• Tidak ada hasil yang ditemukan

5.3 KERANGKA PERENCANAAN BAGI MASYARAKAT ADAT (IPPF)

5.4.7 Kerangka Kerja Pengembangan Dokumen Pengamanan Sosial . 140

Kerangka kerja pengamanan sosial berikut ini memberikan pedoman bagi badan/lembaga dan konsultan mereka untuk menyusun instrumen upaya pengamanan (seperti LARAP, Rencana Aksi atau IPP) berikutnya untuk investasi fisik yang direkomendasikan oleh ITMP (termasuk DDP) dan Rencana Sektoral yang mungkin dilaksanakan dan membutuhkan pengadaan tanah dan berdampak pada MA.

6.0 PENGATURAN PELAKSANAAN, PEMBIAYAAN DAN

PENGUATAN KAPASITAS UNTUK MELAKSANAKAN

ESMF

6.1 PENGATURAN KELEMBAGAAN

BPIW telah menjadi mitra Bank Dunia selama lebih dari tiga dekade dalam pembangunan perkotaan serta proyek-proyek dan program-program sektoral. Secara umum, staf BPIW (di bawah Direktorat Jenderal Bina Marga, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air) memiliki kesadaran dan pengalaman yang baik dalam melaksanakan proyek sesuai dengan persyaratan kebijakan pengamanan Bank Dunia. Sejak tahun 1990an mereka telah terlibat dalam berbagai proyek yang didukung oleh Bank Dunia seperti Proyek Pembangunan Infrastruktur Perkotaan Terpadu, Proyek Perbaikan Jalan, Proyek Perbaikan Sistem Irigasi, Proyek Pengelolaan Banjir, Program PNPM-Perkotaan, PAMSIMAS, Proyek Perbaikan Permukiman Kumuh Nasional, Proyek Pasokan Air Perkotaan, Proyek Perumahan Murah Nasional, dan Proyek (Pembangunan yang Didanai oleh) DAK Infrastruktur. Lebih dari 65% sub-proyek di bawah Komponen 1 Proyek diharapkan dikelola oleh Direktorat Jenderal Bina Marga dan Direktorat Jenderal Cipta Karya, yang keduanya memiliki pengalaman signifikan dengan proyek-proyek yang didanai oleh Bank Dunia. Selain itu, ketiga Unit Pelaksana Kegiatan PAMSIMAS di Tingkat Pusat (CPIU - Central Project Implementing Units) yang didekonsentrasi tersebut bertanggung jawab atas jalan, balai besar pelaksanaan jalan nasional untuk Semarang, Mataram dan Medan, baru-baru ini melaksanakan, atau saat ini sedang melaksanakan, proyek-proyek yang didanai mitra pembangunan. Namun demikian, kapasitas BPIW dalam melaksanakan proyek/program yang didukung oleh Bank Dunia masih terbatas, dan oleh karena itu mereka akan bekerja sama dengan staf dari Direktorat Jenderal terkait di Kemen PUPR (tergantung dari jenis investasi fisiknya) dan akan dibantu oleh tenaga ahli pengamanan lingkungan dan sosial dari Konsultan Dukungan Pengelolaan Program. Seiring kebutuhan, Bank Dunia akan memberikan bantuan dan pelatihan selama berlangsungnya pelaksanaan proyek.

Secara umum, kesadaran dan kapasitas lembaga/badan di tingkat provinsi dan kabupaten/kota mengenai persyaratan pengamanan lingkungan dan sosial Bank Dunia berbeda-beda di setiap wilayah. Mereka yang telah berpengalaman dengan proyek yang didukung oleh Bank Dunia di masa lalu memiliki pemahaman yang lebih baik mengenai persyaratan pengamanan lingkungan dan sosial Bank Dunia dan memiliki staf dengan kapasitas yang lebih baik dibandingkan dengan mereka yang sama sekali tidak memiliki pengalaman dalam proyek yang didukung oleh Bank Dunia. Pada tahap pelaksanaan proyek, Konsultan DPP akan menilai kapasitas badan lingkungan hidup, pemrakarsa subproyek dan instansi-instansi lokal di daerah tujuan wisata untuk memberikan kajian terhadap kapasitas yang ada saat ini, alokasi waktu pengawasan, kebutuhan akan penguatan kapasitas, dan rencana tindak yang tepat untuk memastikan penyusunan dan penerapan instrumen pengamanan berkualitas tinggi.

Proyek ini juga berkomitmen untuk membangun kapasitas pemantauan dan perlindungan sumber daya yang efektif di daerah-daerah tujuan wisata seperti yang ditunjukkan oleh pembentukan Observatori Pariwisata Berkelanjutan di daerah-daerah tujuan wisata berdasarkan program Organisasi Pariwisata Dunia PBB, dengan menambahkan staf teknis di satuan pelaksana di lingungan KemenPUPR, dan dengan dimasukkan ke dalam Dukungan Pengelolaan Program dari Proyek untuk mendukung pengelolaan lingkungan dan sosial melalui pembangunan kapasitas dan penyediaan keahlian untuk mengisi kesenjangan kapasitas. Keahlian ini akan mencakup penapisan investasi yang diusulkan untuk dimasukkan dalam Proyek, bantuan dalam meninjau dokumen-dokumen pengamanan yang disusun dan dalam penyusunan pedoman pelaksanaan berdasarkan sistem yang ada di Indonesia, dan bantuan dalam memantau pelaksanaan pengamanan.

BPIW bertanggung jawab atas pelaksanaan ESMF sehari-hari dan untuk kinerja pengamanan lingkungan dan sosial Proyek. BPIW adalah pusat kontak (focal point) untuk semua hal yang berkaitan dengan isu pengamanan (lingkungan dan sosial) untuk Proyek. Fungsi Badan Pelaksana dirangkum di Tabel 17 di bawah ini. BPIW memiliki tanggung jawab pengawasan umum untuk pelaksanaan ESMF, sementara Direktorat Jenderal Bina Marga dan Direktorat Jenderal Cipta Karya atau para pemrakarsa proyek lainnya menyiapkan instrumen pengamanannya.

Tabel 17. Fungsi dari Badan Pelaksana dan Bank Dunia

Tahapan Proyek Organisasi Tanggung jawab

Pelaksanaan Badan

Pengembangan Infrastruktur Wilayah - Kementerian

Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (BPIW- KemenPUPR)

 Menapis proposal/studi untuk IPF untuk isu pengamanan.

 Mengelola catatan semua proposal dan keputusan penapisan.

 Mengalokasikan sumber daya dan/atau membentuk satuan khusus di lingkungan BPIW untuk memastikan pelaksanaan Proyek yang dilakukan oleh kementerian atau badan-badan lain yang menggunakan dana dari APBN sesuai dengan persyaratan pengamanan yang ditetapkan dalam ESMF ini.

 Menyoroti potensi isu pengamanan dan menentukan instrumen pengamanan yang sesuai (UKL-UPL, AMDAL, RKL-RPL, LARAP).

 Memastikan bahwa tim konsultan ITMP akan melaksanakan KA untuk ITMP secara konsisten, terutama untuk mengarusutamakan pengamanan di dalam proses dan keluarannya;

 Memberikan pengawasan secara umum terhadap kegiatan di bawah Komponen 1 dan Komponen 4 (khususnya ITMP, DDP dan Rencana-rencana Sektoral) untuk memastikan kepatuhan terhadap ESMF ini;

 Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan rencana atau studi.

 Mengembangkan, mengatur, dan menyampaikan program pelatihan dan lokakarya kepada pemerintah daerah atau pemangku kepentingan yang terkena dampak di semua daerah tujuan wisata.

 Melapor kepada Bank Dunia mengenai keseluruhan kinerja pengamanan lingkungan dan sosial khususnya untuk kegiatan yang didukung di bawah Komponen 1 dan ITMP, DDP, dan Rencana Sektoral serta Studi di bawah Komponen 4.

 Menyusun Laporan Pelaksanaan dua tahunan tentang kemajuan dan status penerapan instrumen pengamanan.

Bank Dunia  Memeriksa dan memberikan persetujuan untuk instrumen pengamanan lingkungan dan sosial (AMDAL/ESIA/ESMP, UKL-UPL, LARAP, IPP) yang disiapkan oleh para pemrakarsa sub-proyek; Memeriksa ITMP (termasuk DDP) dan rencana sektoral dan studi, memastikan bahwa panduan untuk pengelolaan pengamanan yang termaktub

Tahapan Proyek Organisasi Tanggung jawab

pada ITMP dilaksanakan oleh badan/lembaga beserta konsultan mereka taat pada ESMF;  Memeriksa dan menyetujui KA untuk Rencana

Sektoral dan Studi yang dipilih yang memastikan bahwa persyaratan pengamanan lingkungan dan sosial yang ditetapkan dalam ESMF ini diarusutamakan (mainstreamed);

 Sebagai narasumber bagi BPIW dan/atau Konsultan Dukungan Pengelolaan Program dalam mengembangkan materi pelatihan dan dalam memberikan pelatihan

 Meninjau dan menyetujui Pedoman Praktis tentang Pengamanan Lingkungan dan Sosial yang disusun oleh Tim Konsultan Dukungan Pengelolaan Program, sebagaimana ditetapkan di dalam tugas mereka yang termasuk di dalam KAK mereka;

 Meninjau dan menyetujui Petunjuk Operasional Proyek, khususnya pada bab pengamanan lingkungan dan sosial yang menjelaskan bagaimana ESMF ini akan dilaksanakan dalam keseluruhan proses pelaksanaan Proyek.

 Secara teratur mengawasi pelaksanaan rencana mitigasi sosial dan lingkungan.