• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.4. Kerangka Konsep

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

Pasien Instalasi Rawat Jalan

Penyakit/keluhan multipel

Peresepan Polifarmasi

Interaksi Obat

Efek yang tidakdiharapkan

Tingkat Keparahan Interaksi Derajat Polifarmasi

Variabel Dependen Variabel Independen

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 JENIS PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan desain cross sectional dengan pendekatan retrospektif.

3.2 LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Penelitian ini dilakukan mulai dari 1 Juli 2020 sampai 30 Oktober 2020.

3.3 POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN 3.3.1 Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah data resep dari pasien rawat jalan yang dilayani oleh instalasi farmasi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan pada kurun waktu 1 Maret 2019 - 31 Maret 2019. Dari hasil survey pendahuluan diperoleh informasi bahwa jumlah resep yang masuk ke instalasi farmasi RSUP HAM dari poliklinik per bulannya rata-rata sebanyak 8000 resep.

Dengan demkian diperkirakan jumlah populasi pada penelitian ini adalah 96.000 resep.

3.3.2 Sampel Penelitian

Sampel yang diambil pada penelitian ini adalah dihitung dengan rumus Slovin oleh karena total populasi dapat diketahui. Pengambilan sampel dilakukan secara random.

Besar sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut:

n = N 1 + N (d2)

16

Keterangan : n = jumlah sampel N = jumlah populasi

d = presisi (margin of error dalam memperkirakan proporsi misalnya 5% (0.05 ))

Berdasarkan rumus di atas, besarnya sampel yang diperlukan dalam penelitian ini adalah 398 resep. Jumlah sampel ini dibulatkan menjadi 400 resep.

3.4 KRITERIA SAMPEL 3.4.1 Kriteria Inklusi

Seluruh resep obat yang dikeluarkan instalasi farmasi untuk pasien instalasi rawat jalan RSUP HAM.

3.4.2 Kriteria Eksklusi

Resep obat yang tidak diresepkan terapi farmakologis seperti cairan intravena.

3.5 TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Data diperoleh dari instalasi farmasi RS HAM yang meliputi resep dari pasien rawat jalan yang dilayani dari tanggal 1 Maret 2019-31 Maret 2019. Jenis data yang dikumpulkan meliputi nama obat, jenis/golongan obat dan poliklinik yang meresepkan obat tersebut.

Setelah mendapatkan ethical clearance, pengumpulan data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian pada unit Diklit RS HAM

2. Mengakses data resep di instalasi farmasi RS HAM

3. Melakukan pengacakan (randomisasi) nomor urut resep yang dilayani dari poliklinik rawat jalan dengan menggunakan Research Randomizer

(https://www.randomizer.org/)

4. Melakukan analisis terhadap interaksi obat yang terjadi dengan menggunakan database Drug Interaction Checker dari Medscape,

n =

N

1 + 96000 (0,052)

17

3.6 PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 3.6.1 Pengolahan Data

Data yang telah terkumpul, sebelum dianalisis terlebih dahulu dilakukan hal-hal sebagai berikut :

1. Editing

a. Pengklasifikasian resep berdasarkan dari poliklinik asal resep

b. Pengklasifikasian jumlah obat dan jenis obat yang memiliki potensi interaksi dari daftar obat terakhir yang diperoleh pasien. Jenis dan tingkat signifikansi interaksi yang terjadi dinilai dengan menggunakan Drug Interaction Checker (https://www.webmd.com/interaction-checker/default.htm) dan kemudian ditabulasi sesuai dengan klasifikasi tingkat signifikansi yang telah ditentukan.

2. Entry data

Merupakan suatu proses memasukkan data ke dalam komputer untuk selanjutnya dianalisis dengan menggunakan program komputer.

3. Tabulating

Dari data mentah dilakukan penyesuaian data yang merupakan pengorganisasian data sedemikian rupa agar dengan mudah dapat dijumlah, disusun, dan di data untuk disajikan dan dianalisis.

