• Tidak ada hasil yang ditemukan

KERANGKA KERJA ANALISIS

PENDAHULUAN

Bab ini menyajikan serangkaian perangkat atau ‘katalisator’ yang dapat dilaksanakan guna mengurangi deforestasi atau degradasi hutan akibat produksi atau perdagangan komoditas. Guna memperjelas dan memudahkan analisis, katalisator-katalisator ini dapat dikelompokkan menjadi tiga fokus utama dan bidang dampak:

Katalisator Rantai Pasokan yang memengaruhi operasi rantai pasokan;

Katalisator Keuangan yang memengaruhi perilaku melalui harga; Katalisator Peraturan yang memengaruhi perilaku melalui legalitas.

Tiap katalisator dikaji dalam kerangka lima kriteria, masing- masing diwakili ikon yang relevan, guna memungkinkan pengambil keputusan untuk cepat mengidentiikasi dan membandingkan karakteristik utama dan penerapan tiap instrumen. Kriteria ini adalah:

Tahap: Ikon ini menggambarkan tahap rantai pasokan yang terutama menjadi sasaran katalisator tersebut.

Skala Waktu: Perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan katalisator.

Pelaksana: Sektor yang biasanya menuntun pada pelaksanaan katalisator.

Tingkat: Tingkat geograi dimana katalisator biasanya dilaksanakan.

Ketahanan: Kemampuan tiap katalisator yang dilaksanakan untuk menahan perubahan yang dapat mengakibatkan penarikan atau pembalikan katalisator di masa depan.

Misalnya, seorang pengambil kebijakan yang mencari katalisator yang dapat cepat dilaksanakan yang menanggapi produksi komoditas dalam rantai pasokan dan beroperasi di tingkat lokal dapat menggunakan ikon untuk menavigasi bab ini, serta membandingkan berbagai opsi yang diberikan. Banyak kriteria saling terkait dan saling tergantung, dan dalam beberapa kasus katalisator dapat dipertimbangkan dalam lebih dari satu kategori. Variasi-variasi ini digambarkan di tiap halaman katalisator. Harus ditekankan, bab berikut tidak dimaksudkan untuk

menetapkan karakteristik deinitif dan kaku untuk tiap katalisator yang digambarkan. Tujuannya adalah untuk menekankan kecenderungan utama dan ciri yang cenderung mengkarakterisasi katalisator yang dipersoalkan, menilai interaksinya dengan tahap rantai pasokan komoditas berbasis lahan, dan memudahkan aksi dari pengambil keputusan.

Ikon ini menggambarkan tahap rantai pasokan yang menjadi sasaran utama katalisator.

Opsi: Hutan, Konversi/Produksi, Pengolahan, Transportasi/Perdagangan/Distribusi, Manufaktur, Eceran/Konsumsi

Tiap katalisator pada bab berikut punya dampak yang berbeda pada tahap-tahap tertentu rantai pasokan. Misalnya, memahami bagaimana berbagai bentuk peraturan berinteraksi dengan dan mempengaruhi perubahan perilaku di tiap tahap sangat penting dalam menentukan kelayakan atau kesesuaian pelaksanaan katalisator tertentu. Rangkuman kerangka yang lebih rinci tentang tahapan rantai pasokan umum komoditas berbasis lahan yang diuraikan pada bab sebelumnya diberikan di bawah ini. Tahap

1. Konversi/Produksi: Tahap pertama dalam transformasi sumber daya hutan menjadi komoditas.

2. Pengolahan: Pengolahan komoditas berbasis lahan. 3. Transportasi/Perdagangan/Distribusi: Pengiriman, perdagangan dan distribusi produk atau komoditas.

4. Manufaktur: Pengolahan akhir komoditas guna menciptakan produk konsumen atau industri.

5. Eceran/Konsumsi: Pengeceran produk melalui berbagai titik jual dan konsumsinya oleh konsumen atau pengguna industri. Dampak katalisator yang beroperasi dalam bagian-bagian tertentu rantai pasokan tidak terisolasi dan dapat sangat berpengaruh pada bagian lain rantai pasokan dari arah manapun. Misalnya, peraturan yang membatasi produksi komoditas akan turun ke sepanjang rantai pasokan yang akhirnya menghasilkan berkurangnya konsumsi komoditas itu. Sebaliknya, katalisator seperti pembatasan impor komoditas berbasis lahan dapat menyebabkan kurangnya permintaan, sehingga dapat mempengaruhi produksi komoditas itu. Selain tiap individu, katalisator juga dapat menargetkan beberapa tahap dalam rantai pasokan, atau diharuskan untuk melakukannya agar berhasil.

