BAB I : PENDAHULUAN
F. Kerangka Teori dan Konsepsi
2) Kerangka Konsepsi
Agar tidak terjadi kekeliruan dalam memahami istilah atau konsep yang digunakan maka dapat diberikan defenisi sebagai berikut :
a. Perusahaan Umum (Perum) adalah BUMN yang seluruh modalnya dimiliki negara dan tidak terbagi atas saham, yang bertujuan untuk kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan sekaligus mengejar keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan.51
b. Perum BULOG adalah Badan Usaha Milik Negara yang diberi tugas dan wewenang untuk menyelenggarakan usaha logistik pangan pokok dan usaha-usaha lain. Sifat usaha-usaha dari Perusaha-usahaan adalah menyediakan pelayanan bagi kemanfaatan umum dan sekaligus memupuk keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan Perusahaan. Maksud didirikannya Perusahaan adalah untuk menyelenggarakan usaha logistik pangan pokok yang bermutu dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak, dalam hal tertentu melaksanakan tugas-tugas tertentu yang diberikan Pemerintah dalam pengamanan harga pangan pokok, pengelolaan cadangan pangan Pemerintah dan distribusi pangan pokok kepada golongan masyarakat tertentu, khususnya pangan pokok beras dan pangan pokok lainnya yang ditetapkan oleh Pemerintah dalam rangka ketahanan pangan. Tujuan didirikannya Perusahaan adalah turut serta
51
membangun ekonomi nasional khususnya dalam rangka pelaksanaan program pembangunan nasional di bidang pangan.52
c. Public Service Obligation (PSO) adalah tugas Pelayanan Publik yang dilakukan oleh Perum BULOG untuk menyelenggarakan usaha logistik pangan pokok yang bermutu dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak.53 UU Nomor 19/2003 diperjelas dengan PP Nomor 45/2005 pasal 65. Di situ dinyatakan bahwa fungsi kemanfaatan umum salah satu penugasan yang diberikan pemerintah dalam rangka PSO adalah menyediakan barang dan jasa tertentu yang sangat dibutuhkan masyarakat luas. Untuk melayani kebutuhan masyarakat, Kementerian BUMN telah menetapkan 19 BUMN sebagai badan usaha yang membawa misi PSO. Meski disubsidi untuk menjaga kelanggengan usaha, BUMN PSO tetap wajib dikelola dengan baik berdasarkan prinsip korporasi atau bisnis yang sehat dan bertanggung jawab (GCG). Dengan demikian, penerapan profesionalisme, sistem reward and punishment seperti di perusahaan-perusahaan umumnya harus dijalankan. d. LPND (Lembaga Pemerintah Non Departemen) BULOG adalah badan
hukum BULOG selama lebih dari 30 tahun dalam melaksanakan penugasan dari pemerintah untuk menangani bahan pangan pokok khususnya beras dalam rangka memperkuat ketahanan pangan nasional. Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) BULOG yang untuk pertama kali didirikan berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 114/U/KEP/1967 sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 3 Tahun
52
Peraturan Pemerintah No. 7 tahun 2003 tentang Pendirian Perusahaan Umum BULOG.
53
2002 LPND BULOG dibubarkan, dengan ketentuan segala hak dan kewajiban, kekayaan serta pegawai LPND BULOG beralih kepada Perusahaan Umum (PERUM) yang bersangkutan.54
e. Pangan adalah bahan makanan pokok 95 persen penduduk Indonesia dan diidentikkan dengan beras merupakan komoditi yang paling dominan dan strategis pengaruhnya terhadap perekonomian nasional.55 Ketahanan Pangan juga diartikan sebagai kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari ketersediaan pangan yang cukup, baik jumlah, maupun mutunya, aman, merata, dan terjangkau. Ketahanan pangan merupakan hal yang penting dan strategis, karena berdasarkan pengalaman di banyak negara menunjukkan bahwa tidak ada satu negarapun yang dapat melaksanakan pembangunan secara mantap sebelum mampu mewujudkan ketahanan pangan terlebih dahulu. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan mengamanatkan bahwa pemerintah bersama masyarakat mewujudkan ketahanan pangan bagi seluruh rakyat Indonesia.56
f. Hak atas pangan adalah hak untuk memperoleh pangan sebagai salah satu hak asasi manusia, sesuai pasal 27 UUD 1945 maupun dalam Deklarasi Roma World Food Security and World Food Summit (1996)57. Hak atas pangan diatur dalam berbagai instrumen hukum internasional, seperti Deklarasi Universal mengenai Hak Asasi Manusia (DUHAM) 1948. Setiap orang memiliki hak untuk standar kehidupan yang dalam kesehatan dan
54
Ibid, Bab II Pasal 2 ayat (2)
55
Mohd. Hasan. “Pengantar Falsafah Sains” (PPS702) Program Pasca Sarjana / S3, (Bogor : Makalah Institut Pertanian 2007).