3.6.2 Analisis Data

Penelitian ini adalah studi deskriptif dimana data akan ditampilkan dalam bentuk tabel, diagram pie atau diagram batang dengan menggunakan software.

Analisis data dapat dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel yang dilakukan dengan metode analisis nonparametric (Spearmann Correlation).

Analisis data dilakukan dengan menggunakan program SPSS (Statistical Product and Service Solution) for Windows.

18

3.7 DEFINISI OPERASIONAL Variabel pada penelitian ini adalah :

Tabel 3.1 Variabel Penelitian

Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Skala Ukur

Hasil Ukur Nama Obat Nama Generik dari

obat yang ditulis

Nominal Nama Generik Obat

Jenis atau Polifarmasi Jumlah obat yang

diresepkan lebih dari

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik yang beralamat di Jl. Bunga Lau No.17, Medan.

4.2. DESKRIPSI KARAKTERISTIK SAMPEL

Sampel pada penelitian ini merupakan data instalasi farmasi RS HAM yang meliputi resep dari pasien rawat jalan yang dilayani dari tanggal 1-31 Maret 2019 sebanyak 400 resep obat. Jenis data yang dikumpulkan meliputi nama obat, jenis/golongan obat dan poliklinik yang meresepkan obat tersebu, pengambilan sampel dilakukan dengan Research Randomizer. Kriteria inklusi dari penelitian ini adalah seluruh resep obat yang menggunakan terapi farmakologis pada pasien instalasi rawat jalan RSUP HAM , sementara kriteria eksklusi yang digunakan adalah resep obat yang tidak menggunakan terapi farmakologis.

4.3 ANALISIS UNIVARIAT

4.3.1 Distribusi Frekuensi Derajat Polifarmasi

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Derajat Polifarmasi

No Derajat Polifarmasi Frekuensi Persentase (%)

1 Non Polifarmasi ( N=1) 96 24.0

2 Polifarmasi Minor (1<N<5) 213 53.3

3 Polifarmasi Mayor(4<N<10) 76 19.0

4 Hiperpolifarmasi(N>9) 15 3.8

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat resep obat non-polifarmasi ditemukan sebanyak 96 (24%) resep obat, resep obat polifarmasi minor sebanyak 213 (53.3%) resep obat. Resep obat polifarmasi mayor sebanyak 76 (19%) resep obat.

Resep obat hiperpolifarmasi sebanyak 15 (3.8%) resep obat. Kecenderungan ini sesuai dengan penelitian serupa yang dilaksanakan pada tahun 2015 oleh Eva Dasopang dengan sampel polifarmasi minor mencakup 56.3% dari total sampel (Dasopang et al., 2015).

20

4.3.2 Distribusi Frekuensi Tingkat Interaksi Obat

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Tingkat Interaksi Obat

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat resep obat yang mengalami interaksi obat sebanyak 35.5% dari sampel yaitu 142 resep obat, dimana resep obat yang berinteraksi minor sebesar 4.3% dari sampel yaitu 17 resep obat. Resep obat yang berinteraksi moderate sebanyak 24.3% dari sampel yaitu 97 resep obat. Resep obat yang berinteraksi severe sebanyak 7% dari sampel yaitu 28 resep obat.

4.4 ANALISIS BIVARIAT

4.4.1 Distribusi Frekuensi Tingkat Keparahan Interaksi Obat dengan Derajat Polifarmasi

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Tingkat Keparahan Interaksi Obat Dengan Derajat Polifarmasi

