• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaturan kelembagaan di tingkat pusat untuk koordinasi TDP meliputi:

a. Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2017 tentang Koordinasi Strategis Lintas Sektoral untuk Penyelenggaraan Pariwisata menyebutkan 18 kementerian di bawah Wakil Presiden yang terlibat di dalamnya, dengan 4 wakil ketua tim (Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, dan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan). Para anggotanya adalah: Menteri Luar Negeri; Menteri Dalam Negeri; Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia; Menteri

Keuangan; Menteri Pendidikan dan Kebudayaan; Menteri Kesehatan; Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat; Menteri Perhubungan; Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan; Menteri Kelautan dan Perikanan; Menteri Informatika dan Komunikasi; Menteri Agraria dan Tata Ruang; Menteri Perindustrian; Menteri Perdagangan; Menteri Badan Usaha Milik Negara; Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal; Kepala Badan Ekonomi Kreatif; Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia.

b. Perubahan ini memperkuat koordinasi oleh karena Kementerian/Lembaga Pemerintah utama yang terlibat di dalam TDP dikoordinasikan oleh berbagai kementerian koordinasi — misalnya, Kementerian PUPR oleh Menteri Koordinator Perekonomian; Kementerian Pariwisata oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Budaya, dan Kementerian Dalam Negeri, yang berkaitan dengan pemerintah daerah, berada di bawah Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan.

c. Panitia Pengarah yang diusulkan terdiri dari pejabat Eselon 1 dari masing-masing kementerian atau lembaga terkait. Diusulkan untuk diketuai bersama oleh Deputi Bidang Sarana dan Prasarana di Bappenas dan Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata di Kementerian Pariwisata. Kepala BPIW akan menjadi sekretaris Panitia Pengarah.

d. Panitia Teknis yang diusulkan terdiri dari pejabat Pejabat Eselon II pengembangan pariwisata dari masing-masing lembaga terkait. Panitia ini diketuai oleh Direktur Industri, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di Bappenas dan Asisten Deputi Pengembangan Infrastruktur dan Ekosistem Pariwisata di Kementerian Pariwisata. Kepala Pusat Pengembangan Kawasan Strategis di BPIW akan menjadi Sekretaris Panitia Teknis.

Pengaturan kelembagaan di tingkat daerah tujuan wisata untuk koordinasi TDP meliputi:

a. Badan Otorita Pengelola Kawasan Wisata Danau Toba, yang sesuai dengan wilayah yang ditetapkan dalam Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2014, Rencana Tata Ruang Kawasan Danau Toba dan Sekitarnya. Dalam batas wilayah ini, ‘zona otorita’ seluas sekitar 602 Ha (penetapan batas yang setepatnya dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sedang dalam proses) telah ditetapkan.

b. Badan Otorita Pengelola Kawasan Wisata Borobudur, meliputi: (i) Daerah Tujuan Wisata Nasional Borobudur-Yogyakarta, Solo-Sangiran dan Semarang-Karimun Jawa; (ii) kawasan yang ditetapkan melalui Peraturan Presiden Nomor 58 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Borobudur dan sekitarnya, dan (iii) areal tambahan seluas sekitar 300 Ha yang terletak di Kabupaten Purworejo dan saat ini dikelola oleh Perum Perhutani, perusahaan kehutanan milik negara. Dalam areal 300 Ha ini, kawasan seluas sekitar 50 Ha telah diidentifikasi sebagai ‘zona otorita’. Berdasarkan Kajian Permintaan, ruang lingkup ITMP dibatasi pada Borobudur-Yogyakarta-Prambanan.

c. Mekanisme koordinasi di tingkat daerah tujuan wisata untuk daerah tujuan wisata Lombok diharapkan dapat tercapai sebelum tanggal pemberlakuannya.

d. Untuk penyelarasan APBD I/II untuk masing-masing Provinsi dan Kabupaten/Kota di daerah tujuan wisata, BAPPENAS diharapkan dapat membentuk gugus tugas Propinsi dan Kabupaten/Kota.

Badan Otorita Pariwisata untuk Danau Toba dan Borobudur terdiri dari dua bagian: Dewan Penasehat (atau Dewan Pengarah), yang diketuai oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, yang akan menetapkan kebijakan umum, memberikan arahan dan pengawasan secara menyeluruh terhadap Kawasan Danau Toba dan Borobudur; dan Badan Pelaksana, satuan kerja di bawah Kementerian Pariwisata, yang akan mengoordinasikan,

menyelaraskan, dan memfasilitasi perencanaan, pengembangan, dan pembangunan kedua kawasan wisata tersebut. Terkait dengan ‘zona otorita’, Badan Pelaksana juga diberi hak pengelolaan khusus untuk memfasilitasi pembangunannya (misalnya, merencanakan alokasi dan penggunaan lahan, menyewakan dan/atau bekerja sama dengan pihak ketiga serta mengatur pelayanan perizinan dan non-perizinan). Kementerian-kementerian, gubernur-gubernur, dan lembaga-lembaga yang berbeda merupakan anggota Dewan Penasehat (keanggotaan berbeda-beda untuk setiap kawasan wisata yang mencerminkan konfigurasi khususnya). Badan Pelaksana bertanggung jawab atas penyusunan Rencana Induk untuk Kawasan Wisata Danau Toba dan Borobudur untuk jangka waktu 25 tahun; serta Rencana Pengembangan dan Konstruksi 5 tahun yang terperinci untuk masing-masing ‘zona otorita’. Tim Koordinasi Kepariwisataan sepakat untuk tetap bertanggung jawab atas Rencana Induk Kawasan Pariwisata dengan Kementerian PUPR. Menimbang bahwa berbagai lembaga (yaitu, PT. Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, melalui Balai Konservasi Borobudur) telah diberi tugas pengelolaan Kawasan Wisata Borobudur, termasuk Candi Borobudur, Candi Prambanan dan Candi Ratu Boko, Perpres tersebut menetapkan bahwa mereka harus terus melakukan kegiatannya, namun selain itu akan: (i) mengacu pada Rencana Induk Kawasan Wisata Borobudur dan Rencana Pengembangan dan Pembangunan yang terperinci yang akan disusun oleh Badan Pelaksana, dan (ii) akan berkoordinasi dengan Badan Otorita Borobudur di saat melaksanakan kegiatan pengelolaan khusus mereka.

Pengaturan pelaksanaan proyek meliputi Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah - Kementerian PUPR sebagai satuan pengelola proyek dan satuan-satuan berikut ini sebagai satuan pelaksana proyek.

Komponen Satuan Pelaksana Proyek Pusat (Central Project

Implementing Unit, CPIU) (IBRD)

LPIUs (pembiayaan bersama / co-financing) Mitra pelaksana (non-pengadaan)

1: Meningkatkan kualitas jalan dan akses pelayanan dasar yang terkait dengan pariwisata Jalan: Pemeliharaan rutin dan berkala Jalan: Perbaikan dan rehabilitasi

1. Kepala Bidang Perencanaan dan Pemantauan, Balai II Medan, Direktorat Pengembangan Jaringan Jalan, Ditjen Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR)

2. Kepala Bidang Perencanaan dan Pemantauan, Balai VIII Semarang

3. Kepala Bidang Perencanaan dan Pemantauan, Balai IX Mataram

4. Subdirektorat Pengelolaan dan Evaluasi Jalan Daerah

Dinas pekerjaan umum provinsi dan setempat

Fasilitas lalu lintas kendaraan tidak bermotor

5. Subdirektorat Perencanaan Teknis, Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman, Ditjen Cipta Karya, Kemen PUPR

Dinas pekerjaan umum setempat

Infrastruktur khusus pariwisata

6. Subdirektorat Perencanaan Teknis, Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman, Ditjen Cipta Karya, Kemen PUPR

Dinas pekerjaan umum setempat

Pasokan air minum

7. Subdirektorat Perencanaan Teknis, Direktorat Pengembangan Jaringan Sumber Daya Air, Ditjen Cipta Karya, Kemen PUPR

PDAM (dibiayai sendiri)

Pengelolaan limbah padat

8. Subdirektorat Perencanaan Teknis, Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman, Ditjen Cipta Karya, Kemen PUPR

Dinas pekerjaan umum setempat

Pengelolaan limbah cair & sanitasi

9. Subdirektorat Perencanaan Teknis, Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman, Ditjen Cipta Karya, Kemen PUPR

Dinas pekerjaan umum setempat

2: Mendorong partisipasi lokal dalam perekonomian sektor pariwisata Pengembangan keterampilan Kemampuan perusahaan Kesadaran masyarakat

10. Asisten Deputi bidang Pengembangan SDM Kepariwisataan, Deputi Bidang Kelembagaan Pariwisata, Kementerian Pariwisata

Lembaga TVET, Kemendikbud

3: Meningkatkan lingkungan yang kondusif untuk masuknya investasi swasta dan usaha ke bidang pariwisata

Promosi investasi 11. Direktorat Promosi Sektoral, Deputi Bidang Promosi

Investasi, BKPM Kementerian Pariwisata, Ditjen Perencanaan Investasi Penyederhanaan perizinan usaha

12. Direktorat Deregulasi Penanaman Modal, Deputi Bidang Pengembangan Iklim Penanaman Modal, BKPM

Provinsi; PTSP-Lokal

4: Meningkatkan kapasitas kelembagaan untuk memfasilitasi pengembangan pariwisata terpadu dan berkelanjutan

Perencanaan dan koordinasi terpadu

13. Direktorat Pengembangan Kawasan Strategis, Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah, Kemen PUPR

Pemantauan pariwisata berkelanjutan

14. Asisten Deputi Pengembangan Infrastruktur dan Ekosistem, Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata, Kementerian Pariwisata