• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

C. Kerangka Berpikir

1. Keterkaitan antar variabel

a. Pengaruh mekanisme corporate governance terhadap integritas laporan keuangan

1) Kepemilikan institusi terhadap integritas laporan keuangan Kepemilikan institusional adalah persentase hak suara yang dimiliki oleh institusi. Gideon (2005:5) menyatakan persentase saham tertentu yang dimiliki institusi dapat mempengaruhi proses penyusunan laporan keuangan yang tidak menutup kemungkinan terdapat akrualisasi sesuai kepentingan pihak manajemen. Tindakan pengawasan perusahaan oleh pihak investor institusional dapat mendorong manajer untuk lebih memfokuskan perhatiannya terhadap kinerja perusahaan sehingga akan mengurangi perilaku oportunistic atau mementingkan diri sendiri.

Kepemilikan institusional yang tinggi membatasi manajer untuk melakukan pengelolaan laba dan dapat meningkatkan integritas laporan keuangan. Hal ini berarti bahwa kepemilikan institusional dalam perusahaan dapat meningkatkan monitoring terhadap perilaku manajer dalam mengantisipasi manipulasi yang mungkin dilakukan sehingga dapat meningkatkan integritas laporan keuangan.

Susiana dan Herawaty (2007:8) menyatakan dengan kepemilikan instutisional mendorong munculnya pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja manajer. Penelitian Oktadella dan Zulaikha (2010:24) dan Jamaan (2008:31) menyebut proporsi kepemilikan institusional berpengaruh secara positif terhadap integritas informasi laporan keuangan.

2) Kepemilikan manajemen terhadap integritas laporan keuangan

Kepemilikan perusahaan merupakan salah satu mekanisme yang dapat dipergunakan agar pengelola melakukan aktivitas sesuai kepentingan pemilik perusahaan. Kepemilikan saham yang dimiliki oleh manajemen termasuk didalamnya dimiliki oleh manajemen secara pribadi maupun dimiliki oleh anak cabang perusahaan bersangkutan beserta afiliasinya (Putra dan Muid, 2012:4).

Kepemilikan manajerial berperan dalam membatasi perilaku menyimpang dari manajemen perusahaan. Kepemilikan manajerial merupakan salah satu mekanisme yang dapat diterapkan dalam meningkatkan integritas laporan keuangan. Dengan demikian, manajer pada perusahaan yang memiliki persentase kepemilikan manajerial akan cenderung memiliki tanggung jawab lebih besar dalam menjalankan perusahaan, mengambil keputusan terbaik untuk kesejahteraan perusahaan dan melaporkan laporan keuangan dengan informasi yang benar dan jujur sehingga memiliki integritas laporan keuangan yang tinggi.

Jensen dan Meckling (1976:315) menyatakan bahwa kepemilikan saham manajerial dapat membantu menyatukan kepentingan antara manajer dan pemegang saham, yang berarti semakin meningkat proporsi kepemilikan saham manajerial maka semakin baik kinerja perusahaan tersebut. Penelitian Perwirasari (2009:11) dan Hardiningsih (2010:10) menyebutkan kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap integritas laporan keuangan.

3) Komite audit terhadap integritas laporan keuangan

Komite audit merupakan komite yang dibentuk oleh dewan direksi yang bertugas melaksanakan pengawasan independen atas proses laporan keuangan dan audit ekstern (Jamaan, 2008:46). Dalam hal pelaporan keuangan, peran dan tanggung jawab komite

audit adalah memonitor dan mengawasi audit laporan keuangan dan memastikan agar standar dan kebijaksanaan keuangan yang berlaku terpenuhi, memeriksa ulang laporan keuangan apakah sudah sesuai dengan standar dan kebijaksanaan tersebut dan apakah sudah konsisten dengan informasi lain yang diketahui oleh anggota komite audit, serta menilai mutu pelayanan dan kewajaran biaya yang diajukan auditor eksternal.