Derajat Polifarmasi

Tingkat Interaksi

No Interaction Minor Moderate Severe

Non Polifarmasi 96 0 0 0

Polifarmasi Minor 143 10 52 8

Polifarmasi Mayor 16 6 40 14

Hiperpolifarmasi 3 1 5 6

Berdasarkan tabel di atas, dari 400 sampel resep obat, didapati 96 resep yang hanya meresepkan satu jenis obat sehingga tidak ada terjadi interaksi. Pada 213 sampel yang diresepkan polifarmasi minor, 143 resep tidak terjadi interaksi obat dengan obat, 10 resep terjadi interaksi obat dengan obat minor, 52 resep terjadi interaksi obat dengan obat moderate, dan 8 di antaranya terjadi interaksi obat severe. Polifarmasi mayor terjadi sebanyak 76 sampel. Ada 16 resep dimana tidak

Tingkat Interaksi Obat Frekuensi Persentase

No Interaction 258 64.5

Minor 17 4.3

Moderate 97 24.3

Severe 28 7.0

Total 400 100.0

21

terjadi interaksi obat dengan obat, 6 resep terjadi interaksi obat dengan obat minor, 40 resep terjadi interaksi obat dengan obat moderate, dan 14 resep terjadi interaksi obat dengan obat severe. Sedangkan pada sampel yang diresepkan hiperpolifarmasi yang berjumlah 15 resep, 3 diantaranya tidak mengalami interaksi obat dengan obat. Terdapat 1 resep obat hiperpolifarmasi yang terjadi interaksi obat dengan obat minor, 5 resep obat terjadi interaksi obat dengan obat moderate, dan 6 resep obat terjadi interaksi obat dengan obat severe.

4.4.2 Uji Korelasi Spearman Tingkat Keparahan Interaksi Obat dengan Derajat Polifarmasi

Tabel 4.4 Uji Korelasi Tingkat Keparahan Interaksi Obat dengan Derajat Polifarmasi

Spearman's rho Derajat_Polifarmasi

Tingkat Interaksi

Koefisien Korelasi (r) .569**

Signifikansi (p) .000

N 400

Grafik 4.1 Diagram Batang Derajat Polifarmasi dengan Tingkat Interaksi Obat

Berdasarkan tabel korelasi di atas, nilai p<0.001 yang berarti adanya hubungan yang signifikan antara derajat polifarmasi dengan tingkat keparahan interaksi obat. Nilai r=0.569 yang berarti adanya hubungan kuat antara tingkat interaksi obat dengan derajat polifarmasi. Berikut tabel analisis kejadian interaksi

22

4.4.3 Analisis Mekanisme Interaksi Obat

Tabel 4.5 Interaksi Obat dengan Obat Severe yang Terjadi (Drug Interaction Checker, Medscape)

Nifedipin + simvastatin

Nifedipin akan meningkatkan efek simvastatin dengan mempengaruhi metabolisme enzim CYP3A4 di hati atau usus. Hindari pemakaian atau pergunakan obat alternatif lainnya.

Diltiazem + amlodipine

Diltiazem akan meningkatkan efek atau khasiat amlodipine dengan mempengaruhi metabolisme enzim CYP3A4 di hati atau usus. Hindari pemakaian atau pergunakan obat alternatif lainnya.

Metilprednisolon + simvastatin

Metilprednisolon akan menurunkan efek atau khasiat simvastatin dengan mempengaruhi metabolisme enzim CYP3A4 di hati atau usus.

Hindari pemakaian atau pergunakan obat alternatif lainnya.

Amlodipine + simvastatin

Amlodipine meningkatkan kadar simvastatin yang berpotensi untuk meningkatnya resiko miopati/rhabdomiolisis. Batasi dosis penggunaan simvastatin tidak melebihi 20 mg/ hari ketika digunakan secara

bersamaan.

Rifampin + pyrazinamide

Peningkatan toksisitas kedua obat satu sama lain oleh sinergisme farmakodinamika. Penambahan hepatotokisitas obat. Hindari pemakaian atau pergunakan obat alternatif lainnya.

Nifedipin + amlodipin

Nifedipin meningkatkan kadar amlodipin dengan mempengaruhi metabolisme enzim CYP3A4 di hati atau usus. Hindari pemakaian atau pergunakan obat alternatif lainnya.