TAHAP

KONVERSI / PRODUKSI PENGOLAHAN TRANSPORTASI / PERDAGANGAN / DISTRIBUSI MANUFAKTUR ECERAN / KONSUMSI

KETAHANAN

Kemampuan tiap katalisator yang dilaksanakan untuk menahan perubahan yang dapat mengakibatkan penarikan atau pembalikan katalisator tersebut di masa depan.

Opsi: Tinggi, Sedang, Rendah

Pengambil keputusan harus menilai ketahanan relatif tiap katalisator ketika mempertimbangkan kelayakan intervensi dan memahami potensi pertukaran yang terlibat dalam pelaksanaannya. Hal ini sangat penting karena katalisator dan/ atau perubahan perilaku terkait dapat menghadapi berbagai tantangan politik, sosial dan ekonomi setelah dilaksanakan. Beberapa katalisator yang dibahas butuh komitmen jangka panjang dan keterlibatan tingkat tinggi untuk pelaksanaan (misalnya hukum internasional). Katalisator ini juga kompleks, butuh waktu lama untuk diundangkan (lihat halaman 129), dan mungkin butuh keterlibatan dari banyak pemangku kepentingan sektor publik atau swasta. Akibatnya, katalisator ini cenderung punya ketahanan tinggi terhadap perubahan atau pembalikan negatif.

Namun, beberapa katalisator yang mengandalkan modal politik untuk pelaksanaannya (misalnya UU nasional perubahan tata guna lahan) mungkin terancam pembalikan karena perubahan prioritas pemerintah atau politik. Di sektor swasta, prioritas investasi juga dapat berubah akibat perubahan situasi ekonomi (seperti resesi), yang dapat berdampak negatif pada komitmen sebelumnya. Karena itu, katalisator yang punya risiko pembalikan yang relatif seimbang dapat dikatakan punya ketahanan sedang terhadap perubahan.

Sebaliknya, katalisator yang pelaksanaannya tergantung pada komitmen pemangku kepentingan yang relatif rendah atau tidak didukung perundang-undangan (misalnya moratorium sukarela), mungkin dapat lebih cepat dilaksanakan, tapi juga lebih mudah dibalikkan atau dihapus potensi konsekuensi negatif bagi deforestasi. Katalisator ini dapat dianggap punya ketahanan yang relatif rendah terhadap perubahan.

TINGGI

SEDANG

RENDAH

Tingkat geograis dimana katalisator biasanya dilaksanakan. Opsi: Lokal, Nasional, Internasional

Katalisator pada bab berikut cenderung dilaksanakan di tingkat geograi tertentu. Memahami bagaimana tiap katalisator berinteraksi dengan dan mempengaruhi perubahan perilaku di tingkat ini sangat penting untuk menentukan kelayakan atau kesesuaian pelaksanaan katalisator tertentu. Misalnya, bentuk katalisator peraturan dapat dilaksanakan di tingkat nasional, tapi dapat mempengaruhi perubahan perilaku internasional (misalnya subsidi dapat menurunkan biaya produksi nasional, dan meningkatkan permintaan produk yang lebih berkelanjutan di tingkat internasional). Tingkat geograi pelaksanaan dapat berimplikasi bagi faktor utama lainnya, seperti skala waktu yang dibutuhkan guna memulai katalisator (lihat halaman 129), dan ketahanan relatif perubahan yang dibuat (lihat halaman 127). Katalisator yang beroperasi di tingkat lokal (subnasional) cenderung dikembangkan dan dilaksanakan lebih cepat tapi lebih terbatas cakupannya, dan karena itu sering hanya dapat mengatasi pendorong deforestasi di tingkat lokal.

Katalisator yang dilaksanakan di tingkat nasional mempengaruhi daerah yang jauh lebih besar, tapi sering lebih kompleks untuk dilaksanakan, terutama katalisator yang menargetkan perubahan peraturan di negara berkembang. Namun, di negara hutan tropis dengan tingkat pertumbuhan tinggi seperti Brazil atau Indonesia, atau di pasar utama Uni Eropa, India dan Cina, katalisator yang menargetkan perubahan tingkat nasional tetap sangat kuat. Katalisator yang beroperasi di tingkat internasional (seperti perjanjian atau sertiikasi internasional) sering memiliki lingkup global, sehingga berpotensi melibatkan perubahan besar yang diperlukan untuk mengatasi deforestasi di beberapa rantai pasokan dunia. Namun, katalisator ini jarang cepat dilaksanakan dan mungkin sulit dilaksanakan.

TINGKAT

LOKAL

NASIONAL

INTERNASIONAL