Dengan demikian komite audit dalam perusahaan dapat menjadi salah satu upaya dalam mengurangi kecurangan dalam penyajian laporan keuangan sehingga komite audit diharapkan dapat meningkatkan pengawasan terhadap tindakan manajemen yang memungkinkan untuk melakukan manipulasi terhadap laporan keuangan yang mempengaruhi integritas laporan keuangan (Oktadella dan Zulaikha, 2010:12). Penelitian Putra dan Muid (2012:10), Oktadella dan Zulaikha (2010:24) dan Jamaan (2008:31) menyebutkan komite audit berpengaruh positif signifikan terhadap integritas laporan keuangan.

4) Komisaris independen terhadap integritas laporan keuangan Komisaris independen merupakan sebuah badan dalam perusahaan yang biasanya beranggotakan dewan komisaris yang independen yang berasal dari luar perusahaan yang berfungsi untuk menilai kinerja perusahaan secara luar dan keseluruhan. Komisaris independen bertujuan untuk menyeimbangkan dalam

pengambilan keputusan khususnya dalam rangka perlindungan terhadap pemegang saham minoritas dan pihak-pihak lain yang terkait (Oktadella dan Zulaikha, 2010:16).

Komisaris independen dapat menjadi penengah apabila terjadi perselisihan diantara manajer internal dan mengawasi kebijakan-kebijakan manajer serta memberikan nasihat kepada manajemen. Dapat disimpulkan keberadaan komisaris independen pada suatu perusahaan dapat mempengaruhi integritas laporan keuangan yang dihasilkan oleh manajemen. Jika perusahaan memiliki komisaris independen maka laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen cenderung lebih berintegritas, karena terdapat badan yang mengawasi dan melindungi hak-hak diluar perusahaan (Susiana dan Herawaty, 2007:9). Penelitian Jamaan (2008:31) menyebut proporsi komisaris independen berpengaruh secara positif terhadap integritas informasi laporan keuangan. b. Pengaruh kualitas audit terhadap integritas laporan keuangan

1) Tenur audit terhadap integritas laporan keuangan

Tenur audit adalah masa jabatan dari Kantor Akuntan Publik (KAP) dalam memberikan jasa audit terhadap kliennya. Ketentuan mengenai tenur audit telah dijelaskan dalam Peraturan Menteri Keuangan No. 17 tahun 2008. Dalam bab 2, pasal 3, ayat 1, peraturan tersebut membatasi masa penugasan KAP selama enam tahun dan akuntan publik selama tiga tahun.

Tenur audit lama akan mendorong terciptanya pengetahuan bisnis bagi seorang auditor. Pengetahuan ini dapat digunakan untuk merancang program audit yang efektif dan menciptakan laporan keuangan yang berkualitas tinggi. Jika dilihat dari hasil penelitian dan alasan logis yang disampaikan terkait dengan hubungan tenur dan kualitas audit, maka dapat dimunculkan satu proposisi bahwa kualitas audit akan semakin tinggi ketika tenur auditor semakin lama (Giri, 2010:9).

Penelitian yang dilakukan oleh Giri (2010:26) menghasilkan temuan yang mendukung suatu argumen bahwa semakin lama bertugas, KAP akan memiliki pengetahuan dan pengalaman untuk merancang prosedur audit yang baik dan benar.

2) Reputasi KAP terhadap integritas laporan keuangan

Perusahaan akan mencari KAP yang kredibilitasnya tinggi untuk meningkatkan kredibilitas laporan keuangan di pihak eksternal sebagai pemakai laporan keuangan. KAP yang lebih besar umumnya dianggap sebagai penyedia kualitas audit tinggi dan memiliki reputasi tinggi di lingkungan bisnis serta KAP yang lebih besar juga dianggap lebih mandiri dari KAP yang kecil dalam menahan tekanan manejemen jika terjadi perselisihan karena biasanya memiliki lebih banyak klien dan mampu mengatasi kesulitan. (Astria dan Ardiyanto, 2011:16).

Kantor akuntan besar disebutkan memiliki akuntan yang berperilaku lebih etikal daripada akuntan di kantor akuntan kecil. Hal ini menunjukkan bahwa kantor akuntan besar mempunyai reputasi yang lebih baik dalam opini publik. Kantor Akuntan Publik (KAP) yang lebih besar dapat diartikan kualitas audit yang dihasilkan juga lebih baik dibandingkan kantor akuntan kecil (Oktadella dan Zulaikha, 2010:13). Penelitian Putra dan Muid (2012:8) menyebutkan reputasi KAP berpengaruh positif terhadap integritas laporan keuangan.

c. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap integritas laporan keuangan

Ukuran perusahaan dapat diketahui dari total aktiva perusahaan, semakin besar jumlah aktiva perusahaan maka semakin besar ukuran aktiva tersebut (Dirgantari, 2002:33). Ukuran perusahaan dapat menunjukkan seberapa besar informasi yang terdapat di dalamnya, serta mencerminkan kesadaran dari pihak manajemen mengenai pentingnya informasi, baik bagi pihak eksternal perusahaan maupun pihak internal perusahaan.

Jensen dan Meckling (1976:310) menjelaskan bahwa perusahaan besar memiliki biaya agensi (agency cost) yang lebih besar karena semakin besar ukuran suatu perusahaan, maka semakin tinggi atau semakin luas pula rantai komando dalam perusahaan tersebut, sehingga biaya pengawasan yang timbul juga akan semakin besar.

Untuk mengurangi biaya agensi (agency cost) tersebut, perusahaan akan mengungkapkan lebih banyak informasi atau akan melakukan pengungkapan informasi yang lebih luas.

Menurut Sawir (2004:101-102), ukuran perusahaan dinyatakan sebagai determinan dari struktur keuangan. Pertama, ukuran perusahaan dapat menentukan tingkat kemudahan perusahaan memperoleh dana dari pasar modal, ukuran perusahaan menentukan kekuatan tawar-menawar dalam kontrak keuangan dan ukuran perusahaan dapat mempengaruhi skala dalam biaya dan return membuat perusahaan yang lebih besar dapat memperoleh lebih banyak laba. Penelitian Oktadella dan Zulaikha (2010) menyebutkan ukuran perusahaan berpengaruh secara positif terhadap integritas informasi laporan keuangan.

6. Skema Kerangka Berpikir

Untuk membantu dalam memahami faktor-faktor yang dapat berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan diperlukan suatu kerangka pemikiran. Dari landasan teori yang telah diuraikan diatas, disusun alur pemikiran dari peneliti, kemudian digambarkan dalam kerangka berpikir yang disusun sebagai berikut:

Gambar 2.1

Skema Kerangka Berpikir

Metode Analisis Regresi Logistik Variabel Penelitian Mekanisme Corporate Governance

Kualitas Audit

1. Kepemilikan Institusi (X1)

(Xia dan Zhu, 2007), (Jamaan, 2008), (Oktadella dan Zulaikha, 2010), (Nahandi et al, 2011)

2. Kepemilikan Manajemen (X2) (Xia dan Zhu, 2007), (Perwitasari, 2009), (Hardiningsih, 2010), (Nahandi et al, 2011)

3. Komite Audit (X3)

(Jamaan, 2008), (Oktadella dan Zulaikha, 2010), (Putra dan Muid, 2012), (Hamdan et al, 2012) 4. Komisaris Independen (X4)

(Xia dan Zhu, 2007), (Jamaan, 2008), (Nahandi et al, 2011)

5. Audit Tenur (X5)

(Perwirasari, 2009), (Hamdan et al, 2012)

6. Reputasi Auditor (X6)

(Oktadella dan Zulaikha, 2010), (Nahandi et al, 2011), (Hamdan et al, 2012), (Putra dan Muid, 2012) 7. Ukuran Perusahaan (X7)

(Oktadella dan Zulaikha, 2010), (Hamdan et al, 2012) (Moeinaddin et al, 2012) Integritas Laporan Keuangan (Y)

D. Hipotesis

Pada penelitian ini hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut: H1: Kepemilikan Institusional berpengaruh positif terhadap integritas

laporan keuangan.

H2: Kepemilikan Manajerial berpengaruh positif terhadap integritas laporan keuangan.

H3: Komite audit berpengaruh positif terhadap integritas laporan keuangan. H4: Komisaris independen berpengaruh positif terhadap integritas laporan

keuangan.

H5: Tenur audit berpengaruh positif terhadap integritas laporan keuangan. H6: Reputasi KAP berpengaruh positif terhadap integritas laporan

keuangan.

H7: Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap integritas laporan keuangan.

BAB III

Dokumen terkait