Diltiazem + atenolol

Peningkatan toksisitas kedua obat satu sama lain oleh mekanisme interaksi obat yang belum diketahui. Dapat meningkatkan resiko bradikardi. Hindari pemakaian atau pergunakan obat alternatif lainnya.

Aspirin + ramipril

Aspirin dan ramipril berinteraksi secara farmakodinamika antagonisme Penggunaan secara bersamaan dapat mengurangi fungsi ginjal yang signifikan. OAINS dapat mengurangi efek antihipertensif dari ACE inhibitors. Mekanisme dari interaksi ini terkait dengan kemampuan OAINS mengurangi sintesis prostaglandin vasodilatasi di ginjal. Hindari pemakaian atau pergunakan obat alternatif lainnya.

Karbamazepine + dexametason

Karbamazepin akan mengurangi kadar dexametason dengan

mempengaruhi metabolisme enzim CYP3A4 di hati atau usus. Hindari pemakaian atau pergunakan obat alternatif lainnya.

Karbamazepin + diazepam

Karbamazepin akan mengurangi efek/khasiat diazepam dengan mempengaruhi metabolisme enzim CYP3A4 di hati atau usus. Hindari pemakaian atau pergunakan obat alternatif lainnya.

Siklosporin + metilprednisolone

Siklosporin akan meningkatkan efek/khasiat metilprednisolon dengan mempengaruhi metabolisme enzim CYP3A4 di hati atau usus. Kejang-kejang dapat terjadi jika metilprednisolon diberikan dosis tinggi. . Hindari pemakaian atau pergunakan obat alternatif lainnya.

Siklosporin + leflunomide

Siklosporin dan leflunomide saling meningkatkan efek immunosupresif sehingga meningkatkan resiko infeksi. Hindari pemakaian atau

pergunakan obat alternatif lainnya..

Allopurinol + warfarin

Allopurinol akan meningkatkan efek/khasiat warfarin dengan

memperlambat metabolisme.obat. Hindari pemakaian atau pergunakan obat alternatif lainnya..

Imatinib + warfarin

Imatinib akan meningkatkan efek/khasiat warfarin dengan

mempengaruhi metabolisme enzim CYP3A4 di hati atau usus. Hindari pemakaian atau pergunakan obat alternatif lainnya.. Karena warfarin dimetabolisme oleh enzim CYP2C9 dan CYP3A4, pasien yang

mengkonsumsi imatinib yang membutuhkan anti koagulan seharusnya

23

Valsartan + captopril

Peningkatan toksisitas kedua obat satu sama lain dengan mekanisme farmakodinamika sinergisme. Hindari pemakaian atau pergunakan obat alternatif lainnya.. Blokade sistem renin angiotensin meningkatkan resiko hipotensi, hiperkalemia, dan gangguan fungsi ginjal.

Fenofibrate + atorvastatin

Peningkatan toksisitas kedua obat satu sama lain dengan mekanisme farmakodinamika sinergisme. Hindari pemakaian atau pergunakan obat. Fenofibrate dapat meningkatkan lagi resiko rhabdomiolisis ketika ditambahkan ke regimen statin optimal untuk menurunkan trigliserida dan meningkatkan

Fluoxetine + risperidone

Fluoxetine akan meningkatkan kadar/efek risperidone dengan mempengaruhi metabolisme hepatika CYP2D6. Hindari pemakaian atau pergunakan obat alternatif lainnya

Ciprofloxacin + warfarin

Ciprofloxacin akan meningkakan kadar/efek warfarin dengan mempengaruhi metabolisme hepatik CYP1A2. Hindari pemakaian atau pergunakan obat alternatif lainnya. Antibiotik jenis quinolone seperti ciprofloxacin dapat meningkatkan efek anti koagulan warfarin.

Perhatikan INR/prothrombin time dan tingkat toksisitas warfarin.

Diklofenak + ramipril

Diklofenak dan ramipril berinteraksi secara farmakodinamika antagonisme. Penggunaan secara bersamaan dapat mengurangi fungsi ginjal yang signifikan. OAINS dapat mengurangi efek antihipertensif dari ACE inhibitors. Mekanisme dari interaksi ini terkait dengan kemampuan OAINS mengurangi sintesis prostaglandin vasodilatasi di ginjal. Hindari pemakaian atau pergunakan obat alternatif lainnya.

Dari 15 pasien yang mengalami interaksi obat severe, ditemukan interaksi obat severe banyak pada nifedipin dan amlodipine sejumlah 6 resep obat. Interaksi obat antara nifedipin dan simvastatin ditemukan pada 4 resep obat. Pasangan interaksi obat severe berikut ini: rifampin dan pyrazinamide; cyclosporin dan metilprednisolon, ditemukan sebanyak 3 resep obat. Ditemukan 2 pasien diresepkan diltiazem dan amlodipine, dan sisanya ditemukan masing-masing satu di tiap interaksi obat severe.

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Mekanisme Interaksi Obat Mekanisme Interaksi Obat Frekuensi

Farmakodinamik 154

Farmakokinetik 89

Mekanisme yang tidak diketahui 24

Total 267

Dari total 267 kombinasi interaksi obat, 154 (57.68%) kombinasi interaksi obat merupakan interaksi obat farmakodinamik, 89 (33.3%) kombinasi interaksi obat merupakan interaksi obat farmakokinetik, dan 24 (15.58%) di antaranya interaksi obat belum diketahui.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah di lakukan maka di simpulkan sebagai berikut :

1. Dari 400 pasien rawat jalan di RSUP HAM periode 1-31 Maret 2019, sebanyak 96 (24%) pasien menerima resep obat non-polifarmasi, 304 (76%) pasien menerima resep obat polifarmasi.

2. Dari 400 pasien rawat jalan di RSUP HAM periode 1-31 Maret 2019, sebanyak 96 (24%) pasien menerima resep obat non-polifarmasi, 213 (53.3%) pasien menerima resep obat polifarmasi minor, 76 (19%) pasien

menerima resep obat.

3. Dari 400 pasien rawat jalan di RSUP HAM periode 1-31 Maret 2019, sebanyak 258 (64.5%) pasien menerima resep obat yang tidak berinteraksi, 17 (4.3%) pasien menerima resep obat yang berinteraksi minor, 97 (24.3%) pasien menerima resep obat yang berinteraksi moderate, 28 (7%) pasien menerima resep obat yang berinteraksi severe.

4. Dari total 267 kombinasi interaksi obat, 154 (57.68%) kombinasi interaksi obat merupakan interaksi obat farmakodinamik, 89 (33.3%) kombinasi interaksi obat merupakan interaksi obat farmakokinetik, dan 24 (15.58%) di antaranya mekanisme interaksi obat belum diketahui

5. Dari hasil uji Spearman Correlation, terdapat hubungan yang signifikan antara derajat polifarmasi dengan tingkat keparahan interaksi obat (p<0.001) dan memiliki korelasi yang kuat (r=0.569).

5.2 SARAN

Berdasarkan dari hasil penelitian menunjukkan semakin banyak jumlah obat yang diresepkan, semakin besar kemungkinan untuk obat-obatan tersebut untuk berinteraksi yang dapat merugikan atau mengakibatkan efek salah satu obat-obatan tersebut berkurang khasiatnya. Maka daripada itu, disarankan kepada dokter-dokter yang menulis resep untuk selalu memerhatikan kemungkinan interaksi obat dengan

DAFTAR PUSTAKA

Aslam, M., Chik, K. T., dan Adji Prayitno., 2003, Farmasi Klinik (Clinical Pharmacy) Menuju Pengobatan Rasional dan Penghargaan Pilihan Pasien, Elex Media Computindo, Jakarta. Anief M., 2007, Ilmu Meracik Obat, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta

Biernikiewicz, M., Taieb, V., & Toumi, M., 2019, Characteristics of doctor-shoppers:a systematic literature review.

Journal of market access & health policy, 7(1), 1595953.

https://doi.org/10.1080/20016689.2019.1595953

Bushra, R., Aslam, N., Khan, A. Y., 2011, Food-Drug Interactions, Oman Medical Journey, Vol.26(2), no.1, p1

Chen, X. W., Serag, E. S., Sneed, K. B., Liang, J., Chew, H., Pan, S. Y., & Zhou, S. F., 2011, Clinical herbal interactions with conventional drugs: from molecules to maladies. Current medicinal chemistry, 18(31), 4836–4850.

https://doi.org/10.2174/092986711797535317

Cojocaru, L., Rusali, A. C., 2013, The Role of Simvastatin in the Therapeutic Approach of Rheumatoid Arthritis, National Center for Biotechnology Information, United States National Institute of Health, no.3, p2.

Dasopang, E .S ., Harahap,U ., Lindarto, D., 2015, Polifarmasi dan Interaksi Obat Pasien Usia Lanjut Rawat Jalan dengan Penyakit Metabolik, Jurnal Farmasi Klinik Indonesia, vol. 4, no. 4, p.236.

Dookeeram, D., Bidaisee, S., Paul, J. F., Nunes, P., Robertson, P., Maharaj, V. R.,

& Sammy, I., 2017, Polypharmacy and potential drug-drug interactions in emergency department patients in the Caribbean, International Journal of Clinical Pharmacy, Vol.39, No.5, pg 1119–1127.

Feinstein, J., Dai, D., Zhong, W., Freedman, J., & Feudtner, C. (2015). Potential drug-drug interactions in infant, child, and adolescent patients in children's hospitals. Pediatrics, 135(1), e99–e108. https://doi.org/10.1542/peds.2014-2015

Garcia, E., Santos, C., 2019, Monoamine Oxidase Inhibitor Toxicity, StatPearls Treasure Island StatPearls Publishing; 2020

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459386/

26

Gunawan, S. G., Setiabudy, R., Nafrialdi, Elysabeth, 2012, Farmakologi dan Terapi, Edisi 5 (Cetak Ulang dengan Tambahan), Departemen Farmakologi dan Terapeutik, Fakultas Kedokteran – Universitas Indonesia, Jakarta, pp. 8-12.

Hendera, H., & Rahayu, S., 2019, Analisis risiko interaksi obat terhadap resep pasien klinik anak di rumah sakit di Banjarmasin. JCPS (Journal of Current Pharmaceutical Sciences), 2(2), 148-153.

Horn, J, R., Hansten, P. D., 2015, Drug-Disease Interactions, PharmacyTimes Magazine, p2.

Hussar, D. A., 2007, Drug Interaction : Factor affecting response.

www.merck.com/mmke/see.02/ch.013/ch.013c.html Jennifer Le, 2019, Drug Absorption, MSD Manuals

https://www.msdmanuals.com/professional/clinical-pharmacology /pharmacokinetics/drug-absorption

Katzung, B. G., Masters, S, B., Trevor, A. J, 2012, Farmakologi Dasar dan Klinik, Edisi 12, No. 64, pp.1125-1131.

Lilia Lilia, I. H., & Supadmi, W., 2020, Faktor Risiko Gagal Ginjal Kronik Pada Unit Hemodialisis Rumah Sakit Swasta di Yogyakarta. Majalah Farmasetika., 4.

Maher, R. L., Hanlon, J., & Hajjar, E. R., 2014, Clinical consequences of polypharmacy in elderly, Expert Opinion on Drug Safety Vol.13, No.1, pp57–

65.

Maindoka, F.S., 2017, Kajian Interaksi Obat Pada Pasien Geriatri Rawat Inap Di Rsup Prof. Dr. R. D. Kandou Manado.

Masnoon, N., Shakib, S., Kalisch-Ellett, L., & Caughey, G. E., 2017, What is polypharmacy? A systematic review of definitions. BMC geriatrics Vol.17, No.1, hal.230.

Medscape Drug Interaction Checker, Medscape Drug Reference .medscape.com/drug-interactionchecker

Merle, L., Laroche, M. L., Dantoine, T., & Charmes, J. P., 2005, Predicting and preventing adverse drug reactions in the very old. Drugs & aging, 22(5), 375–

392. https://doi.org/10.2165/00002512-200522050-00003

27

Mikomangwa, W., Malifa, J. E., Miyuka, H., Mutagonda, R., Kilonzi, M., Kibanga, W., Marealle, A. I., Bwire, G. M., 2020, Potential drug-drug interactions among patients with chronic kidney disease admitted at National Hospital: a retrospective study in Tanzania

Listyanti, E., Hati, A. K., & Sunnah, I., 2019, Analisis Hubungan Polifarmasi Dan Interaksi Obat Pada Pasien Rawat Jalan Yang Mendapat Obat Hipertensi Di Rsp. Dr. Ario Wirawan Periode Januari-Maret 2019. Indonesian Journal of Pharmacy and Natural Product, 2(2).

Łukasik-Głebocka, M., & Klimaszyk, D., 2002, Zespół paracetamolowo--alkoholowy: opis przypadku [Alcohol-paracetamol syndrome: a case report]. Przeglad lekarski, 59(4-5), 381–383.

Pasangka, I. T., Tjitrosantoso, H., Lolo, W. A., 2017, Identifikasi Potensi Interaksi Obat pada Pasien Gagal Ginjal Rawat Inap di Rsup Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Pharmacon Jurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT, Vol. 6, No.4

Pusat Informasi Obat Nasional, Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) http://pionas.pom.go.id/ioni

Pranandari, R., Supadmi, W., 2011, Faktor Risiko Gagal Ginjal Kronik pada Unit Hemodialisis RSUD Wates Kulon Progo. Majalah Farmasetika, Vol. 11, No.2

Rahman, M. A., 2013, Opioid related disorders, OPJAS.

Roberts, A. G., & Gibbs, M. E., 2018, Mechanisms and the clinical relevance of complex drug-drug interactions. Clinical pharmacology : advances and applications, 10, 123–134. https://doi.org/10.2147/CPAA.S146115

Rivandi, J., & Yonata, A., 2015, Hubungan diabetes melitus dengan kejadian gagal ginjal kronik. Jurnal Majority, 4(9), 27-34.

Sari,A., Wahyono, D. , Raharjo,B., 2012 , Identifikasi Potensi Interaksi Obat Pada Pasien Rawat Inap Penyakit Dalam Di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto Metode Observasional Retrospektif Periode November 2009 - Januari 2010 , Jurnal Ilmiah Kefarmasian, vol. 2, no.2, p. 196-197.

Setiabudy, Rianto & Sulaiman, Ali & Santosa, Frans & Sundoro, Julitasari &

Harinda, Fadlika, 2020, Tinjauan Etika terhadap Praktik Polifarmasi dalam Layanan Kedokteran. Jurnal Etika Kedokteran Indonesia. 4. 33.

10.26880/jeki.v4i1.44.

28

Uetrecht, J., & Naisbitt, D. J., 2013, Idiosyncratic adverse drug reactions: current concepts. Pharmacological reviews, vol.6, no.2, pages 779–808.

https://doi.org/10.1124/pr.113.007450

Zuidlaren, 2006, PCNE Classification, vol. 5, no.1, p.2.

29

Lampiran 1. Daftar Riwayat Hidup

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Michael Daniel

NIM : 170100167

Tempat / Tanggal Lahir : Medan / 14 September 1999

Agama : Kristen

Nama Ayah : Ir. Baharuddin Kamil Nama Ibu : Ir. Erawati Haslim Alamat : Jl. Asia No. 172F

Email : michael4482@gmail.com

Riwayat Pendidikan : 1. SD W.R. Supratman 1 Medan 2. SMP Sutomo 1 Medan

3. SMA Sutomo 1 Medan

4. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (2017-sekarang)

Riwayat Pelatihan : 1. Peserta PKKMB FK USU 2017

2. Peserta MMB (Manajemen Mahasiswa Baru) FK USU 2017

Riwayat Kepanitiaan : 1. Panitia International Stem Cell and Oncology Conference 2017.

2. Panitia Bakti Sosial KMK FK USU 2018.

3. Panitia PORSENI FK USU 2018 4. Panitia PORSENI FK USU 2019

30

Lampiran 2. Lembar Penjelasan Penelitian

LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN

Dengan hormat,

Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Michael Daniel

NIM : 170100167

Adalah mahasiswa program S1 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang mengadakan penelitian dengan judul “ANALISIS INTERAKSI OBAT PERESEPAN POLIFARMASI PADA PASIEN INSTALASI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK 2019”. Saya sangat mengharapkan partisipasi Anda dalam penelitian ini untuk diperiksa oleh dosen pembimbing dan mengisi pernyataan/pertanyaan yang telah disediakan.

Saya menjamin kerahasiaan dan segala bentuk informasi yang diberikan dan saya bersedia memberikan penjelasan kepada anda jika ada yang ingin ditanyakan.

Apabila anda bersedia, mohon menandatangani lembar penjelasan persetujuan penelitian,

Demikian penyampaian dari saya, atas segala perhatian dan kerjasama Anda, saya ucapkan terima kasih.

Medan, 23 Juni 2020

170100167 Peneliti,

Michael Daniel

31

Lampiran 3

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS KEDOKTERAN

Jalan dr. T. Mansur No. 5 Kampus USU Medan 20155

Telp. (061) 8211045, 8210555 Fax. (061) 8216264, e-mail: dean.med@usu.ac.id

Nomor : 255/UN5.2.1.1/SPB/2020 Medan, 11 Nopember 2020 Lamp. :

Hal : Ethical Clearence Kepada Yth :

Ketua Komite Etik Kedokteran Fakultas

Kedokteran USU di Tempat Dengan hormat,

Bersama ini kami sampaikan bahwa mahasiswa Fakultas Kedokteran USU

Angkatan Tahun 2017 yang telah mengikuti Ujian Seminar Proposal di bawah ini:

Nama : Michael Daniel

NIM : 170100167

Judul : ANALISIS INTERAKSI OBAT PERESEPAN POLIFARMASI PADA PASIEN INSTALASI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK 2019

Dosen Pembimbing : Dr. rer. medic., dr. M. Ichwan, M. Sc

Dengan ini memohon Ethical Clearence untuk usulan proposal tersebut di atas.

Demikianlah surat ini kami sampaikan, atas kerjasama yang baik diucapkan terima kasih.

Ketua,

dr. Dewi Masyithah Darlan, DAP&E, MPH, SpParK NIP. 19740730 200112 2 003

32

Lampiran 4.

ETHICAL CLEARANCE

33

Lampiran 5. Pengolahan Data SPSS

Derajat_Polifarmasi

34

Correlations

Derajat_Polif armasi

Tingkat_Inte raksi Spearman's

rho

Derajat_Polifar masi

Correlation Coefficient

1.000 .569**

Sig. (2-tailed) . .000

N 400 400

Tingkat_Interak si

Correlation Coefficient

.569** 1.000

Sig. (2-tailed) .000 .

N 400 400

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

35

Lampiran 6. Pengolahan Data SPSS

Dokumen terkait