopsis buku yang memaparkan isi keseluruhan buku. Di samping itu, terdapat juga harapan penulis agar buku ajar dapat bermanfaat bagi pembaca.

c. Isi

Buku ajar ini terdiri dari delapan bab. Masing-masing bab memuat materi bahasa Indonesia yang diintegrasikan dengan pendidikan multikultural. Bab-bab tersebut yaitu pemerolehan bahasa, paragraf deskripsi, paragraf eksposisi, paragraf argumentasi, paragraf persuasi, teks pidato, hakikat sastra anak, dan kontribusi sastra anak. Buku ajar ini disertai soal latihan dan ringkasan materi agar memudahkan pemahaman mahasiswa. Selain itu, terdapat gambar dalam buku ajar agar pembaca tidak cepat bosan.

d. Daftar Pustaka

Daftar pustaka buku berisi referensi yang dipakai dalam buku ajar. Referensi yang dipakai didapat dari buku dan internet.

4.3.4.2 Validasi Produk

Buku ajar yang dikembangkan oleh peneliti harus melewati proses validasi oleh dosen ahli. Tujuan dari validasi produk ini dilakukan untuk menguji keabsahan buku. Selain itu juga dilakukan untuk menemukan kelebihan dan kekuragan buku ajar. Validasi yang dulakukan dosen ahli adalah validasi dengan memberikan jawaban YA atau TIDAK pada kolom yang disediakan.

4.3.4.2.1 Deskripsi Data Validasi Dosen Ahli

Validasi dilakukan setelah buku ajar dicetak. Dosen ahli yang memvalidasi buku ajar ini yaitu Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum. Peneliti memberikan lembar

validasi yang berisi aspek-aspek yang dinilai kepada dosen ahli. Terdapat empat aspek yang akan dinilai, yaitu aspek penyajian materi dalam buku ajar, aspek materi dalam buku ajar, aspek bahasa dan keterbacaan buku ajar, dan aspek format buku ajar.

a. Aspek Penyajian Materi dalam Buku Ajar

Pada aspek ini, terdapat dua poin yang akan dinilai, yaitu kesesuaian buku ajar dengan urutan penyajian materi dan kesesuaian contoh teks dengan materi yang ada dalam buku ajar.

b. Aspek Subsatansi Materi dalam Buku Ajar

Pada aspek kedua ini, terdapat tiga poin yang dinilai. Ketiga poin tersebut yaitu kesesuaian isi dengan judul dan subjudul; kelengkapan, kedalaman, dan kejelasan materi; dan kesesuaian evaluasi dalam buku ajar.

c. Aspek Bahasa dan Keterbacaan Buku Ajar

Terdapat dua poin yang dinilai pada aspek ini. Kedua poin tersebut yaitu keefektifan kalimat yang digunakan dan penggunaan tanda baca pada kalimat sesuai dengan Ejaan Bahasa Indonesia.

d. Aspek Format Buku Ajar

Aspek terakhir yang dinilai berkaitan dengan tampilan buku ajar. Terdapat tiga poin, yaitu judul buku, kesesuaian pemilihan gambar atau foto dengan materi buku ajar, dan komposisi sampul buku dan ilustrasi.

4.3.4.3 Revisi Produk

Buku ajar yang sudah dibuat kemudian dicetak untuk divalidasi oleh dosen ahli. Kekurangan-kekurangan dalam buku ajar dapat diketahui dari hasil validasi.

Kekurangan itulah yang membuat buku ajar tidak optimal dalam membantu belajar mahasiswa. Oleh karena itu, peneliti melakukan revisi berdasarkan hasil validasi dosen ahli.

Setelah produk divalidasi oleh dosen ahli, terdapat beberapa aspek yang perlu direvisi. Pertama, revisi pada aspek penyajian materi dalam buku ajar. Menurut dosen ahli, pada poin pertama masih perlu diperluas dan diperdalam. Kemudian pada poin kedua, yaitu kesesuaian contoh teks dalam buku ajar masih perlu divariasi.

Kedua, pada aspek substansi materi dalam buku ajar. Pada poin pertama, yaitu kesesuaian materi dengan judul atau subjudul masih perlu diperdalam. Pada poin kedua, yaitu kelengkapan, kedalaman, dan kejelasan materi masih kurang. Kemudian, pada poin ketiga, yaitu kesesuaian evaluasi dalam buku ajar masih perlu diperbaiki.

Ketiga, pada aspek format buku ajar. Poin yang perlu direvisi yaitu kedua dan ketiga. Pada poin kedua, pemilihan gambar atau foto kurang menarik. Kemudian pada poin ketiga, yaitu kesesuaian komposisi sampul buku dan ilustrasi masih kurang. Peneliti akan merevisi buku ajar sesuai dengan hasil validasi oleh dosen ahli. Secara garis besar, peneliti akan menambah substansi materi, memperjelas materi, memvariasi contoh, dan memperbaiki sampul buku ajar.

4.3.4.4 Uji Coba Produk

Setelah peneliti melakukan revisi terhadap buku ajar, maka buku tersebut sudah layak untuk diujicobakan kepada mahasiswa. Uji coba produk dilakukan dalam kelompok terbatas yang terdiri dari lima (5) orang mahasiswa. Mahasiswa

tersebut merupakan mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

a. Aspek Penyajian Materi dalam Buku Ajar

Pada aspek pertama ini, tedapat dua poin yang ada di dalamnya. Dua poin tersebut yaitu kesesuaian buku ajar dengan urutan penyajian materi dan kesesuaian contoh teks dengan materi yang ada dalam buku ajar. Dari hasil uji coba produk, kelima mahasiswa menyatakan YA untuk poin pertama. Kelima responden menyatakan buku ajar tersusun secara sistematis dan komunikatif. Pada poin kedua, kelima responden juga menyatakan jawaban YA karena relevan dan sesuai dengan materi.

b. Aspek Substansi Materi dalam Buku Ajar

Penilaian aspek substansi materi dalam buku ajar mencakup tiga poin. Poin pertama yaitu kesesuaian isi dengan judul adan subjudul; kedua, kelengkapan, kedalaman, dan kejelasan materi; dan ketiga yaitu materi dalam buku ajar sudah terintegrasi dengan pendidikan multikultural atau tidak. Jawaban mahasiswa mengenai tiga aspek tersebut adalah YA. Responden menyatakan bahwa buku ajar mudah dipahami dan bahasa yang digunakan tidak bertele-tele. Selain itu, mereka juga menyatakan buku ajar yang dikembangkan oleh peneliti sudah terintegrasi dengan pendidikan multikultural.

c. Aspek Bahasa dan Keterbacaan Buku Ajar

Pada aspek ini, terdapat dua poin, yaitu penggunaan tanda baca pada kalimat sesuai dengan Ejaan Bahasa Indonesia (EBI) dan keefektifan kalimat yang digunakan. Kelima responden menyatakan bahasa yang digunakan dalam buku

ajar sederhana. Ada juga responden yang menyatakan bahasa yang digunakan baku.

d. Aspek Format Buku Ajar

Penilaian pada aspek ini mencakup dua poin, yaitu kemenarikan judul dan kesesuaian pemilihan gambar atau foto dengan isi materi buku ajar. Kelima responden menyatakan judul buku sangat menarik. Selain itu, gambar yang berwarna menarik perhatian pembaca. Responden juga menyatakan buku ajar menarik karena buku ajar dengan topik yang sama masih jarang ditemui dan adanya soal latihan yang disertai gambar pada setaip bab yang memaksa pembaca untuk menyampaikan opini.

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab IV, peneliti memperoleh kesimpulan yang akan dipaparkan berikut ini.

Pengintegrasian keanekaragaman suku dengan mata kuliah Bahasa Indonesia pada mahasiswa PGSD Universitas Sanata Dharma dari segi materi perkuliahan dan sikap sosial sudah diterapkan. Sebanyak 91,7% responden menyatakan bahwa pendidikan keanekaragaman suku sudah diterapkan. Sementara itu, sebanyak 8,3% responden menyatakan bahwa pendidikan keanekaragaman suku belum diintegrasikan dari segi materi perkuliahan Bahasa Indonesia. Ketersediaan sumber belajar yang mendukung adanya pendidikan keanekaragaman suku yang diintegrasikan dengan mata kuliah Bahasa Indonesia memiliki jawaban dominan setuju. Sebanyak 10 atau 83,3% responden menjawab sudah ada. Sebanyak 2 atau 16,7% responden menjawab belum ada. Jadi, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden menyatakan sudah ada ketersediaan sumber belajar yang mendukung adanya pendidikan keanekaragaman suku yang diintegrasikan dengan mata kuliah Bahasa Indonesia.

Pengintegrasian keanekaragaman agama dengan mata kuliah Bahasa Indonesia dari segi materi perkuliahan sudah diterapkan. Sebanyak 10 atau 83,3% responden menjawab sudah diintegrasikan. Sebanyak 2 atau 16,7% responden menjawab belum diintegrasikan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden

menyatakan sudah ada pengintegrasian pendidikan keanekaragaman agama dengan mata kuliah Bahasa Indonesia dari segi materi perkuliahan. Pengintegrasian pendidikan keanekaragaman agama dengan mata kuliah Bahasa Indonesia dari segi sikap sosial sudah diterapkan. Sebanyak 75% menyatakan bahwa pendidikan keanekaragaman agama sudah diterapkan dari segi sikap sosial. Sementara itu, sebanyak 25% responden menyatakan bahwa pendidikan keanekaragaman agama belum diterapkan dari segi sikap sosial. Ketersediaan sumber belajar yang mendukung adanya pengintegrasian pendidikan keanekaragaman agama dengan mata kuliah Bahasa Indonesia sebanyak 11 atau 91,7% responden menjawab sudah tersedia. Sebanyak 1 atau 8,3% responden menjawab belum tersedia. Jadi, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden menyatakan sudah ada ketersediaan sumber belajar yang mendukung adanya pengintegrasian pendidikan keanekaragaman agama dengan mata kuliah Bahasa Indonesia.

Pengintegrasian keanekaragaman ras/etnis dengan mata kuliah Bahasa

Dokumen terkait