56
Pasal 45 ayat (2) dan Pasal 51, UU No. 7 tahun 1996 tentang Pangan
57
kesejahteraan diri sendiri dan keluarganya, seperti pangan, pakaian, perumahan, kesehatan serta pelayanan sosial yang diperlukan, dan hak untuk keamanan dalam saat menganggur, sakit, cacat, menjanda, usia tua, kekurangan lainnya dalam kehidupan dalam kondisi di luar kendalinya.58
g. Pelayanan Publik (Public Services) adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga Negara dan penduduk atas barang dan jasa, dan/atau pelayanan administrasi yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.59
h. CBP (Cadangan Beras Pemerintah) adalah sejumlah beras tertentu milik Pemerintah yang sumber dananya berasal dari APBN dan dikelola oleh BULOG yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap kebutuhan beras dan dalam rangka mengantisipasi masalah kekurangan pangan, gejolak harga, keadaan darurat akibat bencana dan kerawanan pangan serta memenuhi kesepakatan Cadangan Beras Darurat ASEAN.
i. Pengaturan adalah regulasi yang diartikan sebagai sumber hukum formil berupa peraturan perundang-undangan yang memiliki beberapa unsur, yaitu merupakan suatu keputusan yang tertulis, dibentuk oleh lembaga negara atau pejabat yang berwenang, dan mengikat umum dan digunakan sebagai acuan dalam melakukan kegiatan perusahaan. Ruang lingkup peraturan perundang-undangan telah ditentukan dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan. Dalam Pasal 7 Ayat (1)
58
Pasal 25 Deklarasi Universal mengenai Hak Asasi Manusia (DUHAM) 1948.
59
disebutkan mengenai jenis dan hierarki peraturan perundang-undangan, yaitu Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang; Peraturan Pemerintah; Peraturan Presiden; serta Peraturan Daerah.
j. HPP (Harga Pembelian gabah/eras oleh Pemerintah) adalah harga pembelian gabah/beras oleh Perum BULOG sesuai tingkatan kualitas di penggilingan atau di gudang BULOG tempat penyimpanan yang ditetapkan oleh pemerintah berdasarkan Inpres. Persoalan klasik pada komoditas beras berpangkal pada dua tujuan yang harus dicapai sekaligus tetapi terkadang cenderung bertolak belakang, yaitu mempertahankan harga yang layak di tingkat produsen namun pada saat yang sama juga tidak terlalu memberatkan konsumen. Persoalan bertambah pelik karena komoditas ini ditanam secara serentak pada musim tertentu, sehingga berlebihnya pasokan pada saat panen dan langkanya pasokan pada saat paceklik menjadi fenomena rutin setiap tahun. Sejak tahun 2002, setiap tahun pemerintah melakukan evaluasi dan penyesuaian terhadap HPP, sesuai dengan dinamika ekonomi nasional.60
k. Pengadaan Dalam Negeri (ADA DN) adalah pembelian gabah/beras yang dilakukan oleh Perum BULOG melalui saluran yang telah ditetapkan dengan harga sesuai ketetapan pemerintah dalam rangka penugasan kegiatan Pelayanan Publik (Public Service Obligation).61
60
Perum BULOG, “Pedoman Umum dan Standar Operasional Prosedur Pengadaan Gabah dan
Beras Dalam Negeri”. (Jakarta : Divisi Pengadaan Perum BULOG 2010) hal 2.
61
l. Operasi Stabilisasi Harga Beras (OSHB) adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan Perum BULOG dalam rangka melaksanakan penugasan pemerintah untuk menjaga stabilisasi harga beras di tingkat konsumen.62
m. GCG adalah suatu pola hubungan system dan proses yang digunakan oleh organ perusahaan guna memberikan nilai tambah kepada pemegang saham secara berkesinambungan dalam jangka panjang, dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder lainnya, berlandaskan peraturan perundangan dan norma yang berlaku.63