• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.3. Kerangka Konseptual dan Hipotesis

Berdasarkan telaah teori dan hasil penelitian terdahulu maka hubungan antara pengaruh rasio likuiditas, rasio leverage, rasio profitabilitas, rasio aktivitas, price earnings ratio, dan dividend yield terhadap return saham, maka dibangun model penelitian seperti terlihat pada Gambar 2.1. berikut ini:

Gambar 2.1. Kerangka Konseptual H7 H6 H5 H4 H3 Return Saham (Y) H1 H2 Ratio likuiditas (X1) Ratio leverage (X2) Ratio profitability (X3) Ratio aktivitas (X4)

Price earning ratio (X5)

2.3.2. Pengaruh Rasio likuiditas Terhadap Return Saham

Untuk mengukur likuiditas perusahaan dalam penelitian ini digunakan Current Ratio. Rasio ini bertujuan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban lancarnya dengan aset lancar yang dimilikinya. Suatu perusahaan mampu memenuhi segala kewajiban lancarnya, maka perusahaan tersebut dapat dikatakan likuid.

Current Ratio merupakan rasio yang bertujuan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Semakin tinggi current ratio suatu perusahaan berarti semakin kecil resiko kegagalan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Akibatnya resiko yang ditanggung perusahaan juga semakin kecil. Dengan semakin kecilnya resiko yang ditanggung perusahaan maka diharapkan akan meningkatkan minat para investor untuk menananamkan dananya dalam perusahaan tersebut, sehingga investor lebih menyukai current ratio yang tinggi dibandingkan current ratio yang rendah.

Berdasarkan uraian yang dijelaskan di atas, maka dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

H1 : Terdapat pengaruh ratio likuiditas terhadap return saham pada perusahaan LQ 45

2.3.3. Pengaruh Rasio Leverage Terhadap Return Saham

Salah satu rasio leverage yang digunakan dalam penelitian ini adalah debt to equity ratio (DER). Debt to equity ratio (DER) mencerminkan bagaiman kemampuan perusahaan dalam memnuhi seluruh

kewajiban perusahaan dengan mengaitkannya pada seluruh ekuitas pemiliknya. Semakin tinggi DER menunjukkan semakin besar total utang terhadap total ekuitas , hal ini menunjukkan semakin besar ketergantungan perusahaan terhadap pihak luar sehingga menurunkan minat investor untuk berinvestasi dalam perusahaan tersebut. Menurunnya minat investor akan berdampak pada penurunan harga saham perusahaan, sehingga return saham semakin menurun.

Berdasarkan uraian yang dijelaskan di atas, maka dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

H2 : Terdapat pengaruh rasio leverage terhadap return saham

pada perusahaan LQ 45

2.3.4. Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap Return Saham

Rasio profitabilitas digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Salah satu rasio profitabilitas adalah return on asset (ROA). Return on asset (ROA) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan atas keseluruhan dana yang ditanamkan dalam asset yang digunakan dalam operasional perusahaan untuk menghasilkan laba. Semakin tinggi ROA maka akan menunjukkan semakin efisien operasional dari suatu perusahaan semakin efisien operasional daru suatu perusahaan, begitupun sebaliknya. Rendahnya ROA dapat disebabkan oleh banyaknya aset perusahaan yang menganggur, persediaan yang terlalu banyak, aset tetap beroperasi di bawah normal dan lain-lain.

Berdasarkan uraian yang dijelaskan di atas, maka dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

H3 : Terdapat pengaruh rasio profitabilitas terhadap return

saham pada perusahaan LQ 45

2.3.5. Pengaruh Rasio Aktivitas Terhadap Return Saham

Rasio aktivitas menggambarkan hubungan antara tingkat operasi perusahaan (sales) dengan aset yag dibutuhkan untuk menunjang kegiatan operasi perusahaan tersebut. Rasio aktivitas juga dapat digunakan untuk memprediksi modal yang dibutuhkan perusahaan. Salah satu rasio aktivitas adalah total asset turnover (TATO). Total asset turnover digunakan untuk mengukur efektivitas penggunaan dana yang tertanam pada seluruh aset dalam menghasilkan penjualan. Apabila dalam menganalisis rasio ini selama beberapa periode menunjukan suatu trend yang cenderung meningkat, memberikan gambaran bahwa semakin efisiensi penggunaan aktiva sehingga hasil usaha akan meningkat.

Berdasarkan uraian yang dijelaskan di atas, maka dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

H4 : Terdapat pengaruh rasio aktivitas terhadap return saham pada perusahaan LQ 45

2.3.6. Pengaruh Price Earning Ratio Terhadap Return Saham

Price earning ratio merupakan suatu perbandingan antara harga pasar suatu saham (market price) dengan earning per share (EPS) dari

saham yang bersangkutan. Dengan meningkatnya PER berarti harga saham di pasar modal akan meningkat, sehingga return saham juga meningkat.

Semakin tinggi PER menunjukkan prospectus harga saham dinilai semakin tinggi oleh investor terhadap pendapatan per lembar sahamnya, sehingga PER yang semakin tinggi juga menunjukkan semakin mahal saham tersebut terhadap pendapatanya. Jika harga saham semakin tinggi maka selisih harga saham priode sekarang dengan periode sebelumnya semakin besar, sehingga capital gain juga semakin meningkat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi PER maka akan mengakibatkan return saham meningkat juga.

Beberapa peneliti terdahulu telah meneliti PER terhadap return saham seperti Malintan (2010) mengemukakan bahwa price earning ratio mempengaruhi return saham. Hal ini juga didukung oleh Raharjo (2004) yang menemukan bahwa PER berpengaruh terhadap return saham.

Berdasarkan uraian yang dijelaskan di atas, maka dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

H5 : Terdapat pengaruh price earning ratio terhadap return

saham pada perusahaan LQ 45

2.3.7. Pengaruh Dividend Yield Terhadap Return Saham

Menurut Hirt (2006) dalam Margaretha dan Damayanti (2008), dividend yield merupakan salah satu alat ukur yang dapat mempengaruhi return saham, yaitu dengan hasil presentase dari keuntungan per lembar saham dibagi dengan harga pasar per lembar saham yang di terima

perusahaan. Menurut Guler dan Yimaz (2008) dalam Margaretha dan Damayanti (2008), tingginya suatu dividend yield menunjukkan bahwa suatu pasar modal dalam keadaan undervalued, dimana jika suatu harga pasar saham lebih kecil dari nilainya, maka saham tersebut harus dibeli dan ditahan sementara dengan tujuan untuk memperoleh capital gain jika harga pasar saham tersebut kembali naik.

Beberapa peneliti menyimpulkan bahwa dividend yield juga dapat memperkirakan return saham dengan beberapa keberhasilan yang diharapkan, salah satunya mengenai pertumbuhan dividen. Dalam penelitian Margaretha dan Damayanti (2008) menunjukkan bahwa dividend yield berpengaruh signifikan terhadap return saham. Hal ini terjadi karena banyak perusahaan yang profitabilitasnya belum stabil yang dipengaruhi oleh keadaan ekonomi yang berflutuasi, sehingga hanya perusahaan besar saja yang dapat membagikan dividend yield tiap tahun kepada para pemegng saham. Jadi apabila perusahaan mendapatkan return yang tinggi maka jumlah dividen yang dibagikan kepada para investor juga semakin tinggi.

Berdasarkan uraian yang dijelaskan di atas, maka dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

H6 : Terdapat pengaruh dividendyield terhadap return saham

2.3.8. Pengaruh Rasio Likuiditas, Rasio Leverage, Rasio Profitabilitas, Rasio Aktivitas, Price Earning Ratio, dan

DividendYield Terhadap Return Saham

Menurut beberapa kesimpulan sementara yang telah disebutkan sebelumnya tentang hubungan pengaruh rasio likuiditas, rasio leverage, rasio profitabilitas, rasio aktivitas, price earning ratio, dan dividend yield terhadap return saham maka peneliti mengasumsi bahwa secara simultan rasio likuiditas, rasio leverage, rasio profitabilitas, rasio aktivitas, price earning ratio, dan dividend yield berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan LQ 45.

H7 : Terdapat pengaruh rasio leverage, rasio profitabilitas, rasio aktivitas, price earning ratio, dan dividend yield

Dokumen